DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA :
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat
(lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti
lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang
tersedia.
Evaluasi :
Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah bahan
kimia yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi
(oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi
bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi dengan
bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia oxidizing
membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko kebakaran
akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh bahan kimia dengan sifat
ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu saat Anda
bekerja dengan kedua bahan tersebut, hindarilah panas, reduktor, serta bahan-
bahan mudah terbakar lainnya. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan
R9.
3. Flammable (Mudah Terbakar)
a. Labeling
b. Informasi dampak Bahaya
c. Informasi P3K , APD
Spesifikasi mutu kemasan/wadah harus tertulis dengan jelas dalam
lembaran PP/PO dengan memperhatikan Keamanan, Ketahan, Efektifitas dan
Efisiensi. Khusus dalam hal Botol/Bejana Bertekanan, harus dicantumkan
WARNA yang disesuaikan dengan jenis/golongan Gas. Dalam hal ini bisa
berpedoman pada Standart Internasional ” Global Harmoni Syetem / GHS atau
NFPA, UN, UMO,EEC dlsb ). Setiap wadah Bahan Kimia Berbahaya harus
dilengkapi dengan TANDA RESIKO BAHAYA serta tindakan pencegahan dan
penanggulangannya.
User /Pejabat yang mengajukan pembelian Bahan Kimia Berbahaya
berkewajiban melengkapi syarat-syarat K3. Bila spesifikasi dan syarat K3 yang
dimaksud sudah cukup lengkap dan memenuhi standart K3, maka pengajuan
pembelian dapat diproses dan direalisasikan pengadaannya.
Pada umumnya pengadaaan alat dan bahan laboratorium dilakukan oleh
pemerintah. Pemerintah memberikan alat dan bahan laboratorium kepada
sekolah-sekolah negeri secara cuma-cuma. Namun, sekolah swasta tidak
diberikan secara cuma-cuma , sekolah tersebut harus membeli sendiri alat dan
bahan laboratorium tersebut yang diperlukan untuk kegiatan pendidikan IPA.
Tapi sekolah yang mendapat alat dan bahan apabila dalam praktikum terdapat
kerusakan ataupun habis, sekolah tersebut harus membeli sendiri. Prosedur
pembelian dimulai dengan penyusunan daftar alat dan bahan yang akan dibeli.
Pengelola laboaratorium yang menyusun daftar alat dan bahan tersebut
berdasarkan dari usulan guru IPA atau catatan buku harian tentang alat dan
bahan yang diperlukan. Penyusunan daftar tersebut dapat juga dilakukan dengan
memilih alat dan bahan yang terdapat dalam katalog daftar alat dari perusahaan
pengadaan alat dan bahan yang ada sesuai dengan keperluan.
Lebih baik lagi bila daftar usulan kebutuhan alat dan bahan ini disusun
oleh pengelola laboratorium bersama guru-guru IPA, agar alat dan bahan yang
akan dibeli sungguh-sungguh bermanfaat. Pembelian bahan hendaknya sesuai
dengan jumlah bahan yang dibutuhkan,sehingga jumlah alat yang dibeli
berdasarkan realibilitasnya. Dalam pembelian bahan hendaknya berdasarkan
bahan yang kualitasnya baik, Untuk laboratorium sains anggaran harus sudah
disiapkan dua atau tiga bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sehingga cukup
waktu untuk pertimbangan, pembatalan dan finalisasi pesanan-pesanan dan
pengadaan alat dan bahan.
Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang rusak,
hilang, atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan
pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan
dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3)
ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan,
beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian (biasanya awal tahun pelajaran
baru) (Depdikbud, 1999 : 32).
Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan
dibeli yang dikumpulkan dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasi
oleh penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih
dahulu di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya
setiap sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan atau toko
alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif
murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar
jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.
Untuk pengadaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium diperoleh
dari :
1. Proyek penyediaan fasilitas laboratorium sekolah Diknas.
2. Dari pembelian sekolah.
Bagi sekolah Negeri, sumber dana sekolah dibagi menjadi dua, yaitu dana
dari Pemerintah yang umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan
perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang dapat berasal dari orang tua
peserta didik maupun sumbangan masyarakat luas / dunia usaha (Depdikbud,
1999 : 95).
Dana laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan Perawatan
Fasilitas) yang dituangkan dalam APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah) yang disediakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat teknis
edukatif dan kegiatan penunjang proses belajar-mengajar.
sumber : https://www.slideshare.net/sayatikae/pengelolaan-lab-ipa-1-2-laboratorium-dan-
pengadaan-bahan
Panduan yang ada pada tabel bahan yang akan dibeli tertera secara rinci, dari
nama bahan, kemasan spesifikasi, satuan berat/volume, QTY (quantity), harga
satuan bahan dan total harga. Namun pada Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 75/M-DAG/PER/10/2014 tidak terdapat harga
satuan dan total harga bahan pada tabel. Tabel usulan bahan bisa dilihat di
lampiran.
Evaluasi :
Prosedur pengajuan dan pengadaan kimia di SMA Srijaya Negara
diajukan pertahun. Dana untuk membeli bahan didapat dari dana bantuan
perasional sekolah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Prosedur pembelian
dimulai dengan penyusunan daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Pengelola
laboratorium yang menyusun daftar alat dan bahan tersebut berdasarkan dari
usulan guru mata pelajaran kimia. Kemudian Pengelola Laboratorium yang
dalam hal ini merangkap sebagai Kepala Laboratorium membuat proposal
pengajuan bahan ke Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana.
Setelah proposal disetujui oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan
Prasarana, proposal tersebut diajukan ke Kepala Sekolah. Setelah proposal
disetujui, proposal tersebut diajukan ke Bagian Kepala Urusan Sarana dan
Prasarana untuk melakukan pembelian bahan ke toko kimia langganan ( CV
tertentu ). CV langganan untuk bahan kimia di laboratorium kimia SMA Srijaya
Negara yaitu : CV Multi Serai. Dengan demikian prosedur pengajuan dan
pengadaan bahan kimia di SMA Srijaya Negara sudah sesuai.
Pada lembar usulan pengajuan bahan kimia sudah memenuhi panduan yang
ada pada tabel bahan yang akan dibeli tertera secara rinci, dari nama bahan,
kemasan spesifikasi, satuan berat/volume, QTY (quantity), harga satuan bahan
dan total harga, namun ada satu yang kurang yaitu kemasan spesifikasi tidak
dicantumkan.
Evaluasi :