Anda di halaman 1dari 6

 Pemeliharaan Alat Dan Bahan

Tersedianya banyak alat dan bahan didalam laboratorium


membutuhkan pemeliharaan dan juga perawatan yang ditujukkan untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan agar alat-alat tersebut dapat tahan lama.
Menurut Jufriyah dkk (2019) metode untuk melakukan pekerjaan
pemeliharaan peralatan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain dengan
cara:
1. Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui
gambar atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium,
dan memberi bahan pengawet.
2. Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar
terhindar dari kerusakan.
3. Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran
yang dapat merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat
menyebabkan terjadinya korosi.
4. Memelihara, misalnya dengan melumasi peralatan mekanis.
5. Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk
mengetahui adanya gejala kerusakan.
6. Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau
peralatan dalam kondisi normal atau standar.
7. Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan
laboratorium pada batas tingkat kerusakan tertentu yang masih
mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap pakai.
8. Mengganti komponen-komponen peralatan laboratorium yang rusak.
Salah satu bentuk pemeliharaan alat adalah menyimpan peralatan
laboratorium secara tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan alat.
Penyimpanan alat dapat dilakukan dengan mengetahui sifat-sifat dasarnya,
sebagai berikut:
a. Zat atau Bahan Dasar Pembuatan
Mengetahui Bahan dasar alat harus bertujuan agar penyimpanan dan
penggunaanya dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai
untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas. Bila suatu
alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi,
maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama
yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.
b. Berat Alat
Penyimpanan alat ringan dan berat. Untuk alat-alat berat jangan
disimpan ditempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan
atau mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.
c. Kepekaan Alat Terhadap Pengaruh Lingkungan
Berbagai alat seperti mikroskop yang peka terhadap lingkungan,
misalnya terhadap kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah
yang lembab penyimpanan harus hati-hati, karena pada daerah lembab
bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan
ditumbuhi jamur. Lensa harus dijaga jangan sampai berjamur.
Lensa obyektif dan okuler cepat berjamur di daerah lembab. Salah satu
cara mencegah pengaruh
d. Pengaruh Bahan Kimia
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia
terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh
karena itu zat-zat kimia harusdisimpan berjauhan dari alat-alat,
terutama alat-alat
yang terbuat dari logam. Alat alat yang menggunakan baterai kering
bila selesai digunakan baterai harusdikeluarkan, dan alat harus
disimpan dalam keadaan turn of (sleep). Misalnya : pH meter,
komparator lingkungan.
e. Pengaruh alat yang satu dengan yang lain
Alat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alatyang terbuat
dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan
kaca, misalnya Potometer. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan
standarnya. Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat
mungkin dalam penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak
dipakai barulah dipasang atau diset. Magnet jangan disimpan dekat
alat-alat yang sensitif pada magnet. Stopwatch dapat kehilangan
kestabilan bila disimpan berdekatan dengan magnet.
f. Nilai atau harga dari alat
Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga mahal harus disimpan
pada tempat yang aman atau lemari yang pakai kunci. Barang yang
nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat
terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat atau lemari tertutup
sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.
g. Bentuk dalam set
Jenis alat dalam penggunaannya menggunakan energi bentuk set
misalnya set blood meter. Untuk menjaga keawetan alat, bila telah
selesai digunakan hendaknya disusun kembali pada tempat semula
dengan susunan aturan yang telah ditentukan
Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang diolah/digunakan
untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, yang
dibagi menjadi dua kategori yaitu:
1. Bahan khusus adalah bahan yangpenanganannya memerlukan
perlakuandan persyaratan khusus.
2. Bahan umum adalah bahan yangpenanganannya tidak
memerlukanperlakuan dan persyaratan khusus (Permenpan RB No. 03,
2010).
Menurut Raharjo (2017), setiap bahan kimia memiliki sifat fisik dan
kimia yang berbeda-beda. Maka, hal-hal harus menjadi diperhatian dalam
penyimpanan dan penataan bahan kimia meliputi aspek pemisahan
(segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling),
fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary
containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory),
dan informasi resiko bahaya (hazard information). Prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan bahan di laboratorium:
a. Aman: bahan disimpan supaya aman dari pencuri.
b. Mudah dicari: Untuk memudahkan mencari letak bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan bahan (lemari, rak atau laci).
c. Mudah diambil: Penyimpanan bahan diperlukan ruang penyimpanan
dan perlengkapan.
Pada bahan, pengurutan secara alfabetis akan tepat jika
dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat
kebahayaannya untuk pengadministrasian. Bahan kimia yang tidak boleh
disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam
wadah sekunder yang terisofasi: Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan
sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia.
Wadah dan tempat penyimpanan harus diberi label yang mencantumkan
informasi antara lain:
1. Nama kimia dan rumusnya
2. Konsentrasi
3. Tanggal penerimaan
4. Tanggal pembuatan
5. Nama orang yang membuat reagen
6. Tingkat bahaya
7. Klasifikasi lokasi penyimpanan
8. Nama dan alamat pabrik
Tempat Penyimpanan bahan kimia harus bersih, kering, jauh dari
sumber panas atau sinar matahari langsung dan dilengkapi dengan ventilasi
yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan.

 Pentingnya inventarisasi alat dan bahan laboratorium


Inventarisasi barang adalah kegiatan untuk melakukan pencatatan dan
pendaftaran barang milik/kekayaan pada suatu saat tertentu yang disimpan ke
dalam dokumen, arsip atau basis data (Database) sehingga mudah dalam
proses pengelolaannya (Herwanto, Rata Puspitasari, & Wahyu, 2012). Dalam
inventarisasi alat dan bahan diperlukan adanya administrasi yang mana
meliputi catatan mengenai jumlah masing-masing alat bahan, jumlah
pembelian atau tambahan alat dan bahan, jumlah alat pecah, hilang atau rusak
habis pakai (Afreni hamidah, Novita Sari, 2013).
Inventarisasi alat dan bahan di laboratorium memiliki banyak manfaat
dan juga sangat penting dilakukan, seperti untuk memudahkan
pengelompokan jenis alat dan bahan/zat, mempermudah sistem evaluasi dan
pelaporan juga diperlukan yang bertujuan untuk kelancaran administrasi yang
baik sehingga kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat
digunakan untuk perencanaan laboratorium (seperti penambahan alat-alat
baru, rencana pembiayaan/ dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan
sarana dan prasarana yang ada. (Baim dalam Vendamawan, 2015).

Daftar Rujukan
Afreni Hamidah., Eka Novita Sari., Retni S. Budianingsih., 2014, Persepsi
Siswa Tentang Kegiatan Praktikum Biologi Di Laboratorium Sma
Negeri Sekota Jambi. Jurnal Sainmatika Vol 8 No 1, ISSN 1979-0910
Jufriyah, Mar’ah, & Isharyudono, K. (2019). Pemeliharaan Dan Penyimpanan
Peralatan Laboratorium Kimia. Jurnal Pengelolaan Laboratorium
Pendidikan. 1(1) 2019,26-32
Herwanto, Rata Puspitasari, H., & Wahyu, H. (2012). Perancangan Dan
Implementasi Sistem Informasi Inventaris Laboratorium. TEKNO, 17.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi, (Nomor 03, 2010), Tentang Jabatan Fungsional . Pranata
Laboratorium Pendidikan Dan Angka Kreditnya
Raharjo. (2017). Pengelolaan Alat Bahan Dan Laboratorium Kimia. Jurnal
Kimia Sains Dan Aplikasi 20 (1) (2017):99-104
Vendamawan. (2015). Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jurnal Metana,
Vol.11 No.02, Hal 41-46

Anda mungkin juga menyukai