Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Laboratorium adalah salah suatu tempat dimana percobaan dan

penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit , laboratorium sering diartikan

sebagai ruaang atau tempat beerupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap

yang didalamnnya terdapaat sejumlah alat dan bahan parktikum. Laboratorium

merupakan tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan

dalam bidang ilmu seperti fisika, kimia, biologi, dan sebagainnya (Herlina, Lina

Dkk, 2021).

Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat

meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan , dan pembakuan bahan obat-

obatan , seni peracikan obat : serta pembuatan sedian farmasi menjadi bentuk

tertentu sehingga siap digunakan sebagai obat serta peerkembangan obat yang

meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat yang meliputi ilmu dan teknologi

pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunkan dan diberikan

kepada pasien (Syamsuni, 2006) .

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan

kerja saat melakukan penelitian alat-alat laboratorium biasannya dapat rusak

atau bahkan berbahayaa jika penggunaan tidak sesuai dengan prosedur (Laase,

2021).
Peralatan laboratorium yang selanjutnnya disebut peralatan adalah mesin

perkakaas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus

dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi dan / atau produksi dalam skala terbatas

(Raharjo, 2017).

Adapun hal yang melatar belakangi percobaan ini yaitu agar mahasiswa

mampu mengikat dan mengetahui cara kerja dari alat-alat yang ada

dilaboratorium

guna mencapai keselamatan kerja saat melakukan penelitian.

B. Maksud percobaan

1. Agar mahasiswa mampu alat farmasetika dan penimbangan dasar

2. Agar mahasiswa mampu alat dan mengoperasikan alat tersebut.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat yang tergolong gelas , non gelas ,

logam

dan porselin

C. Tujuan percobaan

1. Untuk mengenal alat farmasetika dan penimbangan

2. Untuk mengenal alat dan mengoperasikan alat tersebut

3. Untuk mengetahui alat yang tergolong gelas , non gelas , logam , dan porselen.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik

formulasi obat, identifikasi, kombinasi analisis dan standarlisasi/pembakuan obat

sertaa pengobatan yang aman (Syamsuni, 2016).

Didalam sistem pelayanan kesehatan, sistem pelayanan kefarmasian

merupakan salah satu komponen inti dari farmasi memainkan peranan yang

sangat penting. Farmasi berdedikasi dan berada dalam posisi strategis untuk

menjaga dan memajukan kesehatan masyarakat. Upaya mereka meningkatkan

kualitas hidup individu orang untuk hidup sebebas mungkin dari penyakit, rasa

sakit, dan penderitaan. Salah satu kewajiban farmasi adalah mengedukasi publik

tentang kesehatan dan pengunaan obat (Saud Anshar, 2019).

Farmasetika merupakan ilmu yang mempelajaari tentang penyediaan obat

yang mencakup pemngumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan

obat-obatan, peracikan obat dan pembuatan sediaan farmasi hingga menjadi

bentuk teratur dan siap disajikan untuk digunakan sebagai obat serta
perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalaam

bentuk sediaan yang siap diberikan kepaada pasien (Nadina Dkk, 2021).

Peralatan yang harus tersedia dilaboratorium farmasetika dasar meliputi :

( Hunhaen, T., A, Dkk, 2021).

1. Timbangan gram kasar digunakan untuk menimbang berat zat = 1 > 1 gram

2. Timbangan gram haalus digunakan untuk menimbang berat zat 2 dari 1 gram

3. Meja praktik

4. Mortir / lumpang

5. Stamper / alu

6. Beater gelas 50 , 100 , 250 CC

7. Enlenmeyer 100, 250, CC

8. Gelas ukur 10, 25, 100 CC

9. Cawan porselin

10. Kaca arloji

11. Corong kaca

12. Batang pengaduk

13. Waterbath

14. Panci

15. Lemari obat tablet, bahan baku, cair


Didalam laci meja praktikum harus tersedia peralatan yang akan

dipergunkan untuk kegiatan peracikan obat. Sebelum dan sesudah praktikum

peralatan harus dalam keaaddaaan bersih (Hurahaen, T,A, Dkk, 2021).

Contoh beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk praktikum peracikaan

obat: (Hurahaen, T,A, Dkk, 2021)

1. Mortir dan staamper ( lumpang dan alu )

Mortir dan sstamper digunakan untuk :

a. Menghaluskan dan mencmpur serbuk dalam pembuatn puyer

b. Mencampur bahan aktif dan basis salep

c. Membuat emulisi dan suspensi

d. Melarutkan bahan yang memerlukan penggerusan terlebih dahulu.

2. Water Bath

Alat pemanas dengan menggunakan uap air. Alat ini biasanya

digunakaan untuk mencairkan Basis salep.

3. Beaker gelas

Beaker gelas adalah bermacam-macam ukuran berguna untuk melarutkan

bahan dengan batang pengaduk.

4. Enlenmeyer

Enlenmeyer tersedia dalam berbagaai ukuran , digunakaan untuk

melarutkan bahan.

5. Cawan porselin
Cawan porselin berguna untuk menimbang bahan obat atau mudah

untuk mencairkan basis salep / meguapkan cairan diatas waterbath.

6. Corong

Corong digunakan untuk membantu menuang cairan kedalam botol, atau

untuk membantu penyaringn dengan menggunakan kertas perkamen.

7. Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur pelarut / volume obat cair.

8. Pipet

Pipet digunakan untuk memindahkan / mengambil cairan dalam satuan

total / dalam jumlah kecil, seperti minyak satsiri.

9. Kaca arloji

Kaca arloji digunakan untuk menimbang cairan / cairan kental dalam

jumlah kecil.

Peralatan dasar yang digunakan laboratorium meliputi peralaatan gelas

(gelas wasl equipment) dan bukan gelas (non gelas equipment) dan peralatan

pemanas (heatns equipment). Peralatan gelas dibagi menjadi tiga yaitu peralatan

gelas dasar, peralatan pengukuran dan peralatan analisis. Berdasarkan ketahanan

tahan terhadap paaas, peralatan gelas dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu


peralaatan gelas tidak tahan suhu tinggi dan peralatan gelas tidak tahan suhu

tinggi. Peralatan bermerek pyrex biasannya tahan terhadap panas.

a. Peralatan gelas dasar yaitu (wardiaan, 2016):

1. Enlenmeyer

2. Gelas Beaker

3. Corong gelas

4. Corong pemisah

5. Tabung reaksi

6. Gelas arloji

7. Pendingin bauk

8. Labu pemanas

9. Botol reagen

10. Gelas pengaduk

11. Pipet tetes

b. Peralatan gelas pengukur yaaitu : ( wardian, 2016 )

1. Labu volume

2. Pipet ukur

3. Pipet volume

4. Buret dan gelas ukur

Peralatan bukan gelaas diperlukan untuk mendukung peralatan lain

seperti , peralatan gelas, peralatan pemanas dan peralatan untuk menimbang.

Sebagai contoh penjepit digunakan untuk menjepit tabung reaksi, spaatulaa


digunakan untk mengambil larutan dalam proses penimbangan ( wardian ,

2016 ).

Salah satu jenis peralatan dasar laboratorium adalah peralatan yang

berbahan porsselen . berikut ini alat-alat yang berbahan porselin yang termasuk

dalam peralatan dasar laboratorium . ( wardian, 2016 ).

1. Cawan pengelap ( Enaporating Dish )

Cawan ini digunakan sebagaai wadah misalnya untuk penguapan larutan

dari suatu bahan yang tidak mudah menguap .

2. Mortat dan pestle

Alat ini digunkan untuk mengahncurkaan padatan kimia atau zat yang

masih bersifat padat / kristal.

3. Kcusbel

Alat ini berupa maangkok yang dilengkapi tutup. Alat ini dipakai untuk

memanaskan logam-logam.

4. Clas trlangle

Alat ini berbentuk seperti segitiga yang berfungssi untuk menahan

wadah seperti misalnya menahan KCUS. Saat sedang dilakukan pemanasan

ataupun corong pada waktu penyaringan.

5. Corong bucher ( bucher funnel )

Terjadi berbagai ukuran corong bucher yang beragam dihentikan

berdasarkan volume enlenmeyer sebagai tempat penampung fitrasi.


Bahan baku logam yang biasa dipakai adalah nikel , alpaba , tembaga ,

daan logam campuraan lainnya .

Peralatan dari bahan logam ini banyak logamnnya , misalnya , porcep

ekstrobsi , gunting , pluret , jarum, henting ( Gabriel ,1996 ).

Bekerja dilaboratorium akan berhadapan dengan bahan kimia setiaap

saaat setiap bahan kimia memiliki ssifat yang berbedaa dan yaang

membutuhkan penangan tertentu. Sifat bahaan kimia umumnya berbahaya ,

mengintasi , foksik dan mudah terbakar untuk menghindari bahaya kontaminasi

bahan kimia hendaklah setiap korsenel yang terlibat dalam kegiatan di

laboratorium kimia harus memahami budyaa kesehatan dan keeselaamtan kerta (

K3 ) ( Wardian , 2016 ) . Pemahaman tentaang K3 mutlak harus dimiliki oleh

semua pihak yang terlibat pada kegiataan praktikum kimia ( praktikum ,

laboratorium , instruktur ). Sumber-sumber bahaayaa yang perlu diwaspadai

selama dilaboratorium meliputi : ( Wardiaan , 2016 ).

1. Bahan kimia yang mudah terbakar beracun , korosit , mudah meledak , dan

karsigonetik.

2. Alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik

seperti kompor , alat pemanas , oven , lampu dan sebagainnya.

3. Alat-alat gel yang berpotensi melukai tubuh.

4. Pemanas air atau minyak yang dapat meracik.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalaam praktikum farmasetika yaitu :

1. Bunsen

2. Cawan porselin

3. Enlenmeyer

4. Gelas arloji

5. Gelas ukur

6. Kaki tiga

7. Kertas perkamen

8. Lap halus

9. Lap kasar

10. Lumpang dan alu

11. Oven
12. Pengayak no ,40,100

13. Pipet

14. Rak tabung reaksi

15. Sendok tanduk

16. Spatel logam

17. Spatel porselin

18. Sudip

19. Tabung reaksi

20. Timbangan analitik

21. Timbangan kasar dan halus

22. Waterbath

23. Autokfat

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari masing-masing alat , yaitu

1. Bunsen

a. Dipastikan lubang udara pada bunsen dalam kondisi ditutp , yaitu dengan

cara memutus collar untuk menutup lubang udara.

b. Ditutup katup pasokan lokal dengan memutar pegangan dan pastikan

saluran gasnya aktif.

c. Ditutup katup jarum pada bagiann bawah alat pembakar.

d. Dibuka katup pasokan lokal dengan cara memutar bagian pegangan.


e. Dibuka katup jarum baagian bawah alat pembakar sampai terdengar desis

gas.

f. Diletakan nyala api pada bagian atas tabung.

g. Dinyalakan keran gas secara perlahan untuk mengatur api.

2. Cawan porselin

a. Dibersihkan cawan porselin terlebih dahulu

b. Dimasukkan sampel yang akan dipanaskan kedalam cawan dengan hati-

hati

c. Dipanaskaan sampel dinyala api bunsen ataau bisa juga dengan waterbath

d. Diangkat menggunakan lap atau penjepit kayu

3. Enlenmeyer

a. Disiapkan enlenmeyer terlebih dahulu

b. Dipegang leher enlenmeeyer dengan satu tangan, lalu digoyangkan secara

berputar dengan perlahan hingga larutan homogen

c. Diukur larutan dengan batas yang tidak melebihi tulisan volume.

4. Gelas arloji

a. Disiapkan gelaas arloji terlebih dahulu

b. Diletakan gelas arloji diatas timbangan

c. Diletakan sampel berupa bahan padatan diatas gelas arloji

d. Ditimbang sampel menggunakan timbangan sesuai jumlah yang

diinginkan.

5. Gelas ukur
a. Disiapkan gelas ukur terlebih dahulu

b. Dituangkan larutan yang ingin diambil kedalam gelas ukur dengan

volume yang diinginkan

c. Diukur larutan dengan melihat cekungan pada skala gelas ukur

d. Diangkat dan dituang kedalam wadah yang diinginkan jika sudah diukur.

6. Kaki tiga

a. Disiapkan kaki tiga terlebih dahulu

b. Diletakkan alat pembakar dibawah kaki tiga seperti pembakar bunsen

c. Diletakkan peralatan gelas diatasnya yang dialasi dengan kawat kasa

d. Dilakukan pemanasan hingga didapatkan larutan yang diinginka

7. Kertas perkamen

a. Dalam proses penimbangan , diletakan kertas perkaamen diatas timbangan

b. Diletakkan sampel berupa serbuk atau lilin diatas kertas perkamen

c. Ditimbang sampel sesuai berat yang diinginkan

d. Dalam pembungkusan racikan obat, dibuat satu lipatan lurus

e. Dimasukkaan puyer diatas kertas perkamen

f. Dilipat dari bagian bawah keatas dan luruskan dengan lipatan pertama

g. Ditekan bagian bawah sebelah kanan dan kiri agar lipatan tidak berubah

h. Diangkat begian aatas turunkaan puyer ke bawah , lalu lipat dari bagian

aatas kebawaah ssampai mendekati dasar lipatan


i. Dilipat sebelah kanan dan turunkan kesebelah kanan, lalu dilipat sebelah

kiri diturunkan kesebelah kiri

j. Dimasukkan lipatan dari sebelah kanan kekiri dan jadilah satu bungkus

puyer.

8. Lap halus

a. Disiapkan lap halus terlebih dahulu

b. Digunakan lap halus untuk membersihkan alat-alat yang terbuat dari

gelas.

9. Lap kasar

a. Disiapkan lap kasar terlebih dahulu

b. Digunakan lap kasar untuk membersihkan alat-alat yang terbuat dari

gelas seperti besi dan kayu

c. Digunkan juga lap kasar sebagai alas alat-alat laboratorium

10. Lumpang dan alu

a. Disiapkan lumpang dan alu terlebih dahulu

b. Dibersihkaan lumpang dan alu kontaminasi bahan-bahan sisa

sebelumnnya

c. Dimasukkan sampel ke dalam lumpang dan tumbuk dengan perlahan

menggunakan alu

d. Diangkat sampel yang sudah halus tersebut.

11. Oven

a. Dihubungkan oven dengan sumber listrik


b. Ditekan tombol on / off pada oven

c. Ditunggu hingga display padaa oven menyala , lalu sesuaikan suhu

dengan tekan tombol temperatur biasannya 250-300 derajat C

d. Disesuaikan juga timer oven sesuai keperluan

e. Dimasukkan sampel atau alat yang akan dioven

f. Ditunggu sampai selesai timer yang telah diatur tadi , lalu ambil alat

atau sampel dengan maksimal

g. Dimatikkan oven dengan menekan tombol on / of , lalu tunggu hinngga

display mati dan dicaabut colokan oven dari stopkontak.

12. Pengayak no, 40, 100

a. Disiapkan ayakan terlebih dahulu

b. Diletakkan bahan atau sampel diatas ayakan

c. Dilayak dengan cara sampel terlempar keatas secara vertikal dengan

sseddikit geralkan melingkar atau secara horizontal (mendatar ) agar

terjaadi penyebaran sampel sehingga terpisah secara menyeluruh.

13. Pipet

a. Disiapkan pipet terlebih dahulu

b. Dipencet karet pipet untuk menyedot larutan , lalu dilepas untuk

memasukkan larutan kewadah

c. Dilakukan secaraa perlahan sesuai jumlah volume larutan yang

diinginkan.

14. Rak tabung


a. Disiapkan rak tabung terlebih dahulu

b. Diletakkan tabung reaksi dengan cara dimasukkan kedalam lubang yang

terdapat pada rak tabung.

15. Spatel logam

a. Disiapkan spatel terlebih dahulu

b. Disiapkan juga kertas perkamen dan wadah

c. Dipegaang ujung spatel logam lalu ambil sampel berupa serbuk dengan

hati-hati.

16. Spatel porselin

a. Disiapkan spatel porselin dan wadah terlebih dahulu

b. Dipegang ujung spatel porselin lalu ambil sampel yang bersifat oksidator

dan krosif dengan hati-hati.

17. Sendok tanduk

a. Disiapkan sendok tanduk dan wadah terlebih dahulu

b. Dipegang ujung sendok tanduk lalu dimabil sampel.

18. Sudip

a. Disiapkan sudip dan wadaah terlebih dahulu

b. Dipegang ujung sudip lalu ambil sampel berupa serbuk yang sudah

dihaluskan dari lumpang.

19. Tabung reaksi

a. Disiapkan tabung reaksi terlebih dahulu

b. Dipegang tabung reaksi lalu masukkan larutan


c. Dijepit tabung reaksi untuk proses pemanasan , setelah selesai letakkan

pada rak tabung.

20. Timbangan Digital/Analitik

a. Disiapkan timbangan terlebih dahulu

b. Dihubungkan dengan arus listrik , lalu nyalakan

c. Dikalibrasi posisi angka timbaangaan dengaan menekan tombol zero atau

kare

d. Dilakukan proses penimbangan , tunggu hingga selesai

e. Dimatikan timbangan dan dicabut colokannya

21. Timbangan kasar dan halus

a. Disiapkan timbangan terlebih dahulu

b. Diletakkan timbangan pada tempaat datar

c. Dinyalakan timbangan , lalu tekan tombol tare untuk kalibrasi

d. Ditimbang bahaan dengan daya beban yang sesuai pada timbangan

e. Diambil bahan yang telaah ditimbang , lalu matikan timbangan

22. Waterbath

a. Disiapkan waterbath terlebih dahulu

b. Dimasukkaan air kedalam bejana

c. Diatur suhu yang dikehenddaki , lalu nyalakan waterbath dikisaran 40-45

derajat C.
d. Dimasukkan sampel pada salah satu lubang ( untuk tangas uap )

sementara lubang yang tidak digunakan ditutup

e. Diambil wadah berisi sampel yang sudah dipanaskan lalu matikaan

waterbath.

23. Autoklaf

a. Disiapkan autoflak telebih dahulu

b. Dicek dahulu volume air dalam autoclave , pastikan tinggi air pada batas

yang telah ditentukan

c. Dimasukkan peralatan dan bahan. Pastikan semua bagian alat medis yang

akan disterilkan terkena air

d. Tutup autoclave dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar . klep

pengaman autoklave , jangan dikencangkan dulu

e. Nyalakan autoclave , lalu atur timer minimal 15 menit dan suhu 121

derajat C

f. Tunggu air mendiddih untuk menciptakaan uap yang memenuhi

kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Waktu

15 menit dihitung mulai klep pengaman . waktu 15 menit dihitung mulai

dari tekanan mencapai 2 atm.

g. Jika alarm berbunyi tanda selesai, hingga tekanaan dalam kompartemen

turun sehingga tekanannya sama dengan udaraa dilingkungan ( angka 0 ).

h. Angkat isi autoclave dengan hati-hati.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

1. Memanaskan bahn kimia

2. Mereaksikan bahan kimia dan

pemanasan

3. Mensterilkan alat dan bahan

(Hartitik,2021).
Busen
UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Cawan porselen berguna untuk

menimbang bahan obat cair, atau wadah

untuk mencairkan basis

salep/penguapan cairan diatas waterbath

Cawan Porselen (Hutahaen, 2021).

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Erlenmeyer tersedia dalam berbagai

ukuran, digunakan untuk melarutkan

bahan (Hutahaen,2021).

Erlenmeyer

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Kaca arloji digunakan untuk


menimbang cairan/cairan kental dalam

jumlah kecil (Hutahaen, 2021).

Gelas Arloji

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Gelas ukur digunakan untuk mengukur

pelarut volume obat cair (Hutahaen,

2021).

Gelas Ukur

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:
Sebagai penyangga pembakar spiritus

(Lukas dan Nina, 2016).

Kaki Tiga

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

1. Menghaluskan dan mencampur

serbuk dalam pembuatan puyer

2. Mencampur bahan aktif

Lumpang dan Alu 3. Membuat emulsi dan suspense

(Hutahaen, 2021)

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR
Fungsi:

Oven pengering yang dipanasi secara

listrik dan dikendalikan secara

termostik dengan suhu 250-300°C .± 1-

2 °C oven digunakan untuk


Oven mengeringkan endapan atau zat

(Wardian, 2016).

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Memisahkan bagian yang tidak di

inginkan berdasarkan ukurannya

(Zikri, Dkk , 2021)

Pengayak

UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR

Fungai:

Untuk membungkus puyer atau obat

racikan, dan sebagai alas timbangan

dalam proses penimbangan bahan obat

dalam jumlah kecil (Hutahaen, 2021).

Kertas Perkamen

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Berfungsi untuk membersihkan alat-alat

labotarorium yang bersifat gelas

(Rosmini, dkk, 2021)

Lap Halus

UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR

Fungsi:

Berfungsi untuk membersihkan alat-alat

laboratorium yang tidak terbuat dari

gelas seperti besi dan kayu dan alas alat

laboratorium (Rosmini, Dkk, 2021)


Lap Kasar

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

1. Mengambil larutan dalam jumlah

kecil

2. Membantu agar jumlah volume tepat

Pipet Tetes pada saat pengenceran (Hartatik,

2012)

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:
Tempat penyimpanan tabung reaksi agar

aman dam selamat (Hartutik,2012)

Rak Tabung Reaksi

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Mengambil bahan kristal (Hartutik,

2021)

Sendok Tanduk

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

1. Membantu pengambilan bahan padat


atai kristal

2. Mengaduk bahan kimi (Hartutik,

2012)

Spatel Logam

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Untuk mengambil bahan kimia padat

maupun serbuk pada saat akan

ditimbang (Zikri, Dkk, 2021)

Spatel Porselen

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Untuk mengambil bahan-bahan kimia

dalam berupa padat atau bubuk ( Lukas


dan Nina, 2016)

Sudip

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

1. Mencampur sejumlah kecil cairan

2. Mereaksikan bahan kimia dalam

jumlah kecil

Tabung Reaksi 3. Memanaskan sejumlah kecil

(Haetutik, 2012)

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR
Fungsi:

1. Menimbang bahan kimiawi atau

sampul yang padat

2. Menimbang sampel ketelitian tinggi

Timbangan Analitik (Hartutik, 2012)

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Untuk menimbang media dan juga

sampel atau contoh uji preparasi

(Yunilas dan Eri Yurni, 2017)

Timbangan

UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR

Fungsi:

Untuk menyimpan media agar (yang

digunakan untuk Analisa dengan Teknik

tuang/ pure plate) supaya media tetap

Water Bath dalam kondisi leleh/cair, biasanya suhu

diatas pada kisaran 40-45 °C (Yunilas

dan Eri Yurni, 2017)

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

Fungsi:

Mensterilkan alat, bahan dan media

yang digunakan dalam sediaan

mikrobiologi dengan ,menggunakan uap

air panas bertenakan tinggi (2 atm) dan


Autoklaf
suhu tinggi (121 °C) (Hartutik, 2012)
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaam yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dan cara mengoperasikan alat-alat

labotarorium seperti Bunsen, cawan porselen, erlemeyer, gelas arloji, gelas ukur,

kaki tiga, kertas perkamen, lap halus, lap kasar, lumping dan alu, oven, pengayak

No.40.100, pipet, rak tabung reaksi, sendok tanduk, spatel logam, spatel porselen,

sudip, tabung reaksi, timbangan analitik, timbangan kasar halus, water bath dan

autoklaf.

2. Memahami cara melakukan penimbangan dasar


3. Kira dapat mengetahui alat gelas, non gelas, logam dan porselen

B. Saran

1. Laboratorium

Diharapkan laboratorium dapat memenuhi fasilitas untuk praktikum agar

berjalan dengan lancar.

2. Asisten

Diharapkan kepada kakak-kakak asisten membimbing kami pada setiap

praktikum, menegur kesalahan kami dan memperbaikinya. Tetap sabar

menghadapi sikap kami dalam menerapkan metode yang baik dalam praktikum

agar kami mudah memahani materi tersebut.

3. Praktikan

Diharapkan pada praktikan agar lebih disiplin dalam segala kegiatan

laboratorium dan lebih giat dalam belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Gabriel. 2016. Praktikum Kimia Dasar . KEMENKES RI

Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pangan. UB Press:Malang

Herlina Lina, Dkk. 2021. Teknik Pengelolaan Laboratorium. ANDI


(ANGGOTA
IKAPI): Yogyakarta

Hutahaen Titi AGNI. 2021. Farmasi Dasar. CV Jagad Media; Surabaya

Lase, Natallo Kristiana.2021. Analisi Pengetahuan Mahasiswa Prodi


Pendidikan
Biologi IKIP Gunung Sitoir Tentang Peralatan Laboratorium dan
Fungsinya. Jurnal Pendidikan MINDA.1/0/2/2

Lukas Stefanus dan Nina Jusnita. 2016. Buku Pedoman Praktikum


Laboratorium
Farmasi. Universitas 17 Agustus : Jakarta
Nadina,Elvita Aurilia Dkk. 2021. Farmakologi Dasar. Yayasan Kita Menulis; Jakarta

Rosmini, Dkk. 2021. Pengenalan Alat-alat Praktikum. Guepedia the First on


Publisher;
Jakarta

Raharjo. 2017. Pengelolaan alat bahan dalam laboratorium kimia. Jurnal kimia sains
dan aplikasi.UUD 20.NO.1

Saud Anshar. 2019. Farmasetikan Dasar dan Hitungan Farmasi. Buku Kedokteran
EGC; Jakarta

Wardiah dan Yusni. 2017. Mikribiologi. Fakultas pertanian universitas sumatera

utara.

Zikri Noer Jan Sally Irvina Litunga. 2021. Laboratorium tingkay universitas
kategori
1. Guepedia the First on Publisher; Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai