Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANDIRI

PENGELOLAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

Di susun oleh :

NAMA : SITI HAJAR


NO. PESERTA : G-25070
ASAL SEKOLAH : SMAN 1 TANJUNGPINANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2021
1. Pengelolaan laboratorium meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi/pengawasan. Sebagai calon kepala laboratorium, jabarkan program
pengelolaan alat dan bahan kimia di laboratorium dimana bapak/ibu mengajar.

Laboratorium merupakan sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang sangat


penting untuk praktikum dan percobaan siswa. Setiap semester pada satu tahun
pelajaran di sekolah selalu ada kegiatan praktikum mata pelajaran kimia ini
memerlukan kegiatan praktikum untuk menggali dan memahami konsep dasar yang
telah dipelajari secara teori di sekolah dengan guru mata pelajaran.
1. Perencanaan merupakan kegiatan awal sekolah dalam merancang kebutuhan yang
diperlukan tiap awal tahun ajaran baru. Dalam perencanaan terdapat pengadaan,
setelah rancangan yang dibuat disetujui oleh Kepala Sekolah bisa dilakukan langkah
selanjutnya yaitu pengadaan. Pengadaan merupakan proses kegiatan menyediakan
kebutuhan sekolah yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat.Langkah awal
Adalah kepala laboratorium bersama guru kimia dan laboran membuat rencana
pengamprahan bahan dan alat kimia yang diperlukan, selanjutnya diajukan kepada sekolah
melalui wakasek bidang sarana dan prasarana.Kemudian pengajuan tersebut kita koordinasi
dengan bendahara sekolah yaitu Bendahara BOS dan SPP untuk perihal dananya.
2. Pada tahap pelaksanaan kepala laboratorium melakukan:
a. Update inventaris alat dan bahan yang hasil nya digunakan sebagai data acuan
ketika ada guru yang memerlukan alat tertentu, sehingga dapat diketahui
ada/tidak dan rusak/tidaknya alat yang dimaksud.
b. Melakukan penataan alat dan bahan kimia dengan system yang lebih baik.
Kegiatan penataan alat di lakukan dengan ketersediaan lemari dan tata ruang
laboratorium yang baru di tempati sehingga terlihat lebih rapih dan sesuai
dengan standar keselamatan kerja di laboratorium. Penataan bahan kimia dengan
system keamanan yang baik. Penataan bahan kimia dapat mempermudah
pengelola laboratorium dalam mengakses data dan tata letak bahan kimia.
c. Melakukan penataan sistem administrasi laboratorium.
Sistem administrasi ini sangat penting sebagai acuan dan bukti rekaman
kegiatan laboratorium selama melakukan fungsinya sebagai tempat praktikum.
Sistem administrasi dapat berupa form-form kendali yang terintegrasi dengan
sistem management laboratorium yang sudah diterapkan misalnya pada
penggunaan bahan kimia. Sistem management penggunaan bahan kimia ini
terdiri dari form pengajuan, kartu, dan form mutasi. Form pengajuan digunakan
untuk megetahui jumlah aktual bahan yang diminta oleh pengguna sehingga
dapat dijadikan data acuan untuk rekapitulasi pada kartu bahan. Form mutasi
digunakan untuk mengetahui data penggunaan bahan kimia setiap bulan selama
1 tahun dan mengetahui sisa bahan kimia yang ada.
d. Melakukan evaluasi terhadap pengadaan alat dan bahan kimia
Materi praktikum yang berubah dan jumlah siswa yang terus meningkat
menyebabkan keperluan alat dan bahan kimia yang semakin banyak dan
beragam jenisnya. Hal ini harus diantisipasi secepat mungkin agar mutu
pelayanan laboratorium tetap dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan
pada pelaksanaan di waktu yang akan datang.
e. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat dan sarana penunjang
laboratorium.
Alat dan sarana penunjang laboratorium harus selau dirawat selama
penggunaannya agar dapat memilki kinerja yang baik dan memiliki masa pakai
yang lebih lama. Pemanfaatan yang optimal dari alat dan sarana penunjang ini
sangat penting terkait dengan biaya yang cukup besar dari anggaran negara.

2. Rumuskan rencana tindakan pengelolaan yang akan dilakukan terhadap kondisi


real laboratorium kimia yang tersedia di tempat ibu/bapak mengajar. Sertakan
dokumentasi untuk menggambarkan kondisi awal penataan alat dan bahan kimia
di sekolah ibu dan bapak.
Berdasarkan dokumentasi yang diambil pada laboratorium kimia SMAN 1
Tanjungpinang terlihat bahwa keadaan atau kondisi ruangan pada laboratorium kimia
baik itu ruang praktikum,ruang persiapan dan ruang penyimpanan terlihat tidak rapi.
Hal ini di karenakan Lab tersebut digunakan sebagai ruang kelas belajar karena
sekolah kekurangan ruang belajar.Alhamdulillah saat ini SMAN 1 Tanjungpinang telah
mendapat bantuan dari pemerintah yaitu pembangunan dan rehabilitasi ruang belajar
sehingga saat ini tidak lagi memakai ruang lab kima sebagai ruang kelas.
Sebagai rencana tindakan pengelolaan, kepala laboratorium akan melakukan tindakan
yaitu:
1. Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik.Yang
pertama dilakukan adalah membersih kan dan mengatur ruang praktikum sesuai dengan
tata ruang yang berlaku sehinggadapt memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi
guru dan siswadalam melakukan kegiatan pembelajaran di laboratorium.
2. Mengatur dan menata ruang persiapan praktikum sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sehingga proses persiapan praktikum akan berjalan dengan baik dan teratur
3. Mengatur dan menata ruang penyimpanan alat dan bahan dengan melakukan
pengelompokan Peralatan dan bahan laboratorium berdasarkan jenis dan penggunaannya.
4. Membuat sistem administrasi yang benar yaitu membuat inventaris alat dan bahan,
membuat form kartu alat dan bahan, kartu peminjaman dan pemakaian laboratorium.
5. Melakukan pemeliharaan dan perawatan alat dan bahan dengan cara membersihkan alat
alat yang telah digunakan dan disimpan kembali ke tempat semula, mengupdate dan
memeriksa kondisi alat dan bahan yang tersisa sehingga bila ada keekurangan atau
ketiadaan alat dan bahan dapat di atasi segera.

3. Berdasarkan jenis percobaan kimia yang rutin dilaksanakan, buat matriks


keperluan bahan dan alat kimia untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran
kimia satu tahun danuntuk semua kelas yang ada di sekolah ibu/bapak.
Kelas/ Daftar Alat dan bahan Jumlah Jumlah Total 1
Semester Judul Percobaan Perkelas (8 Seluruh kelas semester
klpk) (8 kelas)
X/1 Kepolaran - Buret 8 8 8
senyawa - Gelas Kimia 8 8 8
- batang Kaca 8 8 3200 ml
- Karbon tetraklorida 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Aseton 4 mg 32 mg 32 mg
- Cairan Benzena 400 ml 3200 ml 3200 ml

Uji Larutan - Gelas Kimia 100 ml 80 80 80


Elektrolit dan - Alat uji elektrolit
Non elektrolit - Baterai baru 1,5 volt 32 32 32
- Baterai bekas 16 16 16
X/2 - Kabel 2 warna 4m 4m 4m
- Bohlam senter 8 8 8
- Karet gelang 32 32 32
- Cutter 8 8 8
- Timah solder 2m 2m 2m
- Alat Solder 8 8 8
- Tisu
- Air suling 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan HCL 1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan Asam Cuka 1 400 ml 3200 ml 3200 ml
M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan NaOH 1M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan Ammonia 1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan Gula 400 ml
- Larutan NaCl 1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Alcohol 70 % 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Air ledeng
- Air sumur
- Air ledeng

Reaksi Redoks - tabung reaksi 24 24 24


pada beberapa - rak tabung reaksi 8 8 8
larutan - gelas ukur 10 ml 16 16 16
- pipet tetes 8 8 8
- botol semprot 8 8 8
- penjepit tabung 8 8 8
- botol spiritus 8 8 8
- tisu
- Lap kasar dan halus 8 8 8
- Larutan KMnO4 0,1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan FeSO4 0,1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan Na2S2O3 0,1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan H2C2O4 0,1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Larutan H2SO4 0,1 M 400 ml 3200 ml 3200 ml
- Air

XI/1 Termokimia - Tabung reaksi 24 24 8


- Penjepit tabung 8 8 8
- Sumbat bebas
- Sumbat kaca 24 24 24
- Pembakar spiritus 8 8 8
- Ba (OH)2 20 gr 160 gr 160 gr
- NH4Cl 20 gr 160 gr 160 gr
- CuCO3 10 gr 80 gr 80 gr
- CaCO3 10 gr 80 gr 80 gr
- Pita Magnesium 40 cm 320 cm 320 cm
- HCL 80 gr 640 gr 640 gr

pH Larutan asam - Tabung reaksi 32 32 32


basa dengan - rak tabung reaksi 8 8 8
beberapa - pipet tetes 8 8 8
Indikator - Kertas lakmus merah 8 potong 8 potong 8 potong
dan biru
- Larutan A,B,C,D
- Air sumur
- Air sabun
- Metil merah 16 ml 128 ml 128 ml
- Metil jingga 16 ml 128 ml 128 ml
- Bromotimol biru 16 ml 128 ml 128 ml
- fenolftalein 16 ml 128 ml 128 ml
Sistem koloid - tabung reaksi 40 40 40
- batang pengaduk 8 8 8
- Pembakar spiritus 8 8 8
XI/2
- Penjepit kayu 8 8 8
- Pipet tetes 8 8 8
- Putih telur
- NaCl
- CuSO4 1 ml 8 ml 8 ml
- HNO3 1 ml 8 ml 8 ml
- NaOH 6 M 1 ml 8 ml 8 ml
- Cuka
- Susu
- MgCl2 1 % 1 ml 8 ml 8 ml
- air
- Naoh 8 N 1ml 8 ml 8 ml

Penurunan titik - Gelas Kimia 500 ml 16 16 16


beku larutan - Tabung reaksi 40 40 40
- Rak tabung reaksi 8 8 8
XII/1 - Batang pengaduk 8 8 8
- Larutan garam dapur
dingin
- Air suling
- Larutan urea 1 M 160 ml 1280 ml 1280 ml
- Larutan NaCl 1 M 160 ml 1280 ml 1280 ml
- Larutan KCl 2 M 160 ml 1280 ml 1280 ml
Faktor faktor - Tabung reaksi 32 32 32
yang - Rak tabung reaksi 8 8 8
mempengaruhi - Sumbat karet 32 32 32
korosi - Pipet tetes 8 8 8
- Gelas ukur 8 8 8
- Larutan NaCl 80 ml 160 ml 160 ml
- Kalsium klorida 16 gr 128 gr 128 gr
anhidrat
- Paku besi 8 8 8
- Kapas
- air
Alkohol primer, - tabung reaksi 24 24 24
sekunder dan - rak tabung reaksi 8 8 8
tertier - penjepit tabung 8 8 8
- pembakar spiritus 8 8 8
- gelas ukur 10 ml 8 8 8
- pipet tetes 8 8 8
- 2- proponal 16 ml 128 ml 128 ml
- Etanol/alkohol 16 ml 128 ml 128 ml
- 2-metil 2-propanol 16 ml 128 ml 128 ml
- LarutanZnCL2 0,1 M 16 ml 128 ml 128 ml
- Larutan asam klorida 16 ml 128 ml 128 ml
pekat
XII/2 Identifikasi - Tabung reaksi 32 32 32
karbohidrat - Rak tabung reaksi 8 8 8
- Pipet tetes 8 8 8
- Mortar dan alu 8 8 8
- Larutan benedict 8 ml 48 ml 48 ml
- Larutan Iodium 8 ml 48 ml 48 ml
- Larutan H2SO4 8 ml 48 ml 48 ml
- Pereaksi molisch
- Larutan sirup
- Larutan glukosa
- Tepung terigu
- Nasi
- Air suling
4. Buat rancangan penataan laboratorium kimia yang akan dilakukan untuk
mengoptimalkan fungsi laboratorium sebagai wahana membelajarkan siswa
bagaimana menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah ilmiah/saintifik.

Tata ruang atau layout laboratorium Tata ruang sebuah laboratorium harus direncanakan
sejak pembangunan gedung. Tata ruang laboratorium yang baik harus memiliki pintu
masuk, pintu keluar, pintu darurat, ruang persiapan, ruang alat, ruang bahan, gudang,
ruang bekerja, ruang seminar / diskusi, loker, serta ruangan AC untuk menyimpan alat-
alat dengan persiapan tertentu. Sebuah laboratorium didesain berdasarkan
peruntukkannya. Laboratorium yang digunakan untuk pembelajaran mempunyai desain
yang berbeda dengan laboratorium yang digunakan untuk penelitian. Laboratorium yang
ideal harus mempunyai desain yang baik terutama dalam hal bentuk, ukuran dan tata
ruang. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas laboratorium. Suatu
laboratorium pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium
penelitian, dengan demikian mempunyai kapasitas yang lebih banyak untuk menampung
siswa/ mahasiswa atau praktikan. Ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian,
karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan
yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan
ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio
setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium.
Standar Ruangan yang harus dimiliki oleh sebuah laboratorium .
1. Ruang untuk kegiatan belajar mengajar harus memiliki rasio minimal 2,4
m2/peserta didik.
2. Ruang persiapan adalah tempat guru dan staff laboratorium melakukan persiapan
sebelum melakukan suatu kegiatan. Luas ruangan yang harus disediakan kurang
lebih 20 m.
3. Ruang gudang adalah tempat untuk menyimpan persediaan alat-alat atau bahan-
bahan yang ada di laboratorium. Minim luas gudang yang harus disediakan adalah
kurang lebih 20 m.
4. Ruangan harus memiliki pintu, jendela dan lantai. Pintu laboratorium harus lebar
agar mudah memasukkan perabot dan pintu juga harus ada dua yaitu pintu masuk
dan pintu darurat, pintu ini digunakan untuk jalan lain apabila terjadi
kecelakaan,misalnya kebakaran,kecelakaan kerja,dll. Jendela dan ventilasi harus
dapat membuka keluar (jika ruangan tanpa AC) agar tidak mengganggu kegiatan
didalam laboratorium. Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak
mudah tebakar.
Beberapa macam perabot yang harus ada dalam laboratorium
1. Meja yang digunakan untuk kegiatan siswa dilaboratorium. Ukuran minim
tingginya 70 cm, ini dibuat agar mempermudah siswa jika sedang menggunakan
mikroskop.
2. Kursi siswa tanpa sandaran dengan tinggi kursi 50 cm agar mudah dipindahkan dan
memungkinkan siswa mudah bergerak.
3. Meja demonstrasi dengan ukuran tinggi meja 90 cm, dengan panjangnya 190 -200
cm yang dilengkapi dengan listrik dan bak cuci. Fungsi meja demonstrasi untuk
melakukan kegiatan jika guru mengajar dengan metode demonstrasi.
4. Meja dinding dibuat secara permanen dengan bagian atas terbuat dari keramik dan
bagian bawah dibuat lemari dengan pintu kecil yang berlubang agar tidak lembab.
5. Meja kerja guru dengan ukuran minimal tinggi 90 cm, lebar 100 cm, panjang 120
cm.
6. Lemari untuk menyimpan barang-barang dan menjaga agar peralatan lab tidak
lembab
7. Instalasi Listrik untuk memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu
di ruang praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan
atau gudang.
8. memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi eksperimen dan
penelitian, atau penggunaan OHP, LCD, dan ampliffier.

5. Sarankan beberapa strategi efektif dalam pengelolaan limbah buangan bahan


sisa percobaan kimia.

Laboratorium kimia merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum,


eksperimen, penelitian, dan pembelajaran. Praktikan dan peneliti di dalam
menjalankan pekerjaan mereka, kontak dengan bahan kimia baik langsung maupun
tidak langsung akan sering terjadi bahkan mungkin berlangsung secara rutin. Kita
ketahui bahwa bahan kimia secara umum memiliki potensi untuk menimbulkan
bahaya terhadap kesehatan pelaku maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan
seperti kebakaran. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia tertentu dapat
memiliki tipe reaktivitas tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para
pelaksana yang bekerja dan menggunakan bahan kimia harus mengetahui dan
memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya
dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan (Crisp, 1996). Limbah
laboratorium kimia sebagian besar merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Pengolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume,
konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui
proses fisika, kimia atau biologi. Upaya pertama yang harus dilakukan adalah
upaya preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkan ke
lingkungan yang meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya, serta upaya
pemanfaatan limbah.

1. Reduce berarti mengurangi sumber limbah dan mencegah timbulnya limbah


lain. (teknik minimalisasi limbah). Contoh: industri ramah lingkungan,
perkampungan peternakan sapi. Teknik minimalisasi limbah B3 adalah suatu
cara dalam penanganan yang ditujukan pada sumber masalah pencemaran
sebelum dampak terhadap lingkungan terjadi. Tehnik ini bersifat pencegahan
bukan suatu penanganan pencemaran lingkungan .
2. Reuse yaitu mempergunakan kembali limbah sesuai bentuk aslinya untuk kegunaan
lain (botol air mineral untuk tempat minyak), atau mengubah bentuk limbah untuk
kegunaan lain (botol air mineral untuk membuat lampion).
3. Recycling/daur ulang adalah suatu proses dimana limbah dikumpulkan dan
digunakan sebagai bahan mentah untuk produk baru. Plastik bekas diproses
sehingga menjadi peralatan rumah tangga daur ulang (plastic warna lebih tua dan
kurang cemerlang). Empat tahapan proses daur ulang adalah: pengumpulan limbah
yang dapat didaur ulang, pemisahan limbah berdasarkan jenisnya, mengubah
menjadi bentuk yang dapat diproses lanjut, dan membentuk menjadi bahan yang
bermanfaat.
4. Replace. Kita bisa mengganti bahan yang tidak dapat diperbaruhi dengan
bahan yang dapat diperbarui. Sebagai contoh, system pemanasan air yang biasa
digunakan di Hongkong adalah system yang ramah lingkungan yaitu energi
matahari
5. Penyimpanan Limbah. Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan
sementara limbah B3 sampai jumlah yang mencukupi untuk diangkut atau
diolah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisien ekonomis.
Strategi penanganan yang diterapkan, pada prinsipnya dengan mengusahakan untuk :
a. Mengurangi sampai seminimum mungkin jumlah limbah kegiatan industri.
b. Daur Ulang dan Recovery. Untuk cara ini dimaksudkan memanfaatkan
kembali sebagai bahan baku dengan metoda daur ulang atau recovery.
c. Proses Pengolahan. Proses ini untuk mengurangi kandungan unsur beracun
sehingga tidak berbahaya dengan cara mengolahnya secara fisik, kimia dan
biologis.
d. Cara ini mengkonsentrasikan kandungan limbah B3 dengan fiksasi kimia
dan pengkapsulan, selanjutnya dibuang ketempat pembuangan aman dan
terkontrol

Anda mungkin juga menyukai