• Materi Ajar
B. Uraian Materi
1. Mengenal Alat Laboratorium
Pengenalan alat-alat kimia dan cara penggunaannya merupakan suatu
keharusan bagi orang-orang yang akan berkecimpung dalam bidang ilmu kimia.
Keberhasilan suatu praktikum atau penelitian sangat ditentukan oleh penguasaan
praktikan atau peneliti terhadap alat-alat yang digunakannya. Di dalam laboratorium
ada berbagai macam alat mulai dari yang sederhana seperti alat-alat gelas sampai
pada peralatan yang cukup rumit. Pada praktikum ini mahasiswa akan diperkenalkan
dan diajarkan menggunakan alat-alat yang umum dipakai di laboratorium kimia.
Dengan demikian setelah melakukan praktikum mahasiswa akan mempunyai
keterampilan dalam mempergunakan peralatan kimia tersebut. Beberapa alat yang
digunakan di laboratorium kimia.
71
Fungsi Laboratorium
1. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau media dalam proses
pembelajaran
Laboratorium memiliki fungsi sebagai prasarana karena berupa suatu tempat yang
digunakan untuk melakukan proses pembelajaran, selain tempat di dalamnya juga
dilengkapi alat-alat beserta perlengkapan yang difungsikan untuk menjalankan
proses pembelajaran
72
Bahan korosif (corrosive) contohnya asam kuat seperti asam sulfat, asam
klorida, fenol. Bahan kimia beracun (toxic) banyak sekali, namun memiliki kadar
maksimal paparan masing-masing yang berbeda, contoh bahan kimia beracun
dengan kadar maksimal paparannya sangat kecil antara lain sianida, arsenik.
Alat-alat Laboratorium dan Fungsinya
1. Labu Ukur
Fungsi: Menampung dan mencampur larutan kimia. Selain itu juga untuk membuat
dan mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
2. Tabung Reaksi
Fungsi : Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit dan mereaksikan dua atau
lebih zat.
3. Gelas Beaker
Fungsi : Menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak.
4. Gelas Ukur
73
Fungsi : Untuk mengukur volume larutan. Namun pada saat melakukan praktikum
dengan ketelitian tinggi tidak diperkenakan untuk menggunakan gelas ukur.
Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.
5. Pipet Ukur
7. Pipet Tetes
74
Fungsi : Menggerus dan menghaluskan suatu zat yang berbentuk padat atau kristal.
9. Botol Semprot
Fungsi : Menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat
dan bahan.
Fungsi : Wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi
12. Erlenmeyer
75
Fungsi : Menyimpan dan memanaskan larutan dan menampung filtrate hasil
penyaringan.
Fungsi : Membakar zat atau memanaskan larutan dan dapat pula digunakan sebagai
strelisasi suatu proses.
Fungsi : Penutup gelas kimia. Juga dapat sebagai tempat menimbang bahan
16. Klem
76
Fungsi : Memegang corong dan buret yang digunakan untuk titrasi
17. Statif
Fungsi : Selain sebagai tempat tabung reaksi, biasanya digunakan pada saat
melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Namun dalam
mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak
tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.
77
Fungsi : Menghisap larutan yang akan diukur dari botol larutan. Untuk larutan selain
air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.
2. Oxidizing (pengoksidasi)
• Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau
penyebab sulitnya pemadaman api
• Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
• Keamana : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
78
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat
mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “
merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik
didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C).
4. oxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „toxic‟ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
1. Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak
dengan kulit, dan dapat mematikan.
2. Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
3. Kemanana : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke
dokter bila kemungkinan keracunan
79
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi.
Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak
kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
6. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi „corrosive‟ adalah merusak jaringan hidup. Jika
suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai
bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Bahan dan formulasi dengan notasi „dangerous for environment‟ adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan
menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan
yaitu R50, R51, R52 dan R53.
80
Bahan kimia merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu laboratorium, bahan
kmia yang biasa dikenal dalam perdagangan dan penelitian terdiri dari:
1. PA (pro-analyze)
2. AR (analar)
3. GR (guaranted reagent)
4. CP (chemical pure)
5. Teknis (technical grade)
6. GPRS (general purpose)
a. Asam sulfat. Asam sulfat, H₂SO₄, merupakan asam mineral yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Rumus:
H2SO4. Nama IUPAC: Sulfuric acid. Massa molar: 98,079 g/mol. Kepadatan:
1,84 g/cm³. Rumus molekul: H2SO4. Viskositas: 26,7 cP (20 °C).
b. Asam nitrat.Senyawa kimia asam nitrat adalah sejenis cairan korosif yang tak
berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka
bakar. Rumus: HNO3. Nama IUPAC: Nitric acid. Massa molar: 63,01 g/mol.
Kepadatan: 1,51 g/cm³. Rumus molekul: HNO3. Viskositas: 1,092 mPa.s
(0 °C); 0,746 mPa.s (25 °C); 0,617 mPa.s (40 °C).
c. Natrium hidroksida, juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk
dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Rumus: NaOH. Massa
molar: 39,997 g/mol. Kebasaan (pKb): -2,43. NFPA 704: 0 3 1. Nama IUPAC:
Sodium oxidanide, Sodium hydroxide.
d. Kalium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia
KOH, dan umumnya disebut sebagai potash kaustik. Bersama dengan
natrium hidroksida, padatan tak berwarna ini adalah suatu basa kuat. Rumus:
KOH. Nama IUPAC: Potassium hydroxide. Massa molar: 56,1056 g/mol.
81
Kepadatan: 2,12 g/cm³. Titik didih: 1.327°C. Larut dalam: Air, Alkohol,
Gliserol.
e. Hidrogen klorida (Asam Klorida). Senyawa hidrogen klorida mempunyai
rumus HCl. Pada suhu kamar, HCl adalah gas tidak berwarna yang
membentuk kabut putih Asam klorida ketika melakukan kontak dengan
kelembaban udara. Nama IUPAC: Hydrogen chloride. Rumus: HCl. Titik didih:
-85,05°C. Kepadatan: 1,49 kg/m³. Kelarutan dalam air: 72 g/100 ml (20 °C).
Bahaya utama: Beracun, korosif.
82