Anda di halaman 1dari 4

PENGELOLAAN REAGEN

228 /SOP/ VIII/C /2018


No. Dokumen

No. Revisi 00

SOP Tanggal Terbit 3 Februari 2018

Halaman 1-3

Yudi fariansyah,S.ST
UPTD PUSKESMAS Nip.197304171998031
COT BA’U 001

1. Pengertian  Pengelolaan reagen adalah proses yang memberikan pengawasan


pada hal yang terlibat dengan reagen, meliputi pembuatan
laporan penerimaan dan penggunaan reagen, Alat Medis Habis
Pakai (AMPH), Bahan Medis Pakai Habis (BMPH), penyimpanan
dan distribusi reagen, pelabelan reagen.
 Penyimpanan dan Distribusi reagensia adalah suatu tindakan
menyimpan dan mendistribusikan bahan reagensia sesuai
persyaratan dan prosedur yang ditetapkan untuk menjaga dan
menjamin kualitas reagensia.
 Pelabelan reagensia adalah upaya pemberian identitas reagen
 Buffer stock adalah stock yang dibuat untuk menanggulangi
perubahan permintaan reagensia.
2. Tujuan  Agar dapat mempertanggung jawabkan penggunaan reagen agar
dapat mengetahui stock reagen untuk perencanaan kebutuhan
berikutnya.
 Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyimpanan dan
distribusi reagensian di laboratorium puskesmas supaya terjaga,
terjamin kualitasnya, stabil, tidak rusak sampai batas
kadaluarsa, guna terpenuhi semua persyaratan.
 Supaya reagen dapat teridentifikasi dengan baik dan jelas, guna
menghindari kesalahan pengambilan dan pengambilan reagen.
3. Kebijakan  Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 052 Tahun 2018
tentang Jenis Reagen Essensial dan Bahan Lain Yang Harus
Tersedia.

 Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 053 Tahun 2018


tentang Menyatakan Kapan Reagensia Tidak Tersedia (Batas
Buffer Stock Untuk Melakukan Order).

1
4. Referensi  Permenkes Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
 Permenkes Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Yang Baik.
5. Prosedur/ A. Pembuatan laporan pemeriksaan dan penggunaan
langkah-langkah reagen,Menggunakan buku Amprahan Reagen:
1. Petugas laboratorium membuat Buku amprahan Pemakaian
reagaen.
2. Petugas laboratorium melaporkan ke gudang farmasi
puskesmas.

B. Penyimpanan reagen
1. Petugas laboratorium menerima reagen dari UPT Farmasi dan
Alkes Dinas Kesehatan dari Unit Farmasi Puskesmas.
2. Petugas laboratorium memperhatikan tanggal kadaluwarsa
dan suhu penyimpanan, kemudian menyimpan reagen pada
suhu ruangan atau suhu dingin (2-8C) atau harus beku,
disesuaikan dengan ketentuan yang tertera pada wadah.
3. Petugas laboratorium menyiman larutan berwarrna dalam
botol kaca berwarna coklat/gelap, kemudian menyimpan
dalam lemari supaya tidak terkena cahaya matahari langsung.
4. Petugas laboratorium meletakkan reagen atau larutan yang
tidak mengalami teraksi fotokimia dalam botol plastic putih.
5. Petugas laboratorium meletakkan bahan-bahan berbahaya di
bagian bawah atau di lntai dengan label tanda bahaya.
6. Petugas laboratorium menutup botol reagen selama
penyimpanan.

C. Distribusi reagensia
1. Petugas laboratorium membuat daftar yang diterima dari UPT
Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan dan dari Unit Farmasi
Puskesmas sesuai tanggal penerimaannya.
2. Petugas laboratorium menggunakan kaidah pertama masuk-
pertama keluar (FIFOfirst in first out), yaitu reagen yang
lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan terlebih
dahulu.
3. Petugas laboratorium menggunakan kaidah masa kadaluarsa

2
pendek dipakai dahulu (FEFOfirst expired-fisrt out).

D. Pelabelan reagen
1. Petugas laboratorium memeriksa semua label reagen apakah
label sudah memulai identitas reagen.
2. Petugas laboratorium memberi label pada reagen buatan
sendiri yang berisi nama reagen, tanggal pembuatan, expire
date.

E. Menentukan buffer stock


1. Petugas laboratorium menentukan reagen yang memerlukan
buffer stock.
2. Petugas laboratorium mengambil data variasi permintaan
reagen dalam waktu tiga bulan.
3. Petugas laboratorium mencatat permintaan tertinggi,
kemudian mengurangi dengan rata-rata permintaan per hari,
didapat hasil buffer stock reagen.
4. Petugas laboratorium menempatkan buffer stock reagen.di
tempat terpisah.
5. Petugas laboratorium mencatat pengisian dan pengambilan
buffer stock reagen.
1. Laboratorium
6. Unit Terkait 2. Apotik
3. UPT Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan
7.Rekaman Historis Perubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai
Diberlakukan

3
4

Anda mungkin juga menyukai