Anda di halaman 1dari 82

PEDOMAN UMUM CARA

KERJA YANG BENAR DI


LABORATORIUM
Nur Aji, M.Farm., Apt
Peraturan dasar dalam
laboratorium
1. Jangan makan di laboratorium
2. Jangan minum di laboratorium
3. Dilarang merokok
4. Dilarang meludah, krn dapat
menyebabkan kontaminasi
5. Dilarang berlari, terutama bila ada
bahaya kebakaran, gempa dsb, jadi
harus tetap berjalan saja
6. Jangan bermain dengan alat lab yang
belum tahu cara penggunaannya
Lanj…

7.Harus selalu menulis label yang


lengkap, terutama pemakaian bahan
– bahan kimia
8.Pakai jas lab, dan juga pakai sarung
tangan dan goggles, terutama
sewaktu menuang bahan-bahan kimia
yang berbahaya
9. Jangan membuat peraturan sendiri
Prinsip dalam penyimpanan alat dan
bahan di Laboratorium
1. Aman
Aman dari pencurian dan kerusakan.
Aman dari kerusakan yang menyebabkan
fungsinya berkurang
2. Mudah dicari
Perlu diberi tanda mempergunakan label
pada setiap penyimpanan alat ( lemari,
rak, laci )
3. Mudah diambil
Tempat penyimpanan yang mudah
dijangkau serta ukurannya sesuai dengan
luas ruangan
Pengelompokan penyimpanan alat dan
bahan : berdasarkan jenis alat

1. Pengelompokan alat alat fisika


berdasarkan pokok bahasannya ;
Mekanika, panas, bunyi, gelombang,
optik, magnet, dll
2. Pengelompokan alat alat biologi
menurut golongan percobaannya;
Anatomi, fisiologi, ekologi, morfologi
3. Pengelompokan berdasarkan bahan
pembuat alat tsb; logam, kaca,
porselin, plastik dan karet.
Lanj…
Hal penyimpanan khusus lainnya :
- Mikroskop disimpan dalam lemari
terpisah dengan zat higroskopis dan
dipasang lampu yang menyala untuk
menjaga udara tetap kering dan
mencegah tumbuhnya jamur
- Alat bentuk set => jangan dipisah
dan tidak dalam keadaan terpasang.
- Alat yg harus disimpan berdiri;
higrometer, neraca lengan, beaker
glass>
Lanj.. lagi

- Alat yang memiliki bobot relatif berat


disimpan tidak melebihi tinggi bahu
- Penyimpanan zat kimia harus diberi
label dan abjad
- Zat kimia beracun harus disimpan
dalam lemari terpisah dan terkunci,
zat yang mudah menguap harus
disimpan di ruangan dengan ventilasi
yang baik.
Cara menyimpan bahan lab
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca
disimpan dalam plastik atau sebaliknya
2. Bahan mudah rusak karena sinar
matahari simpan dalam botol yg gelap
dan lemari tertutup
3. Bahan berbahaya dan korosif simpan di
tempat terpisah dari bahan lainnya
4. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam
botol induk, b/p berkran. Sisanya
simpan di botol kecil.
5. Bahan disimpan dibotol di beri simbol
karakteristik masing masing bahan
Penyimpanan bahan kimia
berbahaya
1. Bahan Kimia beracun ( Toxic )
Simpan di ruang yang sejuk,sirkulasi udara baik, jauh
dari bahaya kebakaran .
• Contoh; asam oksalat, kalium sianida, kolkkisin, Raksa
• 2. Bahan kimia korosif
• beberapa jenis bahan bisa menguap, sedangkan lainnya
dapat beraksi dengan uap air. Uap dari asam dapat
menyerang/ merusak bahan struktur dan peralatan dan
beracun bagi manusia
Contoh : Asam asetat, Asam klorida, Asam nitrat,
Asam sulfat, Asam sitrat, Fenol, Kalium hidroksida,
Natrium hidroksida, Amonium hidroksida.
Lanj…
Bahan korosif ini harus disimpan
ditempat sejuk, sirkulasi udara yang
baik, wadah/ kemasan harus ditangani
dengan hati hati, dalam keadaan
tertutup dan dipasangi label. Semua
logam di sekeliling tempat penyimpanan
harus di cat dan diperiksa akan adanya
kerusakan yg disebabkan oleh korosi.
Harus tersedia pancaran air untuk
pertolongan pertama bagi pekerja yang
terkena bahan tersebut.
3. Penyimpanan Bahan Kimia Mudah
terbakar ( Flammable )
1. Simpan di suhu cukup dingin.
2. Sirkulasi udara yang baik, shg bocoran uap
akan diencerkan konsentrasinya oleh udara
untuk mencegah percikan api.
3. Jauh dari daerah yg ada bahaya kebakaran
4. Terpisah dari bahan oksidator kuat.
5. Tersedia alat alat pemadam api dan
mudah dijangkau
6. Singkirkan yang dapat menjadi sumber api
7. Pasang tanda dilarang merokok
8. Pasang arde, lengkapi alat deteksi asap atau
api otomatis dan diperiksa secara periodik
Cont : Aseton, Benzena, aseton, Eter, Etil
klorida, Fospor.
4. Penyimpaban bahan kimia Peledak
- Aturan penyimpanan sangat ketat, jarak
minimal 60 m dari sumber tenaga, terowongan,
bendungan, jalan raya dll, agar pengaruh
ledakan sekecil mungkin.
- Bangunan kokoh dan tahan api, sirkulasi
baik, bebas dari kelembaban dan tetap
terkunci sekalipun tidak digunakan.
- Penerangan : alami atau lampu listrik yang
dapat dibawa.
- Penyimpanan jauh dari material yang mudah
terbakar ; bensin, oli, rumput kering, sampah
dll.
 Contoh : Natrium, TNT,Kalium, Mg,
Nitrogliserin, Amonium nitrat Korbit, Nukler
5. Penyimpanan bahan kimia oksidator
- Bahan ini adalah sumber oksigen dan
dapat memberikan oksigen pada suatu
reaksi meskipun dalam keadaan tidak
ada udara.
- Tempat penyimpanan : idem ..
Bahan peledak.
- Alat pemadam kebakaran biasanya
kurang efektif memadamkan kebakaran
pada bahan ini baik penutupan ataupun
pengasapan.
 Contoh : permanganat, Perklorat,
Hidrogen peroksida, Eter Oksida,
Periodat, Persulfat
SPESIFIKASI BAHAN KIMIA
SPESIFIKASI CHEMICALLY

• Laboran, analis, peneliti harus mengetahui


sifat atau spesifikasi pereaksi (reagen) yang
digunakan → Tingkat kemurnian

• Berdasarkan tingkat kemurnian, chemically


dikelompokkan menjadi 4 tingkat :
Tingkat Teknik (Technical Grade)
 tingkat komersial
• Digunakan untuk kebutuhan industri, jarang untuk
tujuan analisis kimia
kecuali :
a. untuk larutan pembersih/pencuci
b. untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstratif)
Tingkat Farmasi (Pharmaceutical Grade)
• Tingkat kemurnian memenuhi kebakuan
USP (United States Pharmacopeia)
• Biasa digunakan untuk kebutuhan bidang
farmasi dan kedokteran, sebagai pereaksi
kimia di laboratorium kecuali untuk analisis
kimia
Tingkat Murni (Chemically Pure, CP)
 General Purpose Reagent, GPR
• Kemurniannya jauh di atas tingkat farmasi
• Tidak ada ketentuan khusus aturan
kebakuan kemurnian, tergantung pabrik
pembuatnya
• Umumnya digunakan untuk analisis kimia
Tingkat Pereaksi (Analyzed Grade)
•  Pro Analysis, p.a.; Analar Reagent, AR;
Guaranteed Reagent,GR
• Tingkat kemurnian memenuhi aturan kebakuan
ACS (The American Chemical Society Committee
on Analytical Reagents)
Pabrik pembuatnya selalu mencantumkan
pernyataan pada label pereaksi : “Conforms to
ACS Specifications”
• Memenuhi persyaratan analisis
Jenis Air
• Air bersih
• Air suling
• Air bebas-mineral (bila memungkinkan)
• Air dapar
• Air steril
Air Bersih
• Untuk memeriksa apakah
sumber air bersih atau tidak,
isi sebuah botol dengan air,
lalu diamkan selama tiga
jam. Periksa dasar botol. Bila
terdapat endapan, air tersebut
perlu disaring.
• Kegunaan : Air cuci, tidak
digunakan pada pembuatan
reagent atau pelarut.
AIR SULING
• Air suling dibuat
menggunakan suatu
penyuling, yaitu air biasa
dipanaskan sampai mendidih,
kemudian uap yang dihasilkan
didinginkan dalam pipa
pendingin sehingga
terkondensasi menghasilkan
air suling.
• Kegunaan : Membuat reagent,
pelarut bahan kimia.
Solar Water Destilation
AIR BEBAS MINERAL
Air bebas-mineral (demineralized
water) adalah air yang tidak
mengandung ion, tetapi mungkin
saja masih mengandung senyawa
organik.
Kegunaan : membilas peralatan
gelas sebelum dikeringkan
menyiapkan hampir seluruh
reagen laboratorium, termasuk
reagen pewarnaan.
Kolom Resin Penukar Ion
PENANGANAN SAMPAH
LABORAORIUM
• Sampah/limbah laboratorium :
- sampah kimia
- sampah biologi
- sampah plastik
- sampah yang lain
PENANGANAN SAMPAH
LABORAORIUM
Setiap laboratorium harus memiliki tempat sampah
yang khusus, sampah cair tidak dibuang di
saluran air hujan atau saluran saptiktang.
• tempat sampah cair bahan kimia
• tempat sampah reaktif
• tempat sampah radioaktif
• tempat sampah biasa
• pembuangan air cucian
SAMPAH KIMIA
Aturan Pembuangan sampah kimia
• Tidak boleh dibuang di saluran pembuangan air :
- pelarut-pelarut organik
- logam berat
- sianida, sulfida
- bahan-bahan padat
• Sampah –sampah kimia yang berbahaya harus
ditempatkan pada wadah yang diberi label
• Sampah radioaktif harus mendapat penanganan
khusus, demikian juga bahan bersifat karsinogenik.
Catatan……
• Sampah-sampah yang sangat berbahaya
biasanya diubah (dioksidasi, direduksi,
dinetralisasi, dll) menjadi bahan yang
kurang berbahaya sebelum ditempatkan
dalam wadah-wadah pembuangan.
• Alkali kuat harus dinetralisir sebelum
dibuang, sedangkan asam kuat harus
dinetralkan dengan sodium bikarbonat
sebelum dibuang
BAHAN KARSINOGENIK
• Bahaya : beresiko tumor dan kanker pada seseorang.
• Penyimpanan :
- bahan tsb dipesan sebanyak yang diperlukan saja
- wadah penyimpan harus aman betul
- semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dlm
almari yang aman berventilassi
• Penanganan :
- bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus
segera dicuci dengan air dingin selama + 5 menit
Lanjutan…..
• Pembuangan ;
- limbah karsinogenik dibuang dalam wadah
berlabel dan tertutup serta terpisah dari bahan
kimia lainnya
- dibuang secara bertahap, jangan menunggu
hingga jumlahnya banyak
- bahan karsinogenik cair ditempatkan maksimal
separo dari kapasisas volume tempat pembuangan
LIMBAH BIOLOGI
• Membakar sampah botani dan zoologi merupakan jalan
terbaik utk meyakinkan bahwa bahan-bahan busuk tsb
tidak beresiko membahayakn kesehatan
• Preparat biologi, stains, fixative dan clearing agents
kemungkinan besar toksik shg tidak boleh dibuang ke
sistem drainase umum
• Sampah harus ditempatkan pada wadah tertutup dan dibe
label
• Sampah yang mengandung mikroorganisme harus di
autoklave terlebih dahulu
• Sampah biologi dan mikrobiologi dlm jumlah besar
sebaiknya dimusnahkan dlm incenerator
PENGELOLAAN
LIMBAH MEDIS RUMAH
SAKIT
Prof. dr. H. Soedjajadi Keman, MS., Ph.D.
Departemen Ilmu Kesehatan Lingkungan
FKM Unair
Limbah
Layanan Medis
• Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis/klinis terbesar,
sehingga perlu pengolahan pendahuluan sebelum diangkut ke
tempat pengumpulan dan pemusnahan

• Limbah atau sampah medis/klinis adalah limbah yang berasal dari


pelayanan medis, perawata, gigi, veterinary, farmasi atau
sejenisnya, pengobatan, perawatan, pendidikan dan penelitian
yang menggunakan bahan beracun dan infeksius

• Jenis limbah klinis :


- benda tajam - limbah farmasi
- limbah infeksius - limbah kimia
- limbah jar tubuh - limbah radioaktif
- limbah sitotoksik
Kategori
Limbah Medis/Klinis
• Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi;
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jar tubuh manusia, hewan dari lab, dan hal
lain yang berkaitan dengan swab dan dressing

• Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan


benda tajam lainnya

• Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol. A

• Golongan D : Limbah bh kimia dan farmasi tertentu

• Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence, pad


dan stamagbags
Penampungan
Sampah Medis

• Sarana penampungan limbah


medis harus memadai, diletakkan
pada tempat yang pas, aman, dan
higienis

• Pemadatan adalah cara yang


efisien dalam penyimpanan
sampah medis yang bisa dibuang
di sanitary landfill, namun
pemadatan tidak boleh dilakukan
pada limbah infeksius dan benda
tajam
Pemisahan
Sampah Medis
Untuk memudahkan berbagai macam sampah/limbah medis yang dbuang,
maka harus dilakukan pemisahan dengan memakai kantong plastik berwarna
(kode warna)

Warna Kantong Jenis Sampah/Limbah

Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan


untuk menyimpan atau mengangkut limbah medis

Kuning Semua jenis limbah yang akan dibakar di


incinerator

Kuning dgn strip Jenis sampah medis yang sebaiknya dibakar tapi
hitam bisa juga dibuang di sanitary landfill bila dilakukan
cara pengumpulan terpisahdan pengaturan
pembuangan
Biru muda atau Limbah untuk di autoclav (atau sejenis) sebelum
transparan dgn pembuangan akhir
strip biru tua
Kode Simbol/Piktogram
Standard (lihat juga GHS)
• Sampah Infeksius
Kantong berwarna kuning dengan simbol
biohazard yang berwarna hitam (international)

• Sampah Citotoksik
Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah
sititoksik (pembelahan sel fase telofase)

• Sampah Radioaktif
Kantong berwarna merah dengan simbol trefoil
(bhs lain : trifolium, three-leaved plant
(international)

• Sampah Umum
Kantong warna hitam dengan simbol tulisan
“Domestik” warna putih
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan A

• Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung dlm bak


penampungan limbah medis, dilengkapi dengan kantong
plastik diikat kuat kalau ¾ isi sudah penuh, maksimal 1 hari
sekali diangkut, dimusnahkan dgn incinerator

• Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis dalam


kantong yang tepat untuk dimusnahkan dgn incinerator

• Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan incinerator dan


incinerator dioperasikan dibawah pengawasan bagian
sanitasi Rumah Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan B

Sampah ini hendaknya


ditampung dalam bak tahan
benda tajam yang bilamana
penuh ( atau dengan interval
maksimal tidak lebih dari 1
minggu) hendaknya diikat dan
ditampung dalam bak sampah
medis sebelum diangkut dan
dimusnahkan dengan
incinerator
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan C

Pembuangan sampah medis yang


berasal dari unit patologi kimia,
haematologi, transfusi darah,
mikrobiologi, histologi dan post
partum serta unit sejenisnya
(binatang percobaan) dibuat dalam
kode pencegahan infeksi dalam lab
klinis dan ruang post mortem dan
publikasi lainnya
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan D

Barang-barang yang lebih atau


produk medis baru sebagian
digunakan hendaknya
dikembalikan kepada petugas
yang bertanggung jawab di
bagian Farmasi Rumah Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan E
• Pelapis Bed-pan Disposable,
urinoir, incontinence-pad, dll.
• Kecuali yang berasal dari
ruangan dengan risiko tinggi, isi
sampah medis golongan E ini bisa
dibuang melalui saluran air
“sluicer”, WC atau unit
pembuangan untuk itu

• Sampah yang tidak dapat dibuang


melalui saluran air hendaknya
disimpan dalam bak
penampungan sampah medis dan
dimusnahkan dengan incinerator
Tempat
Penampungan Sementara

• Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin, dikatakan


penuh itu kalau 2/3 atau ¾ kantong penuh

• Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :


- Simpan dalam kontainer memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode terpisah
- Taruh di tempat yg kering dan ada sarana pencuci
- Aman dari orang yang tak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah

• Sampah medis yang tidak berbahaya dapat ditampung bersama


sampah lain sambil menunggu pemusnahan
Transportasi Sampah Medis
Kereta atau Trolli

• Permukaan harus licin, rata


dan tidak tembus
• Tidak akan menjadi sarang
serangga
• Mudah dibersihkan dan
dikeringkan
• Sampah tidak menempel di
alat angkut
• Sampah mudah diisikan,
diikat dan dituang kembali
Peringatan

• Peringatan bahaya dari


kontainer bertekanan, seperti
kaleng aerosol hendaknya tidak
dimasukkan ke dalam kantong
sampah yg akan dimusnahkan
dengan incinerator !!
Kebijakan Pembuangan
Sampah Medis/Klinis

• RS hendaknya menetapkan peraturan standard (protap)


yang jelas untuk penanganan, penampungan, pengangkutan,
dan pembuangan limbah medis/klinis

• Protap tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lokal serta


perlu untuk diikuti dengan latihan sesuai dengan kategori
dan fungsi tenaga yang ada

• Perlu ditetapkan seorang petugas yang bertanggung jawab


dalam pelaksanaan dan untuk pengembangan program
sanitasi rumah sakit
LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)
Salah satu jenis limbah yang banyak
dibicarakan karena memerlukan
pengelolaan khusus adalah limbah
yang tergolong
Bahan Berbahaya dan Beracun
(disingkat B3)

Ada 14 ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan limbah


B3
meliputi Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup
LIMBAH B3 MENURUT PP.18 / 1999
jo PP No. 85 /1999

Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan


yang mengandung bahan berbahaya dan
atau beracun yang karena sifat dan
konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusakkan
lingkungan hidup dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan manusia serta
mahluk hidup lain.
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah


bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahkluk hidup lainnya
(PP 74/2001)
Penentuan Limbah B3

• Penentuan Limbah B3 tergantung pada aplikasi


serangkaian kriteria tertentu, yaitu :
- Daftar spesifik bahan kimia dan turunannya
- Kriteria ditetapkan melalui pengujian Toxicity
Chracteristics Leaching Procedure (TCLP)

• Gabungan kedua metode tersebut diatas.


Menentukan Limbah B3

Ya
Identifikasi Cocok dgn
Limbah B3
Jenis limbah Daftar Limbah B3
Tidak
Ya
Periksa
Limbah B3
Kharakteristik
Tidak

Lakukan uji
Toksikologi

LD50
Tidak Ya

Bukan Limbah B3 Limbah B3


Identifikasi Bahaya
Prinsip Pengelolaan B3

• Jangan memproduksi limbah B3


• Minimisasi Limbah B3
• Reduction, Recovery, Reuse dan
Recycling
• Pembuangan secara aman (tidak
membahayakan kesehatan
masyarakat dan lingkungan
hidup)
Penanganan Limbah B3 terdiri dari :

1. Penandaan Limbah B3

2. Kemasan Limbah B3

3. Penyimpanan Limbah B3

4. Pengumpulan Limbah B3

5. Pengangkutan Limbah B3
Label & Symbols

• Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan untuk


mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat dilakukan
dengan baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3
– Label
• Tulisan yang menunjukkan antara
lain karakteristik dan jenis bahan
kimia berbaya & beracun.
– Symbol
• Gambar yang menyatakan karakteristik
bahan kimia berbaya & beracun.
Klasifikasi
• PPRI 74/2001
– mudah meledak (explosive); LPG, Mg
– pengoksidasi (oxidizing);
– sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable );
– sangat mudah menyala ( highly flammable );
– mudah menyala (flammable); Mg
– amat sangat beracun (extremely toxic );
– sangat beracun ( highly toxic);
– beracun (moderately Toxic ); Battery
– berbahaya (harmful ); Chloroform
– korosif (corrosive); Iodine
– bersifat iritasi (iritant);
– berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
Solar, Oli bekas, CFC
– karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos,
– teratogenik (teratogenic); Smoke detektor
– mutagenik (mutagenic).
Hazard Labels
• NFPA 704 M  HMIS/HMIG
Penandaan Wadah
(Container Labelling)

 Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

Flammability
(merah)
Reactivity
4 (kuning)

2 3
Health Hazard
Oxy
(biru) Other Hazards
(putih)
Penandaan Wadah
(Container Labelling)

 Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4


untuk menjelaskan tingkat bahayanya.

 Health Hazards (bahaya thd kesehatan)


 Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran)
 Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan)
 Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 1 :
Bahan-bahan
mudah meledak
(Explosives)

Contoh :
Amunisi, Amonium
Picrate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 2 : Gas-gas

Gas yang mudah terbakar


(Flammable Gas)
Contoh : Gas Alam

Gas bertekanan yang tidak


mudah terbakar (Non
Flammable Compressed Gas)
Contoh : Nitrogen
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 3 :
Flammable Liquids
(Cairan mudah menyala)

Bahan kimia cair yang


mudah terbakar
Contoh : Acetonitrile,
Acetone, CS2, LPG.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 4 :
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)

Bahan kimia padat yang


mudah menyala
(Flammable Solid)

Contoh : Benlate dan


Benomyl Composition.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 5 :
Oxidizing Agents &
Organic Peroxide
(Cairan mudah
menyala)

Contoh :
Calcium Hypochlorite,
H2O2, Acetyl Peroxide.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 6 :
Bahan Beracun
(Toxic/Poison)

Bahan kimia
beracun (Toxic
Substances)

Contoh :
Lannate 25 WP,
Methomyl Comp,
Chloroform,
CCl4,
Dimethyl Sulphate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 7 :
Bahan Radioaktif
(Radioactive Materials)

Bahan Radioaktif adalah


bahan kimia yang
mempunyai kemampuan
memancarkan sinar
radioaktif dgn aktivitas
jenis lebih besar dari
0.002 microcurie/gram
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 8 :
Bahan Korosif
(Corrosive Substances)

Yaitu bahan kimia yang


dapat mengakibatkan
kerusakan apabila kontak
dengan jaringan hidup
atau bahan lainnya.

Contoh : Asam asetat, HCl,


H2SO4, HNO3, NaOH,
KOH, NH4OH.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 9 :
Bh Kimia Lainnya
(Miscellaneous),
yaitu yg bersifat
membahayakan
lingkungan :

Misalnya :
Marine Pollutant,
Environmentally
hazardous
substance.
Kemasan Limbah B3

Prinsip-prinsip kemasan B3 :

• Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh


disimpan dalam kemasan yg sama ;

• Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik,


bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali;

• Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan


hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan
perluasan, formasi gas atau tekanan
Persyaratan Kemasan B3 :

• Bentuk, ukuran, dan bahan yang dipergunakan untuk


kemasan harus sesuai dengan sifat limbah dalam hal
keamanan, kemudahan penggunaannya;

• Kemasan dapat terbuat dari :


- Plastik : HDPE, PP, PCV, Teflon
- Logam : Baja karbon, SS304, SS316 dan SS440
- Bahan lainnya yg tak bereaksi dgn limbah yg termuat
Handling
• Ruang Penyimpanan
– Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat yang cukup
dingin.
– Mempunyai ventilasi udara yang cukup.
– Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan.
– Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia.
– Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan bahan yang
bersifat oksidator.
– Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri
dan diikat dengan kuat. Keran silinder harus ditutup (diberi cup) .
– Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS).
– Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau).
– Adanya tanda larangan untuk merokok.
– Gunakanlah system FIFO.
Pengumpulan Limbah B3

Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 :

• Paling tidak berukuran 1 Ha;


• Lokasi bebas banjir;
• Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt
- 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain
- 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran)
- 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi,
sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll.
- 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan
lindung, dsb.
Fasilitas Lokasi
Pengumpulan Limbah B3

1. Bangunan pengumpulan dgn


laboratorium dan fasilitas pencucian

2. Pemuatan dan pembongkaran


kendaraan

3. Tanggap darurat dan pengelolaan


tumpahan
Pengangkutan
– Gunakan alat transport yang sesuai untuk
memindahkan bahan kimia.
– Memastikan bahwa bahan kimia yang
diangkut tidak mengalami kebocoran.
Customer
Sampel

Uji Sampel

Pengolahan Pembuangan

Hasil Analisa

Biaya Ruang Lingkup

Surat Penawaran

Ttd. Kontrak

Schedulling

Pengumpulan Pengangkutan

Limbah sampai

Pengujian

Tidak Sesuai Sesuai

Pengolahan Pembuangan
Proses stabilisasi merupakan :
- Rangkaian dari berbagai bentuk pengolahan awal
secara kimia
- Dicampur dengan semen Portland, fly ash dan
bahan pemadat lainnya, air, serta bahan kimia lain.
- Limbah stabil ditimbun dengan aman di landfill.

Co-Processing and Thermal Destruction :


-Pemusnahan limbah dengan pemanasan. Limbah B3
organik dicampur dengan produk petroleum sehingga
dihasilkan bahan bakar sintetis (shyntetic fuel).
-Produk akhir dari pencampuran ini akan diuji di
laboratorium agar spesifikasinya konsisten dengan
standar International.
- Temperatur pembakaran sangat tinggi (1.200 – 1.400
0C) dan waktu tinggal lama di dalam tanur.
Bioremediation
- Dengan memanfaatkan bakteri aktif dan proses
hayati alami
- Mengolah berbagai jenis limbah seperti
lumpur minyak, tar, tanah dan air tanah yang
terkontaminasi hidrokarbon.
- Air tanah yang tercemar oleh pelarut organik
ataupun hidrokarbon volatile lainnya,
diolah dengan ekstraksi uap
dalam proses insitu biotreatment.
Jenis zat Jenis Akibat keracunan
beracun bahan dan gangguan

Logam / Pb (TEL, PbCO3) - Syaraf, ginjal, dan darah


metaloid Hg - Syaraf, ginjal
Cd - Hati, ginjal, darah
Cr - Kanker
As - Iritasi, kanker
P - Metabaolisme karbohidrat,
lemak, protein

Bahan Hidrokarbonalifatik Pusing dan koma


pelarut (bensin, kerosin)
Hidrokarbon terhalogena Hati dan ginjal
si (CCl4, CHCl3)
Alkohol Syaraf pusat, leukeumia
Jenis zat Jenis Akibat keracunan
beracun bahan dan gangaguan

Gas-gas Aspiksian sederhana Sesak napas, kekurangan oksigen


beracun (N2,Ar,He)
Aspiksian kimia
- HCN Pusing, sesak napas
- H2S Sesak napas, kejang, hilang
kesadaran
- CO Sesak napas, otak, jantung, syaraf,
hilang kesadaran
Karsino- Benzene Leukeumia
gen Asbes Paru-paru
Bensidin Kandung kencing
Kroom Paru-paru
Naftilamin Paru-paru
Vinil khlorida Hari, paru-paru, syaraf pusat, darah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai