PERCOBAAN 4
EMULSI
DisusunOleh :
Kelompok 5/B
I. Teori Dasar
1.1. Pengertian Emulsi
Emulsi (Emulsion) adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersi dan
medium pendispersinya berupa cairan yang tidak dapat bercampur. Misalnya
benzena dalam air, minyak dalam air, dan air susu. Mengingat kedua fase tidak
dapat bercampur, keduanya akan segera memisah. Untuk menjaga agar emulsi
tersebut mantap atau stabil, perlu ditambahkan zat ketiga yang disebut
emulgator atau zat pengemulsi (Emulsifying Agent). (Sumardjo, 547).
1.2. Tujuan Pemakaian Emulsi
Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan
merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa
bercampur.
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau per oral. Umumnya tipe
emulsi tipe O/W
2. Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O,
tergantung pada banyak faktor, misalnya sifat atau efek terapi yang
dikehendaki. (Syamsuni, 2007)
1.3. Tipe – tipe Emulsi
Tipe-tipe emulsi menurut Gennaro (1969: 298), yaitu:
1. M/A (minyak/air) Suatu emulsi dimana minyak terdispersi sebagai
tetesan-tetesan dalam fase air dan diistilahkan emulsi minyak
dalam air.
2. A/M (air/minyak) Jika air adalah fase terdispersi dan minyak
adalah medium pendispersi, maka emulsi disebut emulsi air dalam
minyak.
Emulsi Ganda Dikembangkan berdasarkan pencegahan pelepasan bahan
aktif. Dalam tipe emulsi ini dihadirkan 3 fase yang disebut bentuk emulsi
A/M/A atau M/A/M atau disebut “emulsi dalam emulsi”.Emulsi mana yang
terjadi, tergantung dari emulgatornya. Jika emulgator larut dalam air, maka
terbentuk emulsi O/W. Jika emulgator larut dalam minyak maka terbentuk
emulsi W/O.
Sedangkan tipe-tipe emulsi menurut Lachman (1994: 1030) adalah Jika
tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinyu, maka
emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase kontinyu,
emulsi merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati bahwa emulsi
M/A kadang-kadang berubah menjadi emulsi A/M atau sebaliknya (inversi).
Dua tipe emulsi tambahan yang digolongkan sebagai emulsi ganda, tampaknya
diterima oleh para ahli kimia. Secara keseluruhan memungkinkan untuk
membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak dalam air dalam minyak
(M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A).
1.4. Emulgator
Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) di
sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase
terpisah (Anief.. 2010).
Syarat emulgator adalah molekul-molekulnya mempunyai afinitas
terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya afinitasnya harus parsial
atau tidak sama terhadap kedua cairan tersebut. Salah satu ujung emulgator
larut dalam cairan yang satu, sedangkan ujung yang lain hanya membentuk
lapisan tipis (selapis molekul) di sekeliling atau diatas permukaan cairan yang
lain (Sumardjo. 2009). Beberapa zat pengemulsi yang sering digunakan adalah
gelatin, gom akasia, tragakan, sabun, senyawa ammonium kwartener, senyawa
kolesterol, surfaktan, atau emulgator lain yang cocok. Untuk mempertinggi
kestabilan dapat ditambahkan zat pengental, misalnya tragakan, tilosa, natrium
karboksimetilselulosa (Depkes RI.)
1.5. Cara Membedakan Tipe Emulsi
1.5.1. Dengan Pengenceran Fase
5.1 Perhitungan
11,8022
= 11,7032
= 1,0084 g/mL
BJ2
𝑊3−𝑊1
= 𝑊2−𝑊1
25,1272−14,4660
= 26,1692−14,4660
10,6612
= 11,7032
= 0,9109 g/mL
BJ3
𝑊3−𝑊1
= 𝑊2−𝑊1
26,2790−14,4660
= 26,1692−14,4660
11,813
= 11,7032
= 1,0093 g/Ml
Parrafin cair digunakan sebagai zat aktif pada sediaan emulsi. Karena
parrafin adalah suatu zat aktif yang praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol, maka dari itu paraffin cair dibuat menjadi sediaan emulsi. Setil alkohol
digunakan pula sebagai emulgator serta pengembang dan peningkat viskositas,
sehingga emulsinya stabil tidak terpisah. Menurut Raymond et al (2009), setil
alkohol paling baik digunakan dalam rentang 2% - 5%, jika penambahan
terlalu tinggi maka konsistensi emulsi semakin tinggi sehingga semakin sulit
untuk di tuangkan. Untuk menstabilkan emulsi, digunakan eksipien suatu
emulgator yaitu emulgator golongan surfaktan berupa tween 80 dan span 80,
yang dimana berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan. Untuk
menutupi penampilan emulsi, maka digunakan pewarna merah makanan
secukupnya. Dikarenakan formula ini memiliki rasa yang pahit, maka
digunakan essence strawberry untuk menutupi rasa pahit dari emulsi dengan
emulgator twen 80 dan span 80 ini sehingga membuat sediaan lebih mudah
diterima oleh pasien terutama anak-anak.
X. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan secara organoleptis formula yang
menggunakan emulgator alam waranya lebih keruh dibandingkan
dengan formula yang menggunakan emulgator sintesis yang memiliki
warna putih susu.
2. Berdasarkan hasil evaluasi tipe emulsi uji kertas saring dan uji
pengenceran tipe sediaan emulsi yang dilakukan termasuk tipe minyak
dalam air.
3. Berdasarkan hasil evaluasi volume sedimentasi formula 2 merupakan
tipe emulsi yang baik karena memenuhi standar literatur tipe emulsi
pada umumnya.
4. Berdasarkan pH hasil pengukuran formula 2 memiliki pH yang paling
besar yaitu 6,383.
5. Berdasarkan pengukuran bobot jenis formulai 2 memiliki nilai bobot
jenis yang paling besar yaitu 1,0094.
DAFTAR PUSTAKA