Anda di halaman 1dari 16

Tata Kelola Pengendalian

LIMBAH KIMIA
Dosen : Dr. Evi Widowati, S.K.M, M.Kes

Disusun oleh :
Widowati / 0613521025
Anisa Viola P. / 0613521027
Nandya Andila A. / 0613521031
LIMBAH KIMIA
Menurut pp no. 18 tahun 1999 pengertian limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan sedang limbah bahan berbahaya dan beracun disingkat menjadi limbah B3
adalah sisa suatu usha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung, maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusakan linkungan hidup, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan
hidup, dan/atau dapat membahayakan linkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain
BAHAYA LIMBAH KIMIA

01 02 03 Mengurangi
Merusak Membahayakan Kesehatan Ketersediaan Air
Ekosistem Mahluk Hidup Layak Konsumsi
Penanganan Limbah Kimia
Penggunaan APD
1. Jas laboratorium Tempat penyimpanan
2. Sarung tangan limbah
3. Geogles, kacamata
4. Masker Bisa disimpan di jirigen
5. Tutup kepala ,fiber glass (jgn dari
kaleng / besi)

Tempat limbah harus Pemisahan Tempat


tertutup
Labelisasi botol / penyimpanan wadah
Wadah limbah Tutup dibuka hy pada saat
memasukkan limbah 1. Penyimpanan asam basa
Label diberi ket nama dilakukan ditempat / lemari
lengkap bahan (tunggal / yang berbeda
campuran), tgl pembuangan,
dan tulisan limbah 2. Tidak melakukan pencampuran
berbahaya bahan kimia dalam satu wadah
CARA PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA
Netralisasi
Ketika limbah PH sangat asam atau basa harus dinetralkan
terlebih dahulu, misalkan limbah yg asam ditambahkan senyawa
natrium hidroksida (basa),
Kl limbah terlalu basa akan ditambah Asam sulfat.
bila limbah basa ditambahkan asam sulfat
Ph aman berkisar 6,0 – 8

Koagulasi & Flokulasi


Koagulasi: Pengendapan limbah melalui penambahan bahan
koagulan, contoh Tawas
Flokulasi : pembentukan flog atau gumpalan (gumpalan
lebih berat sehingga bisa mengendap kebawah)
Contoh praestol, diafloc

Adsorpsi
Proses Penyerapan kotoran
Contoh Karbon aktif
Iritasi &
Mudah keracunan
Terbakar

Mudah Keselamatan Korosif


Meledak kerja

Beracun &
karsinogen Radioaktif
Pengelolaan Limbah di Laboratorium

1. Pengumpulan
a. Pengumpulan limbah dibagu dalam beberapa kategori;
b. Container atau wadah limbah harus diberi label.

2. Transportasi
Pengangkutan/ pemindahan wadah di laboratorium pengujan ke ruang penyimpanan
apabila sudah terisi 75% volume wadah kemudian diganti dengan wadah yang baru
dengan diberi nomor urut berikutnya.
3. Penyimpanan
Jika limbah belum diolah dengan segera, maka dilakukan penyimpanan dan
pengawasan yang sesuai dengan prosedur penyimpnan limbah B3 berdasarkan
Keputusan Kepala BAPEDAL Kep 01/BAPEDAL/09/1995, tentang tata cara dan
persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah bahan berbahaya dan
beracun.

Adapun beberapa syarat penyimpanan limbah, sebagai berikut:


a. Dalam kondisi yang baik, tidak bocor, tidak berkarat atau tidak rusak;
b. Terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah;
c. Maksimum kapasitas wadah 25L;
d. Mampu mengamankan limbah yang disimpan didalamnya;
e. Diberi symbol sesuai dengan karakteristiknya;
f. Memiliki penutup yang kuat saat dilakukan pemindahan dan pengangkutan.
Persyaratan ruangan penyimpanan limbah, sebagai berikut:
a.Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan sesuai dengan karakteristik dan
jumlah limbah B3 yang dihasilkan;
b.Terlindung dari masuknya air hujan, baik secara langsung maupun tidak;
c. Dibuat tanpa plafon, memiliki penghawaan yang memdai untuk mencegah terjadinya
akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk
mencagh masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan;
d. Memiliki sistem penerangan yang memadai untuk pergudangan atau inspeksi rutin. Jika
menggunakan lampu, sakelar harus terpasang disisi luar bangunanl
e.Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi symbol sesuai dengan yang berlaku;
f. Lantai harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak
Persyaratan Lain
Adapun persyaratan lain yang harus ada di sekitar ruang
penyimpanan adalah shower, alarm, dan pemadam kebakaran.
01
Menelaah Video
Pengelolaan Limbah Kimia
Sistem Penanganan Limbah Cair di Laboratorium – Pusat
Penelitian Kimia LIPI (Puspitek Serpong)
1. Para pekerja di laboratorium sebelum memasuki ruangan harus menggunakan APD
2. Sebelum limbah cair dibuang, pastikan terlebih dahulu limbah tersebut aman dengan mengecek pH
limbah menggunakan Indikator Universal.
3. Bila pH limbah tersebut setelah dicek masih kategori asam atau basa kuat, yang dimana asam kuat
ditunjukkan dengan pH 1-5 dan basa kuat ditunjukkan dengan pH 9-14. Lakukanlah penetralan
dengan mencampurkan asam dengan basa, basa dengan asam, atau pengenceran dengan air hingga
pH aman untuk dibuang.
4. Untuk limbah halogen yang mengandung unsur F, CL, Br, AT, dan limbah cair organik non halogen,
pembuangan limbah dapat dilangsung di lalukan ke dalam drijen dengan simbol halogen yang telah
disediakan.
5. Pasang label isian limbah kimia pada drijen
6. Jangan membuang langsung limbah cair ke wastafel tanpa dicek terlebih dahulu.
7. Apabila pada drijen sudah terisi sebanyak ¾ penuh maka menandakan drijen tersebut dapat
dipindahkan ke tempat penampungan sementara.
8. Pekerja atau peneliti menghubungi pihak prasarana dan sarana, Selanjutnya staf prasarana dan
sarana ke tempat penampungan sementara, dan menunggu pihak ke-3 untuk mengolah limbah
tersebut.
Kekurangan dalam Video

1 Dalam video ini tidak disebutkan APD apa saja yang


harus digunakan untuk menecgah kecelakaan kerja.

2 Penggunaan APD belum komplit


(Geogles / kacamata, tutup kepala)

Video hanya menampilkan pengelolaan limbah kimia


3 secara netralisasi, karena pengelolaan limbah kimia
lanjutan dipihak ke 3 kan

Dalam video tidak mernyebutkan penyakit / dampak


4 yang terjadi apabila tidak mengikuti SOP
“ 1.
Albab 22, (2018).
2.
(2016).
3.
Referensi
Rahmawati, Dian, A. Identifikasi Limbah Kimia Laboratorium Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram. J. Ulul

Sulman, Lalu, J. I. Pengelolaan Limbah Kimia di Laboratorium Kimia PMIPA FKIP UNRAM. J. Pijar MIPA 11,

Nurhayati, Indah, Sugito, A. P. Pengelolaan Limbah Cair Laboratorium dengan Adsorpsi dan Pretreatment Netralisasi
dan Koagulasi. J. Sains dan Teknol. Lingkung. 10, (2018).
4. Fajri, Arinal, Dora Arista, M. S. Pengelolaan Limbah Laboratorium Kimia dengan Sistem Penyaringan Sederhana. J.
Sains dan Teknol. 10, (2018).
5. Lasia, I. K. Analisis Pengetahuan Mahasiswa tentang Dampak Penggunaan Bahan Kimia dalam Praktikum Kimia
Organik Terhadap Kesehatan (Studi Menuju Pengelolaan Laboratorium Kimia yang Aman Bagi Kesehatan). Semin. Nas. MIPA, 2013
(2013).
6. Padmaningrum, R. T. Penangan Limbah Laboratorium Kimia. (2010).
7. Subamia, I Dewa Putu, I.G.A.N. Sri Wahyuni, N. N. W. Identifikasi, Karakterisasi, dan Solusi Alternatif Pengelolaan
Limbah Laboratorium Kimia. Semin. Nas. Ris. Inov. (2017).

8. Dinda, D. (2019). Gambaran Pengelolaan Penyimpanan Bahan Kimia Di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayataullah Jakarta Tahun 2019. Uin Repository, 1-8.
9. Harjanto, Nur Tri, & Dkk. (2011). Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Sebagai Upaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Serta Perlindungan Lingkungan. ISSN 1979-2409, 54-67.
10. Imrohatuddin. (2018). Manajemen Pengelolaan Limbah Laboratorium. UPT Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Banten, 1-5.
11. OSHA. (2013). Occupational Safety and Helath Administration. Retrieved from Hazard Communication Standard: Labels and
Pictograms: https://www.osha.gov/hazcom
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai