Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang Absorbsi dan Koloid.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf. Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Sekian dan terima kasih.
Penulis
2
Daftar Isi
Cover...............................................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan
hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem
koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat,
berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan, larutan mempunyai
sifat yang relatif stabil.
Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
5
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara
terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat
pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah
jika didiamkan.
3. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat
adsorbsi digunakan dalam proses : pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air.
Contoh : koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Partikel
koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya.
Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan
ini di sebut adsorpsi. Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak
dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda,
maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai
di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal
(koagulasi). Contoh : cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan
listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
5. Koagulasi Koloid
- Perubahan suhu.
- Pengadukan.
6
- Penambahan ion dengan muatan besar (contohnya tawas).
6. Koloid Pelindung
a) Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang
cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji,
sabun, deterjen.
b) Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik
yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
7. Dialisis
Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu
proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam
kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air
mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu
selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul
sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan
hanyut bersama air.
7
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan
koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
A. Absorbsi Fisika
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap
tidak disertai dengan reaksi kimia. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik,
difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Contoh absorbsi ini adalah
absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi
karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model mekanismenya,
yaitu :
B. Absorbsi Kimia
9
disebabkan makin besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga
berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorbsi
pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering
disebut juga sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan
asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
Sifat-sifat Absorben
Absorben yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap komponen
yang hendak ditransfer (solute). Kelarutan yang tinggi dapat dicapai dengan
melibatkan reaksi kimia, namun jika digunakan reaksi kimia, reaksi tersebut harus
reversible pada suhu tinggi, sehingga solute dapat diambil lagi dari absorben.
Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi hilangnya absorben
bersama gas.
Absorben juga harus murah, karena hilangnya sejumlah absorben tidak
terhindarkan.
Absorben harus bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.
Memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi,
Memiliki titik beku rendah
Faktor yang mempengaruhi pada proses terjadinya absorbsi
10
2) Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan
CO2 (misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
3) Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
4) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik
sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon
biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
5) Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.
Norit merupakan material yang susunannya berasal dari bahan karbon aktif.
Karbon aktif ini adalah material berpori yang memiliki kapasitas adsorbsi yang sangat
baik. Norit biasanya digunakan sebagai adsorben dan berfungsi sebagai penyerap
racun serta mampu mengadsorbsi racun, gas, bahkan zat-zat yang tidak lagi
dibutuhkan di dalam perut. Setelah proses adsorbsi selesai, maka hasilnya akan
dibuang.
Pencemaran menjadi hal serius yang harus ditanggulangi saat ini, biasanya air
limbah industri yang didalamnya terkandung logam berat mempunyai potensi bahaya
dalam merusak lingkungan. Untuk mengurangi dan menghilangkan kandungan ikatan
logam berat, digunakan material adsorben yang efektif sehingga tidak ada lagi
pencemaran pada lingkungan. Baik adsorpsi maupun absorpsi, keduanya memiliki
manfaat untuk menganggulangi pencemaran yang ada pada lingkungan. Jika adsorpsi
berperan dalam pencemaran air, salah satu contoh pemanfaatan dari proses absorbsi
adalah mengendalikan pencemaran udara.
11
4. Pengendalian Pencemaran Udara
BAB III
PENUTUP
12
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami selaku penulis demi kesempurnaanya makalah ini.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat jelas ,
dimengerti, dan lugas.
Sekaian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami ucapakan sekain dan terima kasih.
Kesimpulan :
Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun
yang dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum,
sampai material bangunan. Penerapan system koloid ini menggunakan prinsip atau sifat-
sifat yang dimiliki oleh koloid itu sendiri, misalnya adsorbsi, koagulasi, elektroforesis, dll.
Di bidang industri, penerapan koloid contohnya mengurangi polusi asap pabrik
menggunakan alat Cottrel, penggumpalan lateks, dan penjernihan air. Di bidang pangan,
penerapan koloid contohnya pemutihan gula, agar-agar, pectin, gelatin, proses perebusan
telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, dan pengilang kotoran pada proses pembuatan
sirup. Di bidang kesehatan, penerapan koloid contohnya hemodialisis, penggumpalan
darah, penggunaan arang aktif, dan deodoran. Sedangkan contoh peristiwa aplikasi koloid
lainnya adalah pembentukan delta di muara sungai.
Adsorbsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu,
misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap
partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi Tarik-
menarik.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
13
http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid
http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm
http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7578/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Citra060150/index.html
14