Anda di halaman 1dari 10

1.

Laboratorium merupakan sarana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan peserta


didik melakukan praktikum. Pengembangan laboratorium yang baik harus
menjadikan laboratorium sebagai rumah kedua bagi peserta didik. Agar peserta didik
dapat menganggap laboratorium sebagai rumah kedua, tentunya laboratorium harus
dibuat senyaman mungkin melalui pemenuhan peralatan, suasana akademik berupa
hubungan antar pengajar dan peserta didik maupun antar peserta didik sendiri,
kecukupan luas ruang, dan pengaturan penjadwalan yang baik. Hal ini dapat dipenuhi
adanya pengelolaan yang baik. pemgembangan dilakukan beberapa kegiatan yaitu
melakukan proses pengembangan media laboratorium virtual, melakukan validasi ahli
media dan validasi ahli materi serta melakukan revisi media jika dari hasil
validasi diharuskan melakukan revisi baik dari segi media maupun dari segi
materi. Hal hal yang perlu diperhatikan untuk pengembangan laboratorium
1)Tata tertib laboratorium
Penataan alat dan bahan
Administrasi laboratorium
Pengembangan laboratorium kimia di sekolah Menengah Negeri khususnya SMKN 1
Tekarang dapat dilaksanakan dengan melengkapi sarana dan prasarana yang
menunjang praktikum, Laboratorium di sekolah SMKN 1 Tekarang juga sudah
tersedia dengan ruangan yang cukup luas, Dalam pelaksanaan praktikum di SMK
Negeri 1 Tekarang, setiap siswa mendapatkan 1 set peralatan sesuai dengan nomor
meja praktikum sehingga alat tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawabnya. Jika
terjadi pemecahan alat yang dilakukan oleh siswa, maka siswa harus mengisi dibuku
pemecahan alat dan buku tersebut akan direkap selama 1 semester yang nantinya jika
pada akhir semester siswa tersebut belum mengganti dengan alat yang sama maka
tidak akan mendapat kartu ujian akhir semester. Setelah selesai praktikum setiap
siswa harus membersihkan kembali peralatan yang menjadi tanggungjawabnya
tersebut. Ruang laboratorium terdapat meja praktikum berbentuk persegi empat sama
sisi yang dibuat permanen dengan alas atas meja terbuat dari keramik untuk menjaga
kestabilan meja yang tidak mempengaruhi timbangan. 1 (satu) meja digunakan 4
siswa dimasing-masing sisi meja. Sehingga pada pelaksanaan praktikum, dalam ruang
laboratorium ilmu resep dengan 4 meja praktikum bisa digunakan untuk 16 siswa satu
siklus. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan praktikum kelas dengan jumlah banyak
dibagi menjadi 2 (dua) gelombang/sesi/siklus. Selain hal di atas, pada kegiatan
pelaksanaan hendaknya dilakukan kegiatan pengelolaan / penanganan material
handling (sisa bahan), pengawasan pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan,
pengujian dan verifikasi unjuk kerja alat, pengawasan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) serta pelaporan kegiatan praktikum. Hal ini diungkap oleh Widya, 2013
yang disampaikan dalam Diklat Pengelolaan Laboratorium.
2. Pengelolaan laboratorium dari Sekolah Menengah Kejuruan negeri maupun swasta
mutlak diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar atau
penelitian-penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki
oleh suatu Sekolah Menengah Kejuruan negeri/swasta akan memberikan pengaruh
terhadap hasil lulusan (output) dari pada Sekolah Menengah Kejuruan itu sendiri.
Kendatipun bahwa unsur-unsur yang berpengaruh terhadap hasil lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan banyak ragamnya, antara lain: pelaksanaan proses belajar
mengajar, kualitas guru, pemilihan penerimaan peserta didik baru, pengelolaan
pelaksanaan akademis, kelengkapan laboratorium, dan tersedianya perpustakaan .
Mekanisme yang ditempuh dalam proses penggunaan alat/bahan kimia yaitu
dengan cara, guru berkoordinasi dengan laboran sehari atau beberapa hari
sebelum praktikum, agar laboran menyiapkan alat/bahan yang diperlukan dalam
praktikum. Pada saat praktikum siswa mengisi blanko catatan mengenai alat
dan bahan yang digunakan, selanjutnya mengambil di tempat yang sudah
disediakan. Setelah praktikum selesai siswa wajib membersihkan alat yang
digunakan, dan kemudian mengembalikan ke tempat penyimpanan alat.
Penggunaan alat/bahan yang dipakai untuk penelitian guru dilakukan melalui
koordinasi dengan laboran, dan melakukan pencatatan mengenai bahan dan alat
yang digunakan. Ketika penelitian sudah selesai dilakukan, alat dibersihkan dan
dikembalikan pada tempat penyimpanan
3. Dalam laboratorium kimia, penyimpanan zat dan bahan kimia merupakan strategi
rencana yang dilakukan dalam melakukan penyimpanan bahan dan zat yang benar
untuk mengurangi resiko kecelakaan di laboratorium. (Griffin 2005). Setiap bahan
kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Maka, dalam penyimpanan
dan penataan bahan kimia harus diperhatikan aspek pemisahan (segregation), tingkat
resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage
facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate
chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information). Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan di
laboratorium:
a) Aman : bahan disimpan supaya aman dari pencuri.
b) Mudah dicari : Untuk memudahkan mencari letak bahan, perlu diberi tanda yaitu
dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan bahan (lemari, rak
atau laci).
c) Mudah diambil : Penyimpanan bahan diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan, (Lindawati, 2010) Pada bahan, pengurutan secara alfabetis akan
tepat jika dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat
kebahayaannya untuk pengadministrasian. Bahan kimia yang tidak boleh
disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah
sekunder yang terisolasi. Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan sumber
bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia.
Beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:
A. Bahan beracun
Syarat penyimpanan:
o Ruangan dingin dan berventilasi
o Jauh dari bahaya kebakaran
o Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
o Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan
o Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
B. Bahan korosif
Syarat penyimpanan:
o Ruangan dingin dan berventilasi
o Wadah tertutup dan beretiket
o Dipisahkan dari zat-zat beracun.
C. Bahan mudah terbakar Dibagi menjadi 3 golongan:
1) Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4 oC, misalnya karbon disulfida
(CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton (CH3COCH3).
2) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4 oC - 21oC, misalnya
etanol (C2H5OH), methanol (CH3OH).
3) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin
(minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker.
Syarat penyimpanan:
o Temperatur dingin dan berventilasi
o Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara.
o Tersedia alat pemadam kebakaran
D. Bahan mudah meledak
Syarat penyimpanan:
o Ruangan dingin dan berventilasi
o Jauhkan dari panas dan api
o Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
E. Bahan Oksidator
Syarat penyimpanan:
o Temperatur ruangan dingin dan berventilasi
o Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
o Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor
F. Bahan reaktif terhadap Air
Syarat penyimpanan:
o Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
o Jauh dari sumber nyala api atau panas
o Bangunan kedap air
o Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)
G. Bahan reaktif terhadap Asam
Syarat penyimpanan:
o Ruangan dingin dan berventilasi
o Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
o Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk
kantongkantong hidrogen
o Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja
H. Gas bertekanan
Syarat penyimpanan:
o Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
o Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
o Jauh dari api dan panas
o Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub Faktor lain
yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu
penyimpanan untuk zat-zat tertentu.
Tempat penyimpanan bahan kimia harus bersih, kering, jauh dari sumber panas atau
sinar matahari langsung dan dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau
ke luar ruangan. (Budimarwanti).
4. Analisis Swot LAB
KEKUATAN (STRENGTH-S) KELEMAHAN (WEAKNESSES -
W)
1. Ruang Laboratorium Luas 1. Peralatan kurang lengkap
Faktor 2. Kepala Laboratorium 2. belum tersedia labor fisika
Internal Tersertifikasi
3. Mempunyai gedung lebih dari 3. belum ada lemari asam
satu ruang
4. tersedia beberapa alat dan bahan 4. banyak bahan-bahan yang
praktikum rusak (pecah)
5. tersedia guru mata pelajaran 5. belum ada lemari es untuk
spesifik : guru kimia, guru biologi menyimpan bahan-bahan pada
suhu rendah
6. didalam lab belum ada
saluran air
7. di dalam labor tidak ada
saluran listrik
8. siswa belum mempunyai
baju lab
9. kepala labor mengerjakan
Faktor Eksternal seluruh pekerjaan yang ada di
lab
10. alat dan bahan tidak
lengkap dan tidak memadai
untuk praktikum semua siswa
11. guru jarang mengajukan
praktikum (karena alat tidak
lengkap
12. tidak ada tenaga laboran

PELUANG RENCANA AKSI (SO) RENCANA AKSI (WO)


(OPPORTUNITY - O)
1. Upaya untuk 1. Memanfaatkan sumber daya 1. Mengganti peralatan
mendapatkan manusia yang memenuhi standar laboratorium yang rusak dan
bantuan dan alat dan adanyabangunan laboratorium bahan kimia yang
dan bahan yang masih baru untuk menangkap kadaluarsauntuk menangkap
laboratorium masih peluang dalammendapatkan peluang agar siswa mampu
terbuka bantuan alat laboratorium dan berprestasi dalam hal
mengembangkan laboratorium penelitian
(S1,2 ;O1,4
2. pengelolaan 2. Memanfaatkan keberadaan 2. Mengangkat tenaga
pengadministrasian laboratorium IPA dan sumber daya laboratorium untuk
alat - alat praktikum manusia yangmemenuhi standar menangkap peluang
lebih mudah untuk mendapatkan peluang agar pegelolaan
siswa mampu berprestasidalam hal danpengadministrasian alat-
penelitian (S5,1 ; O3) alat praktikum lebih mudah
dan kualitas
pengelolaanlaboratorium
semakin meningkat
3. Sekolah 3. Memanfaatkan sumber daya 3. Adanya peralatan
memfasilitasi manusia yang memenuhi standar laboratoriumm yang rusak dan
danpengorganisasian laboratorium
keperluan praktikum bahan kimia yang kadaluarsa
yang sudah cukup baik serta
(jumlah pengelolaan,pemeliharaan dan untukmenangkap peluang
terbatas/sedikit) pendayagunaan laboratorium yang mendapatkan bantuan alat dan
telah dilakukan dengan bahan laboratorium
baikdiharapkan mampu memperoleh
peluang agar kualitas pengelolaan
laboratoriumsemakin meningkat
(S1,3,4 ; O5).
4. Salah satu guru
memungkinkan
menjadi tenaga
laboran
5. kualitas
pengelolaan
laboratorium akan
semakin meningkat
6. Pengembangan
laboratorium masih
terbuka lebar
7. kesempatan siswa
untuk berprestasi
dalam hal penelitian
cukup besar

ANCAMAN RENCANA AKSI (ST) RENCANA AKSI (WT)


(THREATS)
1. Lemahnya tingkat 1. memberi pelatihan pembelajaran 1. Mengganti peralatan
keselamatan di berbasis lab laboratorium yang rusak dan
laboratorium karena bahan kimia yang kadaluarsa
belum dimilikinya untukmemperkecil ancaman
alat pemadam kegiatan praktikum yang
kebakaran maupun akan terganggu
tralis
2. Siswa belum 2. Monitoring laboratorium sudah 2. Mengangkat tenaga
menguasai teknik sesuai dengan standar merupakan laboratorium dan mengganti
pemakaian alat kekuatan untuk memperkecil peralatan laboratorium yang
praktikum ancaman lemahnya tingkat rusak danbahan kimia yang
keselamatan dan keamanan di kadaluarsa untuk
laboratorium memperkecil ancaman
kegiatan praktikum yang
akanterganggu
3. Kegiatan 3. Memanfaatkan sumber daya 3.Membangun instalasi
praktikum akan manusia yang memenuhi standar, pengolahan limbah untuk
terganggu karena pengorganisasian yang cukup baik memperkecil ancaman
banyak alat dan merupakan keuatan untuk berupa
bahan yang rusak memperkecil ancaman kegiatan terjadinyapencemaran di
dan kadaluarsa praktikum yang akan terganggu sekitar laboratorium
4. siswa kurang 4. Memanfaatkan sumber daya 4.Menyediakan kotak P3K dan
mengetahui bahan manusia yang memenuhi standar, alat pemadam serta
praktikum pengelolaan, pemeliharaan, dan memasang teralis untuk
pendayagunaan laboratorium yang memperkecilancaman
baik merupakan kekuatan untuk lemahnya tingkat
memperkecil ancaman berupa keselamatan dan keamanan
terjadinya pencemaran di sekitar di laboratorium
laboratorium
5. siswa kurang 5. Memanfaatkan sumber daya
mengetahui alat manusia yang memenuhi standar,
praktikum monitoring laboratorium sudah
sesuai dengan standar merupakan
kekuatan untuk memperkecil
ancaman berupa control terhadap
pengelolaan dan pengembangan
yang sulit dilakukan.
6 terjadinya
ancaman
pencemaran
lingkungan di sekitar
laboratorium karena
belum memiliki
instalasi penglahan
limbah
7. Lemahnya tingkat
keselamatan di
laboratorium karena
perlengkapan p3K
belum punya
8. control terhadap
pengelolaan dan
pengembangan
laboratorium sulit
dilakukan karena
administrasi
laboratorium belum
baik.

5. Pola Penanganan Limbah Pola penanganan limbah industri baik bila bersifat terintegrasi,
yaitu penanganan dimulai dari sumbernya (point of generation). Tujuannya untuk
mengeliminasi limbah yang diikuti dengan pewadahan di tempat, pengumpulan,
pengangkutan, penyimpanan, pengolahan sampai dengan pengolahan akhir (ultimate
disposal) yang dilakukan secara aman, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Untuk
tujuan penanganan, komposisi kimia dari setiap limbah harus ditentukan di laboratorium
dengan tujuan untuk dapat menentukan tingkat potensi toksisitasnya dan pengaruhnya
terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh kandungan B3 yang dominan dalam limbah
pestisida adalah As, Cl-Hidrokarbon, sianida, Pb, Hg, Zn, dan senyawa organik (Nerren
w& Nelson L, 1991). Kewajiban pengelola limbah B3 seperti terdapatpada PP No.85
tahun 1999 pasal 10 ayat 1 yaitu; penghasil limbah B3 dapat menyimpen limbah
B3 yang dihasilkan paling lama 90 hari sebelum menyerahkan kepada
pengumpul, pemanfaat, pengelola danpeminjam limbah B3”. Dari pasal 10 ayat 2
yaitu: bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kilogramperhari, penghasil
limbahB3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkan lebih dari 90 hari
sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau pengelola atau penerima atau
penimbun limbah B3, dengan persetujuankepala laboratorium atau intansi yang
bertanggung jawab. izin penyimpanan sesuai dengan perizinan dan
rekomendasi yang diberikan kantor kementrian dan lingkungan hidup dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yaitu peraturan pemerintah No.85 tahun 1999
tentang pengelola limbahB3 pasal 10 yaitu peyimpanan sementara limbah B3 kurang
dari 90 hari dan penyimpanan sementara limbah B3 lebih dari 90 hari. Sehingga
penyimpanan limbah laboratorium kimia telah memenuhi ketentuan PP No. 85 tahun
1999 tentang pengelola limbah. menurut PP No.85 tahun 1999 yaitu penyerahan
limbah B3 kepada pemanfaat, serta kepada pengelola dan atau penimbun limbah
B3 tidak mengurangi tanggung jawab penghasil limbah untuk mengolah limbahB3
yang dihasilkan sehingga penghasil limbah tetap bertanggung jawab dengan
limbah B3 yang dihasilkan. Tindakan Perbaikan Pemusnahan bahan kimia
kadaluarsa yang merupakan bahan B3 tidak dapat dilakukan di laboratorium melalui
cara insenerasi karena apabila bahan tersebut dibakar, maka dapat mengeluarkan
gas-gas beracun. Bahan-bahan tersebut harus diserahkan kepada institusi atau
lembaga pengolah limbah B3. Pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan mulai dari
perencanaan pembelian, penyimpanan. Perbaikan pengelolaan dilakukan dengan
memperbaiki prosedur pembelian,danpenyimpanan. Pada prosedur pembelian tidak
memasukkan beberapa parameter kaji ulang yang berkaitan dengan Upaya
minimalisasi limbah. Pada prosedur semula perencanaan hanya menitik beratkan
kepada jumlah, jenis dan waktu pengiriman bahan kimia yang sudah dibeli.
Hasil penelitian ini memberikan masukan berupa usulan rancangan S.O.P prosedur
perencanaan pembelian bahan kimia di laboratorium. Tujuannya adalah agar pada saat
pengelolala boratorium menetapkan untuk membeli bahan kimia maka diharapkan
juga semua parameter yang berhubungan dengan ancaman bahaya yang bisa
ditimbulkan serta kerusakan lingkungan sudah dimasukkan sebagai salah satu
pertimbangan. Prosedur tanggap darurat dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila
kondisi ruangan penyimpanan atauakomodasilingkungangudang bahan kimiaberubah
sehingga dapat dilakukan tindakan pengamanan terhadap bahan kimia yang tidak
tahan terhadap suhu tinggi. Prosedur ini juga mampu untuk mengatasi tumpahan
bahan kimia sehingga tidak terjadi polusi dan ancaman terhadap lingkungan. Apabila
terjadi bahan kimia kadaluarsa kembali, maka dengan prosedur ini dipakai sebagai
tindakan pengamanan terhadap bahan kimia lain yang masih baik dan tersimpan aman
di gudang. Dengan adanya pemisahan antara bahan kadaluarsa, rusak
kemasan dapat mengurangi 18,5% dari jumlahtotal bahan kimia berbahaya yang
disimpan di laboratorium. Dari jumlah tersebut diatas dilakukan lagi
pengelolaan inventori bahan kimia dengan memisahkan bahan kimia yang aktif
dipakai (fastmoving) dengan yang tidak pernah dipakai selang waktu 6 (enam) bulan
yang diidentifikasi sebagai bahan kimia tidak pernah digunakan (slowmoving) dengan
maksud untuk mengetahui jumlah bahan yang tidak bergerak selang waktu
6 (enam) bulan yang akan dipergunakan sebagai informasi padasaat
perencanaan bahan kimia dilakukan

Anda mungkin juga menyukai