Anda di halaman 1dari 7

BAB I

DEFINISI

Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi ketersediaan,


masa kadaluarsa dan jenis-jenis reagensia di laboratorium Puskesmas Bandongan.
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan
metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di laboratorium puskesmas
Bandongan.
Evaluasi reagen adalah kegiatan dalam melakukan pengendalian meliputi
penerimaan, penyimpanan, dan kontrol kadaluarsa reagen.
Reagen yang tersedia di puskesmas Bandongan meliputi :
1. Reagen widal
2. Reagen golongan darah
3. Reagen gula darah
4. Reagen asam urat
5. Reagen cholesterol
6. Reagen HIV
7. Reagen Syphilis
8. Reagen ZN
9. Cat gram
10. Stick Hb
11. Stick asam urat
12. Stick gula darah
13. Stick cholesterol
14. Minyak imersi
15. Reagen Giemsa
16. Metanol
17. Alkohol 70%
18. Swab alkohol
Petugas teknis laboratorium di puskesmas bandongan mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai komputasi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur
operasional.
2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
3. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
4. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku di lingkup laboratorium Puskesmas Bandongan.


Evaluasi Reagen meliputi :
1. Penerimaan reagensia
2. Penyimpanan reagensia
3. Kontrol kadaluwarsa reagen
4. Pemesanan reagensia
5. Uji Kualitas Reagen

1. Penerimaan Reagen a. Petugas Laboratorium memeriksa daftar


reagen yang datang
b. Memeriksa keadaan pembungkus reagen.
Pembungkus reagen dalam keadaan tersegel,
tidak terbuka dan tidak rusak maupun
robek.Reagen yang datang diperiksa tanggal
kadaluarsa.
2. Penyimpanan Reagen a. Reagen yang datang diperiksa
tanggalkadaluarsa dan disimpan sesuai
dengan prosedur penyimpanan yang tertera
dalam kemasan reagen.
b. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus
selalu diperiksa suhunya agar sesuai dengan
syarat penyimpanan reagen dengan cara:
1) Letakan thermometer dalam kulkas.
2) Atur suhu kulkas sesuia dengan syarat suhu
dalam penyimpanan reagen.
3) Usahakan agar kulkas selalu dalam
keadaan tetap
4) Catat suhu setiap pergantian shift dalam
ceklist pemantauan suhu.
5) Bersihkan kulkas setiap dua bulan.
c. Reagen yang sudah dibuka bias bertahan
sampai masa kadaluarsa habis bila disimpan
pada suhu (2-8)°C
d. Jika suhu penyimpanan di lemari pendinggin
diluar (2-8)°C maka reagen yang sudah dibuka
akan bertahan 3 hari
3. Kontrol kadaluwarsa a. Reagan yang baru datang diperiksa masa
Reagen kadaluarsanya.
b. Bila mendekati masa kadaluarsanya (tiga
bulan) maka segera dilaorkanke bagian
pengadaan untuk dikembalikan ke supplier.
4. Pemesanan Reagen a. Petugas laboratorium mengecek persediaan
yang akan habis ( tinggal 1 box atau 20 set).
b. Reagen yang akan habis dicatat dan
dilaporkan ke kepala laboratorium.
c. Kepala laboratorium memeriksa kembali
laporan yang diberikan.
d. Kemudian mengajugan pemesanan reagen ke
bagian pengadaan.

UJI KUALITAS REAGEN


A. Uji Kualitas Reagen harus dilakukan:
1. Setiap kali batch larutan kerja (working solution) dibuat
2. Setiap minggu ( sangat penting untuk larutan Ziehl Neelsen)
3. Bila sudah mendekati masa kadaluarsa
4. Bila ditemukan/terlihat tanda-tanda kerusakan (timbul kekeruhan, perubahan
warna, timbul endapan)
5. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan.
B. Pengujian Kualitas dapat dilakukan dengan:
1. Melakukan pemeriksaan bahan control assayed yang telah diketahui nilainya
dengan menggunakan reagen tersebut.
2. Menggunakan Strain kuman.
C. Uji Ketelitian
Hasil laboratorium digunakan untuk menemukan diagnosis, pemantauan
pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga
mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan
bahan control assayed atau unassayed.
BAB III
TATA LAKSANA

Penyusunan panduan evaluasi reagensia laboratorium mengikuti PMK


Nomor 43 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik pada BAB 4
Bahan Laboratorium, Kementrian Republik Indonesia Tahun 2013.
1. Tata laksana Pemilihan Reagen
a. Reagen dipilih berdasarkan kebutuhan Laboratorium .
b. Reagen dipilih berdasarkan produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai
sensitivitas dan spesivikasi yang tinggi.
c. Diskripsi lengkap dari bahan baku atau produk.
d. Mempunyai masa kadaluarsa yang Panjang.
e. Volume atau isi kemasan.
f. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.
g. Mudah diperoleh di pasaran.
h. Besaran biaya setiap satuan (nilai ekonomis)
i. Pemasok/vendor.
j. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.
k. Pelayanan purna jual.
l. Terdaftar sebagia bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementrian
Kesehatan.
2. Tata Laksana Pemilihan Mutu Jenis/Macam
a. Reagen
1) Untuk analisis di Laboratorium harus dipilih reagen tingkat analitis.
2) Reagen yang sudah jadi (komersial) direkomendasikan sebagai pilihan
utama. Reagen buatan sendiri dipilih bila tidak tersedia reagen
jadi/komersial.
b. Bahan Standard
Bahan standard primer merupakan standard yang direkomendasikan.
Digunakan dalam bentuk larutan untuk Analisa.
c. Bahan Kontrol
Pemilihan bahan control didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
1) Spesimen yang akan diperiksa
Apabila spesimen yang diperiksa berasal dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan control yang berasal dari manusia, karena beberapa
zat dalam bahan control yang berasal dari bintang beberapa dengan bahan
control berasal dari manusia.
2) Pooled sera dan liofilsafat banyak digunakan dibidang kimia klinik dan
imunoserologi.
3) Bahan control assayed digunakan untuk uji ketetapan dan ketelitian
pemeriksaan, uji kualitas reagen, uji kualitas alat, dan uji kualitas metode
pemeriksaan.
4) Kuman control digunakan untuk, menguji reagen/ media pada bidang
mikrobiologi.

3. Tata Laksana Pengadaan

Pengadaan reagenisa atau bahan laboratorium dibuat berdasarkan:


a. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah savety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan oprasional umum, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum. Savety Stock adalah jumlah
persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan
atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer Stock adalah stock
penyangga kekurangan reagen dilaboratorium. Reserve Stock adalah
cadangan reagen/sisa.
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan pertumbuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian
atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah
rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (dilevery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit
didapat.
4. Tata Laksana Penyimpanan
Dalam melakukan proses penyimpanan reagen perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah:
1) Pertama masuk-pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu bahwa
barang terlebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih
dahulu.
2) Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-First expired first out).
Hal digunakan untuk menjamin darang tidak rusak akibat penyimpanan
terlalu lama.
b. Tempat penyimpanan
c. Suhu/Kelembapan
d. Sirkulasi udara
e. Incompetibilitu/ bahan kimia yang tidak boleh dicampur.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Buku catatan pemakaian harian reagen leboratorium.


2. Form laporan bulanan reagen.
3. Buku pantu stok reagen laboratorium.
4. Label
5. Kartu stok reagen.

Anda mungkin juga menyukai