Anda di halaman 1dari 8

BAB I

DEFINISI

Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi


untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
Reagen adalah pereaksi yang paling banyak digunakan dalam
laboratorium klinik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga
didapatkan hasil kegiatan uji.
Bahan – bahan yang dipakai tersebut kebanyakan
mengandung bahan kimia berbahaya, sehingga harus diperhatikan
cara pembuatan, penggunaan dan penyimpanannya di dalam
laboratorium. Bahan yang berbahaya adalah bahan – bahan yang
selama pembuatan, pengolahan, pendistribusian, penyimpanan dan
penggunaannya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu –
debu, kabut, uap – uap, gas, serat atau radiasi yang mungkin
menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan dan korosif.
Jenis – jenis reagen menurut cara pembuatannya, dibagi menjadi :
a. Reagen buatan sendiri
Adalah reagen yang di buat sendiri di karenakan tidak
tersedianya reagen jadi/komersial
b. Reagen Jadi (Komersial)
Adalah reagen yang dibuat oleh pabrik/produsen.
Direkomendasikan sebagai reagen yang di gunakan dalam
analisa di laboratorium karena sudah diatur komposisi, ketelitian
hingga keakuratan untuk pemeriksaan.

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Laboratorium Puskesmas merupakan suatu unit penunjang


diagnostik yang mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan
laboratorium dalam menentukan penegakan diagnosa, pengobatan
serta pemulihan kesehatan.
Dalam melaksanakan kegiatan laboratorium dibutuhkan
reagen untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan
hasil kegiatan uji. Oleh karena itu di laboratorium perlu untuk
melaksanakan panduan pengelolaan reagen yang meliputi :
1. Permintaan
2. Penerimaan
3. Pelabelan
4. Penyimpanan
5. penggunaan reagen
6. pencatatan
7. permintaan tambahan
8. penanganan bila reagen tidak tersedia
9. pelaporan pengelolaan
10. pengetesan dan uji mutu reagen
11. evaluasi terhadap reagen.

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 2


BAB III
TATA LAKSANA

1. Tata Laksana Permintaan Reagen


Petugas Laboratorium mengajukan perencanaan
permintaan reagen yang dibutuhkan dalam satu tahun kedepan.
a. Perencanaan dibuat sesuai jumlah anggaran yang telah
ditentukan oleh Gudang Farmasi Dinas Kesehatan dan di
tanda tangani Kepala Puskesmas.
b. Perencanaan difoto copy rangkap 2 dengan rincian :
1) Asli untuk Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
2) Fotocopy 1 untuk Puskesmas
3) Fotocopy 2 untuk Laboratorium.
c. Perencanaan diserahkan ke Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan pada awal bulan desember.

2. Tata Laksana Penerimaan Reagen


a. Petugas laboratorium mengajukan permintaan reagen per
triwulan ke Gudang Farmasi kemudian Gudang Farmasi
menginformasikan ke petugas laboratorium puskesmas bila
reagen yang diminta sudah ada.
b. Petugas laboratorium mengecek kondisi reagen (jenis dan
masa kadaluarsa reagen sesuai permintaan).
c. Petugas laboratorium membawa reagen ke ruang laboratorium
d. Petugas laboratorium melakukan pelabelan dan penyimpanan.
e. Pencatatan dalam setiap penggunaan reagen untuk
pemeriksaan pasien.

3. Tata Laksana Pelabelan Reagensia


a. Dilihat kemasan reagen yang diterima dari gudang farmasi,
diamati apakah sudah ada label identitas reagen yang berisi :
1) Nama reagen ( misal : Uric acid, SGOT, Cat Gram)
2) Volume reagen
3) Tanggal kadaluarsa
4) Suhu penyimpanan
5) No Lot.

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 3


b. Dilakukan pelabelan sesuai kriteria warna kadaluarsa pada
kemasan reagen.
Kriteria warna :
i. Merah untuk kadaluarsa kurang dari 3 bulan.
ii. Kuning untuk kadaluarsa 3 – 12 bulan
iii. Hijau untuk kadaluarsa lebih dari 1 tahun
c. Bila identitas tidak lengkap (tidak mengandung ke 5 unsur
diatas), dibuat identitas baru untuk di lekatkan pada
kemasan/botol reagen/zat tersebut dengan mengambil data
dari kotak kemasan atau insert kit reagen/zat atau dari
referensi.
d. Diletakan reagen/zat sedemikain rupa, sehingga label identitas
gampang terbaca

4. Tata Laksana Penyimpanan Reagen


a. Reagen yang datang di periksa tanggal kadaluarsa dan
disimpan sesuai dengan prosedur penyimpanan yang tertera
dalam kemasan reagen.
b. Diatur letak reagen dengan prinsip FIFO yaitu : Pertama
masuk – pertama keluar dan FEFO yaitu masa kadaluarsa
pendek dipakai dulu
c. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus selalu di  periksa
suhunya agar sesuai dengan syarat penyimpanan reagen
dengan cara :
1) Diletakkan termometer dalam kulkas.
2) Diatur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam
penyimpanan reagen.
3) Diusahakan agar kulkas selalu dalam keadaan hidup
4) Dicatat suhu setiap hari
d. Tempat penyimpanan harus selalu tertutup

5. Tata Laksana Penggunaan Reagen


a. Setiap pemeriksaan pasien yang membutuhkan reagen dapat
diambil ditempat penyimpanannya/lemari reagen.
b. Setiap penggunaan reagen, harus dicatat di buku stok.
c. Pencatatan di buku stok meliputi jenis, jumlah dan tanggal
pemakaian reagen.

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 4


6. Tata Laksanan Pencatatan Reagen
a. Petugas laboratorium yang mengambil reagen harus
mencatat di buku stok berapa banyak reagen yang diambil
b. Setiap bulan merekapitulasi jumlah pemeriksaan pasien
laboratorium.
c. Setiap bulan melakukan rekapitulasi penggunaan reagen dan
mencatat reagen – reagen apa saja yang telah kosong dan
dibutuhkan di bulan berjalan berikutnya.

7. Tata Laksana Permintaan Reagen Tambahan


a. Petugas Laboratorium mengajukan permintaan reagensia
tambahan ke Kepala Puskesmas
b. Permintaan ditulis perencanaan reagen anggaran BLUD dan
diajukan ke Kepala Puskesmas.
c. Perencanaan difoto copy rangkap 2 dengan rincian :
1) Asli untuk Gudang Farmasi
2) Fotocopy 1 untuk Puskesmas
3) Fotocopy 2 untuk Laboratorium.
d. Perencanaan diserahkan ke bendahara Puskesmas untuk
dikonsultasikan ke Gudang Farmasi.
e. Bendahara menghubungi distributor untuk pembelian

8. Tata Laksana Penanganan Bila Reagen Tidak Tersedia


a. Dilakukan pemesanan reagen seperti prosedur pemesanan
reagen
b. Diserahkan perencanaan kepada Gudang farmasi
c. Gudang farmasi menghubungi distributor, apabila stok reagen
di distributor tidak ada, maka gudang farmasi menghubungi
laboratorium bahwa merk reagen yang diminta tidak ada.
d. Laboratorium melihat daftar pilihan ke 2 dari reagen tersebut,
kemudian menghubungi gudang farmasi untuk menghubungi
distributor/penjual dengan pilihan ke 2.
e. Bila pilihan ke 2 juga tidak ada, maka parameter tersebut
untuk sementara akan di rujuk

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 5


9. Tata Laksana Pelaporan Pengelolaan Reagen
Setiap 3 bulan petugas laboratorium melaporkan penerimaan
reagen, stok reagen, penggunaan reagen dan jumlah
pemeriksaan kepada kepala gudang farmasi

10. Tata Laksana Pengetesan dan Uji Mutu Reagen


a. Petugas Laboratorium melakukan test bahan kontrol dengan
reagen yang di “trial” setiap hari minimal selama 30 hari, tanpa
perlakukan apapun untuk melihat stabilitas reagen
b. Petugas Laboratorium menghitung CV dan rentang nilai
normal kontrol dengan program yang sudah disediakan sesuai
aturan WESTGARD
c. Petugas Laboratorium memilih reagen yang akan dipakai
dengan kriteria :
1) CV paling kecil
2) Reagen paling stabil
3) Harga sesuai
4) Kemudahan penggunaan

11. Tata Laksana Uji Ketelitian dan Ketepatan Reagen


a. Perlakuan bahan kontrol harus sama dengan bahan
pemeriksaan spesimen tanpa perlakuan khusus baik pada
alat, metode pemeriksaan reagen, maupun tenaga
pemeriksanya.
b. Periksa bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan
spesimen setiap hari kerja atau pada hari parameter yang
bersangkutan diperiksa sampai mencapai 20 hari kerja.
c. Catat setiap nilai yang di peroleh setiap hari kerja tersebut
dalam formulir pemeriksaan bahan kontrol.
d. Hitunglah nilai rata – rata (mean), standar deviasi (SD),
kofisien variasi (CV), batas peringatan (mean ± 2 SD), batas
kontrol (mean ± 3 SD).
e. Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi mean ± 3 SD,
bila ada nilai tersebut dihilangkan, hitung kembali nilai SD, CV,
mean ± 2 SD, mean ± 2 SD.
f. Buat grafik kontrol sesuai dengan hasil yang diperoleh.

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 6


g. Lakukan evaluasi hasil dengan sistem WESTGARD (Multi
Rule Shewhart Procedur)

12. Tata Laksana Evaluasi Reagen


Ada beberapa cara untuk mengevaluasi reagen di antaranya :
a. Setiap reagen yang perlu untuk di lakukan pemeriksaan harus
di perhatikan tanggal kadaluarsa
b. Jika reagen yang kita periksa ternyata terdapat tanda – tanda
kerusakan seperti timbul kotoran atau endapan, kekeruhan
dan perubahan warna maka perlu kita tes apakah reagen
layak untuk di pakai
c. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan maka
perlu di hentikan atau di bandingkan dengan reagen yang lain
yang masih bisa di gunakan untuk pemeriksaan
d. Untuk mengetes reagen antigen atau antibodi perlu kita
perhatikan sebagai berikut :
- Penggunaan reagen harus mengikuti petunjuk pabrik
- setiap menggunaakan antigen atau antibodi dalam botol
harus di kocok dahulu supaya warna antigen dalam botol
sama
- Hindarilah pembekuan dan beberapa reagen yang tidak
boleh di bekukan
- jangan memakai antigen bila masa kadarluarsa telah
melewati batas waktu
e. Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis
dan pemantauan pengobatan maka untuk menjaga mutu hasil
pemeriksaaan, maka perlu di perhatikan :
- pemeriksaan di lakukan berulang dengan sampel yang
sama apabila ditemukan hasil diluar nilai rujukan
- nilai pemeriksaan menunjukkan kedekatan hasil terhadap
nilai sebenarnya yang telah ditentukan nilai rujukan

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 7


BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi reagen adalah sebagai berikut :


a. Perencanaan reagen
b. Daftar reagen laboratorium
c. Buku stok reagen
d. Formulir penerimaan reagen
e. Tempat penyimpanan reagen

PANDUAN PENGELOLAAN REAGEN 8

Anda mungkin juga menyukai