FAKTOR
PENENTU EFEK
TOKSIK
Nama Anggota Kelompok 8 :
1. Abidah Ardelia R. (P21345122001)
2. Adinda Ramadhanti (P21345122003)
3. Alya Pasisya (P21345122011)
4. Andini Zulfah S. (P21345122013)
5. Cakra Rahmatullah (P21345122025)
FAKTOR-FAKTOR
PENJAMU YANG
MEMPENGARUHI EFEK
TOKSIK PADA MANUSIA
Toksisitas adalah kemampuan suatu bahan kimia atau xenobiotik dalam menimbulkan kerusakan pada organisme
baik saat digunakan atau saat berada di lingkungan.
Faktor-faktor penjamu yang mempengaruhi efek toksisitas pada manusia terdiri dari :
a. Faktor Kimia
Faktor kimia merupakan interaksi bahan kimia didalam tubuh dan menimpulkan efek.
Efek yang terjadi dapat dibedakan dalam :
• Efek Aditif, yaitu efek yang saling memperkuat akibat kombinasi dari dua zat kimia atau lebih
• Efek Sinergi, yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari dua zat kimia jauh lebih besar dari jumlah masing-masing efek bahan kimia.
• Potensiasi, yaitu apabila suatu zat yang seharusnya tidak memiliki efek toksik akan tetapi apabila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka
akan mengakibatkan zat kimia lain tersebut menjadi lebih toksik
• Efek Antagonis, yaitu apabila dua zat kimia yang diberikan bersamaan, maka zat kimia yang satu akan melawan efek zat kimia yang lain.
b. Kondisi Pemejanan
Kondisi pemejaan dibagi menurut waktu menjadi 4, yaitu :
• Akut : pemaparan bahan kimia selama kurang dari 24 jam
Contohnya : kecelakaan kerja atau keracunan mendadak
• Sub akut : Pemaparan berulang terhadap suatu bahan kimia untuk jangka waktu 1 bulan atau kurang.
Contohnya : Proses kerja dengan bahan kimia kurang dari 1 bulan
• Subkronik : Pemaparan berulangterhadap suatu bahan kimia untuk jangka waktu 3 bulan.
Contohnya : proses kerja dengan bahan kimia selama 1 tahun/lebih
• Kronik : Pemaparan berulang terhadap bahan kimia untuk jangka waktu lebih dari 3 bulan.
Contohnya : bekerja untuk jangka waktu lama dengan bahan kimia
• Umur
Umur berpengaruh pada dosis obat, jika dosis yang diberikan pada pengguna tidak sesuai maka akan terjadi toksisitas.
Contohnya : tetrasiklin yang diberikan pada anak 1 taun dapat menyebabkan warna gigi menjadi cokelat.
• Kehamilan
Penggunaan zat pada kehamilan dimana terjadi perkembangan janin pada kandungan dapat mempengaruhi kondisi perkembangan organ yang
terbentuk.
• Status Gizi
Status gizi mempengaruhi aktifitas enzim metabolisme terutama apabila kekurangan protein dan vitamin. Ketidakcukupan sintesis protein
mengakibatkan hipoalbuminemie sehingga berkurangnya tempat pengikatan zat racun didalam darah dan perubahan distribusi racun di dalam tubuh
sehingga peningkatan ketoksikan suatu racun.
• Genetik
b. Keadaan Patologi
Keadaan patologi meliputi kondisi dan jenis penyakit menjadi faktor penting dalam menentukan keefektifan
metabolisme senyawa toksik. Berkaitan dengan berbagai ragam penyakit yang dapat mengurangi aliran darah ke tempat
metabolisme yang blangsung terhadap fungsi organ atau jaringan tempat metabolisme.
• Penyakit Ginjal : merupakan gudang penyimpanan racun yang sangat poten. Ginjal juga tempat terpenting bagi eliminasi,
berturut-turut sebagai tempat metabolisme dan ekskresi. Salah satu senyawa toksik yang menyebabkan penyakit ginjal adalah
Cadmium (cd). Cadmium (cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan, dan didapatkan pada industri pemurnian Zn,
Pestisida, dll.
• Penyakit Saluran Pencernaan : Sistem pencernaan yang tidak baik dapat menciptakan toksisitas dan menghambat kesehatan,
terutama estrogen.
Contohnya : Keracunan zat besi.
Keracunan zat besi sering terjadi pada anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun. Zat besi tersedia dalam bentuk ferrous sulfat,
ferrous fumarat, dan ferrous gulkanat, sebagai vitamin saat hail dan multivitamin. Tingkat keracunan zat besi tergantung dari
seberapa banyak zat besi yang masuk ke dalam tubuh.
• Penyakit Hati, keadaan berikut yang dapat menyebabkan gagal hati :
Nekrosis hati yang masif seperti yang terjadi karena terpajan obat-obat dan zat kimia hepatotoksik
Disfungsi hepatik tanpa nekrosis yang nyata dapat terjadi pada toksisitas tetrasiklin, atau pada disfungsi mitokondria yang
disebabkan oleh terapi HIV.
• Penyakit Kardiovaskuler, kardiovaskuler suatu sistem yang kompleks melibatkan beberapa organ utama yaitu jantung,
pembuluh darah, ginjal, maupun sistem saraf pusat dan otonom.