Oleh :
Nama : Nida Lutfi Romadhoni
NIM : 201810301046
Jurusan : Kimia
Asisten : Amanda Pramilu
II. TUJUAN
1. Mengenalkan beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan
penggunaannya.
2. Mengenalkan teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk keselamatan
laboratorium.
3. Mengenalkan metode pengukuran dalam laboratorium.
III. PENDAHULUAN
3.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
3.1.1 Aquades atau air ( H 2O)
Akuades biasa disebut dengan air. Akuades merupakan cairan tidak berwarna dan
tidak berbau. Akuades yang mengenai mata, kulit, tertelan, atau juga terhisap tidak
menimbulkan gejala serius atau tidak berbahaya. Penyimpanan sebaiknya di wadah tertutup
rapat. Air dapat bereaksi keras dengan beberapa spesifik bahan. Derajat keasaman (pH) dari
akuades adalah netral yaitu 7,0. Titik didih dan titik lebur dari akuades berturut-turut adalah
100oC dan 0oC. Tekanan uap dari aquades pada suhu 20oC adalah 17,5 mmHg. Massa jenis
dari akuades adalah 1,00 gram/cm3. Rumus formula dari akuades adalah H2O dengan berat
molekul 18,0134 gram/mol. Air memiliki tegangan permukaan yang besar disebabkan oleh
kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Air dalam kesetimbangan dinamis antara fase
cair dan padat pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur
273,15 K (0°C). Air dalam bentuk ion dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+)
yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Air adalah pelarut yang
kuat, dapat melarutkan banyak jenis zat kimia (ScienceLab, 2020).
3.1.2 Asam Sulfat ( H 2 SO 4)
Asam sulfat, cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang kadang berwarna
kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap dan kabut asam sulfat sangat beracun
dan korosif terhadap kulit, mata dan sistem saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-
paru) . Jika asam pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika kena mata
walaupun sedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan . Asam sulfat mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan, pencampuran dengan air akan
menimbulkan panas (eksotermis), eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-
hidrat) . Asam ini sangat reaktif terhadap logam yang larut di dalamnya, akan melepaskan gas
H2 yang mudah terbakar . Asam pekat bersifat oksidator, sering menyebabkan pengarangan .
Lain-lain : BJ. (Berat Jenis) (murni) = 1,84 ; Ti (titik Ieleh) = 10,4 ° C ; Td (titik didih) = 315
- 338° C, pemanasan di atas 300 ° C akan melepaskan S03 .NAB (Nilai Ambang Batas) : 10
mg/m3 (Arthur et al., 1956)
3.2 Tinjauan Pustaka
Kimia merupakan segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur
dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan
penalaran (Chang, 2008). Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak bisa
dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta,
konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah (Sari
et al., 2017)
3.2.1 Pengertian Laboratorium
Penanganan alat dan bahan penelitian sangat tergantung pada fasilitas yang ada di
laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasiltas yang dimaksud disini
adalah adanya ruang penyimpanan khusus, ruang persiapan, dan tempat penyimpanan
seperti lemari,kabinet, dan rak-rak (Indrawan, 2015).
Teknik laboratorium merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahaman mahasiswa dalam bekerja di laboratorium secara efektif dan efisien.
Tujuan dari mata kuliah ini adalah sebagai pengenalan awal bagi mahasiswa tentang
berbagai aturan, tata tertib dan cara bekerja di laboratorium. selain sebagai media
mahasiswa dalam mengenali alat-alat yang digunakan, mengenal fungsi serta terampil
menggunakan beberapa peralatan tersebut, diharapkan sebagai jembatan penghubung
bagi mahasiswa dengan kegiatan-kegiatan praktikum lainnya, mahasiswa dituntun
untuk memahami aspek-aspek dasar tentang pengelolaan laboratorium, keselamatan
kerja di laboratorium, prosedur dan teknik kerja di laboratorium serta jenis dan fungsi
alat/bahan yang digunakan pada penelitian dan praktik biologi (Arif Sardi, 2018)
3.2.2 Keselamatan Kerja
Laboratorium memerlukan pengorganisasian dan pengelolaan yang baik agar
kegiatankegiatan yang berlangsung di dalamnya dapat berjalan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai (Saleh & Emha, 2006). Menurut Kertiasa (2006) mengelola suatu
laboratorium meliputi 4 kegiatan pokok yaitu:
1. Mengadakan langkah-langkah yang perlu untuk terus mengupayakan agar
kegiatan siswa di dalam laboratorium bermakna bagi siswa dan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien,
2. Menjadwal penggunaan laboratorium oleh pengelola agar laboratorium dapat
digunakan secara merata dan efisien oleh semua siswa yang memerlukan,
3. Mengupayakan agar peralatan laboratorium terpelihara dengan baik, sehingga
dapat digunakan dalam waktu yang lama dan selalu siap digunakan,
4. Mengupayakan agar penggunaan laboratorium. (Sari et al., 2018).
Di laboratorium diperlukan pula adanya peraturan dan tata tertib yang harus
dijalankan oleh setiap pengguna laboratorium. Secara umum tata tertib penggunaan
laboratorium tersebut antara lain adalah :
1. Tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan lain yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan.
2. Pemakai laboratorium harus mendapat persetujuan Ketua Laboratorium.
3. Pemakai laboratorium tidak diperkenankan memasuki atau bekerja tanpa izin
petugas laboratorium.
4. Jangan bekerja sendirian di laboratorium.
5. Pemakai laboratorium harus datang tepat pada waktunya.
6. Sebelum bekerja, pemakai laboratorium harus mengisi agenda penggunaan
laboratorium.
7. Sebelum bekerja pemakai laboratorium harus mengisi daftar penggunaan alat
dan bahan yang akan dipakai.
8. Pemakai laboratorium harus menempati tempat yang disediakan.
9. Pemakai laboratorium harus memperhatikan kelengkapan alat dan bahan yang
telah disediakan petugas laboratorium di meja praktikum.
10. Alat dan bahan yang belum lengkap harus dilaporkan ke petugas
laboratorium.
11. Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
12. Periksa baik tidaknya alat yang dipinjam, karena kerusakan menjadi
tanggungan pemakai.
Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan dengan hati-hati.
1. Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus dilaporkan kepada
petugas laboratorium dan jangan mencoba memperbaiki sendiri.
2. Alat, bahan, air, dan listrik hendaknya digunakan seefisien mungkin.
3. Bahan kimia bekas praktikum yang bisa dipakai lagi harus ditampung pada
tempat khusus dan diberi label.
4. Harus selalu menulis label yang lengkap, terutama terhadap pemakaian bahan
kimia.
Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum harus dalam keadaan bersih.
(Raharjo, 2017) Selain Tata Tertib tersebut perlu adanya peraturan untuk menjaga
keamanan dan keselamatan kerja di Laboratorium, antara lain :
1. Dilarang makan, minum dan merokok didalam laboratorium.
2. Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi.
3. Dilarang berlari, terutama bila ada bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
Jadi harus tetap berjalan saja.
4. Jangan bermain dengan alat laboratorium yang belum tahu cara
penggunaannya.
5. Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut. Semua alat pipet harus
menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
6. Pemakai laboratorium hendaknya mengetahui sumber listrik, gas, dan air yang
terdapat di laboratorium serta cara membuka dan menutupnya.
7. Pemakai laboratorium hendaknya mengetahui lokasi pemadam api,
penyembur air (shower), pemadan api dengan pengaliran air (firehydrant),
unit pencuci mata (eyewash station), dan kotak PPPK (Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan) yang ada di laboratorium serta mempelajari dan berlatih
cara menggunakannya.
8. Memakai jas lab, sarung tangan, sepatu hak pendek dan tertutup serta gogles
(kacamata), terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya
(mis. Asam keras).
9. Jika bahan kimia terkena kulit atau mata, cucilah dengan air yang banyak dan
konsultasikan dengan Pembimbing praktikum.
10. Potonglah kuku tangan sewaktu akan bekerja di laboratorium.
11. Persepsikan bahwa semua bahan kimia di laboratorium adalah berbahaya,
sehingga harus diperlakukan dengan tepat.
12. Gunakan lemari asap sewaktu mereaksikan bahan kimia yang menghasilkan
gas.
13. Dilarang membuang bahan kimia sisa percobaan atau bahan lain yang
memungkinkan merusak dan tersumbatnya saluran pembuangan air.
14. Dilarang mengambil bahan kimia langsung dari botol induk atau
mengembalikan bahan kimia layak pakai ke botol induk.
15. Bagi perempuan, ikatlah rambut jangan sampai terurai ketika bekerja di
laboratorium.
16. Ketika memanaskan cairan dalam tabung reaksi, jangan mengahadapkan mulut tabung
tersebut ke arah orang lain yang berdekatan. (Rico, 2015).
3.2.3 Alat yang ada di Laboratorium
Alat pelindung diri (APD) merupakan peralatan pengaman pekerja yang harus
dipakai saat bekerja. Berikut ini adalah jenis-jenis APD menurut bagian tubuh yang
dilindungi (Suma’mur, 1989).
a. Kepala: topi, helm, penutup rambut
b. Mata: kacamata dari berbagai jenis kaca, googles
c. Muka: topeng (mask) las
d. Telinga: sumbat telinga, tutup telinga
e. Alat pernafasan: masker khusus, respirator
f. Tangan dan jari: sarung tangan
g. Kaki: sepatu, boot
h. Tubuh: apron, overall (Solichin, 2014)
3.2.4 Peralatan di Laboratorium
pada prinsipnya dikelompokkan menjadi 2 yaitu alat gelas dan alat instrument.
Peralatan Laboratorium mikrobiologi dibagi 3 kategori :
Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
sulit,risiko penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi, serta
system kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu
danbersertifikat, Peralatan kategori 2 adalah peralatan yangcara pengoperasian dan
perawatannyasedang, risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan sedang, serta sistem kerja yang
tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu,
Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
mudah, risiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta
sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan,
(Permenpan RB No. 03, 2010).
Pada tes bentuk perbuatan (unjuk kerja) dilakukan dengan cara meminta peserta
tes untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bersifat fisik (praktik). Penilaian dari tes
unjuk kerja ini didapatkan dari hasil pengamatan dosen terhadap aktivitas mahasiswa
sebagaimana yang terjadi (Suryandari, 2013).
3.2.5 Pengukuran
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang
harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefinisikan
sebagaimana cara penentuannya.
1. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat
tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis.
2. Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil
3. Selektivitas (Spesifisitas)
metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat
dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.
Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of
bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang
ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan
dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang
ditambahkan.
4. Linearitas dan Rentang
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara
langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional
terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas
terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan
kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima.
5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
atas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang
masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi
merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis
renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama
6. Ketangguhan metode (ruggedness)
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis
sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis,
instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll. Ketangguhan biasanya
dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja
pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi
operasi normal antara lab dan antar analis (Harmita, 2004).
Hasil
Tabung reaksi
Hasil
6.2 Pembahasan
Teknik laboratorium merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan
dan pemahaman mahasiswa dalam bekerja di laboratorium secara efektif dan efisien.
Tujuan dari mata kuliah ini adalah sebagai pengenalan awal bagi mahasiswa tentang
berbagai aturan, tata tertib dan cara bekerja di laboratorium.Selain sebagai media
mahasiswa dalam mengenali alat-alat yang digunakan, mengenal fungsi serta terampil
menggunakan beberapa peralatan tersebut, diharapkan sebagai jembatan penghubung
bagi mahasiswa dengan kegiatan-kegiatan praktikum lainnya, mahasiswa dituntun
untuk memahami aspek-aspek dasar tentang pengelolaan laboratorium, keselamatan
kerja di laboratorium, prosedur dan teknik kerja di laboratorium serta jenis dan fungsi
alat/bahan yang digunakan pada penelitian dan praktik biologi (Arif , 2018)
Meniscus adalah salah satu sifat fisika yang dimiliki oleh zat cair. Jika kita
mengamati isi air dalam sebuah botol kaca, pada bagian permukaan air tersebut akan
terlihat seperti melengkung, entah itu melengkung ke atas maupun melengkung
kebawah. Kelengkungan yang muncul pada permukaan air itulah yang disebut dengan
meniscus. Meniscus merupakan sifat kelengkungan suatu zat cair ketika berada
didalam tabung. Meniskus adalah Bentuk permukaan zat cair dalam tabung Meniskus
ada dua macam yaitu meniskus cekung dan meniskus cembung, Meniskus terjadi
karena adanya adhesi dan kohesi adhesi adalah gaya tarik-menarik antar molekul
Kohesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang sejenis. Meniskus adalah
batasan dalam kimia sebagai ukuran suatu zat yang berada dalam suatu ruang tertentu
seperti pada gelas ukur .Meniscus merupakan kelengkungan permukaan zat cair di
dalam tabung reaksi.(Ika, 2010)
Asam sulfat, cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang kadang
berwarna kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap dan kabut asam
sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan sistem saluran pernapasan
(hidung tenggorokan, paru-paru) . Jika asam pekat terkena kulit menyebabkan luka
parah yang amat sakit, jika kena mata walaupun sedikit akan merusak mata dan
menyebabkan kebutaan . Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala
perbandingan, pencampuran dengan air akan menimbulkan panas (eksotermis),
eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-hidrat) . Asam ini sangat reaktif
terhadap logam yang larut di dalamnya, akan melepaskan gas H2 yang mudah
terbakar . Asam pekat bersifat oksidator, sering menyebabkan pengarangan . Lain-
lain : BJ. (Berat Jenis) (murni) 1,84 ; Ti (titik Ieleh) 10,4 ° C ; Td (titik didih) 315 -
338° C, pemanasan di atas 300 ° C akan melepaskan S03 .NAB (Nilai Ambang
Batas) 10 mg/m3 (Arthur et al., 1956)
Perlukan dalam kegiatan pengukuran. Dalam proses pengukuran dapat terjadi
kekeliruan-kekeliruan. Terdapat 2 kelompok kekeliruan, yaitu kekeliruan sistematik
(berkaitan dengan alat ukur, metode pengukuran, dan faktor manusia) dan kekeliruan
acak (berkaitan dengan faktor non teknis/sistematik). Istilah pengukuran biasanya
disebut metrologi geometrik atau metrologi industri idefinisikan sebagai ilmu dan
teknologi untuk melakukan pengukuran karakteristik geometrik dari suatu produk
(komponen mesin/peralatan) dengan alat dan cara yang cocok sedemikian rupa
sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai yang paling dekat dengan geometri
sesungguhnya dari komponen mesin yang bersangkutan (Tim Fakultas Teknik UNY,
2003).
Tujuan mengolesi kran buret dengan vaselin. Tujuannya untuk memudahkan
memutar kran buret karena sifat vaselin yang licin.(Ar-Razi, 2020).
Lemari asam berguna untuk menempatkan bahan-bahan yang bersifat asam
kuat dan mengeluarkan gas. Laboratorium yang tidak memiliki lemari asam akan
membahayakan bagi penghuni laboratorium karena berpengaruh pada kualitas udara
di laboratorium. Untuk mengatasinya, semua laboratorium dilengkapi dengan banyak
jendela dan ventilasi sehingga bahaya kontaminasi udara dapat diminimalisir.
(Kurnia, 2014)
Buret dan Lemari asam
VII. KESIMPULAN
Teknik laboratorium harus selalu dipatuhi dan diperhatikan dalam melakukan
percobaan didalam laboratorium, serta prosedur kerja yang baik dan benar.
Pembahasan diatas juga didapat bahwa alat-alat laboratorium yang yang harus kita
ketahui salah satunya adalah pipet ukur, penjepit tabung dan tabung reaksi dan
banyak alat kimia lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Sardi. 2018. Pengembangan Buku Ajar Teknik Laboratorium Biologi Dengan
Menggunakan Model Dick and Carey. Jurnal Biotek (2)
Dayana, Dinar, 1sari dan Ida Farida 1, 2018. JTK Analisis Profil Manajemen
Laboratorium dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah Sumedang. Jurnal Tadris
Kimiya (3), 1 73-82
Vendamawan, Rico . 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jurnal Metana (02) 11
Hal. 41 - 46 41
Chang, R., & Overby. J, (2008). General Chemistry the Essential Concept. New York:
Ryan Bankenship.
Solichin1, Farid Eka, Wahyu Endarto, Desy Ariwinanti. 2014. Penaerapan Personal
Protective Equipment (Alat Pelindungan Diri) Pada Laboratorium Pengelasan. Jurnal
Teknik Mesin (1) 22
Indrawan, I . 2015 . Managemen Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium
Mikrobiologi. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan (1) 1
Harmita . 2004 .Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.
Majalah Ilmu Kefarmasian, (3), Vol. I, 117 - 135
Yudantoro, Tri Raharjo, Wahyu Sulistiyo dan Akhmad Faeda Insani. 2013 . Aplikasi
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) Berbasis Smartphone Android sebagai
Penunjang Keselamatan dan Kinerja Riset Kimia. JteT(3) Vol. 2 208 – 214
Subamia., Dewa Putu, I.G.A.N. SriWahyuni dan Ni Nyoman Widiasih. 2019 . Analisis
Resiko Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Wahana Matematika
dan Sains : Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya (1) Vol 13
Soeharto., Faizal Riza. 2013. Bekerja dengan Bahan Kimia Melalui Manajemen Bahan
Kimia dan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium Kimia.
Jurnal Info Kesehatan, (2) Vol 11
Ar-Razi. 2020. DESKRIPSI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK MAHASISWA
PENDIDIKAN KIMIA PADA TITRASI ASAM BASA, Agustus Jurnal Ilmiah (2) Vol. 8
ISSN. 2503-4448 91 - 96
LAMPIRAN