Anda di halaman 1dari 23

PENGELOLAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM IPA

TUGAS 4 A
23006 ( AMANDA WANDA KRISTIANA )

1. Pengelolaan laboratorium meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan


evaluasi/pengawasan. Sebagai calon kepala laboratorium, jabarkan program pengelolaan alat
dan bahan kimia di laboratorium dimana bapak/ibu mengajar.
Pengelolaan laboratorium mencakup 3 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan. Adapun ketiga tahapan pengelolaan laboratorium dapat dijabarkan sebagai
berikut

A. Tahap perencanaan, meliputi:

- Penyusunan struktur laboratorium sekolah yaitu laboran dan teknisi

- Mensosilaisasikan tupoksi kepada laboran dan teknisi

- Penyusunan program kerja selama 1 tahun (dibuat per semester)

- Membuat administrasi laboratorium seperti kartu alat, kartu bahan, buku tamu, buku
inventarisasi alat dan bahan
- Membuat tata tertib laboratorium IPA, yaitu:
1. Siswa wajib mengisi daftar hadir
2. Siswa wajib mengisi form peminjaman alat
3. Siswa wajib menggunakan jas lab
4. Siswa tidak diperkenankan masuk ke dalam laboratorium tanpa izin guru.
5. Peserta didik melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal.
6. Peserta didik tidak diperkenankan membawa makanan atau minuman dalam
bentuk apapun ke dalam ruang laboratorium.
7. Peserta didik wajib menjaga ketertiban dan kebersihan ruang laboratorium.
8. Peserta didik menempati tempat yang sudah ditentukan sesuai kelompok kerja
9. Pada saat kegiatan praktikum berlangsung, hendaknya bekerja secara teliti dan
berhati-hati.
10. Alat dan bahan yang ada di laboratorium tidak diperkenankan untuk diambil
keluar tanpa izin guru.
11. Alat dan bahan harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang
diberikan. Dalam suatu percobaan siswa harus mengikuti petunjuk yang diberikan
dan tidak bekerja menurut kehendaknya sendiri.
12. Jika ada alat yang rusak atau pecah harus segera melapor kepada guru yang
bersangkutan
13. Kerusakan instrumentasi praktikum menjadi tanggung jawab bersama kelompok
praktikum. Alat yang rusak harus diganti oleh kelompok tersebut
14. Jika dalam mengadakan percobaan, ada yang tidak dimengerti atau diragukan
segeralah bertanya kepada guru.
15. Kecelakaan yang terjadi sekalipun kecil, seperti kena kaca, terbakar, dan tertelan
bahan kimia, hendaknya segera dilaporkan kepada guru.
16. Jika ada bahan kimia yang masuk ke dalam mulut dengan tidak sengaja hendaknya
bahan itu segera dikeluarkan, dan kemudian berkumur dengan banyak air.
17. Tangan atau kulit atau baju yang terkena asam atau alkali supaya segera dicuci
dengan air yang banyak.
18. Setelah selesai percobaan, alat-alat harus dikembalikan ketempat semula dalam
keadaan bersih dan kering.
19. Sebelum meninggalkan laboratorium, ruang dan meja praktikum harus dalam
keadaan bersih, keran air dan keran gas ditutup, serta kontak listrik dicabut.
20. Peserta didik yang tidak mengindahkan tata tertib dapat diberi sanksi
dikeluarkan dari ruang laboratorium.
B. Tahap Pelaksanaan

1. Penataan Alat Dan Bahan

Penataan alat dan bahan praktikum dikelompokkan berdasarkan fungsi danbentuknya


(jika alat, logam dengan logam, gelas dengan gelas). Secara idealnya di dalam laboratorium
hendaknya ada ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat
penyimpanan seperti lemari, kabinet, rak rak dan dibuat label disetiap penyimpanan alat
tersebut.
Direncanakan setiap alat yang akan dioperasikan harus dalam kondisi yang baik yaitu
dengan syarat:
a. Siap untuk dipakai (ready for use)
b. Bersih
c. Berfungsi dengan baik
d. Terkalibrasi
Karena peralatan ini digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian,
pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar
sewaktu-waktu dapat digunakan.
Setelah alat bahan ditata sesuai dengan tempatnya, alat dilakukan perawatan alat secara rutin
dengan cara :
 Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya.
 Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
 Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali dan jangan disimpan
dalam keadaan kotor.
 Kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan.
 Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau keterangan
penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita membaca terlebih dahulu
petunjuk penggunaan alat dan petunjuk pemeliharaan atau perawatannya.
 Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca buku petunjuk sebelum digunakan.

Bahan laboratorium diurutkan secara alfabetis menurut sifat fisis dan kimianya. Bahan
kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus
dalam wadah yang terisolasi. Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya
lain seperti api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia.
Wadah dan tempat penyimpanan diberi label yang mencantumkan informasi antara lain:
 Nama kimia dan rumusnya
 Konsentrasi
 Tanggal penerimaan
 Tanggal pembuatan
 Nama orang yang membuat reagen
 Tingkat bahaya
 Klasifikasi lokasi penyimpanan
 Nama dan alamat pabrik

2. Administrasi Laboratorium
Kegiatan pengadministrasian dilakukan dengan mendokumentasikan danmenginventaris
seluruh alat bahan yang ada di lab untuk mencegah kehilangan / penyalahgunaan,
memudahkan oprasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi / overlapping permintaan alat
dan memudahkan pengecekan. Kegiatan administrasi yangdibuat meliputi:
 Data ruangan Laboratorium
 Kartu Barang
 Daftar Barang
 Daftar pengeluaran/penerimaan barang
 Daftar usulan penerimaan barang
 Kartu alat
 Daftar alat
 Kartu Bahan / Zat
 Daftar Bahan / zat
 Dafatar pengeluaran/ penerimaan zat
 Daftar usulan/ permintaan zat
 Dafatar pengeluaran/ penerimaan alat
 Daftar usulan/ permintaan alat

C. Tahap Pengawasan

Proses pengawasan dan pengevaluasian diprogram secara berkala, mengevaluasi inventaris


alat bahan direncanakan 2 kali dalam setahun oleh kepala laboratorium.
Adapun program kegiatan laboratorium yang akan dilakukan dijabarkan dalam tabel berikut
SEMESTER GANJIL
BULAN Juli Agustus September Oktober November Desember PENANGGUNG
NO PROGRAM / URAIAN JAWAB
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KEGIATAN
1. Pendataan alat dan bahan Kepala Lab

laboratorium IPA
2. Pengusulan pengadaan alat dan Kepala Lab

bahan yang diperlukan
3. Pembuatan jadwal penggunaan Kepala Lab

Laboratorium
4. Persiapan Alat dan Bahan Untuk Laboran

Praktikum
5. Pelaksanaan Praktikum IPA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Guru mapel IPA
6. Pemeliharaan alat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ teknisi
7. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pembina ekskul, sesuai
Kegiatan KIR dengan jadwal KIR
(seminggu sekali)
8. Pembuatan laporan √ Kepala lab
SEMESTER GENAP
BULAN Januari Februari Maret April Mei Juni PENANGGUNG
NO PROGRAM / URAIAN JAWAB
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KEGIATAN
1. Pendataan alat dan bahan Kepala Lab

laboratorium IPA
2. Persiapan Alat dan Bahan Untuk Laboran

Praktikum
3. Pelaksanaan Praktikum √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Guru mapel IPA
4. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pembimbingekskul,
Kegiatan KIR sesuai dengan jadwal
KIR (seminggu sekali)
5. Pemeliharaan alat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ teknisi
6. Pembuatan laporan √ Kepala lab
2. Rumuskan rencana tindakan pengelolaan yang akan dilakukan terhadap kondisi real laboratorium kimia yang tersedia di tempat ibu/bapak
mengajar. Sertakan dokumentasi untuk menggambarkan kondisi awal penataan alat dan bahan kimia di sekolah ibu dan bapak.
Kondisi awal penataan alat dan bahan lab IPA di sekolah
Rencana tindakan pengelolaan yang akan dilakukan :

1. Menyusun program kerja bersama laboran dan teknisi

2. Menginventaris alat dan bahan kimia yang ada dan menatanya di tempat yang semestinya
(di lemari alat dan bahan kimia)

3. Membuat kartu alat, daftar inventaris, daftar hadir guru yang masuk ke laboratorium, dan
administrasi laboratorium lainnya

4. Menyusun dan menata peralatan dan bahan laboratorium sesuai kelompoknya,


diantaranya:

- Alat kaca dikelompokkan dengan kaca

- Alat logam dengan logam

- Alat plastik digabungkan dengan kelompok plastic

- Alat yang bobotnya berat tidak diletakkan di atas lemari/rak agar memudahkan
pengambilan

- Alat yang bobotnya ringan diletakkan di lemari bagian atas

5. Menyusun dan menata bahan kimia di laboratorium sesuai dengan kelompoknya.


klasifikasi bahan berbahaya dan beracun (B3) diatur dalam PP No.74 Th 2001 tentang
pengelolaan B3, klasifikasi tersebut sebagai berikut :
- Mudah meledak (explosive)
- Pengoksida (oxiding) corrosive)
- Bersifat iritasi (irritant)
- Beracun (toxic)
- Karsinogenik
- Teratogenik
- Berbahaya bagi lingkungan
- Berbahaya (harmful)
- Korosif
Penyimpanan bahan kimia direncakanan didasarkan atas tingkat risiko
bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat
dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh
karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat
cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic.
Adapun rancangan penataan alat dan bahan kimia dalam lemari alat dan bahan
digambarkan dalam skema gambar berikut :

PENGKODEAN LEMARI DAN TATA LETAK LEMARI


A. Lemari Peralatan Kaca 1 , terdiri dari :
C. Lemari Bahan Padatan dan Kit
A.1 Lemari A Rak 1
Praktikum, terdiri dari:
A.2 Lemari A Rak 2
C.1 Lemari C Rak 1
A.3 Lemari A Rak 3
C.2 Lemari C Rak 2
B. Lemari Peralatan Kaca 2 , terdiri dari :
E.1 Lemari C Rak 3
B.1 Lemari B Rak 1
D. Lemari Bahan Cair, terdiri dari:
B.2 Lemari B Rak 2
F.1 Lemari D Rak 1
B.3 Lemari B Rak 3
F.2 Lemari D Rak 2
F.3 Lemari D Rak 3
3. Berdasarkan jenis percobaan kimia yang rutin dilaksanakan, buat matriks keperluan bahan
dan alat kimia untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran kimia satu tahun dan untuk
semua kelas yang ada di sekolah ibu/bapak.

Tabel keperluan alat dan bahan kimia SMA

Topik praktikum Alat yang diperlukan Bahan yang diperlukan


KELAS X
Pengenalan Laboratorium Alat-alat laboratorium yang Pengenalan nama bahan
(X.1.1) sering digunakan yang sudah kimia yang tersedia di
ada di lab sekolah, seperti laboratorium beserta

Kepolaran Senyawa (X.1.2) Buret, 50 mL CCl4


Penggaris plastik Aseton
Statif Air
Klem buret Benzena
Gelas kimia 100 mL
Sifat Keelektrolitan Larutan Gelas kimia 250 mL Akuadest
(X.2.1) Alat penguji keelektrolitan NaCl
Botol cuci HCl 36 %
NaOH
Gula pasir
CH3COOH 98 %
NH3 25 %
Etanol 96 %
Reaksi Redoks (X.2.2) Gelas kimia 100 mL Logam Zn
CuSO4. 5 H2O
Akuadest
KELAS XI
Tabung reaksi 150 mm x 16 mm Ba(OH)2 . 8 H2O
Sumbat karet tanpa lubang NH4Cl
Reaksi eksoterm dan
Penjepit tabung reaksi Pita Mg
endoterm (XI.1.1)
Pembakar spirtus HCl 36 %
Silinder ukur 25 mL CuCO3 . 2 H2O
Termometer -10 0C – 110 0C Akuadest
Spatula
Sikat tabung reaksi
Gelas kimia 100 mL HCl 36 %
Silinder ukur 100 mL NaOH
Penentuan Perubahan Entalpi
Termometer -10 0C – 110 0C Akuadest
(XI.1.2)
Kalorimeter
Batang pengaduk
Gelas kimia 100 mL HCl 36 %
Gelas kimia 250 mL NaOH
Silinder ukur 25 mL Akuadest
Labu ukur 100 mL
Pipet ukur 25 mL
Konsentrasi Larutan (XI.1.3) Batang pengaduk
Corong
Neraca
Botol cuci
Botol reagen
Spatula
Gelas kimia 100 mL HCl 36 %
Gelas kimia 250 mL Na2S2O3. 5 H2O
Silinder ukur 25 mL Kertas putih
Batang pengaduk CaCO3
Termometer -10 0C – 110 0C Kna-tatrat
Pembakar spirtus H2O2 20 %
Kaki tiga CoCl2. 6 H2O
Faktor-Faktor yang
Kassa kawat Akuadest
Mempengaruhi Laju Reaksi
Labu ukur 100 mL
(XI.1.4)
Pipet tetes
Stopwatch
Neraca
Lumpang dan alu
Tabung reaksi bentuk Y
Sumbat karet
Statif
Klem
Pipa alir
Gelas kimia 100 mL FeCl3. 6 H2O
Tabung reaksi 150 mm x 16 mm KSCN
Faktor-Faktor yang
Rak tabung reaksi Na2HPO4. 12 H2O
Mempengaruhi
Batang pengaduk Akuadest
Kesetimbangan Kimia
Pipet tetes
(XI.1.5)
Silinder ukur 25 mL
Sikat tabung reaksi
Plat tetes HCl 36 %
Gelas kimia 100 mL H2SO4 98 %
Silinder ukur 25 mL CH3COOH 36 %
Pipet tetes NaOH
Batang pengaduk NH3
Kertas lakmus merah dan
Sifat Asam dan Basa (XI.2.1) biru
Indikator PP
Indikator MM
Air jeruk, air sabun, soft
drink, air kopi, cairan
pemutih pakaian
Akuadest
Gelas kimia 100 mL Etanol 95 %
Plat tetes CH3COOH
Pipet tetes HCl 36 %
Batang pengaduk NaHCO3 / soda kue
Lumpang dan alu NaCl
Na2CO3
Indikator Alam (XI.2.2)
NaOH
Akuadest

Mahkota bunga
Kunyit
Kol ungu
Titrasi Asam Basa (XI.2.3) Buret, 50 mL HCl 36 %
Statif NaOH
Klem buret Indikator PP
Labu erlenmeyer, 100 mL Akuadest
Gelas kimia 100 mL
Gelas kimia 250 mL
Silinder ukur 25 mL
Pipet tetes
Batang pengaduk
Labu ukur, 100 mL
Botol cuci
Buret, 50 mL Cuka dapur
Statif NaOH
Klem buret Indikator PP
Labu erlenmeyer, 100 mL Akuadest
Gelas kimia 100 mL
Penentuan Kadar Asam Cuka
Gelas kimia 250 mL
(XI.2.4)
Silinder ukur 25 mL
Pipet tetes
Batang pengaduk
Labu ukur, 100 mL
Botol cuci
Gelas kimia 100 mL HCl 36 %
Silinder ukur 25 mL NaOH
Pipet tetes CH3COOH 98 %
Tabung reaksi 150 mm x 16 mm CH3COONa
Larutan Penyangga (XI.2.5)
Sikat tabung reaksi NH3 25 %
Rak tabung reaksi NH4Cl
Indikator universal
Akuadest
Gelas kimia 100 mL CH3COONa
Plat tetes (NH4) 2SO4
Pipet tetes NH4Cl
Hidrolisis Garam (XI.2.6)
NaCl
Na 2SO4
Lakmus merah
Lakmus biru
Akuadest
Buret, 50 mL HCl 36 %
Statif NaOH
Klem buret Indikator MM
Labu erlenmeyer, 100 mL Ca(OH)2
Gelas kimia 100 mL Akuadest
Corong
Kelarutan dan Hasil Kali
Silinder ukur 25 mL
Kelarutan (XI.2.7)
Pipet tetes
Batang pengaduk
Labu ukur, 100 mL
Botol cuci
Lumpang dan alu

Catu daya Tanah liat


Statif FeCl3.6H2O
Klem universal NaCl
Tabung reaksi 150 mm x 16 mm BaCl2. 2H2O
Gelas kimia 100 mL Akuadest
Gelas kimia 250 mL
Pembakar spirtus
Kaki tiga
Sifat Koloid (XI.2.8)
Kawat kassa
Pipet tetes
Batang pengaduk
Elektroda karbon
Botol cuci
Lumpang dan alu
Stopwatch
Senter
KELAS XII
Gelas kimia 100 mL Glukosa
Kenaikan Titik Didih
Silinder ukur 100 mL NaCl
(XII.1.1)
Termometer -10 0C – 110 0C Akuadest
Kaki tiga
Kassa kawat
Pembakar spirtus
Gelas kimia 100 mL Urea
Silinder ukur 100 mL NaCl
Penurunan Titik Beku Termometer -10 0C – 110 0C Akuadest
(XII.1.2) Kaki tiga Es
Kassa kawat
Pembakar spirtus
Catu daya + kabel + jepit buaya KI
Statif NaCl
Klem CuSO4
Gelas kimia 100 mL Na2SO4
Elektrolisis Larutan
Silinder ukur 100 mL Aquadest
Elektrolit (XII.1.3)
Tabung reaksi 150 mm x 16 mm Indikator PP
Pipet tetes
Elektroda karbon
Tabung U
Tabung reaksi 150 mm x 16 mm Paku besi
Rak tabung reaksi CaCl2. 2 H2O
Sumbat karet tanpa lubang H2SO4 98 %
Faktor-Faktor yang
Silinder ukur 25 mL CaO
Mempengaruhi Korosi
Penjepit tabung reaksi Aquadest
(XII.1.4)
Minyak kelapa
Kapas
Ampelas
Kawat nikrom NaCl
Plat tetes KCl
Pembakar spirtus CaCl2. 2 H2O
Reaksi Nyala Unsur Alkali
Gelas kimia 100 mL SrCl2. 6 H2O
& Alkali Tanah (XII.1.5)
BaCl2
HCl 36 %
Aquadest
Identifikasi Aldehid dan Tabung reaksi 150 mm x 16 mm Aseton
Keton (XII.2.1) Gelas kimia 100 mL Formaldehid
Silinder ukur 25 mL Pereaksi Tollens
Kaki tiga Fehling A
Kassa kawat Fehling B
Pembakar spirtus Aquadest
Gelas kimia 250 mL Etanol 95 %
Gelas kimia 100 mL CH3COOH 98 %
Tabung reaksi dengan pipa H2SO4 98 %
samping Metanol
Tabung reaksi 75 mm x 10 mm Asam salisilat
Sumbat karet Akuadest
Pembuatan ester (XII.2.2) Sikat tabung reaksi
Kawat kassa
Kaki tiga
Pembakar spirtus
Silinder ukur 25 mL
Pipet tetes
Termometer -10 0C – 110 0C
Tabung reaksi 150 mm x 16 mm Gelatin
Sikat tabung reaksi CuSO4. 5 H2O
Gelas kimia 250 mL HNO3 65 %
Kawat kassa HCl 36 %
Kaki tiga NaOH
Identifikasi Protein (XII.2.3)
Pembakar spirtus Pb(CH3COO)2. 3H2O
Pipet tetes CH3COOH 98 %
Rak tabung reaksi Putih telur
Susu
Akuadest
4. Buat rancangan penataan laboratorium IPA yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium sebagai wahana
membelajarkan siswa bagaimana menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah ilmiah/saintifik.

DENAH LABORATORIUM KIMIA SMAN 22 BEKASI


5. Sarankan beberapa strategi efektif dalam pengelolaan limbah buangan bahan sisa
percobaan kimia.

A. Pengelolaan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu :


1. Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :
 Netralisasi
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau
Ca(OH)2. Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti
H2SO4 atau HCI.
 Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi
Kontaminan logam berat dalam cairan diendapkan dengan tawas/FeC13,
Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni, Mn dan Hg.
 Reduksi-Oksidasi
Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi
(redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
 Penukaran ion
Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat
diserap oleh resin anion.
2. Limbah infeksius
Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu
 Metode Desinfeksi Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara
penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman
penyakit menjadi tidak aktif.
 Metode Pengenceran (Dilution) dengan cara mengencerkan air limbah sampai
mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air.
Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air
seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
 Metode Proses Biologis dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-
bakteri tersebut akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam
limbah.
 Metode Ditanam ( Land fill ) yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam
tanah.
 Metode Insinerasi (Pembakaran) Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke
dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke
atmosfir sebagai CO2 dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan
organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas,
plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat
aslinya (tergantung dari jenis limbah).
3. Limbah umum, limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong
plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator

B. Cara Pengolahan Limbah Laboratorium


Setiap limbah mempunyai cara pengolaham tersendiri tergantung dari jenisnya.
Berikut adalah cara pengolahan limbah berdasarkan jenisnya.
 Pengolahan Limbah Padat
1) Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Di lahan
penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat
berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik
dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar.
Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari
tanah serta air.
2) Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan
lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada
landfill yang lebih modern, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung
– plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas
metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
3) Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang
disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi
menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk
pemanas ruangan.
 Pengolahan Limbah Pada Fasa Cair (Water Phase Treatment)
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan
berikut:
(1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum;
(2) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan;
(3) Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam
penggunaannya sehari-hari;
(4) Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyaki;
(5) Tidak terbuka dan harus tertutup;
(6) Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap;

Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:


(1) Pengolahan secara Fisika
Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.

(2) Pengolahan secara Kimia


Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.
(3) Pengolahan secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai
pengolahan yang paling murah dan efisien.
 Pengolahan Limbah Fasa Gas (Gas Phase Treatment) Mengontrol Emisi Gas Buang
Emisi gas buang dapat dikurangi dengan mulai menggunakan sumber bahan bakar
alternatif yang lebih sedikit menghasilkangas buang yang merupakan polutan.
Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak
ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari
cerobong.
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut
dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
C. Prinsip Pengolahan limbah B3
Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda. Jumlah pengisian
volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan volume,
pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama penyimpanan. Ganti kemasan yang
mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan kemasan lain. Kemasan yang
telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai