Bagaimana prosedur P3K untuk menangani siswa yang tidak sadarkan diri di kelas ketika
sedang praktikum?
1. Pingsan dengan gejala hilang kesadaran lalu berkeringat pada bagian kepala dan bibir
atas. Bila korban pingsan maka penanganan yang dilakukan sebagai berikut :
a. Baringkan korban pada tempat sejuk dengan posisi datar atau kepala korban sedikit
jauh lebih rendah
b. Telentangkan korban diatas lantai dan biarkan menghirup uap ammonia ecer atau
garam-garam yang berbau
c. Stimulasi kulit korban dengan menggosok menggunakan sikat berbulu keras
d. Lepas atau longgarkan semua pakaian yang menekan leher dan segera bungkukkan
kepala korban diantara kedua kaki sampai muka korban merah
e. Bila korban dapat menelan air, berikan air kopi
f. Bila korban muntah, miringkan kepala korban agar tersedak
g. Bila pernafasan pendek/tertahan-tahan lakukan pernafasan buatan atau hembuskan
oksigen 6% dengan CO2
h. Pernafasan buatan diberikan bila korban tidak ada gerakan bernafas, tidak ada uap
hasil pernafasan, kuku, bibir, dan muka korban mulai membiru
i. Hubungi petugas kesehatan jika masih tidak sadarkan diri
2. Bagaimana prosedur P3K untuk menangani siswa yang matanya kecipratan larutan
NaOH?
Zat Korosif basa keras. Penanganannya yaitu diguyur dengan larutan cuka encer ( 1
bagian cuka dapur +1 bagian air) atau air biasa, guyur selama 30-40 menit terus-menerus
dan harus mengenai bagian-bagian yang berada dibalik kelopak. Selama diguyur gerak-
gerakkan bola matanya.
1. Jangan Panik.
Meski situasi dan kondisi saat terjadi kecelakaan crowded, usahakan tetap tenang dan segera
mengambil tindakan secara tepat dan cepat.
Jika korban kecelakaan mengalami kendala dalam pernafasan, pendarahan, dan terjadi tenda-
tanda shock maka segera beri pertolongan pertama sesuai dengan SOP.
Jangan pindahkan korban sebelum diketahui secara pasti jenis dan keparahan cidera yang
dialami, kecuali bila tempat tersebut tidak memungkinkan lagi untuk melalukan perawatan.
Apabila korban hendak diusung, hentikan pendarahan dan pastikan tulang yang patah sudah
dibidai.
Pertolongan pertama pada prinsipnya adalah pertolongan sementara. Apabila korban mengalami
luka parah, jangan segan untuk merujuk ke pusat pengobatan terdekat, bisa ke puskesmas, dokter
spesialis maupun rumah sakit.