Disusun Oleh:
Nama: Novi Nilamsari
Nim: P00341022049
Salam Sejahtera untuk kita semua, puji Syukur kami panjatkan kehadiran tuhan
yang maha esa karena berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Mata kuliah Kimia Amami yang berjudul “Mata kuliah Kimia Amami”
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... ......
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................
1.3 Rumusan Masalah......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kimia Amami................................................................
2.2 Materi Komponen Air Dalam Bahan Pangan..............................
2.3 Materi Analisa Kadar Abu................................................. .........
2.4 Materi Karbohidrat Dalam Bahan Pangan..................................
2.5 Materi Analisis Protein................................................................
2.6 Materi Alisis Lemak......................................................... ...........
2.7 Materi Emulsi...............................................................................
2.8 Materi Vitami dan Mineral...........................................................
Kimia Anorganik atau biasa dikenal dengan kimia amami adalah salah
satu cabang utama ilmu kimia yang fokus pada studi unsur-unsur dan senyawa-
senyawa non-organik. Mata kuliah ini memiliki peran yang krusial dalam
pendidikan ilmu kimia, karena membekali mahasiswa dengan pemahaman yang
mendalam tentang sifat dan reaktivitas unsur-unsur serta senyawa-senyawa
anorganik. Tanpa pemahaman yang baik tentang kimia anorganik, mahasiswa
akan kesulitan memahami dasar-dasar kimia dan menerapkan pengetahuan
kimia dalam berbagai bidang.
Kimia anorganik memiliki relevansi yang kuat dalam kehidupan sehari-
hari dan berbagai aspek industri. Pemahaman tentang sifat-sifat unsur-unsur dan
senyawa anorganik sangat penting dalam berbagai aplikasi, termasuk
pengembangan material, industri kimia, produksi energi, dan pengolahan
limbah. Mata kuliah ini memberikan dasar yang diperlukan untuk mengatasi
masalah nyata dalam berbagai sektor.
Kimia anorganik juga berperan penting dalam pengembangan material
dan teknologi. Studi ini melibatkan pemahaman tentang sifat-sifat material,
termasuk logam, keramik, dan katalis. Ini memungkinkan pengembangan
material yang lebih kuat, lebih tahan lama, dan lebih efisien, serta perancangan
reaksi kimia yang berperan dalam berbagai proses teknologi.
Kimia Anorganik bukan hanya berdiri sendiri, tetapi juga terkait erat
dengan mata kuliah kimia lainnya seperti kimia organik, kimia fisik, dan kimia
analitik. Mata kuliah ini membantu mahasiswa memahami bagaimana berbagai
cabang ilmu kimia saling terkait dan saling memengaruhi, menciptakan
landasan yang kuat untuk penelitian dan pengembangan ilmiah.
Kimia anorganik juga menghadapi berbagai tantangan dan isu terkini,
termasuk pengembangan material berkelanjutan, pemahaman efek lingkungan
dari senyawa anorganik, dan pengembangan teknologi yang lebih ramah
lingkungan. Penelitian dan pemahaman yang lebih dalam dalam mata kuliah ini
dapat membantu mengatasi isu-isu ini.
Dengan :
W1 = berat sampel (gr)
V1 = volume pereaksi Karl Fischer untuk titrasi sampel (ml)
V2 = volume pereaksi untuk titrasi blanko (ml)
F = faktor standarisasi pereaksi
0,4 = ekivalen air pereaksi
d. Metode Fisis
Untuk menentukan rumus kadar air dengan menggunakan
metode ini adalah muatan ion dibagi dengan jarak antara dua ion.
2.3 Analisa kadar abu
Abu adalah residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi
komponen organik bahan pangan.kadar abu dari bahan menunjukkan: Kadar
mineral, Kemurnian, Kebersihan suatu bahan yang dihasilkan
a. Metode langsung
• Pengabuan kering (suhu tinggi & O2)
• Pengabuan basah (oksidator kuat)
b. Metode tak langsung
• Konduktometri
• Pertukaran ion
2.3.8 Berbagai bahan kimia yang sering digunakan untuk pengabuan basah
• Asam sulfat
• Campuran asam sulfat dan potasium sulfat
• Campuran asam sulfat dan asam nitrat
• Campuran asam perkhlorat dan asam nitrat
• Pengabuan dengan bahan perkhlorat dan asam nitrat ini dapat
berlangsung sangat cepat yaitu dalam 10 menit sudah dapat
diselesaikan.
Lipid secara umum dibagi menjadi beberapa jenis yaitu asam lemak,
glycerides, lipid kompleks dan lipid nonglyceride
a. Asam lemak
Asam lemak/Fatty Acidmerupakan asam monokarboksilat dengan rantai
panjang. Rumus kimia asam lemak adalah : CH3(CH2)nCOOH /
CnH2n+1COOH. Asam lemak terbagi menjadi dua yaitu asam lemak
tidak jenuh dan asam lemak jenuh
• Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap, masing-
masing atom C asam lemak akan berikatan dengan atom H
• Asam lemak tak jenuh memiliki 1 atau lebih ikatan rangkap
b. Glyserida
Glyserida ini dibagi menjadi dua jenis yaitu glyserida netral dan
fosfo gliserida gliserida netral adalah senyawa estet antara senyawa asam
lemak dan gliserol. Gliserida netral berfungsi sebagai simpanan energi yang
berupa lemak atau minyak. Sedangkan Fosfogliserida adalah komponen
dasar membran sel dan membran organel sel, seperti membran plasma dan
membran inti sel. Mereka membentuk lapisan ganda lipid yang disebut
bilayer, dengan bagian hidrofobik di dalam dan bagian hidrofilik
menghadap ke lingkungan air. Ini menciptakan struktur membran yang
semi-permeabel, yang memungkinkan kontrol selektif atas aliran zat-zat ke
dan dari sel.
c. Complex Lipid
Lipid kompleks adalah jenis lipida yang mengandung komponen-
komponen lain selain asam lemak, seperti gugus fosfat, gugus gula, atau
protein. Lipid kompleks mencakup berbagai jenis senyawa, seperti
fosfolipida, glikolipida, dan lipoprotein. Mereka memiliki peran penting
dalam membran sel, transportasi lemak dalam darah, dan berbagai proses
biologis lainnya. Lipida kompleks membentuk struktur yang lebih
kompleks dan beragam dibandingkan dengan lipida sederhana,
memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada berbagai fungsi dalam
tubuh.
d. Lipid nongliserida
Lipid non-gliserida adalah jenis lipida yang tidak mengandung
gliserol sebagai komponen utama. Mereka termasuk dalam kelompok lipida
yang beragam dan mencakup senyawa-senyawa seperti sterol (contohnya
kolesterol), asam lemak bebas, fosfatidil inositol, dan banyak lainnya.
Lipida non-gliserida memiliki berbagai peran dalam tubuh, termasuk
sebagai komponen membran sel, penyimpanan energi, regulasi
metabolisme, serta sebagai molekul sinyal dalam sistem biologis. Karena
beragamnya jenis lipida non-gliserida, mereka dapat ditemukan dalam
berbagai fungsi biologis yang berbeda dalam tubuh.
2.6 Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat
cair. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air
atau emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan,
susu, dan lateks.
Jenis-jenis Emulsi
Menurut zat pendispersinya, emulsi terbagi menjadi dua yaitu emulsi padat
dan emulsi cair.
Emulsi yang zat terdispersi dan pendispersinya cairan adalah emulsi cair.
Sedangkan, emulsi yang zat terdispersinya cairan namun zat pendispersinya
padatan adalah emulsi padat. Dilansir dari Chemistry LibreTetxs, emulsi
bersifat tidak stabil, terbentuk secara spontan, sekali terbentuk, dan ukuran
tetesannya cukup besar untuk menghambarkan cahaya. Di mana seiring dengan
berjalannya waktu, ukuran tetesan dalam emulsi akan meningkat dan perlahan
tertarik oleh gaya gravitasi sehingga mengalami pemisahan fase. Artinya, zat
pendispersi dan zat terdispensi yang tercampur dalam emulsi
dapat mudah terpisah. Dilansir dari Lumen Learning, agar menjadi stabil
emulsi memerlukan agen pengemulsi. Sehingga, emulsi dapat tetap stabil tanpa
terpisah karena adanya gaya gravitasi. Contoh emulsi yang paling umum
adalah susu. Susu adalah tetesan lemak yang tersebar dalam larutan
karbohidrat berair. Contoh emulsi lainnya adalah:
Krim
Keju
Santan
Mentega
Mayones
Kuning telur
Saus salad
Pelembab.
Pengemulsi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722 /Menkes /Per /IX /1988
tentang bahan tambahan makanan,pengemulsi,pemantapan,dan pengental
adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau
memantapkan sistem yang terdiri dari dua fase cairan yang tidak saling
melarut,dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globula-globula di
dalam cairan lainnya.cairan yang terpecah menjadi globula-globula dinamakan
fase terdispersi,sedangkan cairan yang mengelilingi globula-globula
dinamakan fase kontinyu atau medium dispersi.
Istilah pengemulsi atau surfaktan dalam beberapa hal kurang tepat. Alasannya,
bahan ini dapat melakukan beberapa fungsi yang pada beberapa jenis produk
tidak berkaitan langsung dengan pembentukan emulsi sama sekali.
Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan,
memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air,
sehingga membentuk kekentalan tertentu. Pengentalan makanan lebih dikenal
dengan sebutan emulsifier. Pngentalan makanan juga termasuk salah satu dari
berbagai macam zat aditif. zat aditif adalah bahan yang ditambahkan atau
dicampurkan terhadap makanan untuk menciptakan citrarasa aatau mutu yang
lebih baik.
Pengenalan makanan juga merupakan bahan tambahan pangan yang aman
menurut SK Menkes no.722 /Menkes /Per /IX /88. Untuk proses pengentalan
bahan pangan cair dapat digunakan hidrokoloid, gumi dan bahan polimer
sintesis. Bahan pengental isi seperti karagenan, agar, pectin, gum arab, CMC.
Pemantap
Zat pemantap adalah salah satu jenis zat aditif yang ditambahkan segingga
mengikat ion logam sehingga memantapkan warna, aroma, dan serat makanan,
zat pemantap yang umumnya dibuat garam anatara lain seperti:
CaCI2
CaSO4
Ca-Sitrat
Ca-laktat
Ca-monofosfat
Sekuestran
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722 /Menkes /Per /IX /1988
Tentang bahan tambahan makanan: bahan tambahan pangan (BTP) sekuestran
adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada
dalam makanan.
Fungsi
Pengemulsi
Fungsi-fungsi pengemulsi pangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
utama yaitu:
Untuk mengurangi tegangang permukaan pada permukaan minyak dan air,
yang mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan ketimbangan fase
antara minyak, air dan pengemulsi pada permukaan yang memantapkan antara
emulsi.
Untuk sedikit mengubah sifat-sifat tekstur, awetan dan sifat-sifat reologi
produk pangan, dengan pembentukan senyawa kompleks dengan komponen-
komponen pati dan protein.
Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak
dengan mengendalikan keadaan polimorf lemak.
Selain itu pengemulsi juga berfungsi sebagai pencegah terpisahnya antara dua
cairan yang berbeda (seperti minyak dan air atau cuka dengan bumbu salada).
Bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan susu sebagai emulsifier
akan menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa yang lebih bagus dibandingkan
dengan bahan pangan yang sama yang tidak ditambahkan emulsifier susu.
Sistem kerja emulsifier berhubungan erat dengan tegangan permukaan antara
kedua fase (tegangan interfasial).
Pemantap
Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang
mengandung air dan minyak, misalnya saus selada, margarine, dan es cream.
Pengental
Pada proses pengolahan, pemanasan, atau pembekuan dapat melunakkan
sayuran sehingga menjadi lunak yang sebelumnya “tegar”. Hal ini karena
komponen penyusunan dinding sayuran tersebut yang disebutpektin.
Sekuestran
Bahan tambahan Sekuestran berfungsi untuk mencegah kerusakan penaganan
yang diakibatkan oleh kandungan logam yang dapat berasal dari dalam
maupun luar bahan pangan tersebut.
Macam-macam
Pengemulsi
Berikut ini adalah macam-macam emulsi yang umum digunakan dalam bahan
pangan:
Mono dan Diglycerides, dikenal juga dengan istilah discrete substance pertama
kali dibuat oleh Berthelot pada tahun 1853 mulai reaksi estrifikasi asam lemak
dan glycerol. Mono dan Diglycerides merupakan zat pengemulsi yang umum
digunakan. Komponen- komponen ini dapat diperoleh dengan memanaskan
triglyceride dan gylocerol dengan suatu katalis yang bersifat basa.
Stearoyl lactylates, merupakan hasil reaksi dari steric acid dan lactid acid,
selanjutnya diubah ke dalam bentuk garam kalsium dan sodium. Bahan
pengemulsi ini sering digunakan dalam produk-produk bakery.
Propylene Glycol Ester merupakan hasil reaksi dari propylene glycol dan
asam-asam lemak. Umumnya digunakan dalam pembuatan kue, roti dan
whipped topping.
Sorbitan Esters asam sorbitan yang terbentuk dari reaksi anatara sorbitan dan
asam lemak.
Polysorbates
Polyglycerol Ester, dibuat dari reaksi antara asam-aam lemak dan glycerol
yang sudah mengalami polimerisasi.
Ester-ester Sukrosa
Lecitin adalah campuran fosfatida dan senyawa-senyawa lemak yang terdiri
dari fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin,fosfatidil inositoll,dan komponen-
komponen lainnya.
Pemantap
Berikut merupakan macam-macam pemantap yang umum digunakan dalam
bahan pangan:
Telur
Telur mengandung lipoprotein dan fosfolipid seperti lesitin yang dikenal
sebagai misel.
Gelatin
Gelatin adalah salah satu pengental makanan yang merupakan jenis protein
yang diekstrasi dari jaringan kolagen kulit, atau ligament hewan.
Kuning dan Putih Telur
Putih telur adalah protein yang bersifat sebagai emulsifier dengan kekuatan
biasa dan kuning telur merupakan emulsifier yng paling kuat.
Lesitin (fosfatidil kolina)
Tepung kanji
Tepung kanji,tapioka,tepung singkong atau aci adalah tepung yang diperoleh
dari umbi akar ketela pohon.
Kedelai
Kedelai sebagai bahan makanan mempunyai nilai gizi cukup tinggi, dianatara
jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sember
protein,lemak,vitamin,mineral,dan serat yang paling baik.
Susu bubuk
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk
mempunyai daya tahan yang lebih lama dari susu cair dan tidak perlu disimpan
dilemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah.
Sumber vitamin D terdapat pada berbagai jenis ikan laut, minyak ikan, ikan salmon,
ikan tuna, susu dan produk olahannya, jamur, hati, serta kuning telur.
Vitamin K. (Fillokhinon).
kedele,sayuran hijau.
Kulit yang terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh darah bersama
trombosit, kemudian trombosit menyentuh permukaan yang kasar dan pecah.
Trombosit yang pecah lalu mengeluarkan enzim trombokinase.
Mineral
Mineral merupakan senyawa esensial untuk berbagai proses seluler tubuh. Tanpa
adanya mineral, tubuh kita tidak mungkin dapat berfungsi dengan semestinya.
Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik
dalam bentuk ion atau elemen bebas.
Yang dibutuhkan
Makro mineral: calsium (Ca), fosfor (p), Cholor (Cl), Magnesium (Mg), kalsium
(K) dan sulfur (S)
Mikro mineral: Cobalt (Co), Cuprum (Cu), Besi (Fe), Iodium (I), Mangan (Mn),
Selenium (Se) dan Zink (Zn)
KLASIFIKASI :
Klasifikasi mineral
Mineral Makro :
Mineral Mikro :
Yang termasuk di dalam kelas makromineral antara lain : Besi, Tembaga, Cobalt,
Mangan, Fluorin, dan Zink.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Kimia anorganik adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku senyawa
anorganik, yang meliputi logam, mineral, dan senyawa organologam.
2. Kadar air sangat berpengaruh terhadap konsistensi bahan pangan, dimana
sebagian besar bahan pangan segar mempunyai kadar air 70% atau lebih.
3. Abu adalah residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi
komponen organik bahan pangan.
4. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sebagai salah satu jenis zat gizi.
Fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh.
5. Lemak adalah zat yang kaya akan energi dan berfungsi sebagai sumber
energi yang memiliki peran penting dalam proses metabolisme lemak.
6. Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair.
7. Yang dimaksud Vitamin dan Mineral adalah senyawa kimia sangat
esensial dibutuhkan tubuh walaupun dalam jumlah yang sangat kecil tetapi
penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan normal.
DAFTAR PUSTAKA