LABORATORIUM IPA
Oleh:
Dr. Suyidno, M.Pd.
BAB I
Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA
Pasal 1
Definisi Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA
Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA (disingkat SOP) adalah set instruksi
yang memiliki kekuatan sebagai petunjuk yang mengikat. Hal ini mencakup hal-hal
yang memiliki prosedur pasti atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya.
Pasal 2
Tujuan Standar Oprasional Prosedur Laboratorium IPA
Pasal 3
Pelanggaran Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA
1. Setiap pelanggaran yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar akan mendapat
sanksi yang telah tercantum dalam SOP.
2. Sanksi terhadap pelanggaran yang belum tercantum dalam SOP, akan ditentukan
selanjutnya berdasarkan musyawarah mufakat oleh pengurus laboratorium IPA
BAB II
LABORATORIUM IPA
Pasal 4
Definisi Laboratorium IPA
1. Laboratorium IPA (selanjutnya disingkat lab IPA) adalah tempat penelitian ilmiah
(pengamatan/eksperimen), pengukuran maupun pelatihan ilmiah. Laboratorium IPA
dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan tersebut secara terkendali.
2. Laboratorium IPA yang dimaksud pada ayat 1 meliputi laboratorium kimia, fisika
dan biologi.
Pasal 6
Penggunaan Laboratorium IPA
1. Lab IPA hanya digunakan untuk pembelajaran yang sesuai definisi dan tujuan
didirikannya. Hal ini telah termaktub pada pasal 1 dan pasal 2.
2. Lab IPA dilarang digunakan sebagai ruang kelas, pertemuan, penyimpanan barang,
dll. Lab IPA hanya digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Pasal 7
Sanksi Bagi Penyalahgunaan Pemakaian Laboratorium IPA
1. Pihak yang menyalahgunakan pemakaian lab IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: memakai ruang laboratorium IPA untuk keperluan bersama
yang penting dan mendesak, bertujuan untuk kebaikan, bersifat sementara dan
tidak mengganggu proses belajar mengajar. Contoh: ruang lab digunakan untuk
ruang rapat atau ruang pertemuan.
b. Pelanggaran sedang: memakai ruang lab IPA untuk kepentingan suatu golongan
atau secara sepihak menggunakan lab di luar peruntukannya sehingga menganggu
proses belajar mengajar di dalam lab. Contoh: ruang lab sebagai penyimpanan
barang dalam jangka waktu cukup lama.
c. Pelanggaran berat: memakai ruang lab dengan maksud menghilangkan fungsi
dasar dari lab IPA. Contoh: ruang lab digunakan sebagai ruang kelas.
2. Sansi bagi pelanggar pemakaian lab IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: mendapat teguran dan membayar denda Rp. 50.000.
b. Pelanggaran sedang: mendapat teguran dan membayar denda Rp. 50.000/hari.
c. Pelanggaran berat: mendapat teguran dan membayar denda Rp. 100.000/hari.
Pasal 8
Definisi Struktur Organisasi Lab IPA
Struktur organisasi lab IPA adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada organisasi lab IPA dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan yang di harapkan dan diinginkan.
Pasal 9
Struktur Organisasi Lab IPA
Struktur organisasi lab IPA sesuai dengan gambar bagan struktur di bawah ini:
Pasal 10
Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah
1. Berkoordinasi dengan koordinator lab sekolah dan lab IPA untuk menyusun program
kegiatan pembelajaran di laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan.
2. Bekerja sama dengan koordinator lab IPA untuk menjamin kelancaran kegiatan
belajar mengajar di lab IPA.
Pasal 12
Tugas dan Wewenang Wakasek Sarana dan Prasarana
1. Berkoordinasi dengan koordinator lab sekolah dan lab IPA untuk menyusun program
pengadaan sarana dan prasarana di dalam laboratorium yang sistematis, terencana
dan berkelanjutan.
2. Bekerja sama dengan koordinator lab IPA untuk menjamin kelancaran proses belajar
mengajar di lab IPA.
Pasal 13
Tugas dan Wewenang Koordinator Lab Sekolah
Pasal 14
Tugas dan Wewenang Koordinator Laboratorium IPA
1. Mengkoordinir guru mata pelajaran IPA (fisika, kimia, biologi) dalam membuat
jadwal praktikum di laboratorium.
2. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan kepala lab sekolah untuk pengadaan
alat/bahan IPA berdasarkan matrikulasi yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA.
Pasal 15
Tugas dan Wewenang Guru Mata Pelajaran
1. Mengerjakan administrasi alat dan bahan di lab IPA minimal setahun sekali.
2. Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan dalam
pembelajaran.
3. Bertanggung jawab atas kebersihan alat dan ruang lab beserta perlengkapannya.
Pasal 17
Tugas dan Wewenang Teknisi
BAB IV
Administrasi Laboratorium IPA
Pasal 18
Definisi Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium IPA adalah suatu upaya penyusunan dan pencatatan data dan
informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud untuk
menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian
maupun menyeluruh.
Pasal 19
Daftar Administrasi Laboratorium yang Harus Dipenuhi
Pasal 20
Buku Inventarisir
1. Buku inventarisir merupakan daftar yang memuat semua barang milik lab IPA yang
dipakai dan ada hubungannya dengan kegiatan praktikum di dalam lab.
2. Inventarisir dilakukan minimal sekali/semester.
3. Format buku inventarisir adalah sebagai berikut:
Pasal 21
Kartu Stok
1. Kartu stok merupakan catatan pergerakan transaksi keluar-masuk suatu barang yang
terdapat di dalam lab.
2. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan alat/bahan yang bersangkutan.
3. Pencatatan di kartu stok dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
4. Format kartu stok adalah sebagai berikut:
Pasal 22
Kartu Peminjaman Alat/Bahan
1. Kartu peminjaman alat dan bahan berisi daftar alat/bahan yang diperlukan oleh suatu
kelompok atau oleh guru yang bersangkutan untuk melakukan sekali praktikum dan
ditujukan kepada laboran.
2. Pencatatan di kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan setiap akan praktikum.
3. Format kartu peminjaman alat/bahan adalah sebagai berikut:
Kartu Peminjaman
Praktikum Ke : ……………………… Kelompok : ………………………
Judul Praktikum : ……………………… Nama Anggota : ………………………
No Nama Alat/Bahan Kode Jumlah Keterangan
Pasal 23
Buku Catatan Harian Laboratorium
1. Buku catatan harian lab merupakan buku yang berisi daftar kegiatan praktikum yang
dilakukan di dalam lab.
2. Pencatatan di buku catatan harian lab dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
3. Format buku catatan harian lab adalah sebagai berikut:
Pasal 24
Kartu Reparasi
1. Kartu reparasi merupakan kartu yang memuat informasi mengenai perbaikan atau
reparasi suatu alat
2. Pencatatan di buku catatan harian lab dilakukan oleh teknisi bila ada perbaikan
terhadap barang yang rusak dan dilaporkan kepada koordinator lab.
3. Format kartu reparasi adalah sebagai berikut:
Kartu Reparasi
No. (Urut)/Lab (Bidang)/(Nama Sekolah)/(Bulan)/(Tahun)
Magnet Batang
FLS 20.14/113
Catatan: Jangan disimpan dekat magnet lainnya
Pasal 26
Program Semester Laboratorium
Agustus September
No Judul Praktikum/LKS
1 2 3 4 1 2 3 4
Pasal 27
Daftar Alat dan Bahan Sesuai dengan LKS
1. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS berisi daftar alat yang dibutuhkan untuk
melakukan sekali praktikum dalam satu kelas dalam periode tahun ajaran tertentu.
2. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS dibuat paling lambat seminggu sebelum
hari pertama di tahun ajaran baru.
3. Fungsi dari daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah untuk memastikan agar
alat dan bahan sudah tersedia jauh hari sebelum praktikum akan dilaksanakan.
Fungsi lainnya sebagai landasan untuk pengajuan pembelian alat dan bahan
laboratorium.
4. Format daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah sebagai berikut:
Pasal 28
Laporan Bulanan
Pasal 29
Aturan Pengkodean Alat dan Bahan
1. Aturan pengkodean alat dan bahan di dalam lab IPA berdasarkan pada aturan yang
telah disepakati bersama dan telah tertuang di dalam SOP ini.
2. Bahasa yang digunakan sebagai standar pengkodean adalah nama resmi bahan/alat
dalam Bahasa Indonesia dan bukan merupakan nama dagang/internasional.
3. Aturan penulisan kode alat berdasarkan contoh aturan di bawah ini:
8. Untuk jenis bahan yang sama tetapi beda dalam masalah spesifikasi misalnya untuk
500 mL etanol 70% dan 500 mL etanol 95% perbedaan kode hanya terjadi pada no.
urut: Contoh: KET 7/500 untuk etanol 70% dan KET 8/500 untuk etanol yang 95%
9. Apabila nama bahan terdiri satu kata maka untuk penyingkatan kode menggunakan
huruf pertama dan huruf keduanya. Contoh untuk bahan kimia natrium maka bisa
diubah menjadi KNA.
10. Apabila nama bahan terdiri dari dua kata atau lebih maka untuk penyingkatan kode
menggunakan huruf pertama pada kata pertama dan kata terakhir. Contoh untuk
bahan kimia hidrogen klorida maka bisa diubah dalam kode KHK.
BAB V
Tata Tertib Laboratorium IPA
Pasal 30
Tata Tertib Guru
Pasal 31
Tata Tertib Laboran
1. Datang setiap hari Senin-Jumat jam 07.00 sampai jam 15.00 dan Sabtu jam 07.00
sampai jam 12.00.
2. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab tanpa seizin koodinator lab.
3. Menyusun rencana strategis melengkapi dan mengisi pokok-pokok administrasi lab
yang telah digariskan.
Pasal 32
Tata Tertib Teknisi
1. Datang setiap hari Senin-Jumat jam 07.00 sampai jam 15.00 dan Sabtu jam 07.00
sampai jam 12.00.
2. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab tanpa seizin laboran.
3. Memperbaiki alat yang rusak sesuai dengan jenis kerusakannya
4. Apabila kerusakan yang memerlukan pergantian komponen, maka komponen yang
rusak harus ditunjukkan kepada koordinator lab sebagai bukti.
5. Mengisi kartu reparasi setelah memperbaiki suatu alat
Pasal 33
Tata Tertib Siswa
1. Siswa dilarang masuk ke dalam ruang laboratorium tanpa seizin dari guru atau staf
laboratorium
2. Siswa wajib menggunakan jas lab dan peralatan keselamatan standar lainnya (sepatu,
ikat kepala, masker, kacamata pelindung dan sarung tangan) ketika akan melakukan
praktikum di dalam lab.
3. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab tanpa seizin laboran.
4. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS dan dilarang
menggunakan alat dan bahan diluar petunjuk kecuali dengan tujuan khusus dan
dengan pengawasan guru yang bersangkutan.
5. Siswa segera melapor kepada guru/laboran jika ada alat yang rusak atau bahan yang
tumpah.
Pasal 34
Sanksi Bagi Pelanggar Tata Tertib
BAB VI
Aturan Kelangkapan Ruang Laboratorium IPA
Pasal 35
Kelengkapan Ruang Laboratorium
Pasal 36
1. Pengadaan barang/jasa untuk lab IPA berdasarkan pada prinsip prioritas yang telah
disepakati bersama antar pengurus dan dikomunikasikan kepada kepala sekolah.
2. Pengadaan alat dan bahan untuk keperluan pembelajaran di lab IPA dilakukan setiap
satu semester sekali.
3. Pengadaan alat dan bahan untuk praktikum dilakukan oleh guru mata pelajaran
berdasarkan daftar alat dan bahan sesuai LKS yang telah dibuat untuk selanjutnya
diserahkan kepada koordinator lab IPA.
4. Pengadaan komponen keselamatan dilakukan oleh laboran yang selanjutnya
diserahkan kepada koordinator lab IPA.
5. Pengadaan terhadap perbaikan kondisi fisik laboratorium dilakukan oleh koordinator
lab sekolah untuk selanjutnya diajukan ke wakasek sarana dan prasarana.
BAB VIII
Pengelolaan Laboratorium IPA
Pasal 37
Aturan Penyimpanan Alat dan Bahan
1. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan alat merupakan lemari yang terbuat dari
kayu pejal dan tertutup.
2. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan bahan merupakan lemari yang terbuat
dari kayu pejal dan terbuka.
3. Lemari yang bersifat khusus seperti lemari mikroskop dan lemari asap/asam
disediakan sesuai dengan standar yang berlaku.
4. Alat-alat di dalam lab IPA disimpan berdasarkan jenis mata pelajarannya (kimia,
fisika dan biologi) kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan jenis bahan dasar
pembuatnya, seperti kelompok alat besi, kelompok alat gelas, kelompok alat
porselain, dll.
5. Bahan-bahan di dalam lab IPA dsimpan berdasarkan kelompok fase dan sifatnya,
seperti kelompok zat padat, kelompok larutan, kelompok asam, kelompok basa, dll.
6. Bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih besar disimpan di bagian bawah lemari
berurut ke atas menuju bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih kecil.
7. Setiap lemari harus dilengkapi kartu inventarisir dan label lemari tersebut.
Pasal 38
Aturan Peminjaman Alat dan Bahan
1. Peminjaman alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran praktikum sesuai dengan
program semester laboratorium diajukan oleh guru kepada laboran paling lambat dua
hari sebelum praktikum dilakukan.
Pasal 39
Aturan Perawatan Alat dan Bahan
1. Fungsi alat/bahan harus dicek secara berkala minimal setiap satu semester sekali
oleh teknisi dan laboran.
2. Alat harus segera dibersihkan setelah digunakan.
3. Alat yang terbuat dari logam yang mudah berkarat seperti jangka sorong,
mikrometer skrup, dll. harus dilapisi oleh minyak agar tidak mudah berkarat.
4. Alat yang terbuat dari plastik harus dijauhkan dari sumber api.
5. Alat-alat listrik harus disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh air.
6. Alat yang terbuat dari magnet harus disimpan menggunakan kaki magnet dan diberi
pembatas penyimpanan antara magnet yang satu dengan magnet yang lain.
7. Mikroskop disimpan dalam lemari yang memiliki kadar kelembapan maksimal 70%.
8. Alat-alat digital disimpan dan dirawat sesuai petunjuk yang tertera pada manual alat.
9. Bahan sisa praktikum dilarang dikembalikan ke wadah lagi dan langsung dibuang.
10. Alat/bahan yang rusak segera diserahkan kepada teknisi untuk ditindaklanjuti.
Pasal 40
Aturan Pelaksanaan Pembelajaran Praktikum
BAB IX
Keselamatan Kerja
Pasal 42
Perlengkapan Keselamatan
1. Peralatan keselamatan yang harus dimiliki laboratorium IPA adalah sebagai berikut:
a. Carta tata tertib e. Kotak P3K
b. Alat pemadam kebakaran f. Kotak pasir
c. Alarm darurat g. Kartu keselamatan
d. Shower h. Kotak pengenalan alat
2. Carta tata tertib berisi peraturan yang tercantum untuk siswa sesuai yang termuat di
SOP Pasal 32 dan dicetak dalam kertas minimal ukuran A2 untuk selanjutnya
ditempel secara efektif di dalam ruang lab.
3. Alat pemadam kebakaran harus disimpan di tempat strategis dan minimal berjenis
dry powder.
4. Alarm darurat hanya digunakan untuk kondisi yang genting dan tidak terkontrol.
5. Shower digunakan untuk kondisi darurat yang memungkinkan praktikan untuk
menyelamatkan dirinya sendiri ketika terjadi kecelakaan.
6. Kotak P3K merupakan sebuah kotak yang berisi peralatan standar untuk kecelakaan.
Kotak P3K mininmal terdiri dari kapas, kasa, antiseptik, obat luka bakar, minyak
kayu putih, obat sakit kepala, obat maag, obat sakit perut, plaster luka dan pembalut
wanita.
7. Kotak pasir merupakan kotak kayu minimal ukuran 50 x 30 x 20 cm yang digunakan
untuk menyimpan pasir.
8. Kartu keselamatan merupakan kartu yang berisi informasi mengenai langkah kerja
yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja.
9. Kotak pengenalan alat berisi sample alat-alat di lab. beserta informasi nama dan
kegunaannya yang disimpan dalam lemari gantung.
Pasal 44
Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Keselamatan Kerja
1. Kecelakaan yang dilakukan oleh kesalahan siswa karena tidak mengikuti prosedur
percobaan merupakan tanggung jawab pribadi.
2. Kecelakaan yang disebabkan kelalaian guru dalam mengawasi siswa ketika
praktikum menjadi tanggung jawab guru yang bersangkutan.
3. Kecelakaan yang disebabkan oleh fasilitas di dalam lab yang buruk seperti selang
gas bocor dan peralatan keselamatan yang tidak lengkap menjadi tanggung jawab
sekolah.
BAB X
Lain-Lain
Pasal 45
Ketentuan Lainnya
Hal-hal yang belum diatur dan ditetapkan dalam SOP ini akan diatur dan ditentukan
kemudian jika dianggap perlu.