Anda di halaman 1dari 8

1

PERCOBAAN II
PENGELOMPOKAN DAN PENYIMPANAN

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengelompokan alat-alat laboratorium
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penyimpanan alat-alat laboratoriu
B. Dasar Teori
Umumnya laboratorium diartikan sebagai suatu tempat berupa ruangan
yang dilengkapi dengan berbagai peralatan. Dengan adanya objek yang akan
diamati dan adanya fasilitas laboratorium merupakan tempat mengadakan
percobaan dan penelitian (Jailani, 2010:1).
1. Pengelompokan Alat-alat Laboratorium
Menurut Jailani (2010:9). Dalam Biologi Alat-alat laboratorium
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Kelompok alat : dalam penggunaan daapt secara langsung menolong
pembentukan konsep Biologi. Contohnya : Mikroskop, PH, Meter, dan
lain-lain.
b. Kelompok model : dapat membantu pembentukan pengerti konsep
Biologi. Contohnya : kotak, genetic, dan lain-lain.
c. Kelompok alat bantu : dapat berdiri sendiri untuk penanaman konsep.
Contohnya : pembakar spiritus, penjepit tabung reaksi, mikroton.
d. Kelompok alat perkakas secara tidak langsung supaya alat model dan
alat lain berfungsi dengan baik. Contohnya : paku, kikir, pelubang
gabus, geregaji dan lain-lain.
Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan
atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari
logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau
porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif atau
klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu
logam, sedangkan gelas kimia dikelompokkan dengan labu erlenmeyer
2

dan labu dasar rata karena bahan dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya
dengan memperhatikan bahan dasar dari alat, namun penyimpanan alat
yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata kembali. Jika tempat
penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah menggunakan lemari rak,
maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan tahap rak klem
tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan. Dengan
memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam
umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari
gelas atau plastik. Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat
aspek bobot benda perlu juga diperhatikan. Janganlah menyimpan alat-alat
yang berat di tempat yang lebih tinggi,agar mudah diambil dan disimpan
kembali (Widhy, 2009:9)

2. Penataan dan Penyimpanan Alat dan Bahan


a. Penataan Alat dan Bahan
Menurut Rufiati (2011:3) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menata laboratorium antara lain:
1) Kebersihan
2) Pendataan dan pemeriksaan alat/bahan.
3) Pengelompokan alat/bahan sesuai katalog dengan pengkodean.
4) Penyimpanan Alat dan Bahan
5) Pengelompokan alat/bahan
b. Penyimpanan alat/bahan
1) Penyimpanan Alat
Menurut Rufiati (2011:3) Cara menempatkan atau menyimpan alat
berdasarkan pemikiran logis tentang :
a) Keselamatan/keamanan pemakai dan alat pada waktu alat
diambil dari atau dikembalikan ke tempatnya;
b) Kemudahan menemukan dan mengambil alat;
c) Frekuensi pemakaian alat;
d) Tempat alat-alat yang digunakan.
3

Asas keselamatan/keamanan pemakai dan alat ialah


menempatkan alat sedemikian sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan
mengembalikan alat ketempatnya. Alat yang berat atau yang
mengandung zat berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan
yang mudah dijangkau, misalnya di rak bawah lemari, tidak di rak
teratas. Demikian pula dengan alat itu sendiri. Alat tidak boleh
ditempatkan di tempat yang dapat menyebabkan alat itu rusak. Alat
yang mahal atau yang berbahaya ditempatkan di tempat yang
terkunci (Rufiati, 2011:3).
Kemudahan menemukan atau mengambil alat sangat penting,
karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi kerja di
laboratorium. Alat harus ditempatkan di tempat tertentu, tidak
berpindah-pindah, dikelompokkan menurut pengelompokan yang
logis. Alat yang tidak mudah dikenali dari penampilannya diberi
label yang jelas dan mungkin diletakkan menurut urutan abjad label
yang digunakan. Alat sejenis diletakkan di tempat yang sama atau
berdekatan. Frekuensi pemakaian alat juga dapat dipakai sebagai
pertimbangan dalam menempatkan alat. Alat yang sering dipakai
diletakkan di dalam ruang laboratorium, bila hal ini dimungkinkan
(Rufiati, 2011:3).
2) Penyimpanan Bahan
Zat kimia hendaknya disimpan terpisah dari alat-alat yang
digunakan untuk kegiatan praktik. Secara umum penyimpanan zat
kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, kelompok zat organik
dan zat anorganik. Zat anorganik disusun pada rak sesuai dengan
urutan nama logam, sedang zat organik disimpan menurut urutan
alfabet. Jika jumlah almari dan jumlah rak banyak, apalagi ada
almari uap (Rufiati 2011:3-4).
Menurut Rufiati (2011:4) penyimpanan zat kimia dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
4

a) Keadaan fasa, padat dan cair.


b) Kelompok asam, basa, garam.
c) Jenis bahaya antara lain racun, korosif, iritatif, mudah terbakar,
mudah meledak, dan pengoksidasi.
Menurut Rufiati (2011:4) berikut ini hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyimpan zat kimia.
a) Wadah yang berisi zat kimia harus diberi label yang
menyatakan zat itu. Untuk larutan hendaknya dicantumkan
konsentrasi larutan tersebut.
b) Zat yang mudah menguap atau mudah terbakar hendaknya
disimpan ditempat yang sejuk, baik ventilasinya, dan terhindar
dari cahaya langsung.
c) Zat yang sering digunakan hendaknya disimpan pada rak
terbuka dan yang jarang digunakan disimpan di almari.
d) Zat yang beracun disimpan terpisah dari zat lain dalam almari
terkunci.
e) Larutan indikator hendaknya disimpan dalam botol kecil yang
dilengkapi sumbat berpipet tetes.
f) Zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol
berwarna gelap.
g) Logam natrium dan kalium disimpan dalam botol berisi
minyak tanah.
h) Fosfor disimpan dalam botol berisi air.
i) Zat yang bersifat asam kuat/basa kuat disimpan di almari uap.
j) Asam nitrat pekat harus dihindarkan dari sumber panas.
k) Yodium disimpan terpisah dan dalam botol berwarna gelap,
uap yodium bersifat korosif terhadap logam.
l) Zat pengoksidasi jangan disimpan dekat dengan zat yang
mudah teroksidasi.

3. Pemeliharaan dan Penyimpanan Alat Laboratorium


5

Pemeliharaan di sini bukan berarti alat disimpan dengan baik sehingga


alatnya selalu utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan dan agar tahan
lama, tentunya perlu dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan
lama atau awet (Budimarwanti, :5).
Menurut Budimarwanti (:5) yang dimaksud dengan pemeliharaan
atau perawatan alat-alat atau menjaga keselamatan alat adalah:
a. menyimpan pada tempat yang aman
b. perawatan termasuk menjaga kebersihan
c. penyimpanan alat-alat yang berbentuk set
d. menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.
Menurut Budimarwanti (:5-6) dalam pemeliharaan alat perlu diketahui
sifat-sifat dasar alat, antara lain:
a. Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan
penggunaannya dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai
untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas. Bila suatu
alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi,
maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama
yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.
b. Berat alat.
Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk
alat-alat berat jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga
sewaktu mau menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau
dipindahkan.
c. Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap
kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab
penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat
disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur.
Lensa harus dijaga jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler
cepat berjamur di daerah lembab. Salah satu cara mencegah pengaruh
6

kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga


udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan
dalam kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika).
d. Pengaruh bahan kimia.
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia
terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh
karena itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari alat-alat,
terutama alat-alat yang terbuat dari logam.
e. Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwaalat yang terbuat
dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa
alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya
Respirator Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan
standarnya. Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat
mungkin dalam penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak
dipakai barulah dipasang atau diset. Magnet jangan disimpan dekat
alat-alat yang sensitif pada magnet. Stopwatch dapat kehilangan
kestabilan bila disimpan berdekatan dengan magnet.
f. Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium,
atau setidaknya petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang
yang mahal, dan mana barang yang murah. Ditinjau dari segi harganya
alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang aman atau lemari
yang pakai kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat
disimpan pada rak atau tempat terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada
tempat/lemari
tertutup sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.
g. Bentuk dalam set
Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet,
semimicroapparatus. Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai
digunakan hendaknya disusun kembali pada tempat semula dengan
7

susunan aturan yang telah ditentukan. Penyusunan magnet dalam set


electromagnet harus diperhatikan, tidak boleh disimpan sembarangan
tanpa aturan karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya.
Alat-alat banyak menggunakan baterai kering atau basah. Alat-alat
yang menggunakan baterai basah, ataupun alat yang menggunakan arus
listrik, bila sudah selesai dipergunakan hendaknya segera diputuskan
arusnya atau disimpan dalam keadaan sleep. Alat-alat yang menggunakan
baterai kering bila selesai digunakan baterai harus dikeluarkan, dan waktu
menyimpan baterai harus dikeluarkan dari alat dan alat harus disimpan
dalam keadaan sleep. Misalnya: pH-meter, comparator lingkungan,
osiloscope (Budimarwanti, :7).
Di laboratorium bentuk alat juga beraneka ragam. Banyak alat yang
bentuknya bundar, alat ini harus disimpan sebaik mungkin, jangan sampai
terguling. Ada alat yang harus disimpan dalam keadaan berdiri, misalnya
hygrometer. Cara menyimpan alat ini sebaiknya dalam keadaan tergantung.
Beberapa jenis thermometer mempunyai tempat khusus (tabung). Setelah
selesai dipergunakan dibiasakan menyimpan atau segera dimasukkan
dalam tabungnya (Budimarwanti, :7).
Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat digunakan
hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan terlebih
dahulu. Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali
dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. Demikian juga kelengkapan
alat tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan (Budimarwanti,
:5).
Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau
keterangan penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita
membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk
pemeliharaan atau perawatannya. Kita ketahui bahwa nama alat sama dan
fungsi sama kemungkinan bisa berbeda cara penggunaannya, karena pabrik
yang mengeluarkan berbeda dan tahun pembuatannya juga berbeda. Untuk
8

itu dianjurkan agar setiap ada alat baru harus terlebih dahulu diperiksa atau
dibaca buku petunjuk sebelum digunakan (Budimarwanti, :8).

C. Alat dan Bahan


D. Prosedur Kerja

Anda mungkin juga menyukai