Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi/pembakuan obat
serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta
penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut farmakon yang
berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang
cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu (meracik) hingga siap
digunakan sebagai obat (Anief, 2016).
Dalam peracikan formulasi obat perlu mengetahui alat, bahan dan cara bekerja
dengan aman. Dalam peracikan obat sangat berhubungan dengan laboratorium.
Laboratorium merupakan tempat yang tepat untuk melakukan percobaan dan
penelitian. Melakukan penelitian di laboratorium tidak akan lepas dari bahaya akibat
bahan-bahan kimia yang direaksikan, dan alat – alat laboratorium tentunya memiliki
kegunaan dan fungsinya masing-masing yang membuat para ilmuan dapat melakukan
percobaan dengan aman. Alat adalah suatu benda yang di pakai untuk mengerjakan
sesuatu sehingga mencapai suatu maksud (Ramli, 2012). Hal yang perlu diperhatikan
adalah kebersihan dari alat yang digunakan.
Alat laboratorium adalah suatu benda yang digunakan untuk membantu
memperlancar kegiatan praktikum berupa penelitian, pengamatan, eksperimen,
pengukuran dan pelatihan ulmiah disebuah tempat riset yakni laboratorium. Pada
dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja
atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Praktikum pengenalan alat-alat laboratorium akan
dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut,
serta dalam penggunaannya ada alat yang bersifat umum danada pula yang bersifat
khusus (Moningka, 2018). Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan

1
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk pengukuran atau
penentuan.
Bahan kimia adalah zat murni ataupun campuran yang tersusun atas beragam
elemen-element kimiawi (Ginting, 2012). Mempelajari ilmu kimia yang paling dasar,
perlu diperhatikan bagaimana sifat dan karakteristik bahan kimia. Dengan
mengetahui karakteristiknya, maka bahaya dari bahan kimia tersebut dapat
diminimalisir.
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat
dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik dan lain-lain sesuai dengan fungsinya
masing-masing (Nurhasanah dan Delaini, 2014). Alat-alat tersebut ada yang tahan
terhadap basa, asam, panas dan ada juga yang hanya tahan terhadap kondisi normal,
Oleh sebab itu pengenalan dan penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan
keberhasilan suatu penelitian.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu
1. Mampu mengkaji dan menganalisis nama, jenis, dan kegunaan serta cara
penggunaan alat alat kimia yang ada di laboratorium kimia.
2. Mampu mengkaji dan menganalisis nama, simbol, jenis, manfaat dan cara
penggunaan serta tingkat toksisitas bahan-bahan kimia yang ada di
laboratorium kimia.
3. Mampu mengkaji dan menganalisis perlakuan terhadap alat-alat dan bahan
kimia.
1.3 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan yaitu
1. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat-alat
laboratorium.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengenalan Alat Laboratorium
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara
kerja, serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan
dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat dan
bahan, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengansempurna (Khasani, 2015).
Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan sangatlah
penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan
praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum dapat
langsung diatasi dengan cepat dan sebaik mungkin. Alat-alatlaboratorium tersebut
ada yang berfungsi dalam proses pemanasan, misalnya pembakaran gas. Ada juga
alat-alat yang mempunyai jenis dan macam yang kompleks sehingga dalam
penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi (Mored, 20016).
Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk
melakukan suatu percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum
dilaboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata
dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
melakukan suatu percobaan, kita tentunya harus mengetahui alat-alat yang digunakan
dalam praktikum. Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikandengan tujuan
percobaan. Akan tetapi, selain sudah mengetahui masing-masing nama alat,
praktiakan juga harus mengetahui Fungsi alat-alat yang digunakan dan bagaimana
cara menggukannya (Khasani, 2015).
Kimia merupakan ilmu penagetahuan yang termasuk rumpun ilmu pengetahuan
alam. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
eksperimen yang mencari jawaban .

3
Ada beberapa Faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yangada
di laboratorium, yatu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian
praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Syukri, 2012). Sebagian
besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang klasik maupun
instrumental dari tahap persiapan sampai tahap pengukuran sebagian besar terbuat
dari gelas. Selain itu ada pula alat yang terbuat dari porselin besi dan karet (Yunita.
2012)
Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium
tersebut terbuat dari gelas (kaca). Meskipun alat-alat tersebut telah siap dipakai,
namun dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan
sambungan-sambungan dengan gelas atau alat lain untuk membuat peralatan khusus
sesuai kebutuhan (Ginting, 2012). Memakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh
terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang
berbeda, ada yang terbuat dari gelas, kayu, porselen,aluminium, plastik dan lain-lain
sesuai dengan Fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap
basa, tahan terhadap asam, tahan terhadap panas dan ada yang hanya tahan terhadap
kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan
keberhasilan suatu penelitian (Juwairiah, 2013).
Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalamlaboratorium
terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan padahal-hal yang
berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan
merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar bilatidak digunakan
dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja dalamlaboratorium kimia mempunyai
resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena faktor ketidaksengajaan,
ketelodoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan
karena kesalahan penggunaan alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk
mengetahui setiapkemungkinan bahaya (Nurhasanah dan Delaini, 2014). Alam
mengukur suatu alat atau bahan hendaknya menggunakan suatu alat. Alat yang
digunakan untuk mengukur suatu alat kimia adalah gelas ukur. Akan tetapi,

4
pengukuran dari gelas ukur ini penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu
contoh alat praktikum pengukuran yang mempunyai. tingkat ketelitian tinggi yaitu
pipet ukur. Namun pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga dari
ketelitian praktikan (Setiawati. 2012).
2.1.2 Pengenalan Bahan Laboratorium
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata
dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia
pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan
dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalilsasi ilmiah
dan pembuatan teori. Sehingga praktik di laboratorium dan eksperimen merupakan
bagian yang esensial dalam pengajaran sains (Achmad, 2013).
Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhihasil
praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakan di dalam wadah, bahank imia yang
dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam (). Bahan
kimia atau kemikalia yang sering dipakai dalam analisis-analisi skimia tersedia dalam
bentuk-bentuk cair atau padat, dan dikemas dalam botol plastik atau botol gelas yang
gelap. Semua kemikali dibuat oleh pabrik dengan kemurnian yang berbeda-beda.
Derajat kemurnian yang dibuat di pabrik harus dicantumkan pada label botol kemas
bahan tersebut (Koesmadja, 2016).
Bahan kimia di dalam laboratorium kimia jumlahnya sangat banyakdan juga
beragam masing-masing memiliki resiko yang berbeda dari yang paling aman hingga
yang paling berbahaya seperti. Ammoniumchlorid memiliki label harmful, kalium
nitrat memiliki label (oksidator), kalium nitrit memiliki label (toxic), kalium
hydrogensulfat memiliki label (corrosive), zink sulfat memiliki label (dangerous for
the environment), nickel (II) sulfate memiliki label (mutagenitas sel gram) dan
(toksisitas akut), KCN memiliki label (toxic),

5
Strontiumnitrate memiliki label (flamble), Barium nitrat memiliki label
(harmful). Dan bila bahan kimia yang pelabelan mudah terbakar maka harus disimpan
di tempat khusus yan tertutup seperti aseton, etanol, benzene dan lainnya. Dan juga
ada bahan-bahan kimia yang rentan bila terkena cahayalangsung seperti Iodium saat
titrasi maka pada saat titrasi pun akanmenggunakan buret berwarna. Dan juga ada
HCl pekat yang berbahaya bila terkena kontak kulit secara langsung karena HCl
pekatsangat panas dan dapat menyebabkan kulit merasa panas atau pun melepuhkan
sehingga bila kita terkena zat-zat kimia terutama yang cair kita sebagai praktikan
harus segera mungkin untuk mencuci tangan (Harjanto dan Tri, 2011).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerjaatau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal
maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. hanya di dalam laboratorium yang
aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat
bekerja dengan aman, produktif dan efesien (Harjanto dan Tri, 2011). Pekerjaan
dalam labortorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Menggunakan
alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat diciptakan
apabila ada kemauan dari praktikan, pekerja, pengguna maupun kelompok pekerja
laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa
kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri danorang lain
disekitarnya (Nurhasanah dan Delaini, 2014).

6
2.1.3 Pengenalan Simbol Bahaya
Menurut Yunita ( 2012) simbol-simbol bahaya dalam label bahan kimia
sebagai berikut
a. Harmful (Berbahaya)

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit,berlendir, mengganggu


sistem pernafasan. Semua bahan kimiamempunyai sifat seperti ini (harmful)
khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

b. Toxic (beracun)

Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yangserius bila bahan
kimia tersebut masuk ke dalam tubuhmelalui pernafasan, menghirup uap, bau atau
debu, ataupenyerapan melalui kulit ().

7
c. Corrosive ( korosif)

Produk ini dapat merusak jaringan hidup,menyebabkan iritasi pada kulit,


gatal-gatal bahkandapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangansampai
terpercik pada mata.

d. Flammable (Mudah terbakar)

Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahanyang bereaksi dengan air
atau membasahi udara(berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar
(seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyaladapat dari api bunsen,
permukaan metal panas, loncatan bunga.

8
e. Explosive (mudah meledak)

Produk ini dapat meledak dengan adanya panas,percikkan bunga api,


guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada
kontak(singgungan dengan logam/metal).

f. Oksidator (Pengoksidasi)

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas


pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor) api listrik, dan lain-
lain.

9
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol Rumus Molekul: C2H6O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 46 g/mol


Pemeria : Cairan tak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala api biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom P, dan
dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Kegunaan : Sebagai antiseptic dan disinfektan
Manfaat : Digunakan untuk membersihkan peralatan
2.3.2 Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Zat pelarut

10
Manfaat : Untuk melarutkan kapur dan soda kue
2.3.3 Cuka Dapur
Nama Resmi : Asam Asetat (Acetic Acid)
Rumus Kimia : CH3COOH
Rumus struktur :

Ph : 2.4
Bobot Molekul : 60,05 g/mol
Pemerian : Cair, bersifat korosif
Keadaan Fisik : Larutan
Bau : Sedikit
Rasa : Asam
Warna : Bening
Titik Didih : 18.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)
Titik Leleh : 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)
Densitas : 1,049 g cm−3
Kelarutan : Dapat dicampur
Keasaman (pKa) : 4,72
Kebasaan (pKb) : 9,24

2.3.4 Kapur tulis


Nama Resmi : Kalsium Hidroksida (Calcium Hydroxide)
Rumus Kimia : Ca(OH)2

11
Rumus Struktur :

Derajat Kemurnian : P.A


pH : 12,5-12,8
Bobot Molekul : 308,293 g/mol
Keterangan : Padat
Bau : Tidak berbau
Rasa : Pekat
Warna : Putih
Titik didih : 101,56 °C.
Titik Leleh : 155 °C
Kelarutan : Tingkat kelarutan terhadap air yang rendah (sekitar
1,2g/ 1 pada suhu 250℃ yang menurun saat suhu naik,
Kepadatan :-
Densitas : 2,24 kg/l pada 25 °C.

2.3.5 Soda Kue (Othmer, 2007)


Nama Resmi : Natrium Bikarbonat (Sodium Bicarbonate)
Rumus Kimia : NaHCO3
Rumus Struktur :

Kemurnian : 99,9%

12
pH :9
Bobot Molekul : 106 gram/mol
Keterangan : Berbentuk Kristal padat, tekstur halus
Bau : Tidak berbau
Rasa : Sedikit rasa getir/pahit
Warna : Putih
Titik Leleh : 851°C 1,566 °F)
Kelarutan : 40℃ = 48,5 g/100 g air sangat mudah larut
dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut
dalam eter (Anonim, 1995)
Densitas : 2,533 g/cm3

13
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dengan judul Pengenalan Penggunaan Alat dan Bahan
Laboratorium Kimia dilakukan pada hari Senin, 26 September 2022 pukul 10.00-
13.00 WIB. Pelakanaan praktikum bertepat di Laboratorium Kimia Farmasi, Jurusan
Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat Alat yang digunakan dalam praktikum terdiri dari 2 kategori. Kategori 1
yaitu tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk,
corong, kaca arloji, gelas ukur, gelas beker, erlenmeyer, labu ukur, pipet gondok,
pipet ukur, pipet tetes, buret, cawan porselin, lumpang dan alu. Kategori 2 terdiri dari
neraca analitik dan oven.
3.2.2 Bahan
Bahan terdiri dari bahan umum dan bahan khusus. Bahan umum meliputi air,
cuka dapur, garam dapur, kapur tulis, kertas saring, dan soda kue. Bahan khusus
terdiri dari diethylamin, kalium peroksidisulfat, methanol, natrium carbonat,
propanol, timbal asetat trihydrat.

14
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1 Percobaan 1 Penggunaan Peralatan pada Perlakuan Bahan Kapur Tulis
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Digerus 2 batang kapur tulis menggunakan lumpang & alu
3. Ditimbang bubuk kapur dalam cawan porselin sebanyak 10,52 gram
menggunakan neraca analitik
4. Diukur aquadest sebanyak 50 ml menggunakan gelas ukur
5. Dituangkan serbuk kapur ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkan
aquadest 50 ml air lalu diaduk menggunakan batang pengaduk
3.3.2 Percobaan 2 Penggunaan Tabung Reaksi
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang soda kue di kaca arloji menggunakan neraca analitik sebanyak 1
gram
3. Diukur asam cuka dapur sebanyak 10 ml dalam gelas ukur
4. Dimasukkan soda kue ke dalam tabung reaksi menggunakan sudip
5. Ditambahkan cuka dapur ke dalam tabung reaksi
6. Diamati reaksi yang terjadi
3.3.3 Percobaan 3 Penggunaan Pipet Ukur
1. Disiapkan alat dan bahan yang akaan digunakan
2. Dituang aquadest/air ke dalam gelas kimia
3. Dipipet air menggunakan pipet ukur
4. Ditekan bola hisap dan dicelupkan mulut pipet ke dalam air
5. Ditekan katup Suction (S) untuk menyedot cairan
6. Dipindahkan mulut pipet ke gelas kimia lain
7. Ditekan katup Exhaust (E) untuk mengeluarkan cairan dari pipet
3.3.4 Percobaan 4 Penggunaan Buret
1. Disiapkan alat & bahan yang akan digunakan
2. Disusun buret dengan statif & klem

15
3. Diisi buret dengan titran menggunakan corong sampai sedikit di atas garis nol.
Diusahakan tidak ada gelembung udara sepanjang cairan dalam kolom
4. Disiapkan labu erlenmeyer dan diletakkan di bawah kran buret
5. Dipegang kran buret dengan tangan kiri dimana telapak tangan menggenggam
seluruh kran dan telunjuk serta ibu jari memutar kran
6. Dipegang labu erlenmeyer pada leher tangung dengan tangan kanan
7. Dibuka kran sedikit demi sedikit
8. Digoyangkan labu erlenmeyer dengan gerakan memutar
9. Ditutup kran buret jika reaksi larutan telah terjadi ditandai dengan larutan
yang ada di erlenmeyer telah berubah warna menjadi ungu.
3.3.5 Pengenalan Bahan Kimia
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Diletakkan bahan-bahan kimia khusus di atas meja praktikum
3. Dicari kategori-kategori dari masing-masing bahan kimia
4. Digunting dan ditempel stiker bahan kimia sesuai kategori- kategori dari
masing-masing bahan kimia
5. Dicatat sifat fisika dan kimia bahan yang diamati.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Hasil Pengamatan Penggunaan Alat Lumpang dan Alu
No Gambar Alat Keterangan
1. Lumpang dan Alu

Proses penggerusan

Digerus dua buah kapur tulis sampai


homogen, digerus satu arah agar
konstan.

2. Neraca Analitik

Proses penimbangan

Ditimbang
serbuk kapur tulis, agar diketahu
massa dari kapur tulis tersebut.

3. Gelas Kimia Proses pelarutan

Dilarutkan serbuk kapur yang telah


ditimbang dengan 10 ml aquadest.

17
No Gambar Alat Keterangan
1 Tabung Reaksi dan Rak Tabung
Reaksi

.
Proses Pereaksikan
Dimasukan soda kue yang telah
ditimbang ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 15 ml acam cuka dapur

18
Direaksikan 1 g soda kue dengan 5 ml
larutan cuka, didalam tabung reaksi
yang diletakan di rak tabung reaksi.

4.1.2 Penggunaan Tabung Reaksi

No Gambar Alat Keterangan


1. Pipet Tetes

Proses pemindahan larutan


dalam volum yang sedikit.

Dipindahkan larutan menggunakan

pipet tetes, dalam volume sedikit

19
2. Pipet Gondok

Proses pemindahan larutan


dalam volum yang sedikit

Dipindahkan larutan yang bervolume


10 ml menggunakan pipet gondok.

3. Pipet Ukur

Proses pemindahan
larutandalam volum yang
sedikit

Dipipet air dengan menggunakan pipet


ukur

4.1.3 Hasil pengamatan penggunaan pipet


4.1.4 Hasil pengamatan penggunaan buret
No Gambar Alat Keterangan

20
1. Corong

Proses penuangan larutan


menggunakan corong.

Dituangkan larutan menggunakan


corong

2. Pipet Tetes

Proses penambahan larutan


indikator

Ditambahkan larutan indikator untuk


melihat perubahan warna

3. Buret

Proses pencampuran larutan dengan


indikator.

Dicampur larutan dengan indikator

21
dengan cara membuka keran dan sambil
digoyang- goyangkan.

4.1.5 Hasil pengamatan pengenalan bahan kimia


No Gambar Bahan Keterangan
1. Simbol Bahaya

Proses Penguntingan Simbol


Bahaya

Diperhatikan label pada botol bahan


kimia lalu dicatat sifat fisika dan kimia

2. Kristal Violet

Proses Penempelan Simbol


Bahaya Pada Bahan Khusus

Diletakkan bahan kimia umum dan


bahan kimia khusus di atas meja
praktikum

22
23
4.2 Pebahasan

Pengenalan penggunaan alat, bahan merupakan salah satu pendukung dari


keberhasilan suatu pekerjaan dilaboratorium, sehingga untuk memudahkan dan
melancarkan berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat
bahan sangat diperlukan. Pengenalan alat bahan laboratorium penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan praktikum. Alat dan bahan laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur.
Pada percobaan penggunakan lumpang dan alu, kami praktikan mengetahui
bagaimana cara menggunakan lumpang dan alu yang benar. Dimana sebelum
melakukan percobaan kita harus membersihkan alat yang akan digunakan dengan
alkohol 70% karena alkohol 70% merupakan desinfektan. Kemudian kami praktikan
menggerus kapur tulis sampai menjadi serbuk yang homogen. Cara menggerusnya
pun harus satu arah (konstand). Kami praktikan juga mengetahui bagaimana cara
menggunakan timbagan neraca analitik yang berfungsi untuk mengetahui bobot/ berat
secara teliti.
Pada percobaan ke dua penggunaaan tabung reaksi. Tabung reaksi terbuat dari
gelas, dapat dipanaskan, dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan zat- zat kimia
dalam jumlah kecil. Di percobaan ini kami praktikan mengetahui bagaimana cara
menggunakan tabung reaksi. Tabung reaksi dipegang dengan tangan yang lemah,
agar tangan yang kuat bekerja menambah- nambahkan bahan saat proses pereaksian.
Tabung reaksi ini dipegang menggunakan ujung jari pada bagian tengah tabung
reaksi, hal ini dilakukan agar reaksi yang terjasi dapat dilihat. Saat memindah-
mindahkan cairan mulut gelas harus berdekatan. Untuk sudip digunakan untuk
memasukan padatan sedikit demi sedikit. Kaca arloji sebagai wadah lapisan saat
proses penimbangan.

24
Percobaan ke tiga penggunaan pipet uku. Pipet berupa tabung gelas yang agak
panjang runcing dan mempunyai skala. Teknik penggunaannya sama dengan pipet,
hanya isi pipet yang dapat dipindahkan sebagian- sebagian disesuaikan dengan
keperluan. Pada percobaan pipet ini kami praktikan dikenalkan dua macam pipet,
yaitu pipet ukur dan pipet tetes. Untuk pipet ukur ini ada dua jenis, ada pipet ukur
biasa, dan pipet ukurgondok. Antara pipet ukur biasa dan pipet ukur gondok ada
perbedaan fisik yang dapat diamati secara langsung. Cara menggunakan ketiga pipet
ini hampir sama. Seperti halnya pipet pada umumnya yang ditekan pada bagian atas
lalu dicelupkan pada cairan, bagian yang ditekan dilepas, lalu cairan akan tersedot
dengan sendirinya. Dan untuk pipet gondok yang menggunakan katup karet, dia
hampir sama hanya saja tempat penekanan ada 3 yaitu
A: mengosongkan udara
S: untuk menyedot cairan
E: untuk mengeluarkan cairan.
Percobaan keempat penggunaan buret. Pada percobaan ini kami praktikan
mengetahui bagaimana cara menggunakan buret untuk melakukan titrasi. Buret ini
memiliki bentuk seperti tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung
bawah dilengkapi dengan kran yang digunakan untuk titrasi/ mengukur volume titran
yang akan digunakan. Di percobaan ini kita kurang lebih menggunakan 5 alat
kategori 1. Percobaan ini mudah tetapi dibutuhkan ketelitian dan pengamatan yang
serius.
Adapun kemungkinan kesalahan yang dilakukan dalam proses praktikum
yaitu kurangnnya ketelitian kami dalam proses penimbangan dan penggerusan, oleh
karena itu ada padatan yang tidak larut sempurna.

25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum sebagai berikut
1. Alat labortorium terdiri dari kategori 1 dan kategori 2. Alat kategori 1 tidak
memerlukan aliran listrik serta terbuat dari kaca dan non kaca meliputi batang
pengaduk, buret, cawan porselin, corong, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, kaca
arloji, labu takar, lumpang dan alu,pipet gondok, pipet tetes, pipet ukur, rak tabung
reaksi, spatula dan tabung reaksi. Sedangkan untuk kategori 2 memerlukan aliran
listrik terdiri dari neraca analitik dan oven.
2. Bahan laboratorium terdiri dari bahan khusus dan bahan umum. Bahan khusus
yaitu bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus.
Bahan umum yaitu bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus. Bahan umum terdiri dari cuka dapur / asam asetat, garam dapur/
natrium klorida, kapur tulis/ kalsium karbonat, soda kue/ natrium hidrogren karbonat,
air kertas dan saring. Bahan khusus terdiri dari diethylamin, kalium peroksidisulfat,
methanol, natrium carbonat, propanol, timbal asetat trihydrat. Dalam sifat kimia yang
dimiliki bahan umum yaitu tidak toksik dan tidak berbahaya, sedangkan bahan
khusus memiliki sifat kimia toksik dan berbahaya.
3. Diketahui cara penggunaan alat dan bahan sesuai pentunjuk keselamatan
kerja. Dalam bahan kimia terdapat simbol-simbol yang bermakna karakter dari bahan
yang akan digunakan.
5.2 Saran
1. Saran Untuk Jurusan
Pihak jurusan sebaiknya mempersiapkan mahasiswa agar mempunyai
kemampuan akademik, sehingga mahasiswa yang bersangkutan mampu melakukan
praktikum di bagian apa pun.

26
2. Saran untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih
diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan
maksimal tanpa ada kekurangan.
3. Saran Untuk Asisten
Kepada asisten agar tetap sabar dalam mengajarkan ilmu kepada para
praktikan agar semakin menambah ilmu baik kepada praktikan maupun asisten
sendiri.
3. Saran Untuk Praktikan
Untuk praktikan diharapkan lebih banyak menguasai materi mengenai
pembuatan tablet hisap dan praktikan diharapkan dapat tepat waktu dalam proses
pelaksanaan praktikum.

27
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 2013. Penuntun Dasar-Dasar Praktikum Kimia. ITB. Bandung.

Andriani dan Ririn. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerjadan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. 1(1):35-47.

Anief, M. 2016. Ilmu Farmasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.


Budimarwanti. 2011. Pengelolaan Alat dan Bahan Kimia. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.

Ginting. 2012. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.

Harjanto dan Tri. 2011. Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Sebagai
Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jurnal Perlindungan
Lingkungan .2(8):54-67.

James, E. 2014. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Juwairiah, 2013. Alat Peraga dan Media Pembelajaran Kimia. Jurnal Alat Peraga
Media. 4.(1):1-13.

Khasani. 2015. Prosedur Alat – Alat Kimia. Liberty.Yogyakarta:.

Koesmadja. 2016. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.

Moningka. 2018. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Mored. 2016. Biokimia. Jakarta: Erlangga.

28
Nurhasanah dan Delaini. 2014. Pengenalan Alat dan Bahan Yang Baik Dalam
Rangka Menunjang Kegiatan Di Laboratorium Kimia. Jurnal Metana.
13(2):58-60.

Ramli. 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga. Jakarta.

Setiawati. 2012. Biokimia I. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Syukri, S. 2012. Kimia Dasar. ITB. Bandung.

Yunita. 2012. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Insan Mandiri. Bandung.

29
30

Anda mungkin juga menyukai