Nama
: Farida Utami
NIM
: 141810301038
Kelompok/Kelas
: 5/B
Asisten
: Lilis Indah Rahmawati
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Larutan biner adalah suatu larutan atau campuran yang
suatu
komponen
dapat
diketahui
mencari
komponen
dengan
tekanan
uap
larutan
dapat
1.2
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan sifat larutan
atau
lebih.
Pelarut
dan
zat
terlarut
biasanya
mulai
dari
mol
fraksi
1-0,
tidak
memiliki
entalpi
beda
volume
pencampuran
dikarenakan
volume
......
Zat
......
(2.2)
Asumsi bahwa sistem hanya mengandung dua komponen (A dan
B), maka tekanan uap total (P) dari sistem dapat dicapai
menggunakan hukum Dalton yaitu:
P = PA + PB
P = XA PoA + XB PoB
......
(2.3)
Hukum Raoult sangat sulit untuk terpenuhi disebabkan interaksi
antara semua komponen tidak sama (Bird, 1993).
Sifat komponen larutan ideal yang satu akan mempengaruhi
sifat komponen yang lain, sehingga sifat larutan yang dihasilkan
terletak diantara sifat kedua komponennya, contohnya sistem
benzena dan toluena. Berbeda dengan larutan ideal, larutan non
ideal dibagi menjadi dua golongan:
a. Larutan non ideal deviasi positif yang mempunyai volume
ekspansi, dimana akan menghasilkan titik didih maksimum
pada sistem campuran itu, contohnya sistem aseton
karbondisulfida.
b. Larutan non ideal deviasi negative yang mempunyai volume
kontraksi, dimana akan menghasilkan titik didih minimum
pada sistim campuran itu, contohnya sistem benzena etanol
dan sistem aseton-khloroform.
(Tim Kimia Fisik, 2016).
Larutan ideal, baik pelarut maupun zat terlarut semua
komponennya mengikuti hukum Raoult pada seluruh selang
konsentrasi. Hukum Raoult berlaku bagi pelarut, baik ideal
maupun tak ideal, tetapi hukum Raoult tak berlaku pada zat
pA
p
....(2.5)
Zat lain yang juga berada dalam cairan, potensial kimia A dalam
cairannya dilambangkan dengan (l) dan tekanan uapnya adalah
p. Persamaaannya adalah:
A (l) = A + RT ln
pA
p
....(2.6)
Dua persamaan digabungkan untuk menghilangkan potensial
kimia standar gas, sehingga diperoleh persamaan berikut.
A (l) = A* + RT ln
....(2.7)
pA
pA
3.1.2 Bahan
-
Etanol
Akuades
Hasil
Konsentrasi (%)
40
50
60
70
80
84
83
81
80
78
Komposisi
Komposisi
Destilat
Residu
3,914
3,843
4,206
4,048
4,363
4,245
4,167
4,189
4,189
4,287
Tabel 4.1. Kadar Etanol dalam Destilat dan Residu Larutan Biner Etanol-Akuades
4.2 Pembahasan
Percobaan kali in yaitu ketimbangan uap-cair pada sitem biner yang bertujuan
untuk menentukan sifat larutan biner dengan membuat diagram
temperatur versus komposisi. Larutan biner adalah suatu larutan
atau campuran yang terdiri dari dua komponen. Sifat larutan biner ini
dapat dipelajari dengan cara membuat diagram temperatur melawan komposisi.
Larutan biner yang akan ditentukan sifatnya adalah akuades-etanol.
Penentuan sifat larutan biner ditentukan dengan melakukan destilasi pada
campuran etanol-akuades pada berbagai variasi konsntrasi. Campuran-campuran
tersebut dibuat dengan cara mengencerkan etanol 99,8% menjadi etanol dengan
konsentrasi 40%, 50%, 60%, 70% dan 80% sebanyak 25 mL menggunakan
akuades. Variasi konsentrasi ini bertujuan untuk memperoleh kadar alkohol yang
berbeda-beda, sehingga dapat digunakan pada grafik hubungan antara temperatur
melawan komposisi. Hasil destilasi diperoleh titik didih campuran pada masingmasing variasi konsentrasi. Titik didih campuran etanol-akuades ditentukan dari
suhu saat pertama kali destilat dihasilkan. Suhu tersebut sebagai suatu indikator
terjadinya pembentukan uap, karena pembentukan uap dari larutan diawali dengan
pendidihan. Suhu pada saat destilat pertama kali jatuh merupakan suhu saat
campuran mendidih. Destilat dan residu yang diperoleh diukur kadar etanolnya
dengan menggunakan sensor MQ3 yang dikontrol oleh sebuah software yang
bernama labview. Destilat yang diperoleh diencerkan terlebih dahulu agar
konsentrasinya tidak pekat dan masuk dam range sensor. Pengukuran kadar etanol
pada destilat dan residu dengan sensor etanol dilakukan 3 kali pengulangan atau
triplo untuk memperoleh data yang lebih akurat. Data yang diperoleh kemudian
dipakai untuk membuat grafik hubungan antara komposisi melawan suhu.
Pengukuran
kadar
etanol
pada
destilat
dan
residu
ini
diantaranya
harganya
lebih
murah,
dengan
MQ3
ini
mengonsumsi
daya
yang
cukup
besar
sensor.
Resistansi
sensor
akan
berkurang
ketika
4.6
Potensial (V) 4.4
4.2
4
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi % Etanol
software
labview
(Laboratory
Virtual
Instrument
menggunakan
simbol-simbol
(icon)
untuk
lainnya.
Cara
megoperasikan
software
ini
untuk
residu
antara
komposisi
melawan
temperatur
82
Temperature (C)
Linear (Destilat)
80
Residu
78
Linear (Residu)
76
74
3.83.9 4 4.14.24.34.4
Kadar Etanol
terlihat
titik
didih
minimum
azeotrop
terjadi
di
campuran
seharusnya
azeotrop
diperoleh
untuk
akuades-etanol.
larutan
Grafik
yang
etanol-akuades
yang
deviasi
negatif
yang
memiliki
titik
didih
minimum.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada percobaan kali ini ialah bahwa
larutan biner akuades-etanol merupakan contoh larutan non ideal
jenis deviasi negatif, sehingga titik didihnya minimum. Campuran
tersebut akan mencapai komposisi azeotrop ketika penguapan
terjadi
tanpa
adanya
perubahan
komposisi.
Larutan
biner
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2016.
MSDS
Of
Aquades
[Serial
Online].
2016.
MSDSOf
Etanol[Serial
(http://www.scienelab.com/msds/php?
Online].
msdsld=
LAMPIRAN
Lampiran 1.Perhitungan
a. Pengenceran etanol 99,8%
1. Volume etanol 99,8% yang dibutuhkan untuk pengenceran konsentrasi 40%
M 1 V1 M 2 V2
M V
V1 2 2
M1
40% M 25 mL
99,8 %M
V1 10 mL
V1
M 2 V2
M1
60 % M 25 mL
99,8 % M
V1 15 mL
V1
M 1 V1 M 2 V2
V1
M 2 V2
M1
80% M 25 mL
99,8 %M
V1 20,0 mL
V1
Residu =
4,058+3,759+3,925
3
= 3,914
= 4,245
Konsentrasi 50%
Destilat =
Residu =
3,799+3,818+ 3,911
3
3,701+ 4,376+4,424
3
= 3,843
= 4,167
Konsentrasi 60%
Destilat =
Residu =
4,458+3,931+4,228
3
= 4,206
4,184+ 4,243+4,140
3
= 4,189
Konsentrasi 70%
Destilat =
Residu =
Konsentrasi 80%
= 4,048
= 4,189
Destilat =
Residu =
= 4,363
= 4,287