Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM

Disusun Oleh :

Nama : Permata Dian Pertiwi

NIM : 201910801055

Kelompok/Kelas : 5/Teknik Perminyakan

Asisten : Febiola Silvia Ningsih

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul
Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium

II. Tujuan Penulisan


-Mengenalkan beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan penggunaanya.
-Mengenalkan teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk keselamatan
laboratorium.
-Mengenalkan metode pengukuran dalam laboratorium.

III. Pendahuluan

3.1. MSDS ( Material Safety Data Sheet )

3.1.1. Asam Sulfat

Asam sulfat mempunyai berat molekul 98,08 g/mol, nilai pH yang dimiliki
asam sulfat 1% sol/air, memiliki titik didih air 270̊ C, gravitas sepesisinya adalah
1,84, densitas uapnya mencapai 3,4 dan bahan ini merupakan mudah larut dalam
air dingin. Asam sulfat bersifat korosif sehingga sangat berbahaya, dan dengan
sifatnya sebagai penarik air yang kuat akan menimbulkan seperti luka bakar
pada jaringan kulit bila terkena. Penggunaan Asam Sulfat perlu berhati-hati
(LabChem,2020).

Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah belerang trioksoda (SO 3).
SO3 dihasilkan dari reaksi antara belerang dioksida dan oksigen. Metode
pembuatan asam sulfat dengan cara ini dinamakanproses kontak yang terdiri dari
3 tahap,yaitu pembuatan SO2,pembuatan S03,dan pembuatan H2SO4 (Nana
Sutresna,2018).

Tindakan pertolongan pertama seputar Asam Sulfat lepas seluruh pakaian yang
terkotaminasi merupakan perlindungan diri untuk pertolongan pertama. Jika
terhirup segera beri udara segar, jika gejala masih berlanjut hubungi pihak
medis. Jika kontak dengan kulit segera cuci tangan dengan air yang banyak dan
segera hubungi dokter, karena iritasi yang tidak ditangani dapat menyebabkan
luka parah. Apabila tertelan bilas segera dan minum air yang banyak. Panggil
dokter segera karena terdapat bahaya perfosi saluran cerna dan lambung
(Merck,2018).

3.1.2 Akuades

Akuades mempunyai berat molekul sebesar 18, 02 gram/ mol nilai pH yang
dipunyai bahan ini netral ialah 7, titik didih air sebesar 100̊ C. Akuades ialah
bahan yang tidak reaktif, sehingga tidak beresiko bila terisap badan. Akuades
bukan termasuk bahan yang bersifat korosif , sehingga apabila terkena anggota
badan seperti kulit serta mata tidak terlalu beresiko. Selain itu, Akuades
mempunyai sifat wujud yang cair. Akuades tidak berbau serta tidak berwarna.
Air murninya umumnya di dapatkan dalam proses distilasi (LabChem,2020).
Tujuan dari distilasi pada pembuatan akuades yaitu memperoleh cairan dari
cairan yang telah tercemari zat terlarut, atau bercampur dengan cairan lain yang
berbeda titik didihnya. Cairan yang dikehendaki dididihkan hingga menguap
kemudia uap diembunkan melalui kondensor,sehingga uap mencair kembali.
Akuades biasa digunakan sebagai pelarut dan mebersihkan alat-alat laboratorium
dari zat pengotor.(Husnul.K,2017).

3.1.3 Spirtus

Spirtus memiliki bentuk yang, cair berbau alkoholik, dan tidak memiliki warna.
Titik lebur dalam rentang yaitu ca. 80°C. Mempunyai titik didih dalam rentang
dingin ca. 80°C dengan titik nyala < 21°C. Mempunyai kepadatan pada 20°C
yakni 0,830 – 0,935 g/cm3. Kelarutan dengan air benar – benar larut namun
sebagian mengabur dengan pengendapan kapur barus. Bahan yang harus
dihindarkan dari spirtus yaitu oksidan, tidak ada reaksi berbahaya yang
ditimbulkan oleh spirtus dan juga tidak memiliki produk pengurai yang
berbahaya. Tidak memiliki cara penanganan yang khusus. Jauhkan dari sulutan
api. Harus disimpan di tempat yang kering dengan suhu ± 15° C sampai ± 25°C,
serta tidak diperlukan saran pada penyimpanan umum. Pertolongan pertama, jika
terhirup segera hirup udara segar, setelah kontak dengan kulit cuci tangan
dengan sabun, apabila dengan mata bilas dengan air dengan kelopak mata
terbuka, dan jika tertelan segera minum air, menginduksi muntah dan segera
hubungi medis. Jika terjadi kebakaran maka semua media dapat digunakan dan
pilihlah tindakan yang sesuai dengan sekitar (Merck,2018).

3.2 Tinjauan Pustaka ( Landasan Teori)

3.2.1. Pengertian dan Fungsi laboratorium


Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti
“tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata “laboratorium”
mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk
keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium digunakan untuk tempat penelitian di
lingkungan mana saja. Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan
percobaan segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika,kimia,dan
sebagainya (Nyoman Kertiasa,2006).

Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau terbuka,


bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang di dalamnya
dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan
tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran,
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu. Sedang
laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat – zat kimia baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia dapat dibedakan lagi menjadi
kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia instrumen, kimia fisika,
dan lain-lain (Raharjo,2017).
Pengelolaan laboratorium adalah suatu proses pendayagunaan sumber daya
secara efektif dan efisien. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan secara
optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan
laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna fasilitas laboratorium
(bangunan, peralatan laboratorium, dan bahankimia) dan aktifitas yang
dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya (Raharjo,
2017).

3.2.2. Pengenalan Alat Dasar Laboratorium dan Fungsinya


1. Gelas Ukur
Gelas ukur diproduksi oleh produsen kaca dari bahan gelas biasa dan tidak
tahan terhadap panas. Gelas ukur memiliki fungsi untuk mengukur volume
cairan/larutan. Jumlah volume berdasarkan volume yang ada di dalam gelas
ukur.
2. Tabung reaksi
Tabung reaksi digunakan oleh praktikan untuk mereaksikan cairan/larutan.
Tabung reaksi diproduksi oleh produsen kaca dari kaca borosilikat yang
tahan panas. Tabung reaksi memiliki kapasitas yang beragam pada
volumenya.
3. Labu ukur
Labu ukur digunakan oleh praktikan untuk mengencerkan larutan hingga
volume tertentu. Gelas ukur diproduksi oleh produsen kaca dari bahan gelas
biasa atau borosilikat dengan volume sampai dengan 2 liter.
4. Erlenmeyer
Erlenmeyer memiliki fungsi untuk mencapur,mengukur,dan menyimpan
cairan. Erlenmeyer terbuat dari bahan borosilikat. Erlenmeyer memiliki
bentuk seperti beaker gelas tetapi, memiki leher sempit yang berfungsi
untuk mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan dan menghindari
tumpah saat pengadukan.
5. Gelas beaker
Gelas beaker diproduksi oleh produsen kaca dari bahan gelas dan
borosilikat. Gelas beaker memiliki fungsi untuk mengaduk larutan,menuang
larutan, dan mendidihkan larutan. Gelas beaker digunakan praktikan untuk
mengukur volume yang tidak memerlukan ketelitian tinggi.
6. Pipet ( tetes, ukur, dan volume )
Pipet tetes memiliki fungsi untuk memindahkan volume cairan sesuai kadar
ukuran pipet. Pipet tetes diproduksi oleh produsen kaca dari bahan
borosilikat.
7. Kaki tiga
Kaki tiga digunakan praktikan sebagai penyangga kawat kasa dalam
pemanasan.
8. Rak Tabung Reaksi
Rak tabung reaksi digunakan praktikan sebagai tempat penyimpanan tabung
reaksi.
9. Penjepit tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi memiliki fungsi untuk menjepit tabung reaksi saat
pemanasan.
10. Labu distilasi
Labu distilasi memiliki fungsi untuk memisahkan larutan ke dalam
komponen
11. Buret
Buret memiliki fungsi untuk titrasi dengan presisi tinggi.
(Wardiyah,2006)

3.2.3 Penanganan Bila Terkena Bahan Kimia


Bekerja di laboratorium dengan bahan kimia dan alat-alat gelas sangat
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja meskipun telah bekerja dengan hati-
hati. Penanganan terhadap kecelakaan kerja di laboratorium sangat perlu
dikuasai oleh praktikan maupun petugas di laboratorium. Tetap tenang dan
jangan panik,segera minta bantuan teman atau petugas laboratorium yang ada di
dekat anda. Kenali bahan kimia yang mengenai tubuh agar dapat ditangani
dengan tepat (Wardiyah,2006).

Apabila terkena bahan kimia segera bersihkan bagian yang mengalami kontak
langsung dengan bahan kimia. Bila terkena tumbahan bahan kimia di kulit,
jangan digaruk agar tidak menyebar. Bawalah keluar ruangan supaya banyak
menghirup oksigen. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila
membutuhkan penanganan lebih lanjut (Wardiyah,2006).

Contoh penanganan kecelakaan kerja di laboratorium :


1. Bahan asam pada kulit dan baju: cuci dengan air sebanyak banyaknya
kemudian netralkan dengan amoniak dengan konsentrasi 5 %
2. Bahan basa pada kulit dan baju: Cuci dengan air sebanyak – banyaknya
kemudian netralkan dengan larutan asam borat 4 % atau asam asetat 1 %
3. Asam kuat masuk mulut: Keluarkan asam itu dan mulut dicuci dengan air
sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan NaHCO3 5 % kumur
dan buang
4. Basa kuat masuk mulut: Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan air
sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam asetat 4 %
dengan cara berkumur – kumur dan berilah mineral oil pada bibir untuk
mencegah terjadi dehidrasi dan pembengkakan
5. Luka tergores karena pecahan alat gelas atau benda tajam Bersilah luka dari
debu kemudian cuci dengan alkohol 70 % dengan menggunakan kapas
keringkan dan berilah iodium tinctur 2 % (Wardiyah,2006).
IV. Metodologi Percobaan

4.1. Alat dan Bahan


4.1.1. Alat
 Gelas Beaker
 Bunsen Spirtus
 Kawat kasa
 Kaki 3
 Tabung Reaksi
 Penjepit Kayu
 Sarung Tangan Lateks
 Spatula
 Buret
 Pipet Ukur
 Pipet Volume
 Pipet Tetes
 Kaca Arloji
 Timbangan Analitik
 Timbangan Triple Beam
 Timbangan digital
 Termometer
 Korek Api
 Penjepit Kayu

4.1.2. Bahan
 Vaselin
 Asam Sulfat (H2SO4)
 Logam
 Akuades
 Spirtus
4.2. Skema Kerja
4.2.1. Mengencerkan Asam Pekat

Akuades

1. Digunakan sarung tangan lateks


2. Dimasukkan Akuades ke dalam
gelas ukur hingga sampai tanda
meniscus
3. Dimasukkan Akuades yang telah
diukur tadi ke dalam gelas beker
4. Diambilah asam pekat sesuai
volume yang diperlukan
menggunakan pipet volume
hingga tanda meniscus
5. Dimasukkan asam pekat kedalam
gelas beker yang berisikan
Akuades tadi.
6. Diaduklah sampai tercampur.

Hasil

4.2.2. Memanaskan Tabung Reaksi

Tabung Reaksi
1. Dinyalakan bunsen spirtus
2. Dipanaskan tabung reaksi
dengan penjepit kayu
3. Dihadapkan mulut tabung ke
ruang terbuka
4. Dipadamkan api bunsen jika
sudah selesai

Hasil
4.2.3. Teknik Pemasangan Termometer

Termometer

1. Dibasahi thermometer sebelum


digunakan
2. Dimasukkan thermometer kedalam
gelas beaker yang berisi larutan
3. Dipastikan thermometer benar benar
tercelup
4. Dibaca suhu yang di dapat

Hasil

4.2.4. Teknik Penanganan Kebocoran Buret


Buret

1. Dikeluarkan larutan yang ada di dalam buret


ke wadah lain
2. Dibuka kran buret
3. Dioleskan vaselin secara merata dan pasang
Kembali kran buret

Hasil
4.2.5. Menimbang

Logam

1. Digunakan gelas kimia/botol kimia/kertas


saring/kaca arloji/wadah lain yang sesuai
2. Ditekan pada O/T di neraca
3. Diltekkan bahan kimia yang ingin
ditimbang ke atas kaca arloji
4. Diangkat kaca arloji ketika massa yang
diingkan telah didapat

Hasil

4.2.6. Pengukuran Volume

Akuades

1. Dimasukkan akuades 5 ml ke dalam gelas


ukur 10 ml
2. Ditambahkan akuades dengan pipet tetes
jika sudah mendekati 5 ml hinggga batas
meniscus
Hasil

4.2.7. Pengukuran Massa


(a) Timbangan Triple Beam

Logam

1. Dipastikan dua garis setara sebelum


menimbang
2. Diletakkan barang diatas tempat beban
pada neraca
3. Disetarakan kedua garis dengan mengatur
beban geser timbangan
4. Didapatkan massa 36,63 gram

Hasil

(b) Timbangan Digital

Logam
1. Ditekan tombol >0/T< sebelum menimbang
agar timbangan 0
2. Diletakkan barang pada atas timbangan
3. Dicatat hasil yang di dapat
4. Didapatkan hasil massa 36,628 gram

Hasil

4.2.8. Penentuan Massa Jenis Cairan

Akuades

1. Ditimbang gelas ukur kering di timbangan yang


sudah di 0 kan
2. Didapatkan hasil massa 46,081
3. Ditambahkan akuades 10 ml di dalam gelas ukur
kosong yang telah ditimbang hingga sampai garis
meniscus
4. Ditimbang akuades 10ml yang telah dimasukkan
di dalam gelas ukur
5. Didapatkan hasil massa 55,954 gram

Hasil
4.2.9. Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan
Akuades Menggunakan Buret

1. Ditimbang botol kosong dan tutupnya


2. Dicatat massa nya
3. Diisi dengan akuades 50ml buret ukuran 50
ml
4. Ditambahkan ke dalam botol akuades
Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Teknik Laboratorium
a. Pengenceran Asam Pekat
Siapkan sarung tangan lateks, masukkan akuades ke dalam gelas ukur
sejumlah volume yang diperlukan hingga tanda meniscus. Lalu
masukkan akuades yang telah diukur ke dalam gelas beaker. Ambil asam
pekat sejumlah volume yang diperlukan menggunakan pipet volume
hingga tanda meniscus. Kemudian masukkan asam pekat ke dalam gelas
beaker berisikan akuades yang sebelumnya lalu aduk.
b. Memanaskan Tabung Reaksi
Pertama nyalakan bunsen spiritus. Selanjutnya memanaskan tabung
reaksi menggunakan penjepit kayu. Pada waktu memanaskan
tabung reaksi mulut tabung reaksi dihadapkan ke ruangan terbuka atau
jendela. Jika sudah padamkan api pada bunsen spiritus
c. Teknik Pemasangan Termometer
Thermometer dibasahi dahulu dengan akuades sebelum digunakan.
Masukkan termometer ke dalam gelas beaker yang berisi larutan yang
ingin diukur suhunya, dan dipastikan thermometer benar-benar tercelup.
Kemudian baca suhu yang didapat.
d. Teknik Penanganan Kebocoran Buret
Keluarkan larutan yang yang ada di dalam buret ke wadah lain. Kedua
buka kran buter lalu oleskan dengan vaseline secara merata dan dipasang
kembali kran buret ke tempatnya. Terakhir buret dapat digunakan dengan
baik dan tidak bocor lagi.
e. Mengambil Cairan dengan Pipet Menggunakan Pipet Seukuran
Cara menggunakan ball pipet adalah tekan pada bagian A dan bagian
tengah secara bersamaan. Hisap larutan dengan menekan S sampai
larutan terlihat naik atau terhisap. Pastikan hingga tanda meniscus. Yang
terakhir tuangkan larutan dalam pipet ke wadah lain dengan cara
menekan tanda E
f. Menimbang
Untuk menimbang bahan kimia gunakanlah gelas kimia atau botol kimia
ataupun kertas saring bisa juga kaca arloji dan juga wadah lain yang
sesuai. Letakkan bahan kimia yang akan ditimbang ke atas kaca arloji.
Angkat kaca arloji apabila massa yang diinginkan telah didapat.

4.3.2 Pengukuran di Laboratorium


a. Pengukuran Volume
Siapkan gelas ukur 10 mL dan akuades 5 mL. Apabila volume sudah
mendekati 5 mL, tambahkan akuades seara perlahan menggunakan pipet
tetes hingga batas meniscus.
b. Pengukuran Massa
I. Timbangan Triple Beam
Sebelum dimulai menimbang pastikan kedua garis setara. Apabila
kedua garis sudah seimbang letakkan logam pada tempat beban.
Kemudian setarakan kedua garis dengan mengatur beban geser
timbangan dengan cara mengatur dari skala besar ke skala kecil.
II. Timbangan Digital
Sebelum menimbang tekan tombol “¿ O/T < ¿” agar timbangan
bernilai 0. Setelah itu letakkan bahan yang akan ditimbang.
Kemudian tunggu hingga tidak ada lagi perubahan angka di layar
timbangan. Jika sudah didapat angka maka catat massa bahan dari
angka yang tertera.
c. Penentuan Massa Jenis Cairan
Yang pertama timbangan di 0 kan terlebih dahulu, kemudian gelas ukur
kering ditimbang lalu catat massa tersebut. Selanjutnya akuades
ditambahkan ke dalam gelas ukur kering sebanyak 10 mL. Amati posisi
meniscus dan pastikan suhu sampel tertera pada angka 27ºC. Kemudian
gelas ukur dan akuades ditimbang. Kemudian jangan lupa untuk
mencatat massanya.
d. Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret.
Yang pertama botol dan tutup ditimbang terlebih dahulu jangan lupa
untuk mencatat massa tersebut. Kemudian Buret ukuran 50 mL diisi
dengan akuades hingga penuh. Jika sudah akuades ditambahkan ke dalam
botol sebanyak 5 mL. Botol yang berisi akuades tersebut lalu ditimbang.

V. Data dan Perhitungan

Data dan Perhitungan Percobaan 1


Diketahui :
Benda Massa
Gelas Ukur Kosong 46,08 gram
Gelas Ukur+Akuades 10mL 55,954 gram

Ditanya :
Berapakah massa jenis akuades?
Dijawab:
Massa Aquades = (Massa Gelas Ukur+Aquades) – (Massa Gelas Ukur)

= 55,954 gr – 46,080 gr
= 9,874 gram

ρ = m/v
= 9,874/10mL
=0,9874 gr/cm3

Data dan Perhitungan Percobaan 2


Diketahui:
Benda Massa
Botol Kosong 19,133 gram
Botol+ 5 ml Aquades 23,645 gram
Botol + 6 ml Aquades 24,600 gram
Botol + 8 ml Aquades 26,159 gram

Ditanya:
Berapakah massa jenis akuades?
Dijawab:
Massa Aquades(5mL) =(Massa Gelas Ukur+Aquades) – (Massa Gelas Ukur)

= 23,645 gr -19,133 gr
=4,512 gram

ρ = m/v
= 4,512 gr /5 mL
=0,9024 gr/cm3

Massa Aquades(6mL)=(Massa Gelas Ukur+Aquades) – (Massa Gelas Ukur)

= 26,159 gr -19,133 gr
=5,467 gram
ρ = m/v
= 5,467 gr /6 mL
=0,9111 gr/cm3

Massa Aquades(8mL)=(Massa Gelas Ukur+Aquades) – (Massa Gelas Ukur)

= 26,159 gr -19,133 gr
=7,026 gram

ρ = m/v
= 7,026 gr /8 mL
=0,87825gr/cm

VI. Hasil dan pembahasan

6.1. Hasil
6.1.2. Hasil Pengukuran Volume

Sampel Volume
Aquades 10mL
6.1.3 Hasil Pengukuran Massa

a. Timbangan Triple Beam

Sampel Massa
Botol + 10ml Aquades 36,63 gr
b. Timbangan Triple Beam

Sampel Massa
Botol + 10ml Aquades 36,628 gr

6.1.3. Hasil Pengukuran Massa Jenis Cairan

No Bahan Massa Jenis Volume


1. Aquades 0,9874gr 10 mL

6.1.4. Hasil Pengukuran Massa Jenis Padatan dan Cairan Menggunakan Buret

No Bahan Massa Jenis

1. Aquades 10mL 0,9874 gr/cm3

2. Aquades 5mL 0,9024 gr/cm3

3. Aquades 6mL 0,92445 gr/cm3

4. Aquades 8mL 878,25 gr/cm3

6.2. Pembahasan

Praktikum ini mempelajari tentang pengertian laboratorium dan fungsinya.


Laboratorium adalah bangunan berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat
permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang di dalamnya dilengkapi
dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk
melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktik pembelajaran, kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu. Praktikum kali ini juga
membahas tentang alat dasar dan bahan yang berada di laboratorium beserta
kegunaan dan bahaya atau larangan dari bahan-bahan berbahaya serta cara
penanggulangan apabila menimbulkan luka atau kontaminasi dengan pengguna
laboratorium.

Praktikum ini juga membahas teknik-teknik dasar yang dilakukan di dalam


laboratorium serta pengukuran dasar yang disajikan melalui video pendek. Teknik
yang pertama adalah pengenceran asam sulfat,pengenceran dilakukan dengan
metode mengambil sample asam sulfat setelah itu dimasukkan ke dalam gelas
ukur kemudian ditambahkan dengan akuades supaya bisa mendapatkan keenceran
asam yang diingkan. Asam sulfat pekat bersifat sebagai dehidrator,yaitu menarik
air dari sejawa lain. Hal ini disebabkan dengan adanya perbedaan massa jenis
kedua zat. Oleh sebab itu, dilakukan pengenceran asam sulfat untuk membuat
reaksi yang keras atau mendidih. Percobaan selanjutnya yaitu teknik utnuk
memanaskan tabung reaksi dengan menyiapkan kaki 3 dan spirtus kemudian
memasukkan cairan yang hendak dipanaskan ke dalam tabung reaksi lalu tabung
dijepit dengan penjepit dan diarahkan ke ruang terbuka. Mengarahkan mulut
tabung reaksi ke ruang terbuka bertujuan agar jika cairan memercik,percikan tidak
mengenai orang lain maupun diri sendiri
Percobaan selanjutnya adalah teknik pemasangan termometer dengan
langkah termometer dibasahi dulu dengan akuades sebelum digunakan untuk
mengukur suhu larutan. Pembilasan termometer dengan akuades bertujuan untuk
mensterilkan termometer dari larutan sebelumnya dan zat pengotor supaya pada
saat mengukur cairan suhu yang didapatkan tepat. Termometer yang sudah
dibasahi dimasukkan ke dalam gelas beker untuk mengukur suhu larutan yang
akan diukur suhunya. Termometer yang sudah dibasahi akuades harus benar benar
tercelup di dalam larutan yang akan diukur suhu nya.

Percobaan selanjutnya adalah teknik percobaan menangani kebocoran


buret. Proses yang dapat dilakukan adalah dengan cara membuka kran buret lalu
mengolesi kran dengan vaselin dan menutup kran buret kembali. Pengolesan
vaselin pada kran buret bertujuan sebagai pelumas agar kran buret dapat berputar
sebaik baik nya. Pengolesan harus berhati-hati agar kran buret tidak tersumbat.
Percobaan selanjutnya adalah teknik menimbang. Proses dapat dilakukan dengan
cara dengan menekan tombol 0/T agar timbangan awal bernilai 0,kemudian
letakkan barang yang ingin ditimbang di atas kaca arloji.

Percobaan selanjutnya adalah bagian pengukuran, dimana pada percobaan


bagian yang pertama adalah pengukuran volume. Proses yang dilakukan adalah
mengisi gelas ukur dengan akuades hingga batas meniscus untuk menentukan
volume dari akuades tersebut. Batas meniscus adalah garis lengkung permukaan
cairan yang disebabkan dengan adanya gaya kohesi/adhesi zat cair dengan alat
ukur. Meniscus ada dua macam yaitu meniscus atas dan meniscus bawah.
Meniscus atas adalah suatu keadaan dimana permukaan zat cair berada dalam alat
ukur sempit yang tampak melengkung ke bawah. Meniscus bawah adalah suatu
keadaan di mana permukaan zat cair berada dalam tabung/bejana sempit yang
tampak melengkung ke atas.

Pada percobaan bagian kedua yakni pengukuran massa yang pertama


adalah pengukuran dengan neraca atau timbangan triple beam atau bisa juga
disebut timbangan tradisional dan juga membahas tentang pengukuran dengan
timbangan digital atau bisa disebut timbangan modern dengan teknologi lebih
canggih dengan ada layar untuk membaca angka untuk menentukan massa yang
ada. Cara penggunaan timbang triple beam yang benar yaitu timbang harus berada
dalam posisi tegak dan timbangan harus sudah setara. Selanjutnya, nolkan
timbangan beserta gelas arloji yang dipakai sebagai wadah bahan yang akan
ditimbang dengan mengatur pemberat. Setelah timbangan dalam keadaan
nol,letakkan barang yang akan ditimbang. Gerakkan pemberat (satuan 10 g dan
seterusnya) sampai penunjuk sejajar garis nol.Beban tambahan digunakan apabila
bahan yang akan ditimbang mempunyai berat lebuh dari berat yang tercantum
beban geser.
Pada bagian selanjutnya yaitu membahas tentang massa jenis cairan yakni
dengan mencari massa dari akuades dengan diketahui massa gelas ukur, volume
akuades, dan massa dari gelas ukur ditambah volume akuades yang tertera.
Percobaan bagian keempat yakni membahas tentang pengukuran massa jenis
cairan dengan buret di percobaan ini terdapat 4 botol yaitu pertama botol kosong,
botol kedua ditambah akuades dengan volume 5 mL, botol ketiga ditambah
akuades dengan volume 6 mL, botol keempat ditambah akuades dengan volume 8
mL. Botol yang berisi 5 mL diperoleh dengan massa seperti diatas kemudian
dicari massa jenis dengan cara membagi massa dengan volume akuades pertama
yang diperoleh 0,9024 gr/cm3. Botol yang berisi 6 mL diperoleh massa seperti
diatas kemudian dicari massa jenis dengan cara membagi massa dengan volume
akuades kedua sehingga diperoleh hasil 0,92445 gr/cm3. Botol yang berisi 8 mL
diperoleh massa seperti diatas kemudian dicari massa jenisnya dengan cara
membagi massa dengan volume akuades ketiga sehingga diperoleh hasil 878,25
gr/cm3.

VI. Kesimpulan

Kita mengetahui pengertian pengertian laboratorium menurut para


ahli dalam praktikum ini. Selain itu, kita juga mengetahui tentang teknik
teknik dasar yang digunakan saat praktikum di laboratorium. Mengetahui
teknik teknik dasar laboratorium berguna agar kita dapat melukakan
praktikum dengan tepat dan sesuai aturan. Sehingga,praktikum dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai prosedur.
Kita mengetahui alat alat dasar yang digunakan di laboratorium
saat praktikum beserta fungsi nya sesudah melakukan praktikum ini.
Mengetahui alat alat dasar yang digunakan di laboratorium berguna agar
kita dapat menggunakan alat alat sesuai dengan fungsi nya yang benar.
Selain itu,agar kita lebih berhati-hati dalam menggunakan alat alat
laboratorium terutama dengan bahan yang mudah pecah dan tidak tahan
panas.
Kita juga mengetahui tentang pengukuran yang dilakukan di
laboratorium. Mengetahui tentang pengukuran di laboratorium berfungsi
agar kita dapat melakukan pengukuran dengan tepat dan akurat.
Praktikum ini memiliki tujuan agar praktikan mengetahui tentang teknik-
teknik laboratorium,mengetahui penggunaan alat laboratorium yang baik
dan benar sesuai dengan fungsinya,dan terampil dalam mengitung
pengukuran massa.
DAFTAR PUSTAKA

Husnul Khotimah. 2017. Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat


Destilasi. Samarinda:Kampus Gunung Kelua

LabChem. 2019. Material Safety Data Sheet of Aquadest. [Serial Online]


http:www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf (diakses pada tanggal 22
November 2020)

LabChem. 2019. Material Safety Data Sheet of Sulfuric Acid. [Serial Online]
http:www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf (diakses pada tanggal 22
November 2020)

Merck. 2018. Merck KGaA: Lembaran Data Keselamatan bahan menurut peraturan
(UE)No. 1907/2007, Germany: Merck KGaA.

Nana Sutresna. 2018. KIMIA.Bandung:Grafindo Media Pratama

Nyoman Kertiasa. 2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya.Bandung: Pudak


Scientific

Raharjo. 2017. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi: Pengelolaan Alat dan Bahan
Laboratorium Kimia.Semarang: Universitas Diponegoro
Wardiyah.2016.Praktikum Kimia Dasar.Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan

LAMPIRAN
1. Mengencerkan asam pekat

Memasukkan akuades ke dalam gelas ukur

Mengambil asam pekat menggunakan pipet volume


Memasukkan asam pekat ke dalam gelas beaker berisikan akuades tadi
dan diaduk-aduk.
Volume akuades sebanyak 5mL

2. Memanaskan tabung reaksi

Memanaskan tabung reaksi dengan menggunakan penjepit kayu,


mulut tabung reaksi dihadapkan ke ruang terbuka atau jendel

3. Pemasangan thermometer

Masukkan thermometer ke dalam gelas beaker yang berisi larutan


yang ingin diukur suhunya,pastikkan thermometer tercelup larutan

4. Menimbang
Menimbang bahan kimia dengan meletakkannya ke atas kaca arloji)

5. Pengukuran volume

Pengukuran volume dengan gelas ukur 10 ml + akuades 5 ml

6. Pengukuran massa

Timbangan triple beam

Kedua garis pada timbangan disertarakan dengan mengatur beban geser


timbangan dengan mengaturnya dari skala besar ke skala kecil

Massa logam yang didaptkan sebesar 36,63 gram


Timbangan digital

Pengukuran massa menggunakan timbangan digital dengan


menekan tombol “0/T” agar timbangan 0
Massa yang didapatkan sebesar 36,628 gram

Anda mungkin juga menyukai