Anda di halaman 1dari 14

Makalah Absorbsi dan Koloid

Mata Kuliah Kimia Lingkungan

Dosen Pembimbing :

DR. Dra. Tjipto Rini, M.Kes

Disusun oleh :

Rio Rizky Pratama (P21345120055)

Novia Nurandini (P21345120043)

Salsa Nabila Putri (P21345120060)

Wajihan Safira (P21345120071)

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II

Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan

Tahun Ajaran 2020/2021

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang Absorbsi dan Koloid.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf. Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Sekian dan terima kasih.

Jakarta, 24 Oktober 2020

Penulis

2
Daftar Isi

Cover...............................................................................................................................1

Kata Pengantar................................................................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................4
1.4 Metode....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5

2.1 Pengetian Koloid............................................................................................5


2.2 Sifat dan Jenis Koloid....................................................................................5
2.3 Kegunaan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari...........................................8
2.4 Pengertian Absorbsi.......................................................................................9
2.5 Sifat dan Jenis Absorbsi.................................................................................9
2.6 Kegunaan Absorbsi dalam Kehidupan Sehari-hari........................................11

BAB III PENUTUP........................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koloid adalah salah satu jenis campuran homogen yang memiliki sifat-sifat
berbeda dengan larutan yang selama ini Anda ketahui. Perbedaan sifat ini disebabkan
oleh ukuran partikel zat terlarut yang lebih besar dibandingkan dengan larutan. Koloid
memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun yang
dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum,
sampai material bangunan. Absorbsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu
campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan pelarut cair
yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan
hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorbsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh
ikatan kimia (pada absorbsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan
kimia akan dilarutkan lebih dahuludan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan koloid?
2. Apa saja jenis dan sifat dari koloid?
3. Bagaimana kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apa yang dimaksud dengan absorbsi?
5. Apa saja jenis dan sifat dari absorbsi?
6. Bagaimana kegunaan absorbsi dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari koloid
2. Untuk mengetahui sifat dan jenis dari koloid
3. Untuk mengetahui kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk mengetahui pengertian dari absorbsi
5. Untuk mengetahui sifat dan jenis dari absorbsi
6. Untuk mengetahui kegunaan absorbsi dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Metode
Makalah ini disusun dari kumpulan materi yang terdapat dari internet dan
buku panduan, dengan mencari hal-hal yang berkaitan di rumusan masalah.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan
hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem
koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat,
berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan, larutan mempunyai
sifat yang relatif stabil.

2.2 Jenis dan Sifat Koloid

Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi


sebagai beriku :

Sifat-sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di


mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh : sinar matahari yang dihamburkan
partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga
pada sore hari; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.

5
2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara
terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat
pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah
jika didiamkan.

3. Adsorbsi Koloid

Adsorbsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat
adsorbsi digunakan dalam proses : pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air.
Contoh : koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare

4. Muatan Koloid dan Elektroforesis

Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Partikel
koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya.
Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan
ini di sebut adsorpsi. Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak
dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda,
maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai
di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal
(koagulasi). Contoh : cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan
listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.

5. Koagulasi Koloid

Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang


muatannya berlawanan. Contoh : kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas
sehingga air menjadi jernih.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi :

- Perubahan suhu.

- Pengadukan.

6
- Penambahan ion dengan muatan besar (contohnya tawas).

- Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

6. Koloid Pelindung

Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif


besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel
terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid
liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah
koloid liofil. Sol liofob/hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan
elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid
liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob :

a) Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang
cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji,
sabun, deterjen.

b) Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik
yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.

7. Dialisis

Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu
proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam
kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air
mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu
selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul
sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan
hanyut bersama air.

8. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk


selubung di sekeliling koloid. Contoh : agar-agar.

7
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan
koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.

2.3 Kegunaan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kenyataannya, banyak produk industri yang diperlukan dalam


kehidupan sekarang ini berupa koloid, baik sebagai bahan makanan, bahan bangunan,
maupun produk-produk lain. Salah satu ciri khas koloid, yaitu partikel padat dari
suatu zat dapat tersuspensi dalam zat lain, terutama dalam bentuk cairan. Hal ini
merupakan dasar dari berbagai hasil industri yang dibutuhkan manusia. Penggunaan
koloid juga dapat menghasilkan campuran hasil industri tanpa saling melarutkan
secara homogen. Di samping itu juga bersifat stabil, sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang relatif lama. Koloid yang dapat menstabilkan hasilindustri ini dinamakan
koloid pelindung. Misalnya, es krim yang ditambah gelatin. Adanya gelatin dalam es
krim menyebabkan es krim tidak dapat meleleh.

Jenis Industri Contoh Produk


Keju, mentega, susu, saus salad, jelly,
Industri makanan
agar-agar
Krim, pasta gigi, sabun, hair cream, skin
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
spray, body lotion.
Industri bangunan Cat, tinta
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan,
Industri farmasi
salep, krim

2.4 Pengertian Absorbsi


8
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari satuan campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Atau proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang
diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap. Misalnya peristiwa pelarutan (gas ke
dalam zat cair atau zat padat), difusi (zat cair ke dalam zat padat), warna yang diserap
oleh suatu benda (warna absorpsi), penyerapan sinar bias oleh suatu zat pada
peristiwa bias kembar (absorpsi selektif) dan penyerapan energy oleh electron di
dalam satuan atom (spectrum absorpsi). Sedangkan pengertian absorpsimetri adalah
metode analisis untuk menentukan komposisi suatu zat dengan mengukur cahaya
yang diserap bahan itu. Misalnya, dengan mengetahui frekuensi warna cahaya yang
diserap, dapat ditentukan jenis zat penyerap.

2.5 Jenis dan Sifat Koloid

A. Absorbsi Fisika

Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap
tidak disertai dengan reaksi kimia. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik,
difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Contoh absorbsi ini adalah
absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi
karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model mekanismenya,
yaitu :

1. Teori model film


2. Teori penetrasi
3. Teori permukaan yang diperbaharui.

B. Absorbsi Kimia

Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan


penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi kimia ini adalah
absorbsi dengan adanya larutan MEA, NaOH. K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari
absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk mengeluarkan
zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya. Keuntungan absorbsi kimia
adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa gas, sebagian dari perubahan ini

9
disebabkan makin besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga
berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.

Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorbsi
pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering
disebut juga sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben :

1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah

Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan
asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).

Sifat-sifat Absorben

 Absorben yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap komponen
yang hendak ditransfer (solute). Kelarutan yang tinggi dapat dicapai dengan
melibatkan reaksi kimia, namun jika digunakan reaksi kimia, reaksi tersebut harus
reversible pada suhu tinggi, sehingga solute dapat diambil lagi dari absorben.
 Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi hilangnya absorben
bersama gas.
 Absorben juga harus murah, karena hilangnya sejumlah absorben tidak
terhindarkan.
 Absorben harus bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.
 Memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi,
 Memiliki titik beku rendah
Faktor yang mempengaruhi pada proses terjadinya absorbsi

1) Laju alir air. Semakin besar, penyerapan semakin baik.

10
2) Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan
CO2 (misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
3) Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
4) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik
sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon
biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
5) Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.

2.6 Kegunaan Absorbsi dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Penyerap Racun dari Norit

Norit merupakan material yang susunannya berasal dari bahan karbon aktif.
Karbon aktif ini adalah material berpori yang memiliki kapasitas adsorbsi yang sangat
baik. Norit biasanya digunakan sebagai adsorben dan berfungsi sebagai penyerap
racun serta mampu mengadsorbsi racun, gas, bahkan zat-zat yang tidak lagi
dibutuhkan di dalam perut. Setelah proses adsorbsi selesai, maka hasilnya akan
dibuang.

2. Penjernih Air dari Tawas

Tawas adalah material alumunium sulfat yang memiliki kapasitas dalam


adsorpsi yang cukup tinggi. tawas umumnya digunakan sebagai penjernih air, karena
material ini dapat menyerap zat lain seperti warna, pengotor, dan pencemar yang
berada di dalam arti air.

3. Penghilang Logam Berat

Pencemaran menjadi hal serius yang harus ditanggulangi saat ini, biasanya air
limbah industri yang didalamnya terkandung logam berat mempunyai potensi bahaya
dalam merusak lingkungan. Untuk mengurangi dan menghilangkan kandungan ikatan
logam berat, digunakan material adsorben yang efektif sehingga tidak ada lagi
pencemaran pada lingkungan. Baik adsorpsi maupun absorpsi, keduanya memiliki
manfaat untuk menganggulangi pencemaran yang ada pada lingkungan. Jika adsorpsi
berperan dalam pencemaran air, salah satu contoh pemanfaatan dari proses absorbsi
adalah mengendalikan pencemaran udara.

11
4. Pengendalian Pencemaran Udara

Proses absorbsi digunakan pada pengendalian pencemaran udara. Prosesnya


melibatkan gas buangan yang terkontaminasi kontak dengan absorben (solven).
Dengan demikian satu atau lebih kandungan zat gas buangan akan dihilangkan,
dimodifikasi, atau diolah oleh absorban. Pada pengendalian pencemaran udara,
jumlah gas yang terlarut ke dalam solven akan bergantung pada karakteristik gas
buangan dan solven sendiri. peristiwa absorbsi berguna terutama untuk mengontrol
kadar gas sulfur, klorida, nitrogen, amoniak, dan beberapa hidrokarbon.

BAB III

PENUTUP
12
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami selaku penulis demi kesempurnaanya makalah ini.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat jelas ,
dimengerti, dan lugas.

Sekaian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami ucapakan sekain dan terima kasih.

Kesimpulan :

Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun
yang dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum,
sampai material bangunan. Penerapan system koloid ini menggunakan prinsip atau sifat-
sifat yang dimiliki oleh koloid itu sendiri, misalnya adsorbsi, koagulasi, elektroforesis, dll.
Di bidang industri, penerapan koloid contohnya mengurangi polusi asap pabrik
menggunakan alat Cottrel, penggumpalan lateks, dan penjernihan air. Di bidang pangan,
penerapan koloid contohnya pemutihan gula, agar-agar, pectin, gelatin, proses perebusan
telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, dan pengilang kotoran pada proses pembuatan
sirup. Di bidang kesehatan, penerapan koloid contohnya hemodialisis, penggumpalan
darah, penggunaan arang aktif, dan deodoran. Sedangkan contoh peristiwa aplikasi koloid
lainnya adalah pembentukan delta di muara sungai.

Adsorbsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu,
misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap
partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi Tarik-
menarik.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

13
http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid

http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm

http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7578/

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Citra060150/index.html

14

Anda mungkin juga menyukai