KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. yang mana
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah Biologi Laut dengan judul ‘Polymesoda
bengalensis’ dapat selesai dengan tepat waktu. Penulis juga ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Biologi Lau, Bapak Dr.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Biologi Laut
makalah ini diharapkan juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis maupun bagi rekan-rekan semua yang membaca makalah ini. tentang
kekurangan, baik dalam segi pemilihan kata maupun dari segi materi yang
dipaparkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
berikutmya.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi ekologis ekosistem mangrove antara lain: pelindung garis pantai dari abrasi,
mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan, dan tempat berpijah bagi biota
tangga, industri, dan penghasil bibit ikan, udang, kepiting, kerang, madu, dan telur
bertubuh lunak. Tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang. Meskipun ada
juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran
dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput panjangnnya hanya beberapa
milimeter dengan bentuk tubuh bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo
bersayap yang panjangnya lebih dari 18meter, seperti cumi-cumi raksasa. Mollusca
hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, ikan, udang, ataupun sisa-sisa
organisme. Habitatnya di air tawar, dilaut dan didarat. Beberapa juga ada yang
Selain berperan di dalam siklus rantai makanan, ada juga jenis moluska yang
berbagai jenis keong. Moluska memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup tinggi
sumber protein, bahan pakan ternak, bahan industri, dan perhiasan bahan pupuk
yang mahal, pemanfaatan kerang ini masih sebatas makanan tambahan (lauk)
bagi penduduk setempat dan pengambilannya langsung dari habitat serta belum
ada usaha budidaya. Sejalan dengan semakin banyaknya informasi dari nilai
gizi dan manfaat kerang ini terhadap manusia maka harga kerang semakin
lumpur.
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Laut, selain itu dengan ditulisnya makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan bagi penulis dan para pembaca mengenai kerang bakau (Polymesoda
bengalensis), baik dari segi morfologi dan anatomi tubuh, pemanfaatan, habitat
3
kerang bakau, dan hal lainnya yang berkaitan dengan kerang bakau (Polymesoda
bengalensis).
4
BAB II
METODE
menggunakan metode kepustakaan, dimana isi atau pembahasan dalam makalah ini
BAB III
ISI
3.1.1. Taksonomi
Kerang bakau adalah salah satu kelas dari fillum Mollusca yaitu Bivalvia.
sepanjang kawasan hutan bakau (Brandt, 1974 dalam Prima, dkk. 2013).
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Famili : Corbiculidae
Genus : Polymesode
3.1.2. Morfologi
cangkang yang tebal dan kuat, bewarna hijau kecoklatan atau hijau kehitaman,
tergantung umur. Ukuran kerang ini memiliki panjang 65-95 mm, tinggi 65-90 mm
dan tebal 40-55 mm. Kerang bakau (Polymesoda bengalensis) hidup dengan
6
Ciri-ciri Polymesoda bengalensis adalah cangkang besar, keras dan tebal serta
mempunyai umbo yang besar, berwarna kehijauan dan berubah menjadi kecoklatan
setelah dewasa. Pinggiran dorsal pada bagian depan umbo hampir tegak lurus,
bagian posterior membulat. Belahan cangkang memiliki tiga gigi cardinal, 1 pada
satu sisi dan 2 pada sisi lainnya. Bagian inferior cangkang berwarna putih, garis
palial lengkap tanpa sinus yang jelas. Siphon sangat pendek, memiliki kaki tebal
oksigen dan makanan bersama dengan air, sedangkan exhalant siphon berguna
untuk mengeluarkan sisa material. Bentuk dan ukuran siphon bervariasi sesuai
dengan tipe substrat hidupnya, makin dalam kerang membenamkan diri, makin
(Bivalvia), yaitu cangkang kiri dan cangkang kanan yang dihubungkan oleh
ligamentum. Ligamentum berada di bagian dorsal apeks dan dari ligamentum dapat
dibedakan bagian anterior dan posterior serta bagian kiri dan kanan cangkang
(McMahon, 1991).
yaitu otot adduktor anterior dan adduktor posterior yang menyatukan kedua
cangkang, otot retraktor anterior dan retraktor posterior membantu kerja kaki serta
otot protraktor berfungsi menjulurkan kaki. Kaki berbentuk seperti lidah yang
berada pada bagian ventral tubuh. Pada bagian posterior kaki terdapat kelenjar
7
berguna untuk melekatkan tubuh pada substrat secara permanen (Hanna, 1978).
Polymesoda bengalensis memiliki mantel yang terbagi atas dua lobus dan
berada pada kedua permukaan dalam cangkang. Mantel membentuk dua saluran
pendek disebut exhalant dan inhalant siphon. Inhalant siphon berfungsi sebagai
3.2. Anatomi
bawah ini :
membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor. Bagian dorsal tebal dan
untuk pelindung.
berbentuk prisma.
8
luar berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir, bernafas dengan
insang yang berlapis-lapis, jantung terdiri dari sepasang bilik dengan peredaran
darah terbuka. Sistem pencernaan dimulai dari mulut melalui sifon ventral,
kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat
di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sistem saraf terdiri dari
ganglion anterior (dekat lambung), ganglion pedal di kaki dan ganglion posterior di
perairan payau dalam kawasan pesisir (Dharma, 2005). Pourtier (1998) menyatakan
penyebaran kerang lokan mulai Vanuatu Utara sampai Selatan, Kepulauan Jepang.
Gimin et al, (2004) juga menambahkan penyebaran kerang ini sampai Costa Rica,
Kerang bakau umumnya terdapat pada zona infralitoral dan sicalitoral pada
daerah beriklim sedang dan daerah tropis. Distribusi pada sebagian besar bivalvia
dipengaruhi oleh fase kehidupannya. Pada saat terjadi pemijahan, ovarium dan
sperma dilepas ke air dan terjadi fertilisasi yang berkembang menjadi zigot.
menjadi larva veliger. Setelah menjadi masa larva yang berenang di kolom air, larva
9
ini tenggelam kedasar perairan menjadi bivalvia muda dan menetap sampai dewasa.
Pada waktu perairan surut, kerang kepah dapat dilihat membenamkan diri kedalam
makannya dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air. Selama air pasang, kerang
tersebut akan secara aktif menyaring makanan yang melayang dalam air,
membenamkan diri atau bersembunyi pada substrat. Kaki kerang berupa otot yang
pada substrat pasir atau lumpur dengan perantaraan struktur, seperti benang
(Romimohtarto, 2009).
Kalimantan, Sumatera dan Jawa. FAO (1998) menyatakan bahwa habitat kerang
bakau adalah dasar hutan mangrove yang berlumpur dan daerah estuarin. Kerang
ini mempunyai sifat infauna atau semi-infauna yang mendiami habitat berpasir dan
habitat, apabila dalam kondisi tidak tergenang air, kerang dapat mengambil oksigen
dari udara melalui tepi cangkang bagian belakang dan mengambil makanan dari
10
air tanah dengan cara menyerap air tersebut melewati bagian depan katup.
3.4. Reproduksi
Sistem reproduksi dari kerang ini bersifat diocius yang berarti setiap kelamin
memiliki gonad. Perkembangan gonad tergantung pada fase dari daur kelamin saat
itu. Kematangan kelamin tercapai hingga umur tiga tahun. Gonad jantan berwarna
susu sedangkan betina berwarna oranye. Proses pembuahan terjadi pada perairan
terbuka.
dibedakan secara jelas. Tetapi beberapa jenis ada yang hermaphrodit seperti
Crassostera sp. atau memiliki gonad yang berfungsi sebagai ovarium dan testis
pada saat yang bersamaan (Tridacna sp.). Pemijahan biasanya dilakukan secara
eksternal, dimana telur dan sperma dikeluarkan langsung ke dalam air. Telur yang
veliger yang bersifat planktonik dan beberapa minggu kemudian bentuknya sudah
3.5. Pemanfaatan
Dilihat dari segi ekonomi, kerang bakau memiliki potensi yang cukup besar
dalam pemasukan bagi masyarakat yang hidup disekitar daerah hutan bakau.
11
Kerang bakau memiliki kandungan vitamin dan gizi yang cukup, selain itu
cangkang dari kerang bakau ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat aksesoris
dan hal ini tentu saja dapat menjadi pemasukan bagi masyarakat apabila pandai dan
Selain itu, masyarakat di sekitar hutan bakau juga dapat membuat tambak
kerang bakau (Polymesoda bengalensis) yang mana hal ini juga dapat dijadikan
pemasukan utama bagi para petani tambak. Apabila tambak kerang bakau berjalan
dengan lancar maka kerang bakau juga dapat di jual ke berbagai negara dan ini bisa
BAB IV
PEMBAHASAN
telah menunjukkan bahwa pria yang makan kerang dan udang setidaknya 1 kali
jantung mendadak. Studi lain menunjukkan bahwa subyek yang makan 280 gram
kerang setiap hari selama tiga minggu telah menunjukkan penurunan kadar
trigliserida, atau lemak dalam darah yang bisa menyumbat pembuluh darah. Salah
satu alasannya adalah bahwa lobster, udang, dan moluska (tiram, kerang, dan remis)
Selain tingginya kadar vitamin yang dimiliki oleh kerang, daging kerang
pun sangat nikmat untuk disantap dan dijadikan sebagai bahan makanan. Hal ini
dapat dijadikan prospek pada bidang ekonomi, kerang juga dapat dijual bahkan
sampai di ekspor ke luar negara. Cangkang kerang pun juga bernilai dari segi
ekonomi, cangkang kerang dapat dibuat sebagai aksesoris dan dijual ke masyarakat
luas.
13
BAB V
5.1. Kesimpulan
bertubuh lunak. Tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang. Meskipun ada
juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Kerang
bakau (Polymesoda bengalensis) adalah salah satu kelas dari fillum Mollusca yaitu
Bivalvia. Kerang bakau hidup dengan membenamkan diri dalam substrat lumpur di
makanan dengan protein tinggi dan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat
banyak vitamin, selain itu cangkang kerang juga dapat diolah menjadi aksesoris dan
5.2. Saran
sekitar kawasan mangrove harus dijaga kelestariannya, jangan sampai rusak dan
merusak habitat kerang bakau yang mana hal ini dapat meningkatkan angka
rasa keinginan para pembaca untuk dapat melestarikan kerang bakau ini.
14
DAFTAR PUSTAKA