Anda di halaman 1dari 8

Nomor C.

8/PED/
Revisi Ke
Berlaku Tgl

PANDUAN
EVALUASI REAGENSIA

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Tambakboyo

dr. Triani
NIP: 19790922 201101 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAMBAKBOYO
Jalan Raya Tambakboyo No. 258 Telepon (0356) 411080
Email : puskesmas.iso.tambakboyo@gmail.com
TUBAN 62353

BAB I
DEFINISI

A. DEFINISI

Evaluasi reagen adalah kegiatan dalam melakukan pengendalian reagen


meliputi:

 Penerimaan
 Penyimpanan
 Control kadaluarsareagen
 Pengadaanreagen
 Pendistribusianreagen

Laboratorium adalah unit yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen


klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnose penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan.

B. TUJUAN

A. Tujuan umum

Untuk mengawasi operasional laboratorium agar mendapatkan hasil yang optimal


dan berkualitas.

B. Tujuan khusus

1. Mengevaluasi penerimaan reagen


2. Mengevaluasi penyimpanan reagen
3. Mengevaluasi control kadaluarsa reagen
4. Mengevaluasi pengadaan reagen
5. Mengevaluasi pendistribusian reagen

BAB III
RUANG LINGKUP

1. Penerimaan reagen
2. Penyimpanan reagen
3. Control kadaluarsa reagen
4. Pengadaan reagen
5. Pendistribusian reagen

BAB III
TATA LAKSANA

1. Proses penerimaan reagen

Uraian :

a. Petugas laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang


b. Petugas memeriksa keadaan pembungkus reagen. Pembungkus reagen dalam
keadaan tersegel tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek
c. Reagen yang dating diperiksa tanggal kadaluarsa
2. Proses penyimpanan reagen

Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :

1). Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :

a. Pertama masuk –pertam akeluar (FIFO-first in-first out), yaitu bahwa barang yang
lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired first out).

Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang
terlalu lama.

c. Reagen yang datang disimpan sesuai dengan prosedur penyimpanan yang


tertera dalam kemasan.

2). Tempat penyimpanan

Reagen dengan penyimpanan 2-8ºC harus dimasukkan di kulkas penyimpanan


dengan suhu yang dipantau tiap hari.

3). Suhu/kelembaban

Kulkas penyimpanan reagen harus selalu diperiksa suhunya agar sesuai dengan
persyaratan penyimpanan reagen dengan cara :

a. Letakkan thermometer dalam kulkas


b. Atur suhu kulkas sesuai dengan persyaratan reagen
c. Pastikan kulkas dalam keadaan hidup
d. Catat suhu setiap pagi dan siang dalam checklist pemantauan suhu kulkas
e. Bersihkan kulkas setiap 2 bulan sekali

4). Sirkulasi udara

5). Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur


a. Reagen yang datang disimpan sesuai dengan prosedur penyimpanan yang
tertera dalam kemasan
b. Kulkas penyimpanan reagen harus selalu diperiksa suhunya agar sesuai dengan
persyaratan penyimpanan reagen dengan cara :
1. Letakkan thermometer dalam kulkas
2. Atur suhu kulkas sesuai dengan persyaratan reagen
3. Pastikan kulkas dalam keadaan hidup
4. Catat suhu setiap pagi dan siang dalam checklist pemantauan suhu kulkas
5. Bersihkan kulkas setiap 2 bulan sekali
c. Reagen yang sudah dibuka bias bertahan sampai masa kadaluarsa habis bila
disimpan padas uhu 2-8ºc
d. Jika suhu penyimpanan dikulkas diluar 2-8ºc maka reagen yang belum terbuka
dapat bertahan 1 minggu sedangkan yang sudah terbuka dapat bertahan 3 hari
e. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan induk

3. Proses control kadaluarsa reagen


a. Reagen yang datang diperiksa masa kadaluarsanya
b. Bila mendekati masa kadaluarsa maka segera dilaporkan kebagian pengadaan
untuk dikembalikan ke supplier

4. Proses pengadaan reagen

Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan
yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock. Tingkat persediaan
minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional
normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum.
Safety Stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-
bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium.
Reserve stock adalah cadangan reagen/sisa.
2) Perkiraan jumlah kebutuhan

Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau


pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyek sejumlah pemeriksaan
untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian
bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

3) Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)


Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima
dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.

Yang dilakukan petugas laboratorium :

a. Petugas laboratorium mengecek persediaan reagen yang akan habis


b. Reagen yang akan habis dicatat dan dilaporkan kepada coordinator laboratorium
c. Koordinator laboratorium memeriksa kembali laporan yang diberikan kemudian
coordinator laboratorium mengajukan pemesanan reagen kebagian pengadaan
d. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
e. Untuk reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

5. Proses distribusi reagen

Distribusi reagen dilakukan dari gudang obat ke laboratorium. Untuk permintaan


reagen petugas laboratorium mengisi form yang telah disediakan. Untuk pengusulan
reagen dengan mengisi LPLPO atau lewat dana JKN.

Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas tersebut. Penanganan dan penyimpanan
reagen harus sesuai persyaratan antara lain:

a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.


b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan
induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Untuk reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Laporan pemakaian dan kadaluarsa reagen


2. Kartu stok reagen
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku pedoman good laboratory practice, Depkes RI th 2008

Anda mungkin juga menyukai