di Laboratorium Sekolah/Madrasah.
Oleh
Kelompok 7
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Dasar Teori
Pengelolaan Limbah
a) Identifikasi Limbah dan Bahayanya.
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini
dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Limbah Laboratorium
adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Dalam hal ini khususnya adalah
laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan untuk
pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko
berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup.
Karakt eristik limbah dipengaruhi oleh ukuran partikel (mikro), sifatnya
dinamis, penyebarannya luas dan berdampak panjang atau lama. Sedangkan kualitas
limbah dipengaruhi oleh volume limbah, kandungan bahan pencemar dan frekuensi
pembuangan limbah. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat
digolongkan menjadi 4 yaitu:
limbah cair,
limbah padat,
limbah gas dan
partikel serta limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada
dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi, pengolahan menurut
tingkatan perlakuan dan pengolahan menurut karakteristik limbah.
Laboratorium kimia sekolah merupakan salah satu penghasil limbah cair,
padat maupun gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium sekolah termasuk
kecil, sedangkan kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan bahkan ada
yang mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di laboratorium kimia
relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih
dapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil,
sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara. Tetapi berbeda
dengan limbah cair, umumnya laboratorium sekolah berlokasi di sekitar kawasan
hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air tanah dapat
membahayakan lingkungan sekitar.
Dalam mengidentifikasi limbah dan bahayanya, diperlukan informasi tentang
sifat-sifat limbah untuk membuangnya dengan benar, maka identifikasi semua bahan
kimia yang digunakan atau dihasilkan di laboratorium. Secara umum,berarti limbah
kimia harus disimpan di wadah yang ditandai dengan jelas. Jika limbah dihasilkan di
dalam laboratorium, tulislah sumbernya dengan jelas di wadah dan di buku catatan
yang sudah tersedia. Sangat penting untuk mengidentifi kasi semua bahan dengan
jelas di laboratorium akademik yang tingkat perputaran siswanya tinggi.
Mengidentifi kasi limbah dalam jumlah kecil dan karakteristik bahayanya dengan
tepat sama pentingnya dengan mengidentifi kasi limbah dan mengidentifi kasi
karakteristik bahaya limbah dalam jumlah besar.
5) Penimbunan/Pengolahan Limbah
Idealnya, tidak lebih dari satu wadah untuk masing-masing jenis limbah
berada di laboratorium. Jangan sampai ada empat wadah limbah organik dalam satu
lab. Jika terjadi kebakaran, akan sangat berbahaya. Jika satu wadah tempat limbah
penuh dengan limbah organik, segera pindahkan ke ruang preparasi untuk dibuang
atau diolah. Pengolahan limbah ini, bisa dilakukan oleh manajemen laboratorium
sendiri, atau juga bisa minta bantuan pihak ketiga untuk diolahkan. Tentunya ini
membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk mengolahnya agar aman dibuang ke
lingkungan. Pada industri pengolahan limbah modern seperti saat ini, banyak
digunakan mikroorganisme sebagai agen biodegradasi bahan kimia berbahaya
menjadi lebih ramah lingkungan melalui proses yang cukup panjang.
Opsi Pembuangan
Laboratorium sering kali menggunakan beberapa opsi pembuangan karena
masing-masing opsi memiliki keuntungan sendiri-sendiri untuk limbah tertentu.
a) Insinerasi
Insinerasi adalah metode pembuangan limbah laboratorium yang umum.
Insinerasi biasanya dilakukan di oven berputar pada suhu tinggi (649-760°C).
Teknologi ini sepenuhnya menghancurkan sebagian besar bahan organik dan secara
signifi kan mengurangi residu bahan yang harus dibuang di tempat sampah. Namun,
opsi ini mahal karena memerlukan volume bahan bakar yang banyak untuk mencapai
suhu yang diperlukan. Selain itu, beberapa bahan, seperti merkuri dan garam merkuri,
mungkin tidak dapat diinsinerasi karena peraturan dan pembatasan kemampuan
penghancurannya.
c) Pelepasan ke Atmosfer
Pelepasan uap ke atmosfer, seperti melalui saluran keluar evaporasi atau
tudung asap yang terbuka, bukan metode pembuangan yang diperbolehkan. Pasang
perangkat perangkap yang tepat di semua alat untuk pengoperasian yang diperkirakan
akan melepaskan uap. Tudung asap dirancang sebagai perangkat pengaman untuk
menjauhkan uap dari laboratorium jika terjadi keadaan darurat, tidak sebagai sarana
rutin untuk membuang limbah yang menguap. Sebagian laboratorium memiliki unit
yang berisi fi lter penyerap, tetapi kapasitas serapnya terbatas. Pengaturan arah tudung
asap ke perangkat perangkap biasa bisa sepenuhnya meniadakan pelepasan uap ke
atmosfer.
Opsi Pembuangan
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Apakah di sma Xaverius 3 Tidak terdapat opsi pembuangan
menggunakan opsi pembuangan √ limbah.
limbahberupa Insinerasi, Pipa
Drainase, pelepasan limbah di
atmosver dll ?
2. Apabila pihak labran tidak √ Pihak laboran akan
mampu menangani limbah menghubungi instansi yang
apakah ada tindakan penanganan bergerak di bidang penangana
lain ? limbah.
III. Evaluasi
Pengelolaan, Penanganan dan Pengurangan Limbah
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di SMA Xaverius 3
Palembang, mengenai topik Pengelolaan limbah dengan mengidentifikasi limbah dan
bahayanya serta pengumpulan dan penyimpanan limbah didapatkah hasil bahwa,
dalam penanganan limbah di SMA xaverius ini belum begitu baik. Karena tidak
disediakan wadah khusus untuk penampungan limbah berdasarkan sifat dan
karakteristriknya. Pada limbah cairan ini langsung di buang di saluran air tempat
pencucian bahan kimia, dikaarenakan larutan yang dibuang ke saluran air tersebut
dalam konsentrasi yang sangat renda dan tidak memiliki sifat yang begitu
membahayakan, dan terkadang limbah larutan tersebut diletakkan di satu wadah
(drigen), sehingga limbah larutan dicampur menjadi satu dalam satu wadah tersebut.
Seharusnya libah cairan maupun padatan terebut tidak di buang langsung ke saluran
airtempat memcuci alat, seharusnya sebelum mencuci harus mengkategorilarutan
yang adapat di buang pada saluran tersebut meskipun secara terus menerus. Misalnya
untuk larutan garam atau larutan jeruk masih dapat di buang di saluran air,karena
tidak begitu membahayakan lingkkungan. Namun apabila, praktikan membuang
larutan yang bersifat mudah terbakar, korosif, beracun dan merusak lingkungan, ke
tempat pencuci alat, makaapabila di buangsecaraterus menerus di tempat tersebut
makaakan menimbulkan gangguan. dikarenakan saluran tersebut menuju ke
lingkungan warga,dan ditakutkan nantinya akan terjadi pencemaran lingkungan, dan
sebaiknya untuk larutan yang bersifat B3 tersebut sebaiknya dilakukan penanganan
khusus,dengan memisahkan limbah tersebut berdasarkan karakterisktriknya. Adapun
pada wadah penyimpanan limbah larutan di SMA Xaverius ini todak sesuai kriteria,
karena tidak di sertakan keterangan mulai penyimpanan, tanggal pembuangan dan
informasi penting lainnya, serta jenis limbah tersebut. Dalam pelaksanaan praktikum
siswa jarang menggunakan masker dan sarung tangan, dikarenakan praktikan
menggunakan bahan dengan konsentrasi dan tingkat bahaya yang sangat rendah.
Apabila terdapat sampah sarung tangan dan masker maka akan dibuang di tempat
sampah biasa tanpa ada perlakuan khusus.
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan
Bijak.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
LAMPIRAN