Anda di halaman 1dari 22

BIMTEK KEPALA LABORATORIUM SEKOLAH

GELOMBANG KE-26
10 Juli 2021 – 3 Agustus 2021

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh:
Ita Nuraita Kurniawati, S.Pd.

SMP TARUNA BHAKTI DEPOK


PROVINSI JAWA BARAT

1|22
RINCIAN TUGAS

PENGELOLAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

1. Pengelolaan laboratorium meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan


evaluasi/pengawasan. Sebagai calon kepala laboratorium, jabarkan program
pengelolaan alat dan bahan kimia di laboratorium dimana bapak/ibu mengajar.

2. Rumuskan rencana tindakan pengelolaan yang akan dilakukan terhadap kondisi real
laboratorium kimia yang tersedia di tempat ibu/bapak mengajar. Sertakan
dokumentasi untuk menggambarkan kondisi awal penataan alat dan bahan kimia di
sekolah ibu dan bapak.

3. Berdasarkan jenis percobaan kimia yang rutin dilaksanakan, buat matriks keperluan
bahan dan alat kimia untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran kimia satu tahun dan
untuk semua kelas yang ada di sekolah ibu/bapak.

4. Buat rancangan penataan laboratorium kimia yang akan dilakukan untuk


mengoptimalkan fungsi laboratorium sebagai wahana membelajarkan siswa
bagaimana menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah ilmiah/saintifik.

5. Sarankan beberapa strategi efektif dalam pengelolaan limbah buangan bahan sisa
percobaan kimia

2|22
1. PROGRAM PENGELOLAAN ALAT DAN BAHAN
KIMIA DI LABORATORIUM IPA

PROGRAM PENGELOLAAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

1. Pendahuluan
Institusi pendidikan dalam pencapaian tujuannya harus didukung oleh berbagai
komponen, salah satunya adalah Laboratorium IPA. Lebih dari itu Laboratorium IPA
adalah komponen yang sangat mendasar dalam terlaksananya suatu proses pendidikan
untuk mencapai hasil pembelajaran IPA yang lebih baik.
Laboratorium adalah tempat pembelajaran sains IPA dengan cara mencari
pengetahuan tentang alam secara sistematis melalui proses penemuan (inquiry) yang
menekankan pemberian pengalaman langsung dalam penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah peserta didik, yang bermuara pada pembelajaran
Work-Based experimen (belajar sambil bekerja).
Laboratorium IPA harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya.
Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan
kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan.
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara
penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi,
dan penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan kegunaan alat dan bagaimana cara
penggunaannya juga sangat penting. Sehingga perlu dibuat suatu program mengenai
pengelolaan alat dan bahan kimia di dalam Laboratorium IPA.

2. Pengelolaan Alat Kimia dalam Laboratorium IPA


Peralatan laboratorium adalah mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja
lain yang secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam skala terbatas.
Peralatan Laboratorium dibagi 3 kategori:

1. Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit,
risiko penggunaan tinggi,akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi,serta system kerja
rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu dan bersertifikat.

3|22
2. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yangcara pengoperasian dan perawatannya
sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta
sistem kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan
khusus/tertentu.

3. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya


mudah, risiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta
sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan.

Tabel Tingkat Kesulitan Pengelolaan Peralatan

Setiap alat yang akan dioprasikan harus dalam kondisi yang baik yaitu dengan syarat:

a. Siap untuk dipakai (ready for use)

b. Bersih

c. Berfungsi dengan baik

d. Terkalibrasi

Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian
(manual-operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku
manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada
harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada
kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki

4|22
harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang
disediakan.

Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan dengan:


 Sebelum alat digunakan hendaknyadiperiksa dulu kelengkapannya.

 Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelumdigunakan.

 Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali dan jangan
disimpan dalam keadaan kotor.
 Kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan.

 Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau keterangan
penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita membaca terlebih
dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk pemeliharaan atau perawatannya.
 Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca buku petunjuk sebelum
digunakan

Dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu diperhatikan :

a. Jenis bahan dasar penyusun alat tersebut. Dengan diketahuinya bahan dasar dari
suatu alat kita dapat menentukan cara penyimpanannya.

b. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat
dari gelas atau porselen.

c. Dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga
diperhatikan.

d. Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi, agar
mudah diambil dan disimpan kembali.

3. Pengelolaan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA


Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang diolah/digunakan untuk
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, yang dibagi menjadi dua
kategori yaitu :

5|22
1) Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus.

2) Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus.

Tabel Tingkat Kesulitan Pengelolaan Bahan

Dalam laboratorium kimia, penyimpanan zat dan bahan kimia merupakan


strategi rencana yang dilakukan dalam melakukan penyimpanan bahan dan zat yang
benar untuk mengurangi resiko kecelakaan di laboratorium. Setiap bahan kimia memiliki
sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Maka, dalam penyimpanan dan penataan bahan
kimia harus diperhatikan aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple
hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah
sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi
(inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan di laboratorium:
a) Aman : bahan disimpan supaya aman dari pencuri.
b) Mudah dicari : Untuk memudahkan mencari letak bahan, perlu diberi tanda yaitu
dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan bahan (lemari, rak atau
laci).

6|22
c) Mudah diambil : Penyimpanan bahan diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan.

Pada bahan, pengurutan secara alfabetis akan tepat jika dikelompokkan menurut
sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya untuk pengadministrasian.
Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara
khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini untuk mencegah pencampuran
dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia.
Wadah dan tempat penyimpanan harus diberi label yang mencantumkan
informasi antara lain:
 Nama kimia dan rumusnya
 Konsentrasi
 Tanggal penerimaan
 Tanggal pembuatan
 Nama orang yang membuat reagen
 Tingkat bahaya
 Klasifikasi lokasi penyimpanan
 Nama dan alamat pabrik
Tempat penyimpanan bahan kimia harus bersih, kering, jauh dari sumber panas
atau sinar matahari langsung dan dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap
atau ke luar ruangan. (Budimarwanti). Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas,
beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:
a) Bahan beracun
Syarat penyimpanan :
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Jauh dari bahaya kebakaran
 Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
 Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan
 Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
b) Bahan korosif
Syarat penyimpanan :
 Ruangan dingin dan berventilasi

7|22
 Wadah tertutup dan beretiket
 Dipisahkan dari zat-zat beracun.
c) Bahan mudah terbakar
Dibagi menjadi 3 golongan :
1) Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4 oC, misalnya karbon disulfida (CS2),
eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton (CH3COCH3).
2) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4 oC - 21oC, misalnya etanol
(C2H5OH), methanol (CH3OH).
3) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin
(minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker.
Syarat penyimpanan :
 Temperatur dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara.
 Tersedia alat pemadam kebakaran.
d) Bahan mudah meledak
Syarat penyimpanan :
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari panas dan api
 Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
e) Bahan Oksidator
Syarat penyimpanan :
 Temperatur ruangan dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
 Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor
f) Bahan reaktif terhadap Air
Syarat penyimpanan :
 Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
 Jauh dari sumber nyala api atau panas
 Bangunan kedap air
 Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)
g) Bahan reaktif terhadap Asam
Syarat penyimpanan :
 Ruangan dingin dan berventilasi

8|22
 Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
 Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk
kantongkantong hidrogen
 Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja
h) Gas bertekanan
Syarat penyimpanan :
 Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
 Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
 Jauh dari api dan panas
 Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub Faktor lain
yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu
penyimpanan untuk zat-zat tertentu.

4. ADMINISTRASI LABORATORIUM
Administrasi merupakan dokumentasi seluruh sarana dan prasarana serta aktivitas
laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, yang bertujuan untuk
mencegah kehilangan/penyalahgunaan, memudahkan oprasional dan pemeliharaan,
mencegah duplikasi/overlapping permintaan alat dan memudahkan pengecekan.
Setiap laboratorium mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam
pengadministrasian Sistem administrasi Laboratorium :
 Data ruangan Laboratorium
 Kartu Barang
 Daftar Barang
 Daftar pengeluaran/penerimaan barang
 Daftar usulan penerimaan barang
 Kartu alat
 Daftar alat
 Kartu Bahan / Zat
 Daftar Bahan / zat
 Dafatar pengeluaran/ penerimaan zat
 Daftar usulan/ permintaan zat
 Dafatar pengeluaran/ penerimaan alat
 Daftar usulan/ permintaan alat

9|22
Dalam pengadministrasian ruang laboratorium, setiap laboratorium harus
memiliki denah ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas.
Ruangan – ruangan tersebut harus tercatat namanya, ukurannya, dan kapasitasnya, dan
data ini tercantum dalam data ruangan laboratorium. Untuk mengadministrasikan
fasilitas umum adalah barang – barang yang merupakan perlengkapan laboratorium.
Barang-barang ini di data dalam kartu barang dan daftar barang, untuk memudahkan
pendataan baiknya diurutkan berdasarkna abjad.
Pengadministrasian alat dan bahan bertujuan untuk memudahkan pengelompokan
jenis alat dan bahan/zat. Selain pengadministrasian alat dan bahan/ zat sistem evaluasi
dan pelaporan juga diperlukan yang bertujuan untuk kelancaran administrasi yang baik
sehingga kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk
perencanaan laboratorium (seperti penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/ dana
laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada.

2. TINDAKAN PENGELOLAAN YANG AKAN DILAKUKAN


TERHADAP KONDISI REAL LABORATORIUM KIMIA

A. KONDISI LABORATORIUM IPA SMP TARUNA BHAKTI


Di Laboratorium IPA SMP Taruna Bhakti belum ada pemisahan ruangan antara
ruang penyimpanan, ruang persiapan, dan ruang praktikum. Penyimpanan alat dan bahan,
persiapan praktikum, dan kegiatan praktikum dilakukan dalam ruang yang sama.

10 | 2 2
B. TINDAKAN PENGELOLAAN DI LABORATORIUM SMP TARUNA BHAKTI
No Pengelolaan Rencana Tindakan Pengelolaan
 Mengusulkan pengadaan ruang
penyimpanan dan ruang persiapan untuk
meningkatkan kualitas laboratorium dan
1. Sarana Prasarana
kualitas kegiatan praktikum
 Mengusulkan pengadaan alat dan bahan
yang diperlukan untuk kegiatan praktikum
Menertibkan administrasi laboratorium :
 Data ruangan Laboratorium
 Kartu Barang
 Daftar Barang
 Daftar pengeluaran/penerimaan barang
 Daftar usulan penerimaan barang
 Kartu alat
2. Administrasi Laboratorium  Daftar alat
 Kartu Bahan / Zat
 Daftar Bahan / zat
 Dafatar pengeluaran/ penerimaan zat
 Daftar usulan/ permintaan zat
 Dafatar pengeluaran/ penerimaan alat
 Daftar usulan/ permintaan alat

3. Penataan alat dan bahan  Penyortiran alat dan bahan


 Penataan alat dan bahan kimia pada lemari
yang terpisah, sesuai dengan jenis dan
sifatnya

11 | 2 2
 Pengelolaan alat dan bahan yang sudah
tidak terpakai/kadaluarsa

3. MATRIKS KEBUTUHAN ALAT DAN BAHAN KIMIA


UNTUK PRAKTIKUM SELAMA SETAHUN

Kebutuhan Kebutuhan
No Kompetensi Dasar Kelas Judul Praktikum
Alat Bahan
3.3 Menjelaskan konsep VII Perbedaan Campuran  Gelas Beaker  Gula
campuran dan zat tunggal Homogen dan  Spatula  Pasir
(unsur dan senyawa), sifat Heterogen (Mandiri siswa)
 Lakmus Merah  HCl
fisika dan kimia, perubahan
 Lakmus Biru  NaOH
fisika dan kimia dalam Uji Asam Basa dengan
 Pelat Tetes  Bahan lain yang
kehidupan sehari-hari Kertas Lakmus
 Pipet Tetes dibawa mandiri
oleh siswa
 Mortar  Alkohol
Pembuatan Kertas
 Gelas Beaker  Bahan alami yang
Indikator Alami Asam
250 ml dibawa mandiri
Basa
 Kertas Saring oleh siswa
Pemisahan Campuran  Kertas  Iodin
1.
kromatografi  Garam
 Spidol warna
 Gelas kimia
 Cawan petri
 Kaki tiga
 Pembakar
spirtus
Perubahan Fisika dan  Kertas  Gula
Perubahan Kimia  Gunting  Air
 Pembakar
spirtus
 Sendok Logam
2. 3.4 Menganalisis konsep suhu, VII Pemuaian Zat Cair  Dilatometer  Alkohol
pemuaian, kalor, perpindahan  Gelas kimia  Air
kalor, dan penerapannya dalam  Statif  Minyak goreng
kehidupan sehari-hari termasuk  Klem

12 | 2 2
mekanisme menjaga kestabilan  Termometer
suhu tubuh pada manusia dan  Kaki Tiga
hewan

3.5 Menganalisis konsep Percobaan Fotosintesis  Gelas beaker  Tanaman air


energi, berbagai sumber energi,  Corong Kaca (Hydrilla sp.)
dan perubahan bentuk energi  Tabung Reaksi  Air Kolam
VII
dalam kehidupan sehari-hari  Kawat  NaHCO3
termasuk fotosintesis  Cutter
3.  Thermometer
Respirasi serangga  Respirometer  KOH
 Neraca  Larutan Eosin
 Pipet tetes  Vaselin
 Stopwatch
 Kapas
3.5 Menganalisis sistem VIII Uji Makanan  Tabung reaksi  Lugol
pencernaan pada manusia dan  Penjepit  Benedict
memahami gangguan yang tabung reaksi  Biuret
berhubungan dengan sistem  Rak tabung  Bahan makanan
pencernaan, serta upaya reaksi yang diujikan
menjaga kesehatan sistem  Mortar dan
pencernaan alu
 Pipet tetes
 Gelas kimia
 Kaki tiga
4.  Pembakar
spirtus
 Kertas hvs/
kertas wajik
Uji kandungan  Tabung reaksi  Tepung maizena
Vitamin C pada Buah  Gelas Kimia  Iodin tinktur
 Rak tabung  Berbagai sari
reaksi buah
 Pipet tetes
 Pengaduk kayu

5. 3.6 Menjelaskan berbagai zat VIII Menyelidiki pewarna  Mortar dan  Bahan makanan
aditif dalam makanan dan alami dan buatan pada alu berwarna yang
minuman, zat adiktif, serta bahan makanan  Pipet tetes akan diuji
dampaknya terhadap kesehatan  Kaki tiga  Air
 Kawat kasa

13 | 2 2
 Gelas kimia
 Pembakar
spirtus
 Benang wol
putih
3.8 Menjelaskan tekanan zat Hukum Archimedes  Gelas Kimia  Air
dan penerapannya dalam  Gelas Ukur
kehidupan sehari-hari,  Neraca pegas
6. VIII
termasuk tekanan darah,  Beban
osmosis, dan kapilaritas
jaringan angkut pada tumbuhan
3.8 Menghubungkan konsep IX Mengidentifikasi  Pinset atau  Bulu unggas
partikel materi (atom, Perbedaan Zat dalam penjepit kayu  Rambut
ion,molekul), struktur zat makhluk hidup dan  Gunting atau  Sepotong daging
sederhana dengan sifat bahan benda mati pisau  Plastik
yang digunakan dalam  Pembakar  Kayu
kehidupan sehari- hari, serta spirtus  Kertas
dampak penggunaannya Daun
Membuat Model Atom  Kawat Tembaga  Kertas Karton
terhadap kesehatan manusia
7. Bohr  Gunting  Plastisin

Mengidentifikasi unsur  Pinset  Garam dapur


melalui pembakaran  Kawat tembaga  Pupuk NPK
 Pembakar
spiritus
 Sarung tangan
kain/ kulit

14 | 2 2
4. RANCANGAN PENATAAN LABORATORIUM KIMIA

Tata letak ruang laboratorium


Sebuah laboratorium merupakan tempat penting yang memiliki suatu fungsi yang khusus.
Jadi untuk letak juga sebaiknya memenuhi kriteria yang diterapkan. Yaitu apabila sebuah
laboratorium berada dilingkungan yang masih memungkinkan, untuk letaknya diatur
menghadap ke utara dan selatan.

Hal tersebut berkaitan dengan pencahayaan. Laboratorium membutuhkan pencahayaan yang


cukup dan juga ventilasi udara yang sesuai agar ruangan tetap terjaga secara kondusif.

Berikut beberapa ketentuan mengenai letak desain laboratorium IPA :


 Laboratorium tidak terletak di ruangan yang merupakan arah mata angin. Hal ini
untuk mengantisipasi terbawanya zat-zat kimia yang berbahaya ke ruangan-ruangan lain
karena terbawa oleh embusan angin.
 Ruangan laboratorium jauh dari sumber air. Hal ini untuk mengurangi risiko
pencemaran air oleh zat-zat kimia hasil dari percobaan yang dilakukan di ruangan
laboratorium.
 Laboratorium harus mempunyai saluran pembuangan air sendiri, sehingga tidak
mengganggu sumber air di lingkungan sekitar.
 Ruang laboratorium sebaiknya tidak terlaku dekat dengan bangunan yang lainnya.
Harus mempunyai jarak untuk memberikan ventilasi dan pencahayaan yang optimal dan
alami. Jarak idealnya yaitu sekitar 3 meter.

Ruangan di ruang laboratorium


Laboratorium bukan hanya terdapat satu ruangan saja. Namun ada beberapa ruangan yang
mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing. Berikut ini beberapa ruangan yang
biasanya terdapat dalam desain laboratorium kimia :

 Ruang kegiatan praktikum

15 | 2 2
Yaitu ruangan yang digunakan untuk membuat praktikum dan juga untuk proses
pembelajaran. Idealnya ruangan ini berbentuk persegi, namun bisa juga persegi panjang.
Untuk ukuran yang ideal adalah 2,5 meter persegi untuk setiap orang.

 Ruang persiapan
Ruangan ini digunakan seorang laboran menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan
untuk praktikum. Jadi ada ruangan khusus yang digunakan sebagai tempat
mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam ruang kegiatan praktikum.
 Ruang gudang
Digunakan sebagai tempat yang menyimpan barang-barang atau lemari dan rak yang
tidak terpakai serta barang lain yang tidak boleh tercampur dengan zat-zat kimia yang
akan digunakan percobaan.
 Ruang gelap
Yaitu ruangan yang digunakan untuk percobaan dan praktikum khusus, seperti
penggunaan cermin, lensa, sehingga tidak bisa ada cahaya dari luar masuk.

Desain dan tata letak ruang laboratorium harus sesuai prosedur agar dalam penggunaannya
nyaman dan aman untuk keselamatan.

16 | 2 2
Keterangan :
1. Fume hood
2. Lemari Zat kimia
3. Lemari bahan segar
4. Lemari mikroskop dan alat optik
5. Lemari alat kaca
6. Kotak P3K
7. Meja demonstrasi
8. Meja kerja
9. Lemari asam
10. Meja alat dan bahan
11. Tempat limbah cair
12. Tempat limbah biologis

Panel listrik
Keran air

17 | 2 2
5. STRATEGI EFEKTIF DALAM PENGOLAHAN LIMBAH
BUANGAN BAHAN SISA PERCOBAAN KIMIA

PROSEDUR PENGOLAHAN LIMBAH BUANGAN BAHAN SISA PERCOBAAN


KIMIA
Pembuangan bahan Pembuangan/
No Jenis Limbah Contoh Bahan
tertumpah pemusnahan bahan
Halida asam Asetil Bromida Tutup dengan NaHCO3 dan Campurkan dengan
organik Asetil Klorida pindahkan dalam wadah serta NaHCO3, dalam wadah
Benzoil Klorida tambah dengan air. Biarkan gelas atau plastik dan
sebentar dan buang bersama tambahkan air dalam
1.
dengan sejumlah air. jumlah banyak sambil
diaduk. Buang ke dalam
bak air diikuti dengan
banyak air.
Senyawa Halida Alumunium Tutup dengan NaHCO3 dan Campur dengan NaHCO3
Organik klorida pindahkan ke dalam wadah dalam sebuah wadah
Asam serta tambah dengan air. penguap. Semprot dengan
klorosulfonik Biarkan sebentar dan buang NH4OH 6 M dan aduk serta
Stanilklorida ke dalam bak pembuangan tambah es untuk
2. air bersama-sama dengan air mendinginkan hasil reaksi.
jumlah banyak. Setelah tidak terbentuk uap
NH4Cl, tambah air dan
aduk. Netralkan dengan
HCl sebelum dibuang
bersama-sama air.
3. Aldehida Asetaldehida Sedikit : 1. Serap dalam adsorbent,
Akrolein Absorp pada kertas serap dan bakar secara terbuka atau
Benzaldehida uapkan dalam almari asam dalam insenerator.
Kloral dan bakar. 2. Larutkan dalam aseton

18 | 2 2
Formaldehida Banyak : atau benzena, bakar dalam
Furfural Tutup dengan NaHSO3, insenerator.
Paraldehida tambah air dan aduk.
Pindahkan ke dalam wadah
dan biarkan selama 1 jam.
Buang dengan air dalam
jumlah banyak.
Halida Organik Aldrin Hindarkan sumber api. 1. Tuangkan ke dalam 
dan Senyawanya Klordan Absorpsi ke dalam kertas NaHCO3atau campuran
Dieldrin tissue. Masukkan ke dalam pasir dengan NaOH
Lindane wadah gelas atau besi. (90:10). Aduk baik-baik
Tretaetillead Uapkan dalam almari asam dan pindahkan ke dalam
4. Vinilkloride dan bakar. Cuci wadahnya insenerator.
dengan sabun. 2. Larutkan ke dalam
pelarut organik mudah
terbakar (aseton,
Benzena). Bakar dalam
insenerator.
Asam Organik Asam benzena Tutup tumpahan bahan 1. Tuangkan ke dalam
Tersubtitusi sulfonat dengan NaHCO3. Pindahkan NaHCO3 berlebihan,
Asam ke dalam wadah dan tambah campur dan tambahkan
kloroasetat air. Biarkan reaksi selesai air. Biarkan 24 jam
Asam dan buang ke dalam bak air. setelah itu secara
trikloroasetat perlahan-lahan buang
Asam bersama sejumlah air,
Fluoroasetat atau
2. Tuangkan ke dalam
5.
absorbent dalam
insenerator. Tutup dengan
sisa kayu atau kertas,
siram dengan alkohol
bekas dan bakat, atau
3. Larutkan dalam pelarut
mudah terbakar atau sisa
alkohol, Bakar dam
insenerator.
6. Amin Aromatik Diklorobenzena Serap dengan kertas tissue. 1. Seperti pada tumpahan

19 | 2 2
Terhalogenasi Dinitroanilin Uapkan dalam almari asam banyak, atau
dan senyawa Endrin dan bakar. Tumpahan dalam 2. Dibakar langsung dalam
nitro Metil jumlah besar dapat diserap insenerator dengan
isotiosianat dengan pasir + NaHCO3. schrubber, atau
Nitrobenzena Campur dengan potongan 3. Campur dengan pelarut
Nitrofenol kertas dan bakar dalam mudah terbakar (alkohol,
insenerator. benzena) dan bakar dalam
insenerator.
Senyawa amin Anilin Sedikit : 1. Dapat dilakukan seperti
aromatik Benzidine Serap dalam kertas tissue pada tumpahan banyak.
Pyridine atau kertas bekas. Biarkan 2. Larutkan dalam pelarut
menguap dalam almari asam mudah terbakar (alkohol,
dan sisanya dibakar. benzena) dan bakar dalam
7. Banyak : insenerator.
Tutup dengan campuran
pasir dan NaOH (90:10).
Aduk dan campur dengan
potongan-potongan kertas
dan bakar dalam insenerator.
Fosfat Organik Malathion Absorp dalam kertas tissue 1. Bakar langsung ke dalam
dan Senyawa Methyl atau kertas bekas dan bakar. insenerator setekah
sejenis parathion dicampurkan dengan
Parathion pelarut organik yang
8. Tributilposfat mudah terbakar.
2. Campur dengan kertas
bekas dan bakar dalam
insenerator dengan
schrubber alkali.
Basa alkali dan Amonia anhirat Encerkan dengan air dan Tuangkan dalam bak dan
Amonia Kalsium netralkan dengan 6 M HCl, encerkan dengan air serta
9. hidroksida serap dengan kain atau netralkan. Buang dalam
Natrium pindahkan pada suatu wadah pembuangan air biasa.
Hidroksida untuk dibuang.
10. Bahan Kimia Amonium Tumpahan zat padat atau Tambah sejumlah larutan
oksidator dikromat cairan ditutup atau dicampur pereduksi (hipo, bisulfit
Ammonium dengan reduktor seperti atau ferosulfat yang
perklorat garam hipo, bisulfit dan ditambah H2SO4). Biarkan

20 | 2 2
Ammonium ferosulfat yang ditambahkan reaksi selesai dan netralkan
persulfat sedikit 3 M asam sulfat. dengan NaOH atau HCl.
Asam perklorat Pindahkan dalam suatu Buang dengan banyak air.
wadah dan netralkan dibuang
lewat bak air.
Bahan Kimia Natrium bisulfit Tutup atau campur dengan Gas (seperti SO2) :
Reduktor Natrium nitrit NaHCO3. Biarkan reaksi Alirkan ke dalam larutan
Natrium sulfit selesai dan pindahkan ke NaOH atau larutan kalsium
Belerang oksida dalam suatu wadah. hipoklorit
Tambahkan kalsium Padat :
hipoklorit, Ca(OCl)2 Campur dengan NaOH
11. perlahan-lahan. Tambah air (1:1), tambah air sampai
dan biarkan reaksi selesai. membentuk slury.
Encerkan dan netralkan Tambahkan kalsium
sebelum dibuang ke dalam hipoklorit dan air serta
pembuangan air. biarkan selama 2 jam.
Netralkan sebelum dibuang
ke dalam pembuangan air.
12. Sianida dan nitril Sianida : Sianida :
Serap cairan pada kertas Tambahan bahan ke dalam
bekas/tissue. Uapkan dalam larutan basa dari kalsium
almari asam dan bakar, atau hipoklorit berlebih. Biarkan
pindahkan ke dalam wadah 24 jam dan buang ke dalam
gelas dan basakan dengan pembuangan air.
NaOH dan aduk. Ke dalam Nitril :
slury tambahkan ferosulfat Tambahkan ke dalam
berlebih. Setelh satu jam, NaOH-alkohol untuk
dibuang ke dalam membentuk sianat, setelah
pembuangan air. satu jam, uapkan alkohol.
Nitril : Tambah ke dalam residu
Tambah NaOH berlebih dan sianat sejumlah larutan basa
Ca(OCl)2 untuk membentuk kalsium hipoklorit berlebih.
sianat. Pindahkan ke wadah Setelah 24 jam buang ke
gelas dan buang ke dalam dalam pembuangan air.
pembuangan air setelah satu
jam reaksi. Cuci bekas
wadah dengan larutan

21 | 2 2
hipoklorit.
Eter Anisole Tutup permukaan yang Bahan berupa cair atau
Etil Eter terkontaminasi dengan padat dilarutkan ke dalam
Metil eter NaOH atau NaHCO3. pelarut organik yang mudah
Campurdan tambahkan air terbakar. Bakar dalam
13.
bila perlu. Pindahkan slurry insenerator.
untuk dinetralkan dan
dibuang dalam bak
pembuangan air.
Asam Inorganik Asam klorida Tutup permukaan yang Tambahkan ke dalam
Asam Fluorida terkontaminasi dengan sejumlah besar campuran
Asam nitrat NaHCO3 atau campurkan NaOH dan Ca(OH)2. Buang
Asam fostfat NaOH dan Ca(OH)2 (1:1). campuran tersebut ke dalam
14. Asam sulfat Campur dan bila perlu air yang sedang mengalir
tambah air agar membentuk
slurry. Buang slurry tersebut
ke dalam air yang sedang
mengalir.

22 | 2 2

Anda mungkin juga menyukai