Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR INSTRUMENTASI LABORATORIUM MEDIK

Kompetensi Dasar :
1. Menerapkan penyimpanan alat atau instrument untuk
pemeriksaan di laboratorium medik

2. Melakukan penyimpanann alat atau instrument untuk


pemeriksaan di laboratorium medik

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab 1, peserta didik diharapkan mampu :
1. Memahami definisi dan jenis-jenis instrument untuk pemeriksaan
di laboratorium medic
2. Melaksanakan pemeliharaan dan penyimpanan instrument
laboratorium medic

1.1 Definisi Instrumentasi Laboratorium Medik

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor


411/Menkes/Per/III2010, disebutkan bahwa laboratorium klinik atau medik
adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik untuk mendapat informasi tentang kesehatan perorangan
terutama untuk upaya menunjang diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
Untuk terselenggaranya pelayanan pemeriksaan yang dimaksud
tersebut, maka diperlukan penunjang sarana dan prasarana laboratorium
yang dikenal dengan istilah intrumentasi dan reagensia laboratorium
medik. Instrumentasi laboratorium medik adalah seluruh peralatan yang
diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan pemeriksaan di laboratorium
medik. Menurut Riswanto, 2013, secara umum berdasarkan
penggunaannya, instrument laboratorium terdiri dari dua bagian, yaitu
instrument utama dan instrument pendukung, yang kesemuanya penting
untuk dipahami demi keberhasilan proses pemeriksaan.
Dalam penggunaan semua instrumen laboratorium medik, menurut
Riswanto – 2013, ada tiga prinsip umum yang diterapkan dalam
mempertimbangkan aspek mutu instrument laboratorium, yaitu, pertama,
instrument hendaknya mampu melakukan kinerja yang optimal, kedua
semua alat uji hendaknya dipelihara dalam kondisi optimal, ketiga, peralatan
laboratorium selalu dipantau dan dievaluasi.
Yang dimaksud kinerja optimal suatu peralatan laboratorium medik
adalah peralatan yang mampu memberikan hasil pengukuran atau pengujian
dengan presisi dan akurasi yang baik. Dalam pemilihan instrument atau
peralatan di laboratorium medik, kita tidak bisa semata-mata
mempertimbangkan aspek finansial atau harga, karena mutu pemeriksaan
yang baik tidak terlepas dari baiknya kualitas peralatan yang digunakan.
Aspek optimalisisasi daya kerja alat haruslah menjadi pertimbangan utama
dalam pemilihan peralatan di laboratorium medik. (Riswanto, 2013)
Selanjutnya untuk agar setiap peralatan atau instrument laboratorium
medik dapat dipertahankan kinerja optimalnya, maka perlu dilakukan
pemeliharaan dan perawatan dengan baik dan berkesinambungan.
Pemeliharaan yang baik terhadap instrument laboratorium akan dapat
menjaga kelaikan peralatan dan senantiasa berfungsi optimal untuk jangka
waktu yang lama.
Pemantauan dan evaluasi peralatan dilakukan dengan tujuan agar
fungsi optimal senantiasa diketahui setiap saat sebelum peralatan tersebut
digunakan. Penting untuk senantiasa melakukan kalibrasi peralatan
laboratorium secara rutin dan berkala, mendokumentasikan serta
mengevaluasinya secara berkesinambungan, sehingga peralatan memiliki
masa guna yang lama.

1.2 Jenis-jenis Instrumentasi Laboratorium Medik


Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang
berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang
disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti
thermograph,barograph.

Berdasarkan sifat penggunaan peralatan laboratorium medik menurut,


Riswanto – 2013 dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Instrument/peralatan utama, merupakan peralatan untuk melakukan
pengujian atau analisis. Peralatan ini memiliki sifat pengukur (analitik)
baik secara kualitatitif maupun kuantitatif di laboratorium medik..
Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan utama, diantaranya
adalah hemometer, hemocytometer, fotometer, mikroskop, pipet
westergren, dan lain-lain.

2. Instrument/ peralatan pendukung, merupakan peralatan di


laboratorium medik bukan untuk pengujian atau analisis. Peralatan ini
tidak memiliki sifat pengukur (analitik) tetapi mendukung atau
menunjang terhadap proses analisis. Termasuk dalam kelompok
instrument/ peralatan pendukung, diantaranya adalah peralatan
sampling, tabung reaksi, rak tabung reaksi, formulir dan administrasi
laboratorium, peralatan mebeleuir, dan lain-lain.

1.3 Pedoman Pemeliharaan dan Penyimpanan Instrumentasi


Laboratorium Medik

Pemeliharaan Instrumentasi Laboratorium Medik

Peralatan memerlukan pemeliharaan secara rutin dan berkala. Pemeliharaan


peralatan dimaksudkan agar peralatan laboratorium medik dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dalam waktu yang lama. Prinsip-prinsip umum yang
penting diperhatikan dalam pemeliharaan instrumentasi laboratorium medik
sebagai berikut:
1. Mempertahankan fungsi dari peralatan dan bahan dengan
memperhatikan jenis, bentuk serta bahan dasarnya
2. Menjaga kebersihan alat dan kebersihan tempat menyimpan bahan,
dilakukan secara periodic
3. Mengemas, menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan dan bahan
praktik, serta membersihkan peralatan pada waktu tidak digunakan atau
sehabis dipergunakan
4. Mengganti secara berkala untuk bagian-bagian peralatan yang sudah
habis masa pakainya
5. Alat-alat yang menggunakan skala ukur perlu dikalibrasi secara berkala
sesuai dengan jenis alat
6. Penyimpanan alat dan bahan harus diperhatikan sesuai dengan jenisnya

Beberapa cara pemeliharaan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan


sebagai berikut :
a. Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah
mengalami korosi : pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan
deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca yang berlemak atau terkena noda
yang sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan dengan
merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam sulfat
pekat. Larutan ini dibuat dibuat dari 100 gr kalium bikromat dilarutkan
ke dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu dimasukkan ke dalam 1 liter air
b. Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah
mengalami korosi diberi perlindungan dan perlu diperiksa secara periodik.
Alat-alat logam akan lebih aman jika diletakkan (disimpan) di tempat yang
kering, tidak lembab, dan bebas dari uap yang korosif
c. Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan
karat (stainless steel) cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat
yang tidak terlalu lembab
d. Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon,ditempatkan
pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas
e. Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering
f. Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC
g. Tersedia lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-
bahan kimia
h. Tersedia lemari tempat Alat Pelindung Diri

Penyimpanan Instrumentasi Laboratorium Medik


Penyimpanan dan penempatan alat-alat menganut prinsip sedemikian
sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika mengambil
dari dan mengembalikan alat ke tempatnya serta tidak erjad kerusakan atau
penurunan fungsi peralatan selama dalam proses penyimpanan atau ketika
tidak dipergunakan.

Beberapa cara penyimpan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan


sebagai berikut :
1. Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat
penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah
2. Peralatan disimpan di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas
dan dihindarkan berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosif
3. Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis,
sifat, ukuran/volume dan lain-lain
4. Kekerapan pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam
menempatkan alat. Alat yang kerap dipakai diletakkan di dalam ruang
laboratorium pada meja kerja permanen
5. Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan sedemikian hingga
mudah diambil dan dikembalikan
6. Alat-alat laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat
seperti ini disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti tabung
reaksi, gelas kimia, labu (seperti Erlenmeyer dan labu didih), corong,
buret dan pipet, termometer, cawan porselein, dan gelas ukur. Klem,
pinset yang terbuat dari logam, dan instrumen yang memiliki
komponen-komponen dari logam yang sangat halus, seperti alat-alat
ukur yang bekerja menggunakan arus listrik disimpan di tempat
terpisah, jauh dari zat-zat kimia, terutama zat-zat kimia yang korosif.
Alat-alat seperti ini harus disimpan di tempat yang kering dan bebas
dari zat atau uap korosif serta bebas goncangan
7. Masing-masing tempat penyimpanan alat diberi nama agar mudah
mencari alat yang diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya disimpan
dalam keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet dan buret perlu diletakkan
pada tempat yang khusus (Kemenkes RI, 2010)

Anda mungkin juga menyukai