Anda di halaman 1dari 7

Nama : Melinda Wulan

NIM : P20630120018

Kelas : 1A

RESUME K3

PENANGANAN LIMBAH KIMIA

Limbah (Recycling and Waste Management) adalah sebagai benda bergerak yang diinginkan
oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai, yang aman untuk
kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari
laboratorium kimia adalah limbah kimia dan limbah yang berasal dari bahan sisa analisa. Limbah
kimia bukan hanya dari laboratorium kimia, misalnya pada laboratorium mikrobiologi
(pewarnaan gram menggunakan kristal violet, alkohol, iodium).
 Limbah Kimia : cairan yang berasal dari sisa hasil analisa kimia, misal analisa kadar protein,
analisa kadar lemak, penentuan kadar sulfat dll. Limbah kimia yang dihasilkan dapat
digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) misalnya sisa reagen hasil
pengujian.
 Limbah Sisa Analisa : serbuk berasal dari produk jadi maupun bahan baku yang sudah tidak
digunakan lagi (misalnya, reagen iodin kanji).

 Limbah Kimia
Berdasarkan jenis bahayanya, dibagi menjadi :
a. Limbah mudah meledak : limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan (H2S,uap
dari besi sulfat,brom).
b. Limbah mudah terbakar : limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah
menyala akan terus terbakar hebat (alcohol,eter,kloroform).
c. Limbah reaktif : limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
(kalium permanganat dan gliserin).
d. Limbah beracun : limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
e. Limbah yang bersifat korosif : limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosikan baja,memiliki pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah yang bersifat
asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

 Cara Mengelola Limbah dengan Skala Laboratorium


1. Limbah Skala Laboratorium
Pewadahan skala laboratorium biasanya menggunakan derigen atau drum kecil
(untuk penampungan sementara. Sebelum disimpan dalam drum besar dilakukan
penetralan terlebih dahulu. Drum besar diletakkan dalam ruangan yang jauh dari lalu
lalang karyawan. Ruangan tersebut terkunci, hanya orang tertentu yang boleh masuk.
Pengangkutan umumnya dilakukan 6 bulan sekali, dan didampingi oleh analis
kimia. Limbah dikirim ke sebuah perusahaan pengolah bahan kimia yang telah bekerja
sama.
2. Limbah Bahan Sisa Hasil Analisa
1) Limbah Kemasan
Setelah kemasan dipisahkan dari isinya, kemudian dikumpulkan dalam plastik
sampah. Plastik sampah akan diambil oleh bagian kebersihan yang kemudian
dikumpulkan atau ditampung dalam ruangan. Sampah akan dikirim ke TPA dan
dimusnahkan dengan cara dibakar.
2) Sampah Serbuk Sampel.

Sampah serbuk yg telah dipisahkan dari kemasan, dikumpulkan dalam kantong


plastik sampah. Lalu sampah ini ditimbang dan dicatat. Sebelum dimusnahkan
harus mendapat persetujuan dari manager.

 Pengolahan Limbah Cair.


Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yg
berbahaya bagi lingkungan. Tehnik pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkngan. Ada 3 metode pengolahan air limbah 1 Pengolahan secara fisika 2
Kimia 3 Biologi. Untuk suatu jenis limbah dapat diaplikasikan sendiri-sendiri atau secara
kombinasi.
1. Pengolahan secara Fisika. Tahapannya : - penyaringan (screening); Proses flotasi : untuk
menyisihkan bahan- bahan yg mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak
mengganggu proses pengolahan berikutnya. Proses filtrasi : dilakukan untuk mendahului
proses adsorbsi atau proses reverse osmosisnya, dilakukan untuk menyisihkan sebanyak
mungkin partikel tersuspensi.

Proses adsorbsi , digunakan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa


aromatik (misalnya :fenol) dan senyawa organik terlaut lainnya. Tehnologi membran
(reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika
pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah.

2. Pengolahan secara Kimia. Biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel tidak mudah
mengendap (kolloid), logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun.
Prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak
dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan,
 Pengendapan bahan tersuspensi yg tak mudah larut dilakukan dgn membubuhkan
elektrolit yg memp muatan yg berlawanan.shg mengendap.
 Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dgn membubuhkan larutan alkali
(air kapur) shg terbentuk endapan hidroksida logam. Penyisihan bahan-bahan organik
beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dgn
mengoksidasikan dgn klor(CI2),KMNO4 dan Ozon hidrogen peroksida.
3. Pengolahan Secara Biologi
 Dengan Menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu dalam limbah oleh
mikroorganisme
 Proses penguraian oleh mikroorganisme dapat berlangsung dalam 3 lingkungan, yaitu :
1. Aerob : Oksigen terlarut di air banyak
2. Anoksik : Oksigen terlarut dalam air konsentrasi rendah
3. Anaerob : Tidak terdapat Oksigen terlarut
 Reaktor Pengolahan Biologi :
a. Reaktor Pertumbuhan Tersuspensi : Reaktor dimana MO pada proses biologis tumbuh
dan berkembang baik dalam keadaan tersuspensi. Terjadi pembentukan flok-flok oleh
bakteri dalam tangka pengendap
b. Reaktor Pertumbuhan Lekat
Reaktor dimana MO yang berperan dalam proses penguraian substrat tumbuh dan
berkembang dalam keadaan tersuspensi. Bakteri menempel pada permukaan media
membentuk lapisan filmyang berfungsi menyaring zat-zat organik dalam limbah.
Contoh : Pembentukan lumut yang licin (biofilm)
 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penanganan Limbah Kimia
1. Labelisasi botol/wadah limbah
Beri label dengan warna mencolok. Label tersebut diberi keterangan terkait nama lengkap
bahan, (tunggal atau campuran), mulai penyimpanan, tanggal pembuangan, dan informasi
penting lainnya.
Label jangan sampai rusak atau hilang, karena menyebabkan isi dari wadah tidak
diketahui dan dikhawatirkan terjadi pencampuran bahan yang semestinya tidak
tercampur.
Pastikan tulisan “limbah berbahaya” tidak hilang. Jika rusak atau hilang, segera ganti
dengan label baru (jangan diganti dengan spidol/tulisan tangan)
Jangan melabeli limbah pada bahan yang bukan limbah.
Jika menggunakan wadah bekas, bersihkan terlebih dahulu label yangmenempel
sebelumnya (jika ada), untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan isi wadah
Pastikan hanya ada satu label dalam satu wadah.
2. Tempat Penyimpanan Limbah
Beberapa kriteria tempat penyimpanan limbah diantaranya:
 Jangan di lemari asam dimana reaksi kimia sering dilakukan
 Wadah tempat menyimpan limbah harus disesuaikan, pada umumnya menggunakan
gelas (kaca) dan polietilen
 Wadah jangan dari bahan kaleng atau logam jika limbah besifat asam kuat atau basa
kuat (cepat rusak)
 Jangan menyimpan wadah limbah dekat air atau wastafel
3. Kondisi tutup prnutup wadah
 Tutup wadah hanya dibuka saat memasukkan limbah pada wadah. Jika
dikhawatirkan terjadi tekanan kuat pada wadah, maka tutupnya agak dilonggarkan
 Jangan meninggalakan corong di wadah penyimpanan limbah, karena dikhawatirkan
corong berpindah dari wadah sat uke wadah yang lain dan menimbulkan gas atau
ledakan sebab terjadi pencampuran limbah dari corong yang tidak dicuci
4. Pemisahan tempat penyimpanan wadah
 Limbah asam dan basa dipisahkan di lemari yang berbeda dan pastikan tidak terjadi
kebocoran wadah karena dapat menyebabkan reaksi hebat, sehingga menimbulkan
gas beracun.
 Pisahkan tempat penyimpanan limbah asam dan bahan organic
 Tidak melakukan pencampuran bahan kimia tidak kompatibel dalam satu wadah
limbah
Misal : Pencampuran antara asam nitrat dan etanol dapat membentuk senyawa
mudah meledak.
 Jangan menyimpan bahan kimia atau limbah berdekatan satu sama lain untuk :
 Asam dengan basa.
 Bahan organik dengan asam.
 Senyawa sianida, sulfide atau arsen dengan asam.
 Logam alkali, alkil litium, dan lain-lain dengan limbah.
 Logam reaktif atau bentuk serbuk dengan material yang mudah terbakar.
 Merkuri atau perak dengan senyawa yang mengandung ammonium.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan dan dapat
menimbulkan bahaya.
 Handling
Ruang penyimpanan :
 Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat yang cukup dingin.
 Mempunyai ventilasi udara yang dingin.
 Ruangan terlindung dari genangan air dan hujan.
 Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia.
 Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan bahan yang bersifat oksidator.
 Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan
kuat. Keran silinder harus ditutup (diberi cup).
 Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS).
 Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau).
 Adanya tanda larangan untuk merokok.
 Gunakanlah system FIFO (First In First Out) yang artinya pertama kali masuk, maka
pertama kali juga keluar.
 Pengumpulan Limbah
Syarat lokasi pengumpulan limbah :
 Paling tidak berukuran 1 Ha.
 Lokasi bebas banjir.
 Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem.
- 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain.
- 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran).
- 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi.
- Sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dan sebagainya.
- 300 m dari area yang dilindungi, seperti cagar alam, hutan lindung, dan sebagainya.

 Fasilitas Lokasi Pengumpulan Limbah


1) Bangunan pengumpulan dengan laboratorium dan fasilitas pencucian.
2) Pemuatan dan pembongkaran kendaraan.
3) Tanggap darurat dan pengelolaan tumpahan.

 Pengangkutan
 Gunakan alat transport yang sesuai, seperti troli untuk memindahkan bahan kimia.
 Memastikan bahwa bahan kimia yang diangkut tidak mengalami kebocoran.

 Prosedur Penerimaan Limbah


Ada customer atau pelanggan, ia menghasilkan sampel atau limbah, lalu di uji sampel
apakah memiliki kriteria bahan untuk dilakukan pengolahan limbah atau pembuangan
limbah. Kemudian, hasil analisa dilakukan dan dilakukan surat penawaran, tanda tangan
kontrak untuk melakukan pengolahan limbah. Setelah itu, lakukan scheduling atau
penjadwalan untuk pengolahan atau penjemputan limbah. Kemudian, ketika limbah
dilakukan pengumpulan dan pengangkutan, limbah sampai di tempat pengumpulan atau
pihak K3. Kemudian, dilakukan pengujian kembali oleh pihak laboratorium untuk mengecek
kembali apakah sesuai atau tidak. Jika sesuai maka limbah akan diolah dan dilakukan
pembuangan ke alam bebas bila sudah aman. Namun, jika tidak sesuai dengan perjanjian
kerjasama, maka limbah tersebut bisa dikembalikan kepada pihak customer atau yang
menghasilkan limbah.

Anda mungkin juga menyukai