Anda di halaman 1dari 7

PEDOMAN PENGELOLAAN REAGENSIA LABORATORIUM

RUMAH SAKIT SITTI MARYAM MANADO

2022
PEDOMAN PENGELOLAAN BAHAN LABORATORIUM (REAGENSIA)

1. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat di pisahkan
dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah ke spesialisasi dan
subspesialisasi. Semakin pesat lajunya perkembangan, semakin besar pada tuntutan masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Berkaitan dengan penjaminan mutu hasil
laboratorium maka penggunaan reagensia laboratorium harus berdasarkan suatu pedoman
pengelolaan bahan sebagai satu komponen kegiatan dalam Praktek Laboratorium Yang Benar.
Reagen esensial diperlukan untuk kelancaran kegiatan pemeriksaan dilaboratorium.
Reagen esensial adalah reagen yang harus ada untuk keberlangsungan pelayanan
laboratorium patologi klinik dalam menunjang penegakan diagnose dan terapi. Ketersediaan
reagen esensial dilaboratorium perlu dipantau oleh petugas logistic laboratorium, dengan
melakukan stok reagen. Reagen yang sudah mencapai batas minimum stok akan didata dan
disampaikan ke kepala ruang.
Apabila reagen esensial tidak tersedia karena stok pabrik kosong, maka reagen esensial
dapat diganti dengan merk lain yang menggunakan metode yang sama. Bila penggantian
merk tidak memungkinkan, maka item pemeriksaan tersebut dirujuk ke laboratorium rujukan
yang sudah mempunyai kerjasama. Adapun daftra reagen esensial dan bahan lain yang
diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pemeriksaan laboratorium sehari hari adalah :
Untuk kelancaran pelayanan agar mendapatkan kualitas hasil pelayanan yang baik,
laboratorium menggunakan reagen esesnsial dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut
:
1. Ketersediaan reagen/pengadaan
2. Masa kadaluarsa
3. Kondisi fisik kemasan reagen
4. Identitas reagen
5. Penyimpanan
6. Uji kualitas reagen
2. DASAR PEMILIHAN
untuk memilih bahan/reagen laboratorium yang akan dipergunakan, pada umumnya harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan/produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume / isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang / sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Nilai ekonomis
9. Pemasok/vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.
a. PENGADAAN
Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu
jumlah persediaan minimumditambah jumlah safety stock. Tingkat persediaan minimum
adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional sampai
pengadaan berikutnya. Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk
bahan-bahan yang sangat dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian
bahan dalam rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan/reagensia
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pengadaan sampai bahan diterima dari
distributor perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
b. KETIDAKTERSEDIAAN REAGEN
Kebutuhan akan reagen untuk pemeriksaan di laboratorium kemungkinan bias terjadi karena
adanya keterlambatan atau kekosongan pabrik oleh sebab sesuatu hal. Bila terjadi hal
demikian, maka :
1. Distributor akan menginformasikan baik lisan maupun tertulis tentang kekosongan
reagen atau bahan habis pakai tersebut kepada kepala ruang atau petugas yang bias
dihubungi.
2. Bila kekosongan itu hanya pada distributor tersebut, maka petugas akan memindahkan
pengadaan reagen pada distributor lain yang mempunyai ijin untuk mendistribusikan
reagen tersebut.
3. Bila distributor lainnya juga tidak bisa memenuhi ketersediaan reagen teersebut, maka
akan diganti dengan reagen merk lain yang metodenya sama.
4. Bila ketiga alternative tersebut tidak memungkinkan juga, maka alternative terakhir,
pemeriksaan tersebut dikirim ke laboratorium rujukan yang memiliki kerjasama.
c. PERMINTAAN, PENERIMAAN, PENGGUNAAN REAGEN DAN BAHAN HABIS
PAKAI
Permintaan, penerimaan dan penggunaan reagen dan bahan habis pakai adalah
merupakan satu rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan. Berikut adalah tahapan-
tahapannya :
1. Permintaan reagen
Petugas mencatat reagen yang dibutuhkan dibuku permintaan dan diketahui oleh
kepala ruang. petugas mencetak bukti permintaan dan di ttd oleh direktur. Setelah itu
petugas melakukan order ke distributor dan memastikan reagen yang dipesan
memiliki masa kadaluarsa lama.
2. Penerimaan reagen
a. Petugas menerima reagen yang datang
b. Petugas memeriksa reagen yang datang sesuai dengan permintaan dan memiliki
masa kadaluarsa yang lama
c. Petugas mencatat reagen yang datang di lembar stok atau buku yang tersedia.
3. Penggunaan reagen
Petugas mencatat pemakaian reagen dilembar stok reagen. Dan mencatat tanggal di
box reagen setiap kali membuka reagen baru, dan mencatat reagen setiap akhir bulan.
d. PENYIMPANAN DAN PEMBERIAN LABEL
Penyimpanan reagen adalah suatu kegiatan pengelompokan dan penataan reagen
sesuai dengan klasifikasinya ditempat penyimpanan reagen. penyimpanan semua reagen
sesuai pedoman dari brosur (kit insert) atau instruksi kemasan yang berisi : masa
kadaluarsa, suhu penyimpanan, kemasan untuk mengurangi reagen rusak pada saat
penyimpanan. Untuk menjamin barang tidak rusak akibat peyimpanan yang terlalu lama,
perputaran reagen dengan menggunakan kaidah :
1. Pertama masuk pertama keluar yaitu barang yang lebih dulu masuk stok harus
digunakan terlebih dahulu.
2. Masa kadaluarsa pendek dipakai lebih dahulu, selain itu perlu diperhatikan juga :
a. Tempat penyimpanan
b. Suhu dan kelembapan
c. Bahan kimia yang tidak boleh dicampur
d. Tutuplah botol waktu penyimpanan
e. Reagen tidak boleh terkena matahari langsung
f. Reagen berbahaya diletakkan dibagian bawah/lantai dan diberi label bahaya

Sarana yang tersedia dilaboratorium terbatas untuk penyimpanan reagen yang ada,
sehingga hampir semua reagen disimpan di lemari pendingin. Setiap lemari pendingin
dilengkapi dengan thermometer untuk melihat kestabilan suhu lemari pendingin sesuai
dengan kemasan reagensia. Lemari pendingin didokumentasikan dilembar suhu dan
secara berkala dimonitoring. Monitoring juga dilakukan pada suhu ruangan. Reagen lab
dibuat kartu stok, setiap penggunaan raegen harus didokumentasikan dikartu stok.

e. EVALUASI DAN AUDIT REAGEN


Evaluasi reagen adalah uji untuk mengetahui kualitas reagen yang akan dipakai
untuk pemeriksaan. Evaluasi reagen harus dilakukan, dengan cara :
1. Setiap membuka kemasan kit baru, cantumkan tanggal pertama kali reagen tersebut
dipakai.
2. Bila sudah mendekati masa kadaluarsa.
3. Bila ditemukan atau terlihat tanda-tanda kerusakan, ditandai dengan perubahan
warna, timbul kekeruhan, timbul endapan maka lakukan penyaringan sebelum
digunakan.
4. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan, dengan menggunakan serum
control lalukan uji reagen. reagen dapat dipakai untuk pemeriksaan bila hasil masuk
pada rentang nilai yang ditentukan pabrik.

Hal – hal lain yang harus diperhatikan adalah :


1. Setiap kit reagen tercantum nama bahan, tanggal prosuksi, batas kadaluarsa, suhu
penyimpanan serta nomor batch reagen tersebut.
2. Perhatikan batas kadaluarsa. Masa kadaluarsa yang tercantum pada kemasan hanya
berlaku untuk reagen yang disimpan pada kondisi baik dan belum pernah dibuka.
3. Perhatikan stabilitas reagen setelah dibuka.
4. Perhatikan kondisi fisik reagen. kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras
dan tidak terjadi perubahan warna.
5. Perhatikan penyimpanan. Simpanlah reagen pada suhu yang sesuai dengan petunjuk yang
ada di insert kit.
f. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Semua reagen laboratorium merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), oleh karena
itu semua reagen harus mempunyain MSDS. MSDS merupakan infomasi mengenai cara
pengendalian bahan berbahaya dan beracun yang berisi cara penggunaan, penyimpanan
hingga pengelolaan bahan buangan (limbah). Pada prinsipnya agar petugas tetap terjaga
kesehatan dan keselamatannya pada waktu bekerja menggunakan bahan kimia.
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam MSDS yaitu handling and storage,
penanganan dan penyimpanan B3, serta kondisi khusus yang diperlukan untuk peympanan
bahan. Reagen B3 disimpan dalam lemari khusus yang diberi label B3. Penyimpanan reagen
B3 berada dekat wetafel untuk memudahkan penanganan bila terjadi paparan, selain itu
mSDS juga berfungsi untuk :
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengetahui cara penanggulangan bila terjadi paparan
4. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia ditempat kerja
5. Merencanakan pelatihan pada pekerja yang kontak langsung dengan B3. Dalam hal
ini reagen yang masuk B3 :
a. Alcohol 95%

Ditetapkan di : Manado

Pada tanggal : 2022

Direktur

dr. Ani Rachman, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai