Di Susun Oleh :
TAUFIK HIDAYAT
(2022046)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas individu. Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mempengaruhi ketersediaan hayati, sehingga untuk mengatasi keterbatasan tersebut
dilakukan beberapa pendekatan untuk meningkatkan waktu tinggal dari penghantaran
obat pada bagian atas saluran pencernaan (Baru et al., 2012).
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah metabolisme ini adalah untuk:
1.3.1 Dapat mengetahui analisis senyawa obat
1.3.2 Dapat mengetahui perbedaan senyawa organik dengan anorganik
1.3.3 Dapat mengetahui sifat-sifat analisis obat
1.3.4 Dapat mengetahui langkah-langkah dalam melakukn identifikasi obat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Manfaat
Analisis senyawa obat dapat diidentifikasi sebagai penerapan metode-metode
dan prosedur-prosedur kimia. Manfaat dari analisis kualitatif adalah untuk mengetahui
atau memastikan identitas suatu bahan obat dengan mengetahui unsur atau senyawa
dalam contoh tersebut. Dalam analisa kualitatif metode yang sering digunakan antara
lain; metode fisika, metode kimia dan metode fisika kimia.
Metode Fisika meliputi uji organoleptis/pemerian. Dalam cara ini, suatu zat dikenal
berdasarkan sifat-sifat fisiknya dengan panca indra. Pengamatan ini meliputi bentuk,
warna, rasa dan bau.
Selain itu dilakukan pula penetapan fisika. Perlu dilakukan penetapan fisika untuk
mengetahui kemurnian zat, seperti suhu lebur, suhu didih, kelarutan dan pH, bobot
jenis,index bias, rotasi jenis dan kekentalan (viskositas).
3
Analisis secara kualitatif secara kimia dapat dilakukan dengan melakukan reaksi
seperti golongan vitamin, anti histamin, antibiotik dll.
2.3 Identifikasi
A. Identifikasi Unsur/Elemen yang terdapat dalam sampel
Obat → senyawa organik,
→ biasanya memiliki unsur C, H, O, N, S, dan halogen
1. Uji positif untuk unsur karbon (C) :
a. Pada pemanasan/pengarangan → hitam
b. Dengan reaksi Panfield :
Sampel + Pb-kromat → timbul gas
Gas + air barit → keruh
4
Jika warna ungu jadi hilang → (+) ikatan rangkap
- Penambahan aqua bromat pada larutan zat dalam akuades (proses adisi)
Jika warna coklat menjadi hilang → (+) ikatan rangkap
2. Inti benzene
Sampel +HNO3 pekat berasap, dengan katalisator H2SO4 pekat, dipanaskan
hati-hati.
Sisa dilarutkan dalam alkohol + HCl dan butiran Zn dengan sedikit
pemanasan (direduksi)
Setelah dingin, + larutan NaNO2 1% + larutan -naftol 1% dalam amonia.
Jika terbentuk cincin warna merah coklat pada perbatasan dua cairan → (+)
inti benzene
5
2) Dengan reaksi esterifikasi
Sampel + asam (salisilat atau asetat) + H2SO4, dipanaskan, ditambah
akuades → berbau khas
Reaksi :
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa sekunder yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-
beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya
menghasilkan senyawa senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan
mungkin satu jenis senyawa senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada
satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi
hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu.
2. Manfaat metabolisme sekunder adalah sebagian besar tanaman penghasil senyawa
metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri
dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya.
3. Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan
hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat). Contohnya
monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin
benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya). Contohnya asam
fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan glukosinolat.
3.2 Saran
7
Saran dari saya jika ingin melakukan penelitian terhadap senyawa metabolit sekunder
perlu di ingat bahwa tidak semua hewan maupun tumbuhan memiliki senyawa yang
sama bahkan ada yang hanya punya satu senyawa dalam satu spesies.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Didit dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I,
Jakarta: Penebar Swadaya.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi keenam, 71-72
Penerbit ITB, Bandung
Sudjadi, 2010, Kimia Farmasi Analisis, 91, 122, Pustaka Pelajar, Yogyakarta