Anda di halaman 1dari 4

Nomor : UKP/PDM/ /2017

PANDUAN
EVALUASI REAGENSIA LABORATORIUM

PUSKESMAS MRANGGEN II
KABUPATEN DEMAK
Jalan Raya Onggorawe – Mranggen Desa Waru Mranggen Demak Kode Pos 59567
E-mail : puskesmas.mranggen2@yahoo.co.id

TAHUN 2017

1
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MRANGGEN II
Jalan Raya Onggorawe – Mranggen Desa Waru Mranggen Demak Kode Pos 59567
E-mail : puskesmas.mranggen2@yahoo.co.id

PANDUAN EVALUASI REAGENSIA LABORATORIUM


PUSKESMAS MRANGGEN II
1. DEFINISI
Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi ketersediaan, masa
kadaluarsa dan jenis – jenis reagensia di laboratorium Puskesmas Mranggen II.
2. RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku di lingkup laboratorium Puskesmas Mranggen II.
3. TATA LAKSANA
Penyusunan panduan evaluasi reagensia laboratorium mengikuti PMK No.43 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik pada BAB 4 Bahan Laboratorium,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013.
A. Tata laksana Pemilihan Reagen
1. Reagen dipilih berdasarkan kebutuhan laboratorium.
2. Reagen dipilih berdasarkan produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk.
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang.
5. Volume atau isi kemasan.
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.
7. Mudah diperoleh di pasaran.
8. Besarnya biaya tiap satuan ( nilai ekonomis ).
9. Pemasok / vendor.
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.
11. Pelayanan purnajual.
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementerian
Kesehatan.

B. Tata Laksana Pemilahan Menurut Jenis / Macam


Berdasarkan fungsinya bahan laboratorium di kelompokkan sebagai berikut :
1. Reagen
a. Untuk analisis di laboratorium harus di pilih reagen tingkat analitis.
b. Reagen yang sudah jadi (komersial) di rekomendasikan sebagai pilihan utama.
Reagen buatan sendiri di pilih bila tidak tersedia reagen jadi / komersial.
2. Bahan Standart

2
Bahan standar primer merupakan standar yang di rekomendasi Digunakan dalam
bentuk larutan untuk analisis.
3. Bahan Kontrol
Pemilihan bahan control di dasarkan pada hal – hal sebagai berikut:
a. Spesimen yang akan diperiksa.
Apabila spesimen yang diperiksa berasal dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan kontrol yang berasal dari manusia, karena beberapa zat
dalam bahan kontrol yang berasal dari binatang berbeda dengan bahan control
berasal dari manusia.
b. Penggunaan
1). Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni banyak di pakai pada
Pemeriksaan kimia lingkungan selain itu di gunakan pula pada bidang
Kimia klinik dan urinalisis.
2). Pooled sera dan liofilisat banyak di gunakan di bidang kimia klinik dan
imunoserologi.
3). Bahan control assayed digunakan untuk uji ketepatan dan ketelitian
pemeriksaan, uji kualitas reagen, uji kualitas alat dan uji kualitas metode
pemeriksaan.
4). Bahan control unassayed di gunakan untuk uji ketelitian suatu pemeriksaan.
5). Kuman control di gunakan untuk menguji mutu reagen / media pada
Bidang mikrobiologi.

c. Stabilitas bahan kontrol


Umumnya bentuk padat bubuk ( liofilisat ) lebih stabil dan tahan lama dari
pada bentuk cair. Untuk memudahkan transportasi, umumnya bentuk padat
bubuk di buat dalam bentuk strip. Stabilitas bahan kontrol yang di buat sendiri
kurang terjamin, selain itu juga mempunyai bahaya infeksi yang tinggi.

C. Tata Laksana Pengadaan


Pengadaan reagensia atau bahan laboratorium dibuat berdasarkan :
1. Tingkat persediaan.
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum di tambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang di perlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety Stock adalah jumlah
persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan - bahan yang dibutuhkan atau
yang sering terlambat di terima dari pemasok. Buffer stock adalah stok penyangga
kekurangan reagen di laboratorium. Reserve stock adalah cadangan reagen / sisa.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan.
3
Perkiraan kebutuhan dapat di peroleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6 - 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6 - 12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah
rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu di catat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan ( delivery time )
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit di
dapat.

D. Tata Laksana Penyimpanan


Dalam melakukan proses penyimpanan reagen perlu memperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk – pertama keluar ( FIFO - first in - first out ), yaitu bahwa
barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO - first expired first out ). Hal ini
adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu
lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu / kelembaban.
4. Sirkulasi udara.
5. Incompatibility / bahan kimia yang tidak boleh bercampur.
4. DOKUMENTASI
1. Buku catatan pemakaian harian reagen laboratorium.
2. Form laporan bulanan reagen.
3. Buku bantu stok reagen laboratorium.
4. Label.
5. Kartu stok reagen

Mengetahui
Kepala Puskesmas Mranggen II Koordinator Laboratorium

dr. HAERUDIN Lia Wachidatus S, AMAK


NIP. 19720513 200312 2 002 NIP. 19821117 200903 2 008

Anda mungkin juga menyukai