BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.
Secara etimologi kata ”laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti
mempertahankan arti aslinya yaitu ”tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk
keperluan penelitian ilmiah. Ketika IPA atau sains merasa perlu mengadakan
yang berkaitan dengan sains. Sains merupakan suatu ilmu empiris, yaitu ilmu
terbuka, ruang tertutup, kebun sekolah, rumah kaca atau lingkungan lain untuk
melakukan percobaan atau penelitian. Empat ruang atau kamar yang dimaksud
adalah gedung yang dibatasi dinding, atap, atau alam terbuka. Pengertian
laboratorium yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada laboratorium yang
berupa ruang tertutup. Laboratorium merupakan suatu wadah atau tempat untuk
yang diberikan dalam kelas, merangsang percobaan tertentu secara terpimpin, atau
berikut :
yang dapat diperoleh peserta didik dalam kegiatan laboratorium antara lain
(Saptono, 2003)
banyak materi IPA khususnya Biologi yang harus dilakukan dengan kegiatan
ruang dengan segala macam peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah,
16
plastik, alat karet, alat logam, alat kaca, alat elektronik, dan alat dengan bahan
Alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat-
alat yang mahal harganya atau alat yang langka sebaiknya disimpan secara
fungsi lensanya terjaga biasanya disimpan di tempat yang terang dan tidak lembab
(Rumbniah, 2011).
dapat berdasarkan bahan dasar pembuatan alat. Penyimpanan alat berbahan dasar
plastik, kaca logam dan karet sepertigelas ukur, tabung reaksi dan sebagainya
masing-masing (Lubis, 1993). Alat percobaan laboratorium akan lebih baik jika
listrik maupun alat-alat plastik. Alat yang berat diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau, alat yang mahal atau yang berbahaya disimpan di tempat yang
terkunci. Pada dasarnya penyimpanan alat tidak boleh ditempatkan di tempat yang
dapat menyebabkan alat itu rusak atau di tempat yang pada proses pengambilan
peralatan dasar adalah sebagai berikut: (1) mikroskop siswa, (2) gelas preparat
dan covernya (3) alat-alat gelas (seperti Erlenmeyer, beaker, cawan, gelas piala,
serta gelas ukur, dll, (4) kaca pembesar, serta (5) buku identifikasi (Munandar,
tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana Sekolah, minimal alat yang harus
dimilki oleh sekolah antara lain adalah: (1) mikroskop cahaya, (2) mikroskop
stereo, (3) perangkat pemeliharaan mikroskop, (4) gelas benda, (5) gelas penutup,
(6) gelas arloji, (7) cawan petri, (8) gelas beaker, (9) corong, (10) pipet ukur, (11)
sikat tabung reaksi, (12) penjepit tabung reaksi, (13) erlenmeyer, (14) kotak
preparat, (15) lumpang dan alu, (16) gelas ukur, (17) stopwatch, (18) kaki tiga,
(19) perangkat batang statif, (20) klem universal, (21) pembakar spiritus, (22)
kasa, (23) aquarium, (24) neraca, (25) sumbat karet, (26) termometer, (27)
perangkat bedah hewan, (28) termometer suhu tanah, dan (29) kuadrat.
18
yang digunakan adalah bahan kimia. Bahan Kimia dapat menimbulkan resiko
bahaya yang cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan laboratorium aspek
beberapa bahan yakni bahan kimia dan juga spesimen Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional no. 24 tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana Sekolah,
terdiri dari bahan awetan tumbuhan dan hewan. Bahan awetan (spesimen)
tumbuhan terdiri dari tumbuhan tingkat rendah yakni lumut dan paku, hingga
tumbuhan tingkat tinggi yang dikemas dalam bentuk preparat dari akar, batang,
hingga daun. Spesimen hewan dimulai dari hewan tingkat rendah (invertebrata) ke
Bahan yang akan digunakan juga harus diperhatikan, karena potensi bahaya
juga dapat datang dari peralatan yang dipergunakan (Khamidinal, 2009). Bahaya
logamnya (Lubis, 1993) Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila
bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya
20
2) Zat atau bahan kimia disimpan jauh dari sumber panas dan tidak terkena sinar
matahari langsung.
3) Pada label botol diberi catatan tentang tanggal zat dalam botol sehingga dapat
4) Setiap bahan kimia harus diberi label yang jelas. Gunakan MSDS (Mastery
Safety Data Sheet/ lembar data keamanan bahan) untuk informasi lebih jelas
5) Tidak menyimpan botol bahan kimia di tempat yang lebih tinggi letaknya
daripada mata.
bahan pembuat alat dan berdasarkan atas kelompok pokok bahasan (Lubis,
1993)
itu aman, artinya alat itu tidak boleh hilang atau rusak, disamping agar ruang
tempat penyimpanan alat itu terletak kelihatan rapi tergantung pada fasilitas
laboratorium. Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat
yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas
atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif atau
klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu logam.
Sedangkan gelas kimia dikelompokkan dengan labu erlenmeyer dan labu dasar
alat, namun penyimpanan alat yang memilki bahan dasar yang sama harus ditata
kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah
menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan
tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan. Dengan
memperhatikan bahan dasar alat, peralatan yang terbuat dari logam umumnya
memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastic.
Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu
juga diperhatikan. Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih
halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya yang cukup banyak bahan kimia
dapat menimbulkan resiko bahaya yang cukup tinggi, oleh karena itu dalam
merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal umum yang harus
alfabetis tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses
pengadministrasian. Penggunaan secara alfabetis akan lebih tepat jika bahan kimia
disusun dan dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama
tingkat kebahayaannya.
yang di dalamnya terdiri dari spesimen baik dari tumbuhan dan juga hewan.
spesimen ditulis dalam etiket. Dalam penataan sama halnya dengan penataan alat
2011)
kertas, baik cetakan maupun kosong, yang di jilid dan diberi kulit. Hal serupa juga
lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong (Setiawan, 2010). Menurut
pandangan lain, ada pula yang mengartikan buku sebagai sumber bahan ajar
Buku sebagai bahan ajar sendiri didefinisikan sebagai buku yang berisi
suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis
(Depdiknas, 2004). Lebih lanjut, Depdiknas (2008) menyebutkan bahwa buku ajar
merupakan salah satu jenis bahan ajar cetak yang da[at ditampilkan dalam
berbagai bentuk misalnya print out, dan elektronik (format pdf). Kemudian, secara
khusus, buku sebagai bahan ajar (buku ajar/buku teks) dibedakan menjadi dua
macam, yaitu buku teks utama dan buku teks pelengkap (Mohammad, 2010).
Buku ajar utama berisi bahan pelajaran suatu bidang studi yang digunakan
sebagai buku pokok bagi siswa dan pendidik. Sedangkan buku ajar pelengkap
adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan dari buku ajar
utama serta digunakan oleh pendidik dan peserta didik. Sehingga, yang dimaksud
dengan buku teks pelajaran atau buku ajar yakni buku yang berisi ilmu
kurikulum, di mana buku tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar dan guru
Buku ajar hingga kini masih dianggap sebagai bahan ajar yang paling
utama. Hal ini terbukti dengan hampir di dalam sebuah institusi pendidikan, dari
jenjang yang paling dasar hingga jenjang yang paling tinggi, menggunakan buku
ajar sebagai bahan ajar utamanya (Prastowo, 2011). Lebih lanjut Depdiknas
(2008) menjelaskan mengenai arti penting dari buku ajar tentang fungsi dan tujuan
Buku ajar memiliki fungsi sebagai bahan ajar yaitu sebagai: (1) pedoman
seharusnya diajarkan kepada siswa, (2) pedoman bagi siswa yang akan
merupakan substansi kompetensi yang harus dipelajarinya, dan (3) alat eveluasi
Tujuan penyusunan buku ajar sebagai bahan ajar mengacu kepada buku
Panduan Pengembangan Bahan Ajar menurut Depdiknas (2008) antara lain: (1)
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik; (2) membantu
peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku teks yang
pembelajarannya.
bagi siswa untuk mengulangi pembelajaran atau mempelajari pelajaran yang baru,
sebagai berikut: (1) mulai dari yang mudah untuk memahami yang paling suli,
dari segi yang kongkret untuk memahami yang abstrak; (2) pengulangan
pemahaman siswa; (4) memberikan motivasi belajar kepada siswa; (5) perumusan
urutan yang mudah, judul yang singkat, daftar isi, struktur kognitif yang jelas,
rangkuman dan tugas pembaca; (2) bahasa yang mudah, yang menyangkut
kalimat yang tidak terlalu panjang, (3) menguji pemahaman, yang menyangkut
menilai melalui orangnya, checklist untuk pemahaman, (4) kemudian dibaca, yang
menyangkut keramahan terhadap mata (font tidak terlalu kecil), urutan teks
terstruktur, dan mudah dibaca; dan (5) materi instruksional, yang menyangkut
dengan penelitian dan pengembangan ini, yaitu spesifikasi produk secara teknis
1) Bahasa
kedua). Lugas berarti terkait penggunaan bahasa yang sesuai konteks ilmu
2) Desain Tampilan
Desain tampilan bahan ajar mencakup: desain fisik dan layout (tata letak
pesan yang dibawanya). Desain fisik buku ajar harus sesuai dengan ISO
yang dapat digunakan adalah ukuran A4, A5, B5 (Muclish, 2010), atau
serta lebar paragraf), wana, gambar, dan pengaturan. Ukuran dan jenis
Rustan (2009) memaparkan bahwa untuk bagian isi maskah huruf yang
boleh digunakan adalah 9-14 point, ukuran huruf 14 point ke atas untuk
judul dan sub judul, dan di bawah 9 point digunakan untuk caption.
1) Elemen Kompetensi
2) Uraian Materi
bermula dari hal yang sederhana ke hal yang lebih kompleks. Ruang
28
3) Rangkuman
Kemendikbud (2014) kriteria buku dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Buku ditulis mengacu kepada konsep Kurikulum (KI, KD, dan silabus)
2. Dalam mengajar ada dua jenis buku (buku siswa dan buku guru)
bahan bacaan
4. Setiap buku siswa memuat model pembelajaran dan project yang akan
dilakukan siswa
5. Buku guru memuat panduan bagi guru dan mengajarkan materi bagi
siswa
29
2) Penyusunan peta bahan ajar yang disusun setelah diketahui banyak bahan
ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajar. Di dalamnya
4) Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek
majalah, laporan penelitian, surat kabar, internet dan sumber lain yang
relevan.
dengan kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat
yang akan dinilai di dalamnya adalah akurasi, detail dan contoh, dan
yang disajikan.
Buku ajar untuk setiap mata pelajaran yang digunakan pada satuan
pendidikan dasar dan menengah dipilih dari buku ajar yang ditetapkan oleh
terdiri dari insrumen khusus dalam bentuk angket dengan penskoran tertentu.
acuan dalam menilai kualitas buku ajar sehingga buku ajar dapat digunakan dalam
proses pembelajaran.
yang termuat dalam buku ajar alat dan bahan laboratorium biologi kurikulum
31
2013, meliputi empat dimensi. Dimensi tersebut, yaitu dimensi spiritual, dimensi
Keempat dimensi itu menjadi acuan dari Kompetensi Inti (KI) dan harus
berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan.
empat. Uraian kompetensi dasar secara rinci ini adalah untuk memastikan capaian
b. Pada setiap kesulurahan buku harus meghindari unsure SARA (Suku, Ras,
Pada setiap bab terdapat kalimat yang dapat mengembangkan aspek sosial
karakter (disiplin, rasa ingin tahu, teliti, jujur, pantang menyerah, kritis,
a. Cakupan Materi
b. Keakuratan Materi
Materi harus disajikan secara tepat sehingga tidak ada miskonsepsi dan
a. Penalaran (reasoning)
materi perlu memuat uraian, contoh tugas, pertanyaan, atau soal latihan
problem), yaitu soal yang menuntut siswa untuk member jawaban atau
c. Keterkaitan
d. Komunikasi
e. Penarapan (aplikasi)
f. Kemenarikan Materi
informasi lebih lanjut dari berbagai sumber lain seperti internet, buku,
h. Materi pengayaan
atau lebih dalam dari yang dituntut oleh KD). Materi pengayaan sebaiknya
baru atau tidak terlalu jauh berbeda dengan apa yang dituntut KD.
erat kaitannya dengan pengamatan objek. Pengamatan objek ini sebagian besar
tinggi intensitas dan ragam kerja di laboratorium semakin tinggi pula resiko
kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Sehubungan dengan hal tersebut maka
perlu diketahui bahaya yang ditimbulkan oleh benda yang ada di laboratorium
harus mengenal dan memhamai cara penggunaan semua peralatan dasar yang
(Widhy, 2009)
35
biologi, diantaranya yakni bahan kimia dan bahan biologi. Beberapa jenis bahan
kimia dibutuhkan dalam praktikum tertentu. Sebagian besar bahan kimia tersebut
bahan kimia yang akan digunakan dalam praktikum. Berikut adalah contoh
Sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013 telah
diuraikan terkait ruang lingkup mata pelajaran Biologi SMA/MA. Biologi sebagai
bagian dari struktur keilmuan IPA, lahir dan berkembang melalui pengamatan
yang beragam, memiliki resiko kerja yang dapat membahayakan keselamatan dan
kesehatan seorang peneliti. Semakin tinggi intensitas dan ragam jenis kerja di
kecelakaan kerja dengan mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh benda atau
Berdasarkan penjelasan materi diatas, maka sub pokok materi yang akan
dijadikan bahan sebagai pengembangan buku ajar oleh peneliti yakni tentang alat
dan bahan laboratorium yang berfokus lagi pada nama, tata cara penggunaan dan
pada siswa, maka pengembangan materi yang akan disajikan ke dalam buku ajar
menjadi dua secara keseluruhan yakni alat serta bahan. Adapun kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar yang berkaitan dengan materi Keselamatan Kerja yang
Tabel 2.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 materi
Keselamatan Kerja
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.1 Menjelaskan ruang lingkup biologi
dalam ranah konkret dan ranah (permasalahan pada berbagai objek
abstrak terkait dengan biologi dan tingkat organisasi
39
tersebut konsep terbentuk melalui pengalaman, suatu konsep telah dipelajari, bila
yang diajar dapat menampiljan perilaku tertentu. Konsep terbentuk melalui sutau
Konsep diperoleh melalui dua cara Ausabel dalam Dahar, 1989), yaitu
formasi konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep ini mengikuti pola.
dengan asimilasi konsep, cara ini adalah dengan cara deduktif. Anak diberikan
berbagai persoalan yang didasarkan pada konsep. Hal ini berarti penguasaan
Bloom dalam Munaf (2001) membagi ranah kognitif menjadi enam jenjang
1. Hafalan (C1)
prinsip, prosedur, atau istilah yang dipelajari tanpa harus memahami atau
2. Pemahaman (C2)
tentang sesuatau hal dan dapat melihatnya dari beberapa segi. Dalam
3. Penerapan (C3)
prinsip, teorim hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada situasi
baru.
4. Analisis (C4)
5. Sintesis (C5)
6. Evaluasi (C6)
tiga aspek yakni ranah kognitif C1, C2, dan C3. Keetiga aspek tersebut dapat
diprediksi mampu meningkatkan nilai hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.
yang diungkapkan oleh Hamalik (2002) bahwa ada 4 indikator siswa telah
contoh.
konsep tersebut.
memahami makna materi yang telah dipelajari, unsur pemahaman ini pada
antara lain dengan kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata
menggunakan lembar tes yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan
pendidik saat ini. Menurut Sundari (2008) banyaknya guru, masih jarang
masih belum terfasilitasi dengan sempurna, bahan ajar yang digunakan hanya
berupa sumber belajar berupa LKS dan buku teks yang kurang mendalami materi.
karakteristik materi ajar yang akan disajikan (Depdiknas, 2007). Khususnya pada
materi keselamatan kerja yang terdapat pada pokok bahasan materi ruang lingkup
biologi, perlu adanya pendalaman materi tentang prinsip keselamatan kerja pada
alat dan bahan laboratorium. Disamping itu bentuk bahan ajar yang sebelumnya
yang digunakan berupa LKS perlu adanya pengembangan berupa buku ajar,
panduan pembelajaran.
dapat berjalan optimal, maka dapat pula meningkatkan penguasaan konsep siswa
mengenai alat dan bahan laboratorium biologi. Oleh karena itu peneliti
44
mengembangkan buku ajar alat dan bahan laboratorium biologi yang menarik dan
berkualitas untuk dijadikan bahan ajar yang digunakan guru serta bahan ajar
Kondisi Riil:
Kondisi ideal : 1. Pembelajaran Pengenalan Alat dan
1. Pembelajaran Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium Biologi yang
Bahan Laboratorium Biologi belum terfasilitasi sempurna
merupakan materi esensial yang 2. Minimnya bahan ajar terkait
didalamnya termasuk ke dalam tentang Alat dan Bahan
objek biologi dan prinsip Laboratorium Biologi yang dapat
keselamatan kerja membantu siswa dalam
2. Salah satu penunjang untuk praktiknya. Sumber belajar hanya
mebantu siswa dalam praktiknya berupa LKS
adalah dengan mengembangkan 3. Tuntutan praktikum dalam
bahan ajaryakni buku ajar laboratorium biologi serta
3. Buku ajar dapat dimanfaatkan kaitannya dengan penguasaan
sebagai bahan ajar pokok bagi konsep materi pokok keselamatan
siswa terkait materi keselamatan kerja membuat konsep
kerja sekaligus sebagai buku pengembangan bahan ajar perlu
panduan guru dilakukan