Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi ketersediaan,
masa kadaluarsa dan jenis-jenis reagensia di laboratorium Puskesmas Bandongan. Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di laboratorium puskesmas Bandongan. Evaluasi reagen adalah kegiatan dalam melakukan pengendalian meliputi penerimaan, penyimpanan, dan kontrol kadaluarsa reagen. Reagen yang tersedia di puskesmas Bandongan meliputi : 1. Reagen widal 2. Reagen golongan darah 3. Reagen gula darah 4. Reagen asam urat 5. Reagen cholesterol 6. Reagen HIV 7. Reagen Syphilis 8. Reagen ZN 9. Cat gram 10. Stick Hb 11. Stick asam urat 12. Stick gula darah 13. Stick cholesterol 14. Minyak imersi 15. Reagen Giemsa 16. Metanol 17. Alkohol 70% 18. Swab alkohol Petugas teknis laboratorium di puskesmas bandongan mempunyai tugas dan tanggung jawab: 1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai komputasi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional. 2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan 3. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium 4. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan lain. BAB II RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku di lingkup laboratorium Puskesmas Bandongan.
1. Penerimaan Reagen a. Petugas Laboratorium memeriksa daftar
reagen yang datang b. Memeriksa keadaan pembungkus reagen. Pembungkus reagen dalam keadaan tersegel, tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek.Reagen yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa. 2. Penyimpanan Reagen a. Reagen yang datang diperiksa tanggalkadaluarsa dan disimpan sesuai dengan prosedur penyimpanan yang tertera dalam kemasan reagen. b. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus selalu diperiksa suhunya agar sesuai dengan syarat penyimpanan reagen dengan cara: 1) Letakan thermometer dalam kulkas. 2) Atur suhu kulkas sesuia dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen. 3) Usahakan agar kulkas selalu dalam keadaan tetap 4) Catat suhu setiap pergantian shift dalam ceklist pemantauan suhu. 5) Bersihkan kulkas setiap dua bulan. c. Reagen yang sudah dibuka bias bertahan sampai masa kadaluarsa habis bila disimpan pada suhu (2-8)°C d. Jika suhu penyimpanan di lemari pendinggin diluar (2-8)°C maka reagen yang sudah dibuka akan bertahan 3 hari 3. Kontrol kadaluwarsa a. Reagan yang baru datang diperiksa masa Reagen kadaluarsanya. b. Bila mendekati masa kadaluarsanya (tiga bulan) maka segera dilaorkanke bagian pengadaan untuk dikembalikan ke supplier. 4. Pemesanan Reagen a. Petugas laboratorium mengecek persediaan yang akan habis ( tinggal 1 box atau 20 set). b. Reagen yang akan habis dicatat dan dilaporkan ke kepala laboratorium. c. Kepala laboratorium memeriksa kembali laporan yang diberikan. d. Kemudian mengajugan pemesanan reagen ke bagian pengadaan.
UJI KUALITAS REAGEN
A. Uji Kualitas Reagen harus dilakukan: 1. Setiap kali batch larutan kerja (working solution) dibuat 2. Setiap minggu ( sangat penting untuk larutan Ziehl Neelsen) 3. Bila sudah mendekati masa kadaluarsa 4. Bila ditemukan/terlihat tanda-tanda kerusakan (timbul kekeruhan, perubahan warna, timbul endapan) 5. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan. B. Pengujian Kualitas dapat dilakukan dengan: 1. Melakukan pemeriksaan bahan control assayed yang telah diketahui nilainya dengan menggunakan reagen tersebut. 2. Menggunakan Strain kuman. C. Uji Ketelitian Hasil laboratorium digunakan untuk menemukan diagnosis, pemantauan pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan bahan control assayed atau unassayed. BAB III TATA LAKSANA
Penyusunan panduan evaluasi reagensia laboratorium mengikuti PMK
Nomor 43 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik pada BAB 4 Bahan Laboratorium, Kementrian Republik Indonesia Tahun 2013. 1. Tata laksana Pemilihan Reagen a. Reagen dipilih berdasarkan kebutuhan Laboratorium . b. Reagen dipilih berdasarkan produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan spesivikasi yang tinggi. c. Diskripsi lengkap dari bahan baku atau produk. d. Mempunyai masa kadaluarsa yang Panjang. e. Volume atau isi kemasan. f. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai. g. Mudah diperoleh di pasaran. h. Besaran biaya setiap satuan (nilai ekonomis) i. Pemasok/vendor. j. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan. k. Pelayanan purna jual. l. Terdaftar sebagia bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementrian Kesehatan. 2. Tata Laksana Pemilihan Mutu Jenis/Macam a. Reagen 1) Untuk analisis di Laboratorium harus dipilih reagen tingkat analitis. 2) Reagen yang sudah jadi (komersial) direkomendasikan sebagai pilihan utama. Reagen buatan sendiri dipilih bila tidak tersedia reagen jadi/komersial. b. Bahan Standard Bahan standard primer merupakan standard yang direkomendasikan. Digunakan dalam bentuk larutan untuk Analisa. c. Bahan Kontrol Pemilihan bahan control didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: 1) Spesimen yang akan diperiksa Apabila spesimen yang diperiksa berasal dari manusia maka lebih baik menggunakan bahan control yang berasal dari manusia, karena beberapa zat dalam bahan control yang berasal dari bintang beberapa dengan bahan control berasal dari manusia. 2) Pooled sera dan liofilsafat banyak digunakan dibidang kimia klinik dan imunoserologi. 3) Bahan control assayed digunakan untuk uji ketetapan dan ketelitian pemeriksaan, uji kualitas reagen, uji kualitas alat, dan uji kualitas metode pemeriksaan. 4) Kuman control digunakan untuk, menguji reagen/ media pada bidang mikrobiologi.
3. Tata Laksana Pengadaan
Pengadaan reagenisa atau bahan laboratorium dibuat berdasarkan:
a. Tingkat persediaan Pada umumnya tingkat persediaan harus sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah savety stock. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan oprasional umum, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum. Savety Stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer Stock adalah stock penyangga kekurangan reagen dilaboratorium. Reserve Stock adalah cadangan reagen/sisa. b. Perkiraan jumlah kebutuhan Perkiraan pertumbuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat. c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (dilevery time) Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat. 4. Tata Laksana Penyimpanan Dalam melakukan proses penyimpanan reagen perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut: a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah: 1) Pertama masuk-pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu bahwa barang terlebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu. 2) Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-First expired first out). Hal digunakan untuk menjamin darang tidak rusak akibat penyimpanan terlalu lama. b. Tempat penyimpanan c. Suhu/Kelembapan d. Sirkulasi udara e. Incompetibilitu/ bahan kimia yang tidak boleh dicampur. BAB IV DOKUMENTASI
1. Buku catatan pemakaian harian reagen leboratorium.
2. Form laporan bulanan reagen. 3. Buku pantu stok reagen laboratorium. 4. Label 5. Kartu stok reagen.