Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH

Pengelolaan laboratorium : Mengidentifikasi Limbah dan Bahayanya.

Pengumpulan, Penyimpanan, Penanganan, Pengurangan Bahaya

Serta Opsi Pembuangan Limbah

di Laboratorium Sekolah/Madrasah.

Oleh

Kelompok 7

1. Utia Mardalena (06101381621026)


2. Ni Luh Putu Ayu Anggraini (06101381621043)
3. Nadya Nabila (06101381621065)

Dosen Pengampu : 1. Dra. Betty Lesmini, M.Sc.

2. Desi, S.Pd., M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
I. Dasar Teori
 Pengelolaan Limbah
a) Identifikasi Limbah dan Bahayanya.
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini
dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Limbah Laboratorium
adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Dalam hal ini khususnya adalah
laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan untuk
pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko
berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup.
Karakt eristik limbah dipengaruhi oleh ukuran partikel (mikro), sifatnya
dinamis, penyebarannya luas dan berdampak panjang atau lama. Sedangkan kualitas
limbah dipengaruhi oleh volume limbah, kandungan bahan pencemar dan frekuensi
pembuangan limbah. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat
digolongkan menjadi 4 yaitu:
 limbah cair,
 limbah padat,
 limbah gas dan
 partikel serta limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada
dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi, pengolahan menurut
tingkatan perlakuan dan pengolahan menurut karakteristik limbah.
Laboratorium kimia sekolah merupakan salah satu penghasil limbah cair,
padat maupun gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium sekolah termasuk
kecil, sedangkan kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan bahkan ada
yang mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di laboratorium kimia
relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih
dapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil,
sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara. Tetapi berbeda
dengan limbah cair, umumnya laboratorium sekolah berlokasi di sekitar kawasan
hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air tanah dapat
membahayakan lingkungan sekitar.
Dalam mengidentifikasi limbah dan bahayanya, diperlukan informasi tentang
sifat-sifat limbah untuk membuangnya dengan benar, maka identifikasi semua bahan
kimia yang digunakan atau dihasilkan di laboratorium. Secara umum,berarti limbah
kimia harus disimpan di wadah yang ditandai dengan jelas. Jika limbah dihasilkan di
dalam laboratorium, tulislah sumbernya dengan jelas di wadah dan di buku catatan
yang sudah tersedia. Sangat penting untuk mengidentifi kasi semua bahan dengan
jelas di laboratorium akademik yang tingkat perputaran siswanya tinggi.
Mengidentifi kasi limbah dalam jumlah kecil dan karakteristik bahayanya dengan
tepat sama pentingnya dengan mengidentifi kasi limbah dan mengidentifi kasi
karakteristik bahaya limbah dalam jumlah besar.

Sifat-sifat Limbah Berbahaya


 Daya sulut: Bahan yang mudah tersulut meliputi pelarut organik paling
umum, gas seperti hidrogen dan hidrokarbon, dan beberapa garam nitrat
tertentu. Bahan dianggap mudah tersulut jika memiliki satu atau beberapa sifat
berikut :
- cairan yang memiliki titik nyala kurang dari 60°C atau beberapa sifat lain
yang berpotensi menyebabkan kebakaran,
- bahan-bahan selain cairan yang dapat, dalam suhu dan tekanan standar,
menyebabkan kebakaran akibat gesekan, penyerapan kelembapan, atau
perubahan bahan kimia secara spontan dan, jika tersulut, terbakar dengan
sangat cepat dan terus menerus sehingga menimbulkan bahaya,
- gas mampat yang mudah terbakar, termasuk gas yang membentuk
campuran yang mudah terbakar,
- yang memicu terbakarnya bahan-bahan organik.
 Korosivitas: Cairan korosif memiliki pH ≤ 2 atau ≥ 12,5 atau menyebabkan
karat pada tingkat baja tertentu. Asam dan basa laboratorium yang paling
umum bersifat korosif.
 Reaktivitas: Reaktivitas meliputi zat-zat yang tidak stabil, bereaksi liar
dengan air, dapat meledak jika terpapar sebagian sumber nyala, atau
menghasilkan gas beracun. Logam alkali, peroksida dan senyawa yang telah
membentuk peroksida, dan senyawa sianida atau sulfi da diklasifi kasikan
sebagai bahan reaktif.
 Toksisitas: Toksisitas meliputi zat-zat yang cenderung keluar (terekstrak) dari
bahan limbah dalam kondisi-kondisi tertentu, seperti di tempat pembuangan.

b) Pengumpulan Dan Penyimpanan Limbah
Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah di Laboratorium
Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
Pengumpulan Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat Pengolahan Limbah B3,
Pemanfaatan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3. Penyimpanan Limbah
B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah
B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang dihasilkannya.
Dalam Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah di Laboratorium
Pertimbangan keselamatan harus diprioritaskan saat membuat sistem pengumpulan
limbah sementara di laboratorium. Ikutilah panduan umum berikut ini:
 Penggunaan Wadah Pengumpul Limbah: Simpan limbah di wadah berlabel jelas
di lokasi yang ditetapkan yang tidak mengganggu beroperasinya laboratorium
secara normal.
 Pemberian Label pada Wadah Limbah: Labeli setiap wadah limbah berbahaya
dengan identitas bahan, bahayanya (misalnya, mudah terbakar, korosif), dan
frasa “Hazardous Waste” atau “Limbah Berbahaya” Jika limbah yang
kompatibel dikumpulkan di satu wadah yang sama, simpan daftar komponen-
komponennya untuk membantu memudahkan pembuatan keputusan
pembuangan selanjutnya. Buat labelnya jelas dan permanen.
 Pemilihan Wadah yang Tepat: Kumpulkan limbah di wadah yang tepercaya
yang cocok dengan isinya.
- Wadah untuk Limbah Cair: Gunakan wadah pengaman plastik (msl,
polietilena) atau logam (msl, baja galvanis atau baja anti karat) untuk
mevngumpulkan limbah cair, terutama cairan yang mudah terbakar. Botol
kaca tidak bisa ditembus sebagian besar bahan kimia, tetapi berisiko
pecah. Leher botol yang sempit bisa menyulitkan pengosongan botol.
Jangan simpan amina atau bahan korosif di wadah logam.
- Wadah untuk Limbah Air: Kumpulkan limbah air secara terpisah dari
limbah pelarut organik. Sebagian laboratorium mungkin dilengkapi
fasilitas penanganan air limbah yang memungkinkan pembuangan
beberapa jenis limbah air ke pipa drainase. Kumpulkan limbah air yang
tidak boleh dibuang ke pipa drainase di wadah yang tahan terhadap korosi.
Jangan gunakan kaca jika ada bahaya pembekuan.
- Wadah untuk Limbah Padat: Tempatkan limbah kimia padat, seperti
produk sampingan reaksi atau filter yang terkontaminasi atau media
kromatografi , di wadah yang berlabel tepat untuk menunggu pembuangan.
- Pisahkan reagen yang tidak diinginkan untuk dibuang di wadah asalnya,
jika memungkinkan. Jika menggunakan wadah asli, pastikan labelnya utuh
dan dapat dibaca.
 Pertimbangan Jumlah dan Lama Waktu: Secara umum, jangan simpan limbah
di laboratorium dalam jumlah besar atau lebih dari satu tahun. Area
pengumpulan pusat mungkin tepat untuk mengelola limbah dalam volume
yang besar. Sebagian lembaga (dan di beberapa tempat, peraturan)
mensyaratkan pencatatan tanggal dimulainya pengumpulan limbah.
 Dekontaminasi Wadah Kosong: Bilas wadah limbah kosong (kaca, logam)
yang terkontaminasi bahan organik dengan pelarut bercampur air (aseton,
metanol). Lalu, bersihkan dengan air sebanyak tiga kali. Tambahkan bilasan ke
wadah limbah kimia. Buang wadah yang terkontaminasi tersebut seperti
sampah lain.

Adapun Tempat penyimpanan limbah, beberapa kriteria yang harus diperhatikan


dalam memilih tempat untuk menyimpan limbah, diantaranya:
- Jangan menyimpan limbah di lemari asam di mana reaksi kimia sering dilakukan.
- Wadah untuk menyimpan limbah harus disesuaikan. Biasanya wadah yang sering
dipakai untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen.
- Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah bersifat asam
dan basa kuat karena dapat merusak wadah dengan cepat.
- Jangan menyimpan wadah limbah di dekat air atau westafel.

Pengumpulan Limbah di Area Pusat Pengumpulan


Area pusat pengumpulan adalah komponen penting rencana manajemen bahan
kimia. Prinsip-prinsip pengumpulan limbah di laboratorium yang dijelaskan di
bagian atas juga berlaku untuk mengelola bahan kimia di area pengumpulan
pusat. Ikutilah panduan-panduan berikut ini yang khusus berlaku di area
pengumpulan pusat.
1. Pencampuran Bahan Kimia Berbeda: Penghematan biaya yang besar bisa
diperoleh dengan mencampurkan limbah yang kompatibel di area pengumpulan
pusat sebelum dibuang. Pencampuran ini terutama cocok untuk limbah pelarut.
Pembuangan cairan dalam wadah besar (msl, drum 200 L) secara umum jauh
lebih hemat dibandingkan pembuangan volume yang sama di wadah yang kecil.
2. Pengangkutan Limbah: Pengangkutan limbah dari laboratorium ke area pusat
pengumpulan perlu memperhatikan keselamatan. Bahanbahan yang diangkut
harus ditampung di wadah yang tepat dan dilabeli dengan jelas. Harus terdapat
rencana pengendalian tumpahan untuk berjaga-jaga jika terjadi kecelakaan selama
proses pengangkutan. Lembaga besar harus memiliki sistem pelacakan internal
untuk mengikuti pergerakan limbah.
3. Persiapan Pembuangan: Keputusan pembuangan dan persiapan akhir
pembuangan biasanya dilakukan di area pusat pengumpulan. Bahan-bahan yang
tidak diketahui harus diidentifi kasi di tempat ini karena limbah yang tidak
teridentifi kasi tidak boleh diangkut ke lokasi pembuangan. – Vendor bisa
dilibatkan dalam fase pengelolaan limbah ini. Keputusan tentang apakah,
bagaimana, dan kapan vendor perlu dilibatkan sangat bergantung pada logistik
dan keekonomisannya.
4. Pencatatan: Catatan diperlukan untuk memantau keberhasilan program
pengelolaan limbah berbahaya. Area pengumpulan pusat sering kali merupakan
tempat yang paling tepat untuk membuat dan menyimpan semua catatan yang
tepat dan diperlukan. Fasilitas harus menyimpan catatan kegiatan di lokasi
laboratorium, yang meliputi beberapa hal berikut ini:
- jumlah dan identifi kasi limbah yang dihasilkan dan diangkut;
- dokumen analisis bahan yang tidak dikenal
- dokumen pengangkutan limbah serta verifi kasi pembuangannya
- semua informasi lainnya yang disyaratkan oleh peraturan dan yang
mencegah tanggung jawab jangka panjang.
 Penanganan dan Pengurangan limbah

Laboratorium kimia sekolah merupakan salah satu penghasil limbah cair,


padat maupun gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium sekolah
termasukmkecil, sedangkan kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan
bahkan ada yang mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di
laboratorium kimia relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai,
sehingga masih dapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas umumnya
dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara.
Tetapi berbeda dengan limbah cair, umumnya laboratorium sekolah berlokasi di
sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air
tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar.
Penanganan limbah meliputi perubahan karakter atau komposisi limbah secara
fisik, kimiawi, atau biologis. Tujuan penanganan ini adalah menetralkan limbah,
memulihkan energi atau sumber daya penting, atau membuat limbah menjadi tidak
berbahaya atau berkurang bahayanya. Sebelum melakukan proses apa pun yang
dapat dianggap sebagai penanganan, pegawai laboratorium yang terlatih atau kantor
kesehatan dan keselamatan lingkungan di lembaga yang bertanggung jawab harus
bertanya kepada badan setempat atau nasional untuk mengklarifi kasi peraturan yang
berlaku. Penanganan limbah skala kecil di laboratorium tidak diperbolehkan di
semua tempat. Adapun Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan limbah
kimia yaitu :

1) Labelisasi Botol Atau Wadah Limbah


Semua wadah limbah kimia harus diberi label dengan warna yang mecolok.
Label tersebut diberi keterangan terkait nama lengkap bahan (tunggal atau campuran),
mulai penyimpanan, tanggal pembuangan dan informasi penting lainnya. Jangan
sampai label pada wadah tersebut rusak atau hilang, sehingga menyebabkan isi dalam
wadah tidak diketahui secara pasti, dan dikhawatirlan terjadi pencampuran bahan
yang semestinya tidak bercampur.
Pastikan juga tulisan "limbah berbahaya" tidak hilang. Jangan melabeli
dengan kata-kata lain untuk limbah, juga jangan melabeli limbah kalau bahan tersebut
bukanlah limbah. Jika menggunakan wadah bekas, bersihkan terlebih dahulu label
yang menempel sebelumnya (jika ada), sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman
dalam menafsirkan isi wadah. Pastikan juga hanya ada satu label limbah pada satu
wadah.

2) Tempat Penyimpanan Limbah


Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih tempat untuk menyimpan
limbah, diantaranya:
- Jangan menyimpan limbah di lemari asam di mana reaksi kimia sering dilakukan.
- Wadah untuk menyimpan limbah harus disesuaikan. Biasanya wadah yang sering
dipakai untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen.
- Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah bersifat
asam dan basa kuat karena dapat merusak wadah dengan cepat.
- Jangan menyimpan wadah limbah di dekat air atau westafel.

3) Kondisi Tutup Penutup Wadah


Tutup wadah hanya dibuka pada saat memasukkan limbah ke dalam botol.
Jika dikhawatirkan terjadi tekanan yang kuat pada wadah, maka tutupnya agak
dilonggarkan. Jangan meninggalkan corong di wadah penyimpanan limbah. Corong
yang digunakan pindah-pindah dari satu botol ke botol lain dapat menghasilkan gas
atau ledakan, karena terjadi pencampuran limbah melalui corong yang tidak dicuci.

4) Pemisahan Tempat Penyimpanan Wadah


- Penyimpanan asam dan basa dilakukan di tempat/lemari yang berbeda. Pastikan
wadah tidak bocor, karena kebocoran wadah dapat menyebabkan reaksi yang
hebat, sehingga menimbulkan gas beracun.
- Pisahkan tempat penyimpanan limbah asam dan bahan organik.
- Tidak melakukan pencampuran bahan kimia tidak kompatibel dalam satu wadah
limbah. Misalnya, pencampuran antara asam nitrat dan etanol dapat membentuk
senyawa yang mudah meledak.

5) Penimbunan/Pengolahan Limbah
Idealnya, tidak lebih dari satu wadah untuk masing-masing jenis limbah
berada di laboratorium. Jangan sampai ada empat wadah limbah organik dalam satu
lab. Jika terjadi kebakaran, akan sangat berbahaya. Jika satu wadah tempat limbah
penuh dengan limbah organik, segera pindahkan ke ruang preparasi untuk dibuang
atau diolah. Pengolahan limbah ini, bisa dilakukan oleh manajemen laboratorium
sendiri, atau juga bisa minta bantuan pihak ketiga untuk diolahkan. Tentunya ini
membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk mengolahnya agar aman dibuang ke
lingkungan. Pada industri pengolahan limbah modern seperti saat ini, banyak
digunakan mikroorganisme sebagai agen biodegradasi bahan kimia berbahaya
menjadi lebih ramah lingkungan melalui proses yang cukup panjang.

 Pengurangan Limbah Multi-Bahaya


Limbah multi-bahaya adalah limbah yang menimbulkan kombinasi bahaya
kimia, radioaktif, atau biologis. Pengelolaan limbah multi-bahaya sulit dan kompleks.
Misalnya, pembuangan limbah multi-bahaya yang meliputi bahan kimia berbahaya
dan bahan yang terkontaminasi mikroorganisme memerlukan standar khusus untuk
mencegah lepasnya bahan yang menyebabkan infeksi ke lingkungan. Metode
pengelolaan limbah secara selamat dan aman memerlukan komitmen dari manajemen
senior untuk mengembangkan dan mendukung program pengurangan limbah.
Beberapa peningkatan operasional sederhana bisa membantu mengurangi limbah
campuran. Misalnya, manajer laboratorium dapat
- membeli bahan kimia dan bahan radioaktif dalam jumlah yang diperlukan untuk
eksperimen yang direncanakan untuk menghindari kelebihan bahan yang mungkin
akhirnya akan menjadi limbah
- menetapkan prosedur yang akan mencegah bercampurnya limbah radioaktif dengan
bahan yang tidak terkontaminasi dan sampah
- mempertimbangkan untuk mengganti bahan kimia atau sumber radio aktif limbah
campuran dengan bahan yang kurang berbahaya.

 Opsi Pembuangan
Laboratorium sering kali menggunakan beberapa opsi pembuangan karena
masing-masing opsi memiliki keuntungan sendiri-sendiri untuk limbah tertentu.
a) Insinerasi
Insinerasi adalah metode pembuangan limbah laboratorium yang umum.
Insinerasi biasanya dilakukan di oven berputar pada suhu tinggi (649-760°C).
Teknologi ini sepenuhnya menghancurkan sebagian besar bahan organik dan secara
signifi kan mengurangi residu bahan yang harus dibuang di tempat sampah. Namun,
opsi ini mahal karena memerlukan volume bahan bakar yang banyak untuk mencapai
suhu yang diperlukan. Selain itu, beberapa bahan, seperti merkuri dan garam merkuri,
mungkin tidak dapat diinsinerasi karena peraturan dan pembatasan kemampuan
penghancurannya.

b) Pembuangan di Pipa Drainase


Pembuangan di sistem drainase (melewati pipa pembuangan) dulunya umum
dilakukan, tetapi praktik ini telah sangat berubah. Banyak fasilitas laboratorium
industri dan akademik telah sepenuhnya meniadakan pembuangan ke saluran
drainase. Sebagian besar pembuangan ke saluran drainase dikendalikan secara lokal,
dan sebaiknya konsultasikan dengan fasilitas drainase setempat untuk mengetahui apa
saja yang diperbolehkan. Pertimbangkan pembuangan sebagian bahan limbah kimia di
pipa drainase jika fasilitas drainase memperbolehkannya.

c) Pelepasan ke Atmosfer
Pelepasan uap ke atmosfer, seperti melalui saluran keluar evaporasi atau
tudung asap yang terbuka, bukan metode pembuangan yang diperbolehkan. Pasang
perangkat perangkap yang tepat di semua alat untuk pengoperasian yang diperkirakan
akan melepaskan uap. Tudung asap dirancang sebagai perangkat pengaman untuk
menjauhkan uap dari laboratorium jika terjadi keadaan darurat, tidak sebagai sarana
rutin untuk membuang limbah yang menguap. Sebagian laboratorium memiliki unit
yang berisi fi lter penyerap, tetapi kapasitas serapnya terbatas. Pengaturan arah tudung
asap ke perangkat perangkap biasa bisa sepenuhnya meniadakan pelepasan uap ke
atmosfer.

d) Pembuangan Limbah yang Tidak Berbahaya


Jika aman dan diperbolehkan oleh peraturan setempat, pembuangan sampah
yang tidak berbahaya melalui cara pembuangan sampah biasa atau saluran drainase
bisa sangat mengurangi biaya pembuangan. Namun, ada banyak risiko yang terkait
dengan bahan-bahan yang mungkin tidak dilabeli atau diuraikan secara benar. Selain
itu, peraturan setempat mungkin membatasi pembuangan limbah di sistem perkotaan.

e) Pembuangan Limbah Di Luar Laboratorium


Tujuan akhir limbah mungkin fasilitas pengolahan, penyimpanan, dan
pembuangan. Di sinilah limbah ditampung, diolah (biasanya melalui aksi kimiawi
atau insinerasi), atau langsung dibuang. Meskipun limbah telah meninggalkan
laboratorium, laboratorium tetap bertanggung jawab atas nasib jangka panjang limbah
tersebut. Laboratorium harus benar-benar mempercayai dan mengandalkan fasilitas
pembuangan, serta pengangkut yang membawa limbah ke fasilitas. Dst.

f) Pembuangan Limbah Kimia Yang Perlu Diperhatikan (COC)


Akhir masa pakai bahan kimia yang perlu diperhatikan (COC) adalah pada
saat dipakai dalam proses di laboratorium atau saat dibuang. Kembangkan dan
terapkan program pembuangan bahan kimia yang meliputi langkah-langkah berikut :
i. Pastikan fasilitas atau proses pembuangan tersedia untuk COC.
ii. Kembangkan prosedur yang menguraikan
- bagaimana cara mengumpulkan dan menyimpan limbah dengan aman
- bagaimana limbah akan dikeluarkan dari laboratorium; dan
- bagaimana cara pekerja laboratorium memberi tahu petugas keselamatan dan
keamanan kimia (CSSO) jika mereka memiliki bahan yang tidak diinginkan
yang akan dibuang.
iii. Selalu lakukan pencatatan untuk memenuhi ketentuan peraturan yang meliputi,
setidaknya, tanggal pembuangan, jumlah yang dibuang, dan metode
pembuangan.
iv. Simpan catatan pembuangan seluruhnya atau sesuai dengan ketentuan peraturan

II. Data Observasi

ANGKET DAN LEMBAR OBSERVASI

 Sekolah : SMA XAVERIUS 3 PALEMBANG


 Kepala Laboratorium : Y. Wahyudi. K., S.pd
 Laboran : Ant. Supriyono

a. Identifikasi Limbah dan Bahayanya.


No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Apakah di laboratorium terdapat √ Karena, umumnya percobaan
limbah cair ? kimia di SMA banyak
menggunakan larutan,
contohnya saja pada percobaan
titrasi,semua menggunakan
larutan.
2. Apakah dilaboratorium terdapat √ Kristal hasil penyaringan
limbaah padatan ? dengan kertas saring.
3. Apakah dilaboratorium terdapat √ Karena di laboratorium
limbah gas? smaXaverius 3 ini tidakterdapat
gas mampat dsb.
4. Apakah limbah telah di √ Karena tidak terdapatwadah
klasifikasikan berdasarkan sifat- khusus untuk mengklasifikasin
sifat B3 nya ? limbah tersebut.

b. Pengumpulan Dan Penyimpanan Limbah


Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah di Laboratorium
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Apakah Wadah Pengumpul √ Karena, sudah terdapat tulisan
Limbah telah diberi label di drigen tempatpenyimpanan
dengan jelas? limbah cair.
2. Untuk wadah limbah b3 apakah √ Tidak terdapat wadah khusus
sudah di labeli dan untuk limbah B3, karena untuk
diklasivikasikan dengan benar ? penampungan libah cairan ini
digabung menjadi satu.
3. Apakah wadah limbah telah di √ Karena tempat penyimpanan
sesuaikan degan karakteristrik limbahhanya satu, dan belum
limmbah tersebut ? terdapat wadah limbah khusus
untuk padatan.
4. Apakah limbah telah di √ Karena tidak terdapatwadah
klasifikasikan berdasarkan sifat- khusus untuk mengklasifikasin
sifat B3 nya ? limbah tersebut.
5. Apakah pada setiapwadah jenis √ Tidak terdapat label apapun.
limbah diberi stiker atau label
keterangan mulai penyimpanan,
tanggal pembuangan dan
informasi penting lainnya,serta
jenis limbah tersebut ?
6. Apakah limbah sarung tangan √ Percebaan yang dilakukan
dan masker diletakkan pada hanyalah percobaan yang
wadah khusus ? sederhana dan dengan
konsentrasi yangkecil, sehingga
tak memerlukan sarung tangan
dan masker. Apabila terdapat
sampah trsebut maka akan di
buang di tong sampah biasa,
dan tidak memerlukan
perlakuan khusus karena tidak
menimbulkan bahaya.

Pengumpulan Limbah di Area Pusat Pengumpulan


No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Apakah di sma xavega 3dilakukan √ Karena limbah yang
Pengolaan limbah sendiri ? dihasilkan tidak begitu
berbahaya. Sehingga
epertilimbahcairan dapt
langsungdi buang di
washtafel,karena
konsentrasinya yangrendah.
2 Apakan limbah maskerdan √ Limbah ini di buang dandi
sarungtangan dilakukan perlakua satukan dengan sampah biasa
khusus ? tanpa ada perlakuann khusus.
3 Apakah limbah cairan √ Limbah caira diletakkan di
ditampungpada satu wadah ? wadah penyimpanan
sementara ,
 Penanganan dan Pengurangan Limbah

No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan


1 Apakakah wadah limbah telah √ Wadah limbah hanya berupa
diberi label dengan warna yang drigen biasa tanpa dilengkapi
mencolok, dan dilengkapi dengan keterangan dan tidak diberi label.
keretangan informasi penting
lainnya ?
2 Apakah tempat penyimpanan √ Wadah limbah diletakkan di
limbah berada jauh dari lemari ruang praktikum, sedangkan
asam ? lemari asam beradadi ruangan
yangberbeda.
3 Apakah wadah limbah terbuat √ Wadah limbah berupa drigen
dari kaca atau polietilen ? yangumumnya terbuatdari jenis
plastik polietilen.
4 Apakah tempat penyimpanan √ Wadah limbah ini berada dekat
wadah limbah telah di jauhkan keran air, namun tidak
dari sumber air ? menimbulkan bahaya,
dikarenakan limbah yang di
buang di dalam wadah tersebut
bukanlah zat yang reaktif
terhadap air.
5 Apakah terdapat corong untuk √ Proses pemindahan bahan ini
membantu memindahkan zatke tanpa menggunakan
wadah limbah ? corong,karena pada beaker glas
sudah terdapat mulut yang dapat
memudahkan proses penuangan.
6 Apakah wadah limbah √ Wadah drigen dilengkapi dengan
dilengkapidengn tutup ? tutup.
7 Setelahpenuh apakah limbah √ Dalam wadah limbah, tidah
langsung di buang? pernah sampai penuh. Karena
pada saat limbah dibuangke
drigen limbah tersebut habis
karena menguap.
8. Apabila limbah sudahberlebih, √ Bila wadah limbah sudah penuh,
apakah ada penanganan khusus? maka pihak sekolah akan
menghubunguinstansi yang
menangai limbah.
9 apakah limbah padatan seperti √ Karena limbahtersebut
kertas saring, masker dan dikatagorikan tidak berbhaya,
sarungtangan terdapatpenanganan karena percobaan yangdi lakkan
khusus ? di sma tidak menggunakan bahan
yangberbahaya dan dengan
konsentrasi yang sangan t
rendah.

 Pengurangan Limbah Multi-bahaya


No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Apakah pihak sekolah membeli √ Pihak sekolah membeli bahan
bahan kimia esuai dengan kimia esuai yang di butuhkan,
yangdibutuhkan ? dan bahan di beli pad saat H-3
larutan tersebut akan digunakan.
2. Apakah pada saat pembuatan √ Larutan di buat sesuai yangdi
larutan praktikan menbuatsesuai perlukan pada percobaan.
yang diutuhkan ?
3. Apakah terdapat √ Karena percoban SMA
limbahyangradioaktif ? merupakanpercobaan sederhana.

 Opsi Pembuangan
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Apakah di sma Xaverius 3 Tidak terdapat opsi pembuangan
menggunakan opsi pembuangan √ limbah.
limbahberupa Insinerasi, Pipa
Drainase, pelepasan limbah di
atmosver dll ?
2. Apabila pihak labran tidak √ Pihak laboran akan
mampu menangani limbah menghubungi instansi yang
apakah ada tindakan penanganan bergerak di bidang penangana
lain ? limbah.

III. Evaluasi
 Pengelolaan, Penanganan dan Pengurangan Limbah
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di SMA Xaverius 3
Palembang, mengenai topik Pengelolaan limbah dengan mengidentifikasi limbah dan
bahayanya serta pengumpulan dan penyimpanan limbah didapatkah hasil bahwa,
dalam penanganan limbah di SMA xaverius ini belum begitu baik. Karena tidak
disediakan wadah khusus untuk penampungan limbah berdasarkan sifat dan
karakteristriknya. Pada limbah cairan ini langsung di buang di saluran air tempat
pencucian bahan kimia, dikaarenakan larutan yang dibuang ke saluran air tersebut
dalam konsentrasi yang sangat renda dan tidak memiliki sifat yang begitu
membahayakan, dan terkadang limbah larutan tersebut diletakkan di satu wadah
(drigen), sehingga limbah larutan dicampur menjadi satu dalam satu wadah tersebut.
Seharusnya libah cairan maupun padatan terebut tidak di buang langsung ke saluran
airtempat memcuci alat, seharusnya sebelum mencuci harus mengkategorilarutan
yang adapat di buang pada saluran tersebut meskipun secara terus menerus. Misalnya
untuk larutan garam atau larutan jeruk masih dapat di buang di saluran air,karena
tidak begitu membahayakan lingkkungan. Namun apabila, praktikan membuang
larutan yang bersifat mudah terbakar, korosif, beracun dan merusak lingkungan, ke
tempat pencuci alat, makaapabila di buangsecaraterus menerus di tempat tersebut
makaakan menimbulkan gangguan. dikarenakan saluran tersebut menuju ke
lingkungan warga,dan ditakutkan nantinya akan terjadi pencemaran lingkungan, dan
sebaiknya untuk larutan yang bersifat B3 tersebut sebaiknya dilakukan penanganan
khusus,dengan memisahkan limbah tersebut berdasarkan karakterisktriknya. Adapun
pada wadah penyimpanan limbah larutan di SMA Xaverius ini todak sesuai kriteria,
karena tidak di sertakan keterangan mulai penyimpanan, tanggal pembuangan dan
informasi penting lainnya, serta jenis limbah tersebut. Dalam pelaksanaan praktikum
siswa jarang menggunakan masker dan sarung tangan, dikarenakan praktikan
menggunakan bahan dengan konsentrasi dan tingkat bahaya yang sangat rendah.
Apabila terdapat sampah sarung tangan dan masker maka akan dibuang di tempat
sampah biasa tanpa ada perlakuan khusus.

Tempat mencuci alat kimia,serta


Tempat pembuatan limbah cairan
tempat pembuangan larutan kimia
dengan konsentrasi rendah.

 Penanganan, pengurangan serta Opsi Pembuangan Limbah


Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di SMA Xaverius 3
Palembang, didapatkan data bahwa SMA Xaverius 3 ini memiliki satu wadah limbah
khusus untuk cairan, yang berupa drigen berukuran sedang.

Dirigen tempat pembuangan limbah


Namun pembuangan limbah tersebut tidak berdasarkan sifat dan karkteristik
larutan tersebut, dan wadah limbah tidak di lengkapi dengan label informasi atau
keterangan jenis limbah tersebut, yang seharusnya wadah limbah tersebut di bedakan
berdasarkan jenis dan karakteristik limbah tersebut guna menghindari kemungkinan
terjadinya limbah zat tersebut beraksi satu sama lain. Dan semestinya wadah zat
tersebut di lengkapi dengan label dengan warna yang mencolok, bertuliskan informasi
jenis limbah dan keterangan den mengenai tanggal awal limbah tersebut dimasukkan
guna menghindari kesalahan saan memasukan limbah dan agar dapat mengetahui
seberapa lama limbah tersebut berada di wadah penampungan.
Untuk limbah masker, sarung tangan serta kertas saring di buang di kotak
sampah umum, karena menurut laboran sampah tersebut tidak akan mempengaruhi
lingkungan, dikarenakan larutan yang digunakan saat praktikum tidak berbahaya dan
dengan konsentrasi yang sangat rendah. Seharusnya limbah masker, sarung tangan,
serta kertas saring terebut dipisahkan dengan sampah umum, karena ditakutkan
sampah tersebut akan mencemari lingkungan, dan seharusnya sampah tersebut
dilakukan penanganan khusus.
Di SMA Xaverius ini tidak terdapat opsi pembuangan, dikarenakan limbah
yang dihasilkan tidak begitu berbahaya dan apabila limbah masker,sarung tangan,
serta kertas saring di buang di tempat sampah umum tidak akan merusak lingkungan,
serta untuk limbah cairan pun tidak begitu memerkulan perlakuan khusus apabila di
buang di saluran air biasa, karena percobaan di smamengggunakan bahan kimia
dengan tingkat bahaya yangsangatrendah dan dngan konsentrasi yangangat rendah
pula,namun untuk larutan yangtelah kadaluaska, terutama larutan yang memiliki
konsentrasi tinggi serta B3 akan dilakukan penanganan khusus, dengan menghubungi
pihak yangdapat menanggualangi limbah.
DAFTAR PUSTAKA

Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan
Bijak.

Endang Widjajanti. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia


FMIPA UNY

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
LAMPIRAN

Limbah cairan dapat langsung di buang


di saluran pembuangan iardi washtafel.

Wadah pembuangan limbah


cairan

Anda mungkin juga menyukai