Anda di halaman 1dari 65

KLASIFIKASI,

KLASIFIKASI, PENGELOLAAN,
PENGELOLAAN,
DAN
DAN PENANGANAN
PENANGANAN BAHAN
BAHAN KIMIA
KIMIA

Dra. Usreg Sri Handajani, M.Si.


Dep kimia fsaintek unair
Mengenal Bahan Kimia
Tujuan :
- Tahu memperlakukan
- Tahu cara menyimpan
 Dapat diketahui dari label:
Nama, rumus, sifat, tanda
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA
 Poison (beracun)
 Corrosive (korosif)
 Flammable(mudah terbakar)
 Explosives (mudah meledak)
 Dangerous when wet
 Oxidizing agent (oksidator)
 Organic peroxide (peroksida)
 Radioactive (radioaktif)
BAHAN KIMIA
BERACUN
Contoh : sianida dan arsenida
Syarat penyimpanan :
• Ruang dingin berventilasi
• Jauhkan dari kebakaran
• Jauhkan dari bahan yang mungkin bereaksi
• Sediakan alat pelindung diri
BAHAN KIMIA
KOROSIF
Contoh: asam pekat, basa pekat,
anhidrida asam
Syarat penyimpanan:
• Ruang dingin berventilasi
• Wadah tertutup dan berlabel
• Jauhkan dari bahan beracun
BAHAN MUDAH TERBAKAR
Contoh:
logam alkali (padat), alkohol (cair),
asetilen (gas)
Syarat penyimpanan :
• Ruang dingin berventilasi
• Jauhkan dari sumber api
• Jauhkan dari bahan oksidator
• Sediakan alat pemadam kebakaran
BAHAN KIMIA MUDAH
MELEDAK
Contoh: TNT, amonium nitrat, asam perklorat

Syarat penyimpanan:
• Ruang dingin berventilasi
• Jauhkan dari panas dan api
• Jauhkan dari bahan mudah terbakar
• Hindari gesekan/tumbukan mekanis
BAHAN KIMIA REAKTIF
THD AIR
Contoh: natrium, karbida, nitrida
Syarat penyimpanan :
• Ruang dingin, kering, berventilasi
• Jauhkan sumber api dan panas
• Bangunan kedap air
• Sediakan alat pemadam kebakaran tanpa
air, misal:CO2
BAHAN KIMIA OKSIDATOR
Contoh: perklorat, permanganat, peroksida

Syarat penyimpanan:
• Ruang dingin berventilasi
• Jauhkan sumber api
• Jauhkan dari bahan cair mudah
terbakar dan reduktor
Simbol pada label kemasan
DERAJAT BAHAYA BAHAN
KIMIA
 Bahaya terhadap kesehatan
(health hazard/H)  biru
 Bahaya mudah terbakar
(flammability hazard/F)  merah
 Bahan mudah meledak/reaktif
(reactivity hazard/R)  kuning
 Bahan bersifat khusus
(special notice key)  putih
DERAJAT BAHAYA
BAHAN KIMIA
A. Bahaya kesehatan (H)  biru
RANKING :
4: Kematian /cedera fatal
3: Luka serius
2: Luka, pengobatan segera
1: Iritasi/cedera fatal
0: tidak bahaya
B. Bahaya Kebakaran (F)  merah
RANKING :
4 : segera menguap, terbakar cepat
3 : terbakar pada suhu biasa
2 : terbakar jika dipanaskan
1 : terbakar dipanaskan cukup lama
0 : tidak dapat terbakar
C. Bahaya reaktivitas(R)  kuning
RANKING :
4 : mudah meledak, sensitif panas, mekanik
3 : meledak jika dipanaskan
2 : tidak stabil, tidak mudah meledak
1 : stabil pada suhu normal, tidak stabil
pada suhu tinggi/ada tekanan, bereaksi
dengan air
0 : stabil, tidak reaktif, tidak bereaksi dg
air
D. Sifat khusus yang perlu diperhatikan
 putih
W : jangan disiram dengan air
ACID : asam
COR : korosif
OX : oksidator
ALK : alkali/basa
RAD : radioaktif
• PENGETAHUAN BAHAN
LABORATORIUM
• Handbook
• Katalog
• Sumber informasi lain
– Identitas
– Wujud
– Sifat bahan
PELABELAN BAHAN
Label yang baik minimal memuat
informasi tentang:
 Nama dan Rumus Kimia
 Konsentrasi Larutan
 Simbol berbahaya
 Tanggal Pembelian, Pembuatan,
Pemindahan
 Waktu kadaluwarsa
 Nama orang yang membuat larutan
ATURAN PENYIMPANAN
BAHAN KIMIA
• Disusun atas dasar keamanan
• Dipisahkan bahan organik dan anorganik
• Urutan abjad diperbolehkan untuk bahan
aman
• Bahan kimia cair di bawah bahan padat
PENATAAN DALAM RAK

Penataan berdasarkan kelompok:


asam, basa, garam, indikator,
zat organik, dll

Abjad dalam bahasa Indonesia


garamnya:
Amonium (A)
Besi (B)
Mangan (M)
Perak (P)
Abjad dalam bahasa Inggris
(A)
Aluminium
Argentum (Perak)
Arsenicum

(C)
Chrom (Krom)
Cadmium
SENYAWA ANORGANIK
• Asam-asam Mineral
• Arsenat, Sianida
• Borat, Kromat, Permanganat
• Fosfor, Belerang
• Karbonat, Silikat
• Klorat, Perklorat
• Halida, Halogen
• Sulfat, Tiosulfat
SENYAWA ORGANIK
• Asam-asam Organik, Anhidrida
• Alkohol, Glikol
• Aldehida, Ester
• Amina, Amida, Imina, imida
• Epoksi, Isosianat
• Hidrokarbon Aromatik/Alifatik
• Organosulfida
Contoh bahan yang tidak boleh berdekatan

Logam Alkali dengan CCl4, CO2 dan air


(Li, Na, K)

I2 dengan C2H2, NH3 dan H2


H2SO4 dengan KClO4, KClO3
• Penanganan bahan kimia yang aman
– Hati-hati lindungi dari kecelakaan tangan, mata
dan pernafasan
– Ruang khusus untuk Reaksi berbahaya
– Tidak mencicipi bahan kimia
– Baca label dengan cermat, ganti label yang
rusak
– Isi label reagen buatan : nama bahan, rumus
molekul, tanggal pembuatan, nama pemilik
– Jangan menghirup langsung untuk identifikasi
bau
– Jika mencampurkan bahan kenali sifat awal dan
akhir
• TRANSPORT BAHAN KIMIA
• Gunakan pelindung (terutama kaca mata)
Kemasan botol
- gunakan kereta dorong (jika perlu)
- jangan angkat pada tutupnya
Tabung gas
- gunakan kereta dorong khusus
- lepas regulator
- segel dengan baik
• TRANSPORT BAHAN KIMIA
BERBAHAYA
• Pakai alas/sarung tangan
• Gunakan wadah pengaman ganda anti
pecah
• Jangan sendirian
• Hati-hati dengan dry es
(menghasilkan CO2 )
• PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
Konsep dasar
• Aman
– Terhadap bahaya kebakaran
– Terhadap kesehatan
• Teratur
– Mudah dicari
• Selalu siap digunakan
• Tidak mudah rusak
• Mudah dijangkau tanpa memanjat
• SARANA PENYIMPANAN BAHAN
KIMIA
• Ruangan
– Ventilasi, ruang gerak, penerangan
• Tempat penyimpanan
– Lemari dan rak: kayu, besi, kaca
• Administrasi
– Daftar bahan, label, petunjuk penyimpanan,
log book pemakaian
• Alat bantu
– Kereta dorong / troli
Yang perlu diperhatikan pada
penyimpanan bahan
 Menyusun Daftar Nama Bahan
 Memeriksa Kemasan dan Label
Bahan Kimia
 Pengelompokan Jumlah dan Jenis
 Pengaturan Pada Tempat Tersedia
 Pemeriksaan Penyimpanan Berkala
• ATURAN PENYIMPANAN
• Jumlah di laboratorium tidak berlebihan
• Periksa kemasan dan label
• Periksa inventaris: tanggal, jumlah,
tempat
• Susun daftar nama bahan, atur
berdasarkan keamanan
• Bahan kimia cair gunakan wadah
pengaman ganda dan letakkan di bawah
zat padat
ATURAN PENYIMPANAN
Bahan kimia beracun dalam wadah pengaman
ganda, beri label dengan gambaran lengkap
Pisahkan asam dengan basa, bahan korosif,
pelarut, oksidator dengan reduktor
Beri tanggal saat botol dibuka untuk
peroksida
Penyimpanan di kulkas harus diberi label dan
disegel
Periksa area penyimpanan secara periodik
PENYIMPANAN DI KULKAS
Bahan kimia dan makanan tidak dalam
satu kulkas
Beri label permanen : nama bahan,
pemilik, tanggal penyimpanan
Tutup wadah dengan teflon/polietilen,
jangan gunakan aluminium foil
Tidak untuk bahan organik, bahan
beracun dan mudah meledak
Defrost dan cuci kulkas setiap
maksimal 6 minggu, identifikasi label
PENYIMPANAN GAS
• Periksa label
• Pindahkan tabung dengan kereta
khusus, jangan diglindingkan
• Gas berbedatempat berjauhan
• Jauh dari panas
• Pisahkan tabung berisi dan kosong
Perawatan bahan kimia
1. Padatan biasa tidak higroskopis dan tidak
menyublim
• Tempat : botol mulut lebar
• Etiket : tidak mudah lepas dan huruf tidak
luntur
• Botol berdebu segera dilap
• Pengambilan : sendok plastik
• Penggunaan langsung : botol kecil mulut
lebar/ pot
• Hindari masuknya debu, air dan
kelembaban
• Contoh : amilum, Na2CO3
2. Padatan higroskopis
• Tempat : kaleng bertutup, tutup
rapat
• Sumbat diselimuti dengan plastik,
ikat erat
• Contoh : NaOH, KSCN
3. Padatan mudah menguap/ menyublim
• Tempat : botol gelas/plastik, tutup
rapat, tidak boleh terlalu penuh,
sisakan ¼ nya untuk kemudahan
penyubliman
• Contoh : I2, kamfer, (NH4)2CO3
4. Padatan peka cahaya
• Tempat : botol gelap/ tidak tembus
cahaya, tutup rapat
• Contoh : AgNO3, KMnO4
5. Padatan peka air (mudah bereaksi
dengan air)
• Direndam dalam minyak tanah pada
botol dari gelas
• Contoh : logam Na, K
6. Padatan peka oksigen/udara (mudah
bereaksi dengan oksigen dari udara)
- Direndam dalam air, pada botol gelas
- Tempat kaleng tidak disarankan,
mudah bocor  kebakaran
- Contoh : fosfor
7. Campuran padatan
Jangan menempatkan padatan dalam
keadaan campur
Misal : oksidator dengan katalisator 
bahan mudah terbakar
Contoh : KClO3, MnO2 dengan gula pasir
8. Cairan/ larutan biasa
- Tutup rapat, menghindari pengotoran
- Gunakan pipet khusus dan bersih untuk
mengambil/ menuangkan langsung, etiket
menghadap telapak tangan supaya etiket
tidak luntur
- Contoh : alkohol, asam asetat, larutan
garam
- Isi botol tidk boleh penuh, sisakan ¼ nya 
memberikan kesempatan uap berkondensasi
9. Cairan/ larutan mudah menguap
- Tutup rapat-rapat
- Sisakan ruangan ¼ nya untuk
kondensasi
- Jauhkan dari panas
- Contoh : NH4OH, HCl, CH3COOH,
alkohol
10. Cairan mudah terbakar
- Jauhkan dari api
- Contoh : eter, metanol, etanol, bensin,
minyak tanah
11. Gas
- Jauhkan dari api/panas
- Gunakan kran yang spuyernya baik
- Taruh ditempat dingin lebih baik
- Contoh : gas Helium, nitrogen, CO2
Beberapa saran penyimpanan bahan
kimia
1. Simpan botol berisi bahan kimia pada rak/lemari yang disediakan
khusus untuk itu. Botol besar di bagian bawah
2. Jangan menyimpan botol berisi zat berbahaya/korosif (terutama
cairan) di tempat lebih tinggi dari bahu
3. Jangan mengisi botol sampai penuh
4. Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol berisi basa karena
lama kelamaan tutup akan melekat pada botol dan susah dibuka
5. Semua wadah berisi bahan kimia harus diberi label yang menyatakan
nama bahan itu. Untuk larutan diberi konsentrasi dan tanggal kapan
dibuat/ bahaya yang ditimbulkan. Agar tahan lama dilapisi lilin cair
6. Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya
dibeli dalam jumlah kecil, dan tanggal pembelian dicatat. Juga berlaku
untuk bahan yang mudah rusak bila disimpan
7. Cara penyimpanan botol menurut sistem tertentu. Untuk
memudahkan pencarian, menjaga keamanan dibagi dua
kelompok : cairan dan padatan
8. Bahan kimia yang bereaksi hebat jangan disimpan
berdekatan, misal : oksidator mis. klorat, peroksida
permanganat, dengan zat organik mis : alkohol, gula, gliserol
9. Rak penyimpanan harus kuat
10. Ruang penyimpanan bahan kimia hendaknya dilengkapi
dnegan ventilasi
11. Semua persediaan bahan kimia secara teratur diteliti. Jika
ada label rusak segera diganti. Jika ada yang rusak hati-
hati zat itu disingkirkan
• 12. Fosfor kuning harus disimpan dalam air
• 13. natrium, kalium dan litium harus disimpan
dalam kerosin (minyak tanah)
• 14.Brom sebaiknya dibeli dalam ampul yang
diperkirakan dapat habis dalam satu eksperimen
• 15. Banyak pelarut organik dan karbondisulfida
mempunyai titik nyala, titik didih yang rendah
sekali
PENANGANAN LIMBAH
 Minimalkan limbah
Minimalkan penggunaan bahan kimia
Perkecil resep jika mungkin
Perkirakan jumlah limbah dari hasil praktikum
Metoda alternatif perlakuan (mengolah)
Daur ulang pelarut organik
 Metoda penyimpanan dan pembuangan
 Pengemasan (klasifikasi jenis limbah)
 Pemberian label : jenis limbah, tanggal
pembuangan
 Unit pengolah limbah
• Saat mengelola bahan kimia laboratorium, tidak
semua risiko bisa ditiadakan. Namun, keselamatan
dan keamanan laboratorium ditingkatkan melalui
penilaian risiko
berdasarkan informasi dan pengelolaan risiko yang
cermat.
• Pengelolaan masa pakai bahan kimia yang cermat
tidak hanya meminimalkan risiko terhadap manusia
dan lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya.
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air. Bahan-bahan kimia yang sifatnya
higroskopis harus disimpan di dalam botol yang dapat ditutup rapat.
Bahan-bahan kimia semacam ini jika menyimpannya tidak benar,
maka akan berair, bahkan dapat berubah menjadi larutan.

Bahan-bahan yang mudah dioksidasi, dengan adanya oksigen di udara


akan mengalami oksidasi. Misalnya bahan kimia Kristal besi(II)
sulfat yang berwarna hijau muda, akan segera berubah menjadi
besi(III) sulfat kristal berwarna coklat muda. Hal itu terjadi bila
botol tempat penyimpanan tidak segera ditutup atau tidak rapat
menutupnya.
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya
Usahakan semua bahan kimia dalam keadaan kering. Tempatkan
bahan dalam tempat yang kering. Bahan kimia yang reaktif terhadap
air. Logam-logam seperti Na, K, dan Ca bereaksi dengan air
menghasilkan gas H2 yang langsung terbakar oleh panas reaksi yang
terbentuk.

Zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara hebat, seperti asam
sulfat pekat, logam halideanhidrat, oksida non logam halide harus
dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan
bebas kebocoran di waktu hujan. Kebakaran akibat zat-zat di atas
tak dapat dipadamkan dengan penyiraman air.
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya
Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat
dari air. Asam yang sifatnya gas gas, misalnya asam klorida
lebih ganas lagi. Sebab bersama udara akan mudah berpindah
dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan
mengisolir asam itu sendiri, misalnya menempatkan botol asam
yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus, atau
di lemari asam.
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
3. Mekanik
Bahan-bahan kimia yang harus dahindarkan dari benturan
maupun tekanan yang besar adalah bahan kimia yang mudah
meledak, seperti ammonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene
(TNT).
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
4. Sinar
Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi
bahan-bahan kimia. Sebagai contoh larutan kalium permanganat,
apabila terkena sinar UV akan mengalami reduksi, sehingga akan
merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu untuk menyimpan
larutan kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol yang
berwarna coklat. Kristal perak nitrat juga akan rusak jika
terkena sinar UV, oleh sebab itu dalam penyimpanan harus
dihindarkan dari pengaruh sinar UV. Alat-alat sebaiknya juga
dihindarkan terkena sinar matahari secara langsung, sehingga
dianjurkan untuk memasang tirai-tirai pada jendela laboratorium.
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
5. Api
•Api/kebakaran dapat terjadi bila tiga komponen berada
bersama-sama pada suatu saat,
dikenal dengan “segitiga api”.

•Ketiga komponen itu ialah:


•a. Adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar)
•b. Adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan
baker menjadi uap yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya)
•c. Adanya oksigen (di udara, di sekitar kita)
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
5. Api
•Api/kebakaran dapat terjadi bila tiga komponen berada
bersama-sama pada suatu saat,
dikenal dengan “segitiga api”.

•Ketiga komponen itu ialah:


•a. Adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar)
•b. Adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan
baker menjadi uap yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya)
•c. Adanya oksigen (di udara, di sekitar kita)
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
Penyebab kebakaran: oksigen yang mudah bereaksi dengan
bahan bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik
bakarnya akan menghasilkan api. Api inilah yang selanjutnya
dapat mengakibatkan kebakaran. Maka untuk menghindari
terjadinya kebakaran haruslah salah satu dari komponen
segitiga api tersebut harus ditiadakan. Cara termudah ialah
menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang
dingin, sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan tidak
mudah berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.
Sumber-sumber kerusakan
bahan kimia
6. Sifat bahan kimia itu sendiri
Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing.
Misalnya asam sangat mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-
reaksi kimia dapat berjalan dari yang sangat lambat hingga ke
yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan panas
yang tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi
pada ruang yang tertutup.  Contoh reaksi spontan: asam sulfat
pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat dan
gula pasir seketika akan terjadi api. Demikian juga kalau kristal
kalium permanganate ditetesi dengan gliserin.
Penyimpanan bahan kimia

• Untuk mengurangi resiko terjadi kebakaran, ledakan, atau


bocornya bahan-bahan kimia beracun dalam gudang, maka
dalam penyimpanan bahan-bahan kimia selain memperhatikan
sumber-sumber kerusakan di atas juga perlu diperhatikan
factor lain, yaitu:
• a. Interaksi bahan kimia dengan wadahnya., bahan kimia
dapat berinteraksi dengan wadahnya dan dapat
mengakibatkan kebocoran.
• b. Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan
ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracun
Lemari penyimpanan Bahan Kimia
• Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaikanya dipisahkan
berdasarkan perbedaan klas bahaya. Sebagai contoh perlakuan
masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut (Prioritas dan
Penyimpanan Bahan Kimia
Priortas Kategori Penyimpanan Kode
Penyimpanan
1 Dibuat ketika dibutuhkan (jangan Situ
disimpan)
2 Kasus Khusus Spec
3 Radiaktif Rad
4 Silinder gas Cyl
5 Cairan mudah terbakar FL
6 Cairan reaktif air FW
7 Padatan mudah terbakar FS
Priortas Kategori Penyimpanan Kode Penyimpanan
8 Cairan korosif asam CLa
9 Cairan korosif basa CLb
10 Bahan Kimia korosif, reaktif air CW
11 Padatan korosif CS
12 Kulkas Cold
13 Bahan kimia beracun T
14 Agen pengoksidasi Ox
15 Bahan kimia umum, anorganik GIn
16 Bahan kimia umum, organik GOrg
Klasifikasi asam-asam
yang berwujud cairan
• Asam-asam organik, misalnya: asam asetat
glasila, asam format
• Asam mineral, misalnya: asam klorida, asam
fosfat
• Asam mineral oksidator, misalnya: asam
kromat, asam fluoride, asam perklorat dan
asam berasap sepeti asam nitrat dan asam
sulfat
• Secara rinci, klasifikasi bahan berbahaya dan beracun (B3)
diatur dalam PP No.74 Th 2001 tentang pengelolaan B3,
klasifikasi tersebut sebagai berikut :

• Mudah meledak (explosive)


• Pengoksida (oxiding)
• Berbahaya (harmful)
• Korosif (corrosive)
• Bersifat iritasi (irritant)
• Beracun (toxic)
• Karsinogenik                                                                         
• Teratogenik
• Berbahaya bagi lingkungan

Anda mungkin juga menyukai