PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
UNTUK MAHASISWA SEMESTER 2
PENYUSUN :
i
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Panuntun Praktikum Kimia Organik ini
dapat diseleisaikan dengan lancar. Modul ini merupakan hasil suntingan dari
panduan praktikum yang telah dibuat sebelumnya, dengan perubahan, perbaikan
dan penambahan dibeberapa bagiannya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan modul ini, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Penyusun
Lampiran .................................................................................... 45
Tujuan Percobaan
1. Mengenal berbagai pelarut organik
2. Menjelaskan sifat kelarutan pelarut-pelarut organik terhadap air
3. Menjelaskan sifat kelarutan pelarut organik satu terhadap yang lainnya
Dasar Teori
Senyawa organik merupakan senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon
yang memiliki sifat kimia dan fisika yang khas. Sifat fisika senyawa organik
meliputi titik leleh, titik didih, putaran optis, dan kelarutan. Sifat-sifat tersebut
sangat tergantung pada struktur molekul,atom-atom yang menyusun, dan ukuran
molekul (dalam hal ini bobot molekul) senyawa organik.
Kelarutan merupakan kadar jenuh suatu zat terlarut dalam suatu pelarut
pada suhu tertentu dan membentuk dispersi molekuler yang homogen. Kelarutan
antara dua senyawa dipengaruhi oleh tarik-menarik antara partikel yang sejenis
(gaya kohesi) dan tarik menarik partikel-partikel yang berbeda (gaya adesi). Jika
gaya kohesi lebih besar daripada gaya adesinya, kecenderungan untuk larut akan
lebih kecil; sebaliknya jika gaya kohesi lebih kecil daripada gaya adesi,
kecenderungan larut akan lebih besar. Kelarutan suatu zat terlarut dalam pelarut
tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang
strukturnya menyerupai akan saling melarutkan. Hal ini didasarkan atas polaritas
antara zat terlarut dan pelarut yang dinyatakan dengan tetapan dielektrik, atau
momen dipol, ikatan hidrogen, ikatan Van Der Waals (London) atau ikatan
elektrostatik yang lain.
Pelarut organik adalah suatu pelarut dengan struktur molekul berpusat pada
satu atom karbon atau lebih yang membentuk kerangka molekul. Kelarutan
pelarut organik di dalam air dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
a. Ada atau tidaknya bagian molekul organik yang dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air, yang lebih dikenal dengan sebagai bagian hidrofil.
Bahan:
• Akuades
• Benzena, toluena,
• n-heksan, sikloheksan,
• Metanol, etanol, isopropil alkohol, butil alkohol
• Kloroform, karbon tetraklorida,
• Aseton
Prosedur
a. Kelarutan pelarut organik dalam air.
1) Siapkan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering dalam rak tabung
reaksi.
2) Isi masing-masing tabung reaksi dengan akuades + 2 ml. Berilah tanda
masing-masing tabung.
3) Tambahkan tetes demi tetes salah satu pelarut organik ke dalam tabung
reaksi, sampai mencapai volume total + 2 ml. Lakukan pengamatan selama
percobaan, dan catat hasilnya.
4) Ulangi langkah (3) terhadap tabung reaksi yang lainnya dengan
menggunakan pelarut organik yang lain.
Tugas:
∗ Buatlah rangkuman MSDS masing-masing pelarut organik yang digunakan
pada percobaan ini!
∗ Gambarkan struktur molekul masing-masing pelarut.
∗ Diskusikan mengapa dua pelarut saling larut atau saling tidak larut atau larut
sebagian.
Tujuan Percobaan
1. Menyebutkan sifat kelarutan beberapa senyawa organik di dalam air dan
pelarut organik.
2. Membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut
3. Mendeskripsikan sebab terjadinya kelarutan/ketidak-larutan bahan organik
dalam pelarut-pelarut.
Dasar Teori
Salah satu faktor yang menentukan kelarutan adalah ”like dissoves like”.
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur
dengan baik, sedangkan zat-zat yang stuktur kimianya berbeda umumnya kurang
dapat saling campur (like disolve like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah
larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa non polar akan mudah larut dalam
pelarut non polar.
Alat:
Bahan:
Hati-hati
hati dalam menangani pelarut-pelarut
pelarut organik:
Senyawa-senyawa
senyawa turunan benzena yang sederhana pada umumnya bersifat
karsinogen (penyebab kanker!).
Metanol, etanol, kloroform, dan CCl4, merupakan senyawa toxic (beracun!)
Prosedur
1) Siapkan
iapkan sejumlah tabung reaksi yang bersih dan kering, tempatkan pada
rak tabung.
2) Isilah masing--masing tabung dengan sedikit (menggunakan
menggunakan ujung spatula)
dari salah satu bahan organik yang akan diamati (misalnya, lilin).
3) Tambahkan ke dalam masing-masing
asing tabung reaksi tersebut 2 mL pelarut,
pelarut yang berbeda.
4) Jika tidak larut kocok/aduklah, jika perlu panaskan dalam penangas air
(waterbath).
5) Amati kelarutannya, catat semua hasil pengamatan saudara.
6) Ulangi langkah (2) hingga (5) dengan mengganti bahan
ahan organik.
Tugas:
1. Gambarkan struktur molekul setiap senyawa organik yang digunakan dalam
percobaan ini.
2. Diskusikan mengapa bahan-bahan itu dapat/tidak dapat larut.
Tujuan Percobaan
1. Mengetahui prinsip dasar metode ekstraksi cair-cair.
2. Menentukan koefisien distribusi bahan terlarut dalam dua pelarut yang
berbeda fasa.
Dasar Teori
a. Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi merupakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan
senyawa-senyawa dalam berbagai pelarut. Ekstraksi untuk campuran yang
berbentuk cair disebut ekstraksi cair-cair. Pelarut-pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi cair-cair harus tidak saling campur. Suatu campuran dua senyawa dapat
larut dalam salah satu pelarut ditempatkan pada corong pisah dan kemudian
dikocok (diekstraksi) dengan pelarut kedua yang tidak bercampur dengan pelarut
pertama. Salah satu senyawa yang kelarutannya lebih mudah pada pelarut kedua
akan terekstrak sedangkan senyawa yang lainnya akan tetap berada di pelarut
pertama. Pelarut tersebut selanjutnya dipisahkan dari pelarut pertama.
Distribusi zat terlarut dalam kedua pelarut itu secara kuantitatif dinyatakan
dengan koefisien distribusi atau koefisien partisi. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa suatu zat terlarut A jika dimasukkan ke dalam campuran dua pelarut (S dan
S’) yang tidak saling melarutkan, akan terdistribusi atau terpartisi diantara kedua
pelarut itu sehingga akan terbentuk kesetimbangan konsentrasi A dalam kedua
pelarut itu.
=
′
Sebagai contoh W0 gram asam butirat dalam V mL air akan diekstraksi dengan
V′ mL eter. Jika W1 gram adalah berat asam butirat yang tertinggal dalam fasa air
setelah satu kali ekstraksi maka kadarnya dalam fasa air menjadi W1/V g/ml dan
dalam lapisan eter (W0- W1)/V′ gram/ml. Koefisien partisinya adalah
=
( − )
′
Atau
×
= ×
× + ′
Setelah dua kali ekstraksi maka yang tinggal dalam pelarut air adalah W2,
atau
×! ×!
= × ×!"!#
= ×$ ×!"!#
%
Setelah n kali ekstraksi maka yang tinggal dalam lapisan adalah Wn gram
)
×
&= ×' (
× + ′
Ekstraksi ini akan lebih efisien jika kita dapat mengubah karakter zat yang
akan diekstraksi, misalnya dengan mengubah asam benzoat menjadi garamnya
sehingga mudah larut dalam air. Garam natrium-benzoat lebih mudah larut dalam
air dari pada dalam toluen. Hal ini disebabkan karena garam itu mempunyai
Ekstraksi larutan asam benzoat dalam toluena dengan larutan NaOH akan
menyebabkan asam benzoat berubah menjadi garam. Fraksi air yang mengandung
garam natrium-benzoat
benzoat apabila diasamkan sampai pH di bawah 4,0 akan
mengubah garam kembali menjadi asam (asam benzoat) yang akan segera
membentuk endapan putih karena tidak dapat larut dalam air. Endapan yang
terbentuk dapat dipisahkan dari air dengan melakukan penyaringan.
Bahan:
1. Asam benzoat, C6H5COOH
2. Lart. NaOH, 0,025 N
3. Lart. NaOH 1 N.
4. Lart. HCl 5 M
5. Toluena
Gambar Alat:
Tujuan Percobaan
1. Melakukan ekstraksi suatu zat dari bahan padat yang terdapat di alam
dengan ekstraksi soxhlet
Dasar Teori
Ekstraksi padat cair banyak digunakan untuk memisahkan senyawa-
senyawa hasil alam seperti minyak dalam kemiri, biji kapas, bunga mawar, pala,
kencur dan eugenol dari cengkeh. Dalam laboratorium, ekstraksi ini dapat
dilakukan dengan ekstraktor soxhlet dan ekstraksinya dikenal sebagai ekstraksi
soxhlet.
Prinsip dari ekstraksi soxhlet adalah minyak dan pelarut dipisahkan dengan
cara destilasi. Selain ekstraksi, dalam ekstraktor soxhlet melalui tahap-tahap
evaporasi, kondensasi dan pengekstraksian. Campuran yang diperoleh dipisahkan
dari pelarut dengan evaporator vakum, kemudian zat hasil yang berupa cairan
ditimbang dan ditentukan berat jenis minyak yang sudah diuapkan di bawah
103oC.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi diantaranya tipe persiapan
sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, tipe pelarut. Metode
soxhlet ini dapat digunakan dalam skala besar dengan keamanan kerja lebih
tinggi serta lebih effisien tenaga karena tinggal menunggu hasil dari proses
sirkulasi. Dengan metode ini pelarut dapat diperoleh kembali setelah proses
ekstraksi selesai, sehingga dapat digunakan kembali. Namun ekstraksi ini tidak
dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras dan
pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotary evaporator
untuk memperoleh ekstrak kental.
Bahan:
Prosedur
1) Timbang kertas saring yang kosong dan bersih.
2) Bungkus bahan yang akan diekstrak dengan kertas saring dan ikat dengan
benang, jumlah secukupnya asal mudah dimasukkan ke dalam tabung
Soxhlet. Timbang kertas saring yang telah berisi bahan yang diekstraksi.
3) Lakukan ekstraksi soxhlet, ikuti petunjuk pembimbing
4) Perhatikan aliran air pendingin harus lancar dan tidak terlalu besar
5) Setelah selesai, pisahkan ekstrak cair, uapkan.
6) Timbang ekstrak padat yang diperoleh dan simpan untuk percobaan
kromatografi.
Data Pengamatan
Tugas
Tujuan Percobaan
1. Mempraktekkan metode distilasi
2. Mempelari prinsip dasar distilasi
Dasar Teori
Proses distilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondensor
(pendingin), sehingga uap yang dihasilkan akan dikondensasikan kembali menjadi
cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan
seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
Alat:
1. Set alat destilasi
2. Gelas ukur 10 ml dan 100 ml
Bahan:
1. Ekstrak bahan alam hasil ekstraksi soxhlet
Prosedur
1. Masukkan ekstrak bahan alam kedalam RBF.
2. Pasang set alat distilasi sederhana dan panaskan.
3. Catat suhu termometer saat tetesan pertama keluar dari kondensor dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk proses distilasi.
4. Ukur dengan gelas ukur jumlah destilat etanol yang didapatkan.
Tugas
1. Jelaskan prinsip kerja distilasi sederhana
2. Hitung massa ekstrak bahan alam yang sudah dipisahkan dari pelarutnya
Tujuan Percobaan
1. Memahami arti angka penyabunan.
2. Menentukan angka penyabunan suatu minyak
Dasar Teori
Minyak dan lemak adalah bahan organik produk alami yang banyak
diperlukan dalam kehidupan manusia. Secara kimia minyak dan lemak adalah
senyawa dari jenis dan golongan yang sama. Keduanya adalah ester dari gliserol
dan nama kimianya adalah trigliserida. Yang disebut minyak pada umumnya
adalah trigliserida yang pada suhu kamar berwujud cair, dan berasal dari
tumbuhan. Biasanya disebut sebagai minyak nabati. Sedangkan yang disebut
lemak adalah trigliserida yang pada suhu kamar berwujud padat dan umumnya
berasal dari binatang dan disebut sebagai minyak hewani. Perbedaan wujud fisik
ini disebabkan karena kerangka karbon dari sisa asam lemak sebuah trigliserida
yang berasal dari hewan tidak mengandung ikatan rangkap. Keadaan ini
menyebabkan interaksi van der Waals antar kerangka dalam satu molekul atau
antar molekul dapat terjadi secara lebih merata, dan lekuk-lekuk kerangka yang
sama menyebabkan molekul-molekul lemak tertata lebih rapi. Akibatnya bentuk
fisik trigliserida jenuh seperti lemak ini pada umumnya adalah padat. Sebaliknya
pada trigliserida yang berasal dari tumbuhan terdapat ketidak jenuhan pada
kerangka karbonnya, yang dapat menyebabkan kurang teraturnya susunan atau lay
out molekul sehingga antaraksi van der Waals pun menjadi lebih lemah. Minyak
nabati pada umumnya berbentuk cair.
CH2CO2(CH2)nCH3 CH2OH
| |
CHCO2(CH2)nCH3 + 3 OH– → CHOH + 3 CH3(CH2)nCOO–
| |
CH2CO2 (CH2)nCH3 CH2OH
Trigliserida Gliserol Sabun
Alat:
Bahan:
1. Kristal KOH
2. Etanol
3. Minyak goreng
4. HCl
5. Na-Boraks
6. Indikator fenolphthalein
Prosedur
Perhitungan :
0UVWXYZ
JK OP&DA@ =
)UVWXYZ
3\ + JK ?]PNCK^] = JK*.)S+6
Tugas:
Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan arti bilangan asam suatu minyak/lemak
2. Menentukan bilangan asam suatu minyak/lemak
3. Menjelaskan pengertian asam lemak bebas
4. Menentukan kandungan asam lemak bebas dalam suatu minyak/lemak
Dasar Teori
a. Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, yang dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak . Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak.
Apabila kandungan asam lemak bebas dalam jumlah kecil artinya minyak
memiliki mutu baik. Sebagian besar asam lemak terikat dalam bentuk ester atau
bentuk trigliserida. Asam lemak bebas yang besar bisa jadi berasal dari hidrolisa
minyak atau lemak, ataupun karena adanya proses pengolahan yang kurang baik.
Makin tinggi bilangan asam, maka makin rendah kualitasnya.
Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat
paling banyak dalam minyak tertentu. Dengan demikian asam lemak bebas
berikut ini dipakai sebagai tolok ukur jenis minyak tertentu:
———————————————————————————————
Sumber minyak Jenis asam lemak terbanyak berat molekul
______________________________________________________________
Susu Palmitat 256
Sawit
Inti sawit Laurat 200
Kelapa
Minyak yang mengandung kerangka tak jenuh lebih mudah dicerna oleh
sistem metabolisme manusia, tetapi juga lebih mudah tengik karena lebih mudah
teroksidasi oleh bakteri maupun pengaruh lingkungan fisik seperti suhu udara.
Karakter-karakter lainnya antara lain adalah bobot molekul trigliserida, banyak
sedikitnya asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA), yaitu asam lemak yang
tidak terikat dan membentuk ester dengan gliserol. Adanya asam lemak bebas ini
untuk minyak tertentu dapat menurunkan mutu. Misalnya pada minyak jarak yang
merupakan bahan dasar pembuatan biodiesel diharapkan kandungan FFA ini tidak
terlalu tinggi karena dapat menyebabkan pengotoran pada nozzle dari injektor
motor diesel.
O
H
H
O
O
H
Gliserol
O dst
O
O interaksi v.d.Waals (kuat)
dst O
O dst
O
trigliserida jenuh
O
O
O
O interaksi v.d.Waals (lemah)
O
Alat :
Bahan
1. Minyak goreng
2. Etanol 95%
3. Larutan standar 0,005 n koh
4. Indikator fenolphthalein
Prosedur
2) Setelah dingin larutan lemak dititrasi dengan 0,005 N larutan KOH standar
memakai indikator pp. Akhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna
merah muda yang tidak hilang selama ½ menit. Apabila cairan yang
dititrasi berwarna gelap dapat ditambahkan pelarut yang cukup banyak dan
atau dipakai indikator bromothymol-blue sampai berwarna biru.
Perhitungan:
QH (O])
× G QH × 56,1
>&?@A ANAO =
bCKAc EAℎA&
1) bahan harus diaduk merata dalam keadaan cair pada waktu diambil
contohnya.
4) titrasi dengan larutan 0,005 KOH yang telah distandardisir sampai warna
merah jambu tercapai dan tidak hilang sampai 30 detik
6) Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA atau sebagai angka asam
Vg hi (ml)
× N hi × Mr asam lemak
%ee> = × 100%
Berat contoh × 1000
Mr KOH
MrAsam lemak × N hi
Untuk mengubah bilangan asam menjadi FFA dengan faktor sebaliknya yaitu
MrAsam lemak × N hi
Mr KOH
1
2
3
Rata-rata:
Tujuan Percobaan
1. Dengan melakukan percobaan ini mahasiswa dapat membuktikan
reaktivitas hidrogen α suatu senyawa karbonil dalam reaksi haloform.
2. Mampu menentukan pelarut yang paling umum digunakan untuk
rekristalisasi
Dasar Teori
Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam
bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik . Iodoform merupakan
senyawa kimia yang dapat disentesis berdasarkan reaksi halogenasi, dengan bahan
dasar Iodium yang direaksikan dengan aseton yang menggunakan bantuan
natrium hidroksida sebagai katalisator.
Iodoform adalah kristal yang stabil, zat padat yang berwarna kuning,
iodoform yang murni mempunyai titik leleh 119 °C dan mempunyai bau yang
khas. Hanya sedikit larut dalam air dan dari sifat ini maka iodoform yang
meskipun jumlahnya hanya sedikit dapat dipisahkan larutannya dalam air.
Natrium hipobromit dan natrium hipoklorit dapat juga mengalami reaksi
haloformasi menghasilkan bromoform dan kloroform.
Reaksi :
O O
(1) H3C-C-CH3 + NaOI H3C-C-CI3 + NaOH
O O
(2) H3C-C-CI3 + NaOH H3C-C-ONa + CHI3
Alat:
Bahan-bahan
1. Larutan kalium iodida/air
2. Larutan Na-hipoklorit 5 %
3. Etanol 95 %
4. Aseton
5. Air es
Prosedur
a. Sintesis Iodoform
b. Rekristalisasi hasil:
Data Pengamatan:
Tugas:
Tujuan Percobaan
a. Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mengerti tentang
reaksi asetilasi asam karboksilat.
Dasar Teori
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari
keluarga salisilat yang sering digunakan penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin
juga merupakan zat anti-inflammatory, aspirin juga merupakan zat antipiretik
yang berfungsi untuk mengurangi demam. Aspirin pada umumnya berbentuk
padatan seperti jarum berwarna putih, tidak berbau atau berbau lemah dan stabil
diudara kering. Kristal ini mudah larut dalam alkohol panas.
OH O O O
OH O H2SO4 OH
+ O
piridin
+ CH3COOH
O
Alat-alat :
1. Gelas kimia 500 mL
2. Tabung reaksi
3. Erlenmeyer 100/250 mL
4. Penyaring Buchner
5. Gelas ukur 10 mL
6. Kaca arloji
7. Pipet tetes , stop watch
Bahan-bahan:
1. Anhidrida asetat
2. Asam salisilat
3. Natrium asetat
4. Asam sulfat pekat
5. Etanol
6. Air es
Prosedur
a. Sintesis aspirin.
9) Catat waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu hingga 40 °C dan catat
pula banyaknya zat yang larut.
10) Tempatkan ketiga buah tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air
hangat (50 - 60 °C) selama 5 menit untuk melarutkan semua asam salisilat
dan menyelesaikan reaksi.
11) Tuang semua larutan ke dalam labu erlenmeyer dan kocok untuk
mempercepat hidrolisa asam asetat sisa, dinginkan larutan dalam air es.
b. Rekristalisasi
4) Tentukan titik leleh dan bandingkan aspirin hasil percobaan dengan aspirin
hasil pabrik.
Data Pengamatan:
Hasil Percobaan
Massa aspirin yang diperoleh = ……………………………………..
Titik leleh = ……………………………………..
Kelarutan dalam air hangat = ……………………………………..
Kelarutan dalam benzena = ……………………………………..
Hasil Pabrik
Tujuan Percobaan
1. Menerapkan reaksi pembuatan asam pikrat dengan kondisi operasi terbaik.
2. Mempelajari reaksi pembentukan asam pikrat sebagai salah satu turunan
fenol
Dasar Teori
Asam pikrat adalah kristal berwarna kuning, beracun, mudah meledak,
pahit dan dapat larut dalam air; etanol; klhoroform; benzena dan eter, meleleh
pada suhu 122 °C. Digunakan sebagai bahan baku peledak, obat luar, pengering,
korek api, baterai. Asam pikrat dikenal juga sebagai carbazotic acid, nitroxathic
acid, picritonitric dan trinitroFenol.
Asam pikrat tidak terbentuk dari nitrasi langsung Fenol karena Fenol
mudah teroksidasi dan dapat mengakibatkan terbentuknya produk lain yang tidak
diharapkan. Reaksi yang membentuk asam pikrat adalah nitrasi terhadap
Fenolsulfat.
Nitrasi adalah reaksi kimia umum dimana gugus nitro dimasukkan pada
sebuah senyawa kimia organik. Nitrasi aromatik terjai pada senyawa organik
aromatik melalui mekanisme substitusi elektrofilik aromatik. Nitrasi merupakan
reaksi yang melibatkan asam nitrat dengan katalis asam sulfat pekat. Karena fenol
mudah teroksidasi leh HNO3 maka terlebih dahulu asam sulfat pekat dimasukkan
sebagai katalis untuk mengaktifkan fenol. Nitrasi aromatik berupa reaksi 2 tahap,
tahap 1 (lambat) merupakan serangan elektrofilik. Tahap 2 pelepasan H+ dimana
H+ akan bergabung dengan SO42- untuk menghasilkan kembali H2SO4.
- Reaksi Nitrasi:
Asam pikrat yang terbentuk tidak langsung dalam bentuk kristalnya, akan
tetapi dalam bentuk cair. untuk itu perlu dilakukan kristalisasi.
Alat-alat:
2. Thermometer
3. Penangas air
4. Corong
5. Pompa vakum
6. Kertas saring
7. Buchner Funnel
9. Eksikator
Bahan :
1. Fenol
5. Air panas
6. Aquadest
Keselamatan Kerja:
Prosedur
6) Dinginkan lagi dan dan tambah 2 mL asam nitrat pekat dan panaskan lagi
pada cuhu 90 °C selama 60 menit.
c. Rekristalisasi
1) Larutkan padatan hasil sintesis dengan 150 mL air panas kemudian ditambah
5 tetes asam sulfat pekat dan dipanaskan.
Data Pengamatan
Tugas
Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan prinsip dan mekanisme reaksi esterifikasi
2. Menjelaskan fungsi H2SO4 pada reaksi esterifikasi
3. Menghitung efisiensi reaksi
Dasar Teori
Ester biasanya dibuat dengan reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
dengan melepaskan air. Reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan yang secara
umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Kesetimbangan akan cepat tercapai jika diberi katalis berupa asam kuat
yang menyediakan proton. Produk ester dapat diperbesar dengan menggeser
kesetimbangan ke arah kanan, misalnya dengan proses penyerapan air yang
terbentuk menggunakan bahan yang higroskopis. Cara ini disebut dengan metode
Foscher. Pembuatan propil asetat dengan cara ini dilakukan dengan reaksi
esterifikasi antara propanol dengan asam asetat.
Ester juga dapat dibuat melalui reaksi lain menggunakan anhidrida asam,
klorida asam, amida nitril, hidrokarbon tak jenuh, eter, aldehida, keton, alkohol,
dan ester lain (pertukaran ester: trans-esterifikasi).
Alat :
Bahan :
1. Asam asetat
2. Isopropanol /butanol
3. Asam sulfat pekat
4. Kalsium klorida anhidrat
Prosedur
1) Siapkan alat-alat yang diperlukan untuk proses refluks
4) Pasang RBF pada peralatan refluks, dan refluks campuran selama 1 jam
Data Pengamatan
3. Larutan HCl
0,01 8,9
0,02 17,8
0,05 44,5
0,10 89,0
0,50 445,0
1,00 890,0
•+QH × G•+QH
G M~] =
HI/
- Titrasilah larutan iodat ini dengan larutan Na2S2O3 (dalam buret) yang
akan distandardisasi sampai warna berubah dari merah bata menjadi
kuning pucat.
OANNA ƒLT
G•+€ •€ Q‚ =
0,03567 × •+€ •€ Q‚
5. Lautan NaOH
0,01 5,4
0,05 27
0,10 54
0,50 270
1,00 540
0,60 324
Catatan:
- Larutan NaOH harus disimpan dalam botol tertutup (lebih baik kalau
dilengkapi dengan alat penyaring CO2)
- Iod kristal sebanyak 13,615 gram ditambah 825 mL asam asetat glacial
kemudian dipanaskan dan diaduk. Setelah didinginkan dipipet 25 mL
dan diencerkan sampai 200 ml, selanjutnya dititrasi dengan larutan
Na2S2O3 0,1N (misalnya memerlukan A ml)
Perhitungan:
A : 25
B:5