Anda di halaman 1dari 20

SOP (Standar Oprasional Prosedur) Laboratorium IPA Fisika

Tahun 2018
SMP NEGERI 1 JAKENAN

BAB I
Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA Fisika

Pasal 1
Definisi Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA
Standar operasional prosedur laboratorium IPA (selanjutnya disingkat SOP) adalah suatu set
instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk yang mengikat. Hal ini mencakup hal-
hal yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya.

Pasal 2
Tujuan Standar Oprasional Prosedur Laboratorium IPA Fisika
1. Sebagai pedoman dalam menjalankan fungsi laboratorium IPA Fisika sesuai dengan
tujuannya.
2. Menjaga konsistensi dan kinerja pengurus laboratorium IPA Fisika.
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari para pengurus yang terkait
laboratorium IPA Fisika.
4. Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan, kegagalan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi dalam menjalankan fungsi laboratorium IPA Fisika.
5. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan terhadap tugas dan wewenang.
6. Mengevaluasi hambatan dan kendala yang ditemukan dalam menjalankan laboratorium IPA
Fisika.

Pasal 3
Pelanggaran Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA Fisika
1. Setiap pelanggaran yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar akan mendapatkan sanksi
yang telah tercantum dalam SOP.
2. Sanksi terhadap pelanggaran yang belum tercantum pada SOP, ditentukan selanjutnya
berdasarkan musyawarah mufakat pengurus laboratorium IPA Fisika.

1
BAB II
LABORATORIUM IPA

Pasal 4
Definisi Laboratorium IPA Fisika
1. Laboratorium IPA Fisika (disingkat lab IPA) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
2. Laboratorium IPA Fisika yang dimaksud pada ayat 1

Pasal 5
Fungsi Lab. IPA Fisika
1. Sebagai tempat berlatih siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam
mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang
diperolehnya.

Pasal 6
Penggunaan Lab. IPA Fisika
1. Lab. IPA digunakan hanya untuk pembelajaran yang sesuai dengan definisi dan tujuan
didirikannya. Hal ini telah termaktub pada pasal 1 dan pasal 2.
2. Lab. IPA dilarang untuk digunakan sebagai ruang kelas, ruang pertemuan, ruang penyimpanan
barang, dll. Laboratorium IPA hanya digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Pasal 7
Sanksi Bagi Penyalahgunaan Pemakaian Lab. IPA Fisika
1. Pihak yang menyalahgunakan pemakaian lab. IPA Fisika dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: memakai ruang laboratorium IPA Fisika untuk keperluan bersama
yang penting dan mendesak, bertujuan untuk kebaikan, bersifat sementara dan tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Contoh: ruang laboratorium digunakan untuk
ruang rapat atau ruang pertemuan.
b. Pelanggaran sedang: memakai ruang lab. IPA Fisika untuk kepentingan suatu golongan
atau secara sepihak menggunakan laboratorium di luar peruntukkannya sehingga

2
menganggu kegiatan belajar mengajar di dalam laboratorium. Contoh: ruang laboratorium
digunakan untuk penyimpanan barang dalam jangka waktu cukup lama.
c. Pelanggaran berat: memakai ruang laboratorium dengan maksud untuk menghilangkan
fungsi dasar dari laboratorium IPA Fisika. Contoh: ruang laboratorium digunakan sebagai
ruang kelas.
2. Sansi bagi pelanggar pemakaian lab. IPA Fisika dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: mendapat teguran dan membayar uang denda Rp.150.000.
b. Pelanggaran sedang: mendapat teguran dan membayar uang denda Rp.50.000/hari.
c. Pelanggaran berat: mendapat teguran dan membayar uang denda Rp.100.000/hari.

3
BAB III
Struktur Organisasi Laboratorium IPA Fisika

Pasal 8
Definisi Struktur Organisasi Lab. IPA Fisika
Struktur organisasi lab. IPA Fisika adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada organisasi laboratorium IPA Fisika dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.

STRUKTUR ORGANISASI
LAB. IPA SMP NEGERI 1 JAKENAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Kepala Sekolah
Gunarko, M.Pd

Wakasek Kurikulum Wakasek Sarana &


Suharni, S.Pd Prasarana
Tuti Hernawati, S.Pd Yusro Prayitno, S.Pd

Koord. Lab. IPA


Rubiyatun, S.Pd

Guru IPA Laboran


Siti Suba’iah N S, S.S. T Ars

Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah


1. Memilih koordinator lab. IPA Fisika setiap dua tahun sekali.
2. Membimbing, memotivasi, memantau dan mengevaluasi kinerja pengurus lab. IPA Fisika.

4
3. Memotivasi guru-guru IPA Fisika dalam melaksanakan pembelajaran praktikum disekolah.
4. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium IPA Fisika.

Pasal 11
Tugas dan Wewenang Wakasek Kurikulum
1. Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator lab. IPA Fisika untuk
menyusun program kegiatan pembelajaran di laboratorium yang sistematis, terencana dan
berkelanjutan.
2. Bekerjasama dengan koordinator lab. IPA Fisika untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar
mengajar di laboratorium IPA Fisika.

Pasal 12
Tugas dan Wewenang Wakasek Sarana dan Prasarana
1. Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator lab. IPA Fisika untuk
menyusun program pengadaan sarana dan prasarana di dalam laboratorium yang sistematis,
terencana dan berkelanjutan.
2. Bekerjasama dengan koordinator laboratorium IPA Fisika untuk menjamin kelancaran
kegiatan belajar mengajar di lab. IPA Fisika.

Pasal 13
Tugas dan Wewenang Koordinator Lab. IPA Fisika
1. Mengkoordinir guru mata pelajaran IPA (fisika, biologi) dalam membuat jadwal praktikum di
laboratorium.
2. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan koordinator laboratorium sekolah untuk pengadaan
alat/bahan IPA Fisika berdasarkan matrikulasi yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA
Fisika.

Pasal 14
Tugas dan Wewenang Guru Mata Pelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum di ruang lab. IPA Fisika.
2. Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan untuk praktikum maksimal tiga hari sebelum
pembelajaran praktikum dilaksanakan.

Pasal 15
Tugas dan Wewenang Laboran
1. Mengerjakan administrasi tentang alat/bahan yang ada di laboratorium IPA Fisika minimal
setiap satu tahun sekali.
2. Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat/bahan yang digunakan dalam pembelajaran.
3. Bertanggungjawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta perlengkapannya.

5
BAB IV
Administrasi Laboratorium IPA

Pasal 16
Definisi Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium IPA Fisika adalah suatu upaya penyusunan dan pencatatan data dan
informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan
keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

Pasal 17
Daftar Administrasi Laboratorium yang Harus Dipenuhi
Berikut daftar administrasi lab. IPA Fisika yang harus dipenuhi:
a. Buku inventarisir
b. Kartu stok
c. Kartu peminjaman alat/bahan
d. Buku jurnal laboratorium
e. Kartu reparasi
f. Program Tahunan Lab.
g. Jadwal Penggunaan Lab
h. Rencana Kegiatan Lab.

Pasal 18
Buku Inventarisir
1. Buku inventarisir merupakan daftar yang memuat semua barang milik lab. IPA Fisika yang
dipakai dan ada hubungannya dengan kegiatan praktikum di dalam lab.
2. Inventarisir dilakukan minimal sekali/semester.
3. Format buku inventarisir adalah sebagai berikut:

SMP NEGERI 1 JAKENAN


Data inventaris Lab.Fisika
Kondisi
No Nama Alat/Barang Jumlah Keterangan
Baik Rusak

6
Pasal 19
Kartu Stok
1. Kartu stok merupakan catatan pergerakan transaksi keluar-masuk suatu barang yang terdapat
di dalam lab Fisika.
2. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan alat/bahan yang bersangkutan.
3. Pencatatan di kartu stok dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
4. Format kartu stok adalah sebagai berikut:

Nama : - Alat : ………………………… No. Induk : …………………..


- Bahan : ………………………… Kode Lama : …………………..
- Perkakas : ………………………… Tempat : …………………..
- Perlengkapan : ………………………… Nomor : …………………..
- Spesifikasi : …………………………

Pasal 20
Kartu Peminjaman Alat/Bahan
1. Kartu peminjaman alat dan bahan berisi daftar alat/bahan yang diperlukan oleh suatu
kelompok atau oleh guru yang bersangkutan untuk melakukan sekali praktikum dan ditujukan
kepada laboran.
2. Pencatatan di kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan setiap akan melakukan praktikum.
3. Format kartu peminjaman alat/bahan adalah sebagai berikut:

7
Kartu Peminjaman
Praktikum ke- :.............................................
Judul Praktikum :.............................................
Kelompok :.............................................
Nama Anggota :............................................

No Nama Alat/ Bahan Kode Jumlah Keterangan

Pasal 21
Buku Jurnal Lab. Fisika
1. Buku jurnal lab. merupakan buku yang berisi daftar kegiatan praktikum yang dilakukan di
dalam lab.
2. Pencatatan di buku jurnal lab. dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
3. Format buku catatan harian lab. adalah sebagai berikut:

Buku Jurnal Laboratorium

No Hari/Tanggal Judul Praktikum Kelas Jam Paraf Keterangan

Pasal 22
Kartu Reparasi
1. Kartu reparasi merupakan kartu yang memuat informasi menganai perbaikan atau
reparasi suatu alat
2. Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan oleh teknisi bila ada perbaikan terhadap
barang yang rusak dan dilaporkan kepada koordinator lab.
3. Format kartu reparasi adalah sebagai berikut:

8
Kartu Reparasi
No. (urut)/ Lab. (bidang)/(nama sekolah)/(bulan)/(tahun)

Nama Alat :.....................................................


Kode :.....................................................
Produsen :.....................................................
Tanggal Pengadaan :.....................................................
Tanggal Reparasi :.....................................................

Jenis Kerusakan Komponen Harga Keterangan

Pasal 23
Program Tahunan Laboratorium Fisika
1. Program tahunan laboratorium berisi daftar praktikum yang akan dilakukan di dalam
laboratorium dalam kurun waktu satu tahun pelajaran.
2. Program tahunan laboratorium dibuat dalam ukuran minimal A2 dan ditempel di dalam
ruang laboratorium.
3. Format program tahunan laboratorium adalah sebagai berikut:

PROGRAM TAHUNAN LABORATORIUM IPA


SMP N 1 JAKENAN
TAHUN 2018/2019

ALOKASI
SEMES
NO PROGRAM/KEGIATAN WAKTU KET
TER
(MINGGU)

9
Pasal 24
Jadwal Penggunaan Laboratorium Fisika
1. Jadwal penggunaan laboratorium berisi daftar guru yang akan menggunakan laboratorium
setiap harinya
2. Jadwal penggunaan laboratorium dibuat agar tidak terjadi penggunaan laboratorium antara 2
guru secara bersamaan.
3. Jadwal penggunaan laboratorium dibuat dalam ukuran F4 dan ditempel di dalam ruang
laboratorium
4. Format jadwal penggunaan laboratorium sebagai berikut:

JADWAL PENGGUNAAN LAB. FISIKA


SMP N 1 JAKENAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Jam ke- Senin Selas Rabu Kamis Jumat Sabtu

Pasal 25
Rencana Kegiatan Lab. IPA Fisika
1. Rencana kegiatan lab adalah serangkaina rencana yang akan dilakukan oleh laboran
2. Format rencana kegiatan lab sebagai berikut:

RENCANA KEGIATAN LABORATORIUM IPA


SMP N 1 JAKENAN
Periode : Januari – Juni 2019

BULAN DAN MINGGU


Aspek/ Materi
No JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
Pokok
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

10
BAB V
Tata Tertib Laboratorium IPA Fisika

Pasal 26
Tata Tertib Guru
1. Merencanakan proses pembelajaran di dalam lab. yang berkualitas, terencana, sistematik,
aman dan menyenangkan.
2. Membimbing dan mengawasi proses belajar mengajar siswa yang berbasis
praktikum/demonstrasi di dalam lab. agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan dalam praktikum selambat-lambatnya dua hari
sebelum praktikum dilaksanakan.
4. Mencoba terlebih dahulu praktikum yang akan dilakukan oleh siswa.
5. Mempunyai pengetahuan dalam P3K, perawatan alat/bahan, keselamatan kerja dan
pengolahan limbah.
6. Mengetahui dan yakin jika siswa sudah memahami aturan keselamatan, tata tertib dan
prosedur praktikum.
7. Menjamin kebersihan dan penyimpanan alat/bahan yang telah dipakai dalam praktikum.
8. Melaporkan pada laboran jika ada alat/bahan yang rusak, tumpah atau hilang.
9. Dilarang menyerahkan tugas membimbing dan mengawasi kegiatan praktikum kepada pihak
lain.
10. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin laboran.

Pasal 27
Tata Tertib Laboran
1. Datang setiap hari Senin-Jumat jam 07.00 sampai jam 15.00 dan Sabtu jam 07.00 sampai jam
12.00.
2. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin koodinator lab.
3. Menyusun rencana strategis untuk melengkapi dan mengisi pokok-pokok administrasi lab.
yang telah digariskan.

Pasal 28
Tata Tertib Siswa
1. Siswa dilarang masuk ke dalam ruang laboratorium tanpa seizin dari guru atau staf
laboratorium
2. Siswa wajib menggunakan jas lab. dan peralatan keselamatan standar lainnya (sepatu, ikat
kepala, masker, kacamata pelindung dan sarung tangan) ketika akan melakukan praktikum di
dalam lab.

11
3. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin laboran.
4. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS dan dilarang
menggunakan alat dan bahan diluar petunjuk kecuali dengan tujuan khusus dan dengan
pengawasan guru yang bersangkutan.
5. Siswa segera melapor kepada guru/laboran jika ada alat yang rusak atau bahan yang tumpah.
6. Melapor kepada guru jika terjadi kecelakaan pada saat melakukan praktikum.
7. Siswa dilarang makan dan minum di dalam lab.
8. Siswa dilarang membawa tas, dompet dan peralatan telekomunikasi ke dalam lab.
9. Siswa dilarang melakukan praktikum diluar pengawasan guru.

Pasal 29
Sanksi Bagi Pelanggar Tata Tertib
1. Pihak yang melanggar tata tertib dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: melanggar tata tertib karena lupa/tidak disengaja. Seperti: tidak
memakai jas lab, membawa alat komunikasi ke dalam lab, dll.
b. Pelanggaran sedang: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat
menyebabkan kerusakan. Contoh: menumpahkan zat, masuk ke dalam lab. tanpa izin,
dll.
c. Pelanggaran berat: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat
menyebabkan kerusakan dan kecelakaan. Contoh: melakukan praktikum di luar
prosedur, bermain-main dengan alat dan bahan praktikum, merusak alat praktikum
karena kecerobohan, dll.
2. Sanksi bagi pelanggar pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: mendapat teguran.
b. Pelanggaran sedang: mendapat teguran dan dibebankan biaya penggantian alat/bahan
yang rusak.
c. Pelanggaran berat: mendapat teguran, dibebankan biaya penggantian alat/bahan yang
rusak dan pemanggilan orang tua.

12
BAB VI
Aturan Kelangkapan Ruang Laboratorium IPA Fisika

Pasal 30
Kelengkapan Ruang Laboratorium
1. Kelengkapan ruang laboratorium IPA yang wajib dimiliki:
a. Ruang persiapan
b. Gudang
c. Meja demonstrasi
d. Papan tulis
e. Meja siswa dan kursi
f. Bak cuci
g. Aliran listrik beserta lampu
h. Lemari asap/asam
i. Lemari bahan/alat
j. Exhaust fan
k. Komponen keselamatan
2. Kelengkapan ruang laboratorium harus diusahakan secepat mungkin dengan peralatan yang
kualitas dan jumlahnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Apabila ada perlengkapan yang rusak harus segera dilaporkan kepada wakasek sarana dan
prasarana untuk diteruskan kepada kepala sekolah.

13
BAB VII
Aturan Pengadaan Barang/Jasa Lab. IPA Fisika

Pasal 31
1. Pengadaan barang/jasa untuk lab. IPA berdasarkan pada prinsip prioritas yang telah disepakati
bersama antar pengurus dan dikomunikasikan kepada kepala sekolah.
2. Pengadaan alat dan bahan untuk keperluan pembelajaran di lab. IPA dilakukan setiap satu
semester sekali.
3. ]Pengadaan alat dan bahan untuk praktikum dilakukan oleh guru mata pelajaran berdasarkan
daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS yang telah dibuat untuk selanjutnya diserahkan
kepada koordinator lab. IPA.
4. Pengadaan komponen keselamatan dilakukan oleh laboran yang selanjutnya diserahkan
kepada koordinator lab. IPA.
5. Pengadaan terhadap perbaikan kondisi fisik laboratorium dilakukan oleh koordinator lab.
sekolah untuk selanjutnya diajukan ke wakasek sarana dan prasarana.

14
BAB VIII
Pengelolaan Lab. IPA Fisika

Pasal 32
Aturan Penyimpanan Alat dan Bahan
1. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan alat merupakan lemari yang terbuat dari kayu
pejal dan tertutup.
2. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan bahan merupakan lemari yang terbuat dari kayu
pejal dan terbuka.
3. Lemari yang bersifat khusus seperti lemari mikroskop dan lemari asap/asam disediakan sesuai
dengan standar yang berlaku.
4. Alat-alat di dalam lab. IPA disimpan berdasarkan jenis mata pelajarannya (kimia, fisika dan
biologi) lalu dikelompokkan lagi berdasarkan jenis bahan dasar pembuatnya, seperti kelompok
alat besi, kelompok alat gelas, kelompok alat porselain, dll.
5. Bahan-bahan di dalam lab. IPA dsimpan berdasarkan kelompok fase dan sifatnya, seperti
kelompok zat padat , kelompok larutan, kelompok asam, kelompok basa, dll.
6. Bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih besar disimpan di bagian bawah lemari berurut ke
atas menuju bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih kecil.
7. Setiap lemari harus dilengkapi kartu inventarisir dan label lemari tersebut.

Pasal 33
Aturan Peminjaman Alat dan Bahan
1. Peminjaman alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran praktikum sesuai dengan program
semester laboratorium diajukan oleh guru kepada laboran paling lambat dua hari sebelum
praktikum dilakukan.
2. Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) atau tim
olimpiade sekolah dilakukan oleh guru pembimbing dan diajukan kepada laboran paling
lambat dua hari sebelum praktikum dilakukan.
3. Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan lainnya seperti penelitian, dll. dilakukan oleh
peneliti dan diajukan kepada laboran untuk diketahui koordinator lab. IPA dan kepala sekolah.
4. Peminjaman alat dan bahan harus mengisi format kartu peminjaman alat dan bahan.

Pasal 34
Aturan Perawatan Alat dan Bahan
1. Fungsi alat/bahan harus dicek secara berkala minimal setiap satu semester sekali oleh teknisi
dan laboran.
2. Alat harus segera dibersihkan setelah digunakan.
3. Alat yang terbuat dari logam yang mudah berkarat seperti jangka sorong, mikrometer skrup,
dll. harus dilapisis oleh minyak agar tidak mudah berkarat

15
4. Alat yang terbuat dari plastik harus dijauhkan dari sumber api.
5. Alat-alat listrik harus disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh air.
6. Alat yang terbuat dari magnet harus disimpan menggunakan kaki magnet dan diberi pembatas
penyimpanan antara magnet yang satu dengan magnet yang lain.
7. Mikroskop harus disimpan dalam lemari yang memiliki kadar kelembapan maksimal 70%.
8. Alat-alat digital disimpan dan dirawat sesuai dengan petunjuk yang tertera pada manual alat.
9. Bahan sisa praktikum dilarang dikembalikan ke wadahnya lagi dan harus langsung dibuang.
10. Alat/bahan yang rusak segera diserahkan kepada teknisi untuk ditindaklanjuti.

Pasal 35
Aturan Pelaksanaan Pembelajaran Praktikum
1. Kegiatan pembelajaran praktikum yang dilakukan sesuai dengan program semester
laboratorium yang telah dibuat dan disepakati bersama.
2. Guru wajib berusaha untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran praktikum sesuai dengan
program semester laboratorium yang telah disepakati.
3. Penambahan kegiatan pembelajaran praktikum di luar program semester laboratorium
diizinkan apabila telah dikoordinasikan dengan laboran dan koordinator lab. IPA.
4. Pembatalan kegiatan pembelajaran laboratorium pada program semester laboratorium
diizinkan apabila terjadi pada kondisi darurat dan tidak memungkinkan serta telah
dikoordinasikan dengan koordinator lab. IPA.

Pasal 36
Pengolahan Limbah
1. Zat-zat sisa praktikum dilarang untuk dibuang langsung ke saluran pembuangan.
2. Zat-zat sisa praktikum dikumpulkan, untuk selanjutnya diencerkan dan dinetralkan (sampai
pH 6-8). Setelah itu baru diperkenankan untuk dibuang ke saluran pembuangan khusus lab.
IPA.
3. Pengenceran dilakukan berdasarkan perbandingan 1:20 yang berarti setiap 1 mL zat sisa
praktikum yang dibuang harus diencerkan dengan 20 mL air bersih.
4. Penetralan terhadap limbah yang bersifat basa menggunakan larutan asam cuka.
5. Penetralan terhadap limbah yang bersifat asam menggunakan larutan deterjen/soda kue.

16
BAB IX
Keselamatan Kerja

Pasal 37
Perlengkapan Keselamatan
1. Peralatan keselamatan yang harus dimiliki laboratorium IPA adalah sebagai berikut:
a. Carta tata tertib
b. Alat pemadam kebakaran
c. Alarm darurat
d. Shower
e. Kotak P3K
f. Kotak pasir
g. Kartu keselamatan
h. Kotak pengenalan alat
2. Carta tata tertib berisi peraturan yang tercantum untuk siswa sesuai dengan yang termuat di
SOP Pasal 32 dan dicetak dalam kertas minimal ukuran A2 untuk selanjutnya ditempel secara
efektif di dalam ruang lab.
3. Alat pemadam kebakaran harus disimpan di tempat strategis dan minimal berjenis dry powder.
4. Alarm darurat hanya digunakan untuk kondisi yang genting dan tidak terkontrol.
5. Shower digunakan untuk kondisi darurat yang memungkinkan praktikan untuk
menyelamatkan dirinya sendiri ketika terjadi kecelakaan.
6. Kotak P3K merupakan sebuah kotak yang berisi peralatan standar untuk kecelakaan. Kotak
P3K mininmal terdiri dari kapas, kasa, antiseptik, obat luka bakar, minyak kayu putih, obat
sakit kepala, obat maag, obat sakit perut, plaster luka dan pembalut wanita.
7. Kotak pasir merupakan kotak kayu minimal ukuran 50 x 30 x 20 cm yang digunakan untuk
menyimpan pasir.
8. Kartu keselamatan merupakan kartu yang berisi informasi mengenai langkah kerja yang harus
dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja.
9. Kotak pengenalan alat berisi sample alat-alat di lab. beserta informasi nama dan kegunaannya
yang disimpan dalam lemari gantung.

Pasal 38
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
1. Guru harus menguasai komponen keselamatan dan langkah-langkah P3K.
2. Jika terjadi kecelakaan, guru harus bersikap tenang dan segera menyuruh siswa keluar
ruangan.
3. Jika guru tidak bisa mengendalikan kecelakaan guru wajib membunyikan alarm yang tersedia
atau segera meminta bantuan kepada pihak yang terkait.

17
4. Pada kondisi darurat guru harus bisa menjaga keselamatan nyawa siswa-siswanya dan
dilarang mendahulukan keselamatan pribadi.
5. Siswa yang keracunan gas segera dibawa ke ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar.
6. Siswa yang terpercik bahan cair berbahaya segera dicuci air sebanyak mungkin.
7. Siswa yang pingsan bisa dibangunkan dengan menggunakan ammonium karbonat dan jika
diperlukan dapat diberi napas buatan.
8. Siswa yang sakit dilarang masuk ke dalam lab. IPA untuk mengikuti praktikum.

Pasal 39
Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Keselamatan Kerja
1. Kecelakaan yang dilakukan oleh kesalahan siswa karena tidak mengikuti prosedur percobaan
merupakan tanggung jawab pribadi.
2. Kecelakaan yang disebabkan kelalaian guru dalam mengawasi siswa ketika praktikum
menjadi tanggung jawab guru yang bersangkutan.
3. Kecelakaan yang disebabkan oleh fasilitas di dalam lab. yang buruk seperti selang gas bocor
dan peralatan keselamatan yang tidak lengkap menjadi tanggung jawab sekolah

18
BAB X
Lain-Lain

Pasal 45
Ketentuan Lainnya
Hal-hal yang belum diatur dan ditetapkan dalam SOP ini akan diatur dan ditentukan
kemudianjika dianggap perlu.
Tanggal Penetapan : Juli 2018
Tanggal Berlaku : Juli 2019
Status Revisi : -

Pengurus Lab. IPA SMP NEGERI 1 JAKENAN

Jakenan, Juli 2018

Koordinator Lab. IPA Laboran

Rubiyatun, S.Pd Siti Suba’iah Nur Safitri, S.S.T.Ars


NIP. 19740516 200312 2 007

Mengetahui
Kepala SMP N 1 Jakenan

Gunarko, M.Pd
NIP.19610702 198403 1 013

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai