SEMESTER GANJIL
PENYUSUN :
Zaldy Rusli, M.Farm.
Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si.
Dra. Eka Herlina, M.Pd.
Rikkit Sihombing, M.Farm.
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BOGOR
2023
TATA TERTIB PRAKTIKUM
METODE KIMIA ANALISIS FARMASI
Bacalah dan pahamilah semua petunjuk di bawah ini dengan seksama demi
KELANCARAN dan KESELAMATAN berpraktikum di laboratorium !
A. KEBERSIHAN TEMPAT BEKERJA
1. Untuk mahasiswa telah tersedia meja tertentu yang akan digunakan untuk
mengerjakan jenis objek praktikum.
2. Selama bekerja, meja tidak boleh kotor atau basah atau pun penuh dengan dengan
barang lain yang tidak berguna.
3. Lantai juga harus bersih dan kering. Setelah praktikum selesai mahasiswa boleh
meninggalkan laboratorium hanya setelah laboratorium bersih, kering dengan
kursi sudah dinaikkan ke atas meja.
4. Di dalam laboratorium praktikan harus memakai sepatu, tidak boleh memakai
sandal, tidak boleh merokok. Setiap mahasiswa harus memakai jaslab.
C. PETUNJUK PERCOBAAN
1. Untuk setiap percobaan disediakan petunjuk percobaan yang akan diberikan
kepada yang bersangkutan pada awal praktikum.
2. Mahasiswa harus melengkapi pengetahuan dasar percobaan teersebut dari bahan
kuliah dan literatur lainnya.
D. LEMARI PRAKTIKUM
1. Tiap kelompok praktikum memiliki lemari tersendiri.
2. Kuncinya dapat diminta sebelum melakukan percobaan dan harus diserahkan
kembali setelah percobaan selesai kepada asisten yang bersangkutan.
3. Selama melakukan percobaan isi lemari harus dicek, bila ada
kekurangan/kerusakan harus segera dilaporkan. Selesai melakukan percobaan isi
lemari dicek lagi sesuai daftar alat-alat yang tersedia dalam lemari, bersama
asisten.
ii
4. Alat harus kembali dalam keadaan utuh dan bersih.
5. Bila mahasiswa memecahkan/merusakkan alat maka kelompoknya harus membuat
bon alat pecah kepada asisten/laboran dan mengganti alat tersebut pada praktikum
berikutnya.
iii
nilai UTS dan UAS, dan
nilai kerja.
Selain itu absen/kehadiran, sikap dan keaktifan selama berpraktikum, turut
menjadi bahan pertimbangan.
H. BAHAYA-BAHAYA DI LABORATORIUM
Di laboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan. Satu-satunya jalan
untuk menghindarkan adalah dengan bekerja secara hati-hati dan waspada. Kuasai prosedur
dengan benar. Selain itu, patut diketahui beberapa karakteristik bahan kimia yang
berbahaya seperti :
1. Bahan-Bahan yang bersifat alkalis atau merusak kulit
Asam-asam kuat : Asam sulfat, Asam Nitrat, Asam Fluorida
Basa-basa Kuat : NaOH, KOH
Asam/basa lemah : Asam Asetat,
Amoniak Lain-lain : Hidrogen Peroksida, Brom cair, persenyawaan khrom,
persulfat, kapur khlor, Ammonium Sulfida, dan sebagainya.
2. Gas-Gas Beracun
Untuk menghindari termakannya bahan-bahan kimia, maka janganlah
makan/minum dengan alat-alat laboratorium dan hindarkan merokok, karena bisa
menimbulkan bahaya kebakaran. Selain itu merokok juga memungkinkan
terhirupnya uap gas beracun.
iv
Gas ini adalah racun kuat. Kepekatan 1 : 1000 dalam waktu singkat dapat
mematikan manusia. Konsentrasi 1 : 10.000 sesudah satu jam berbahaya sekali
untuk mata dan paru-paru. Kepekatan 1 : 10.000.000 baunya sudah nyata.
Uap Merkuri (Hg) atau Air raksa
Bernafas terlalu lama dengan udara yang bercampur uap air raksa berakibat
sakit kepala, badan kurus, tangan gemetaran dan gigi sakit. Jika air raksa
tumpah, lama kelamaan terbentuk uap. Lantai harus disapu dengan suatu
campuran tepung belerang dan soda kering. Dengan demikian terbentuk HgS
yang tidak berbahaya lagi.
Asam Sianida (HCN)
Asam Sianida dan garam-garamnya adalah zat-zat yang sangat beracun.
Larutannya tidak boleh dipipet dengan mulut.
Nitrogen Dioksida (NO2)
Gas ini beracun dan berbahaya karena selalu mungkin terjadi bila
mempergunakan Asam Nitrat pekat dan logam-logam atau zat-zat organik,
paru-paru akan dipengaruhi sehingga menyebabkan batuk.
Khlor dan Brom (Cl2 dan Br2)
Seperti NO2, kedua gas ini dapat merusak alat-alat pernafasan, akan tetapi
berkat sifat itu orang mulai batuk sebelum tercapai kepekatan yang berbahaya.
Pelarut-pelarut Karbon Disulfida (CS2)
Benzena, Khloroform dan Karbon Tetraklorida, menghasilkan uap beracun.
v
Disamping itu juga disediakan pemadam api tetra, karena tetra membentuk
fosgen, suatu zat yang sangat beracun, maka ruangan harus diperanginkan.
Jika pakaian kena api orang biasanya lari sekencang-kencangnya. Ini tindakan
salah. Karena kalau lari, api malah akan bertambah besar. Yang benar adalah,
dia harus bertahan di tempat diselimuti dengan kain atau handuk tebal, lalu
bergulinganlah di lantai atau lapangan setempat. InsyaALLAH anda selamat.
vi
DAFTAR ISI
vii
MODUL 1
RESPONSI DAN K3 LABORATORIUM
A. Tujuan
Mahasiswa mengetahui percobaan-percobaan dalam praktikum ini.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan klasifikasi bahan-bahan berbahaya
B. Aturan Praktikum
a. Kehadiran praktikum wajib 100%
b. Praktikan dapat membaca tata tertib praktikum yang terdapat di halaman depan
buku penuntun
c. Hal-hal yang tidak tercantum dalam buku penuntun ini, akan disampaikan pada
saat responsi berlangsung
C. Lambang Zat
Zat yang terdapat di laboratorium kimia sering disertai dengan lambang tertentu pada
label/etiket kemasannya, terutama dimaksudkan pada bahaya atau akibat yang dapat
ditimbulkan oleh zat yang bersangkutan. Beberapa lambang yang sering dijumpai
pada berbagai macam kemasan zat adalah sebagai berikut:
1
D. Tugas
Buatkan keterangan dan informasi bahan-bahan yang ada di laboratorium anda!
1. HCl
2. NaOH
3. CuSO 4
4. H 2 SO 4
5. NaCl
6. CH 3 COOH
7. C 2 H 5 OH
8. HgSO 4
2
MODUL 2
ALAT-ALAT LABORATORIUM
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mengetahui beberapa macam alat yang digunakan di laboratorium serta
mengetahui fungsi dan cara penggunaannya.
B. Teori
Di dalam laboratorium, ada berbagai macam alat, mulai dari yang sederhana sampai
pada peralatan yang cukup rumit. Oleh karena itu, pada praktikum ini, mahasiswa akan
diperkenalkan dan diajarkan menggunakan alat-alat yang umum digunakan di
laboratorium kimia, sehingga setelah melakukan praktikum, mahasiswa akan memiliki
keterampilan dalam mempergunakan peralatan kimia tersebut.
Berikut beberapa alat yang digunakan, antara lain:
1. Tabung reaksi
Terbuat dari kaca atau plastic dan terdapat dalam berbagai ukuran, digunakan
sebagai wadah untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit
Cara penggunaan:
a. Tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan lebih kurang 60°C lalu diisi
dengan larutan yang akan diperiksa.
b. Bila tabung beserta isinya akan dipanaskan, tabung dipegang dengan penjepit
tabung dan pemansan dilakukan pada daerah 1/3 bagian cairan di bawah.
Mulut tabung harus diarahkan ke tempat yang aman (jangan ke arah muka
sendiri atau muka orang lain).
c. Tabung yang panas tidak boleh didinginkan secara mendadak.
3. Penjepit
Terbuat dari kayu atau logam, dipakai untuk memegang tabung reaksi, misalnya
waktu pemanasan atau mereaksikan zat-zat yang merusak kulit dan sebagainya.
4. Batang pengaduk
Fungsi : sebagai pereaksi
Berbentuk tabung yang tidak berlubang di dalamnya, dipakai untuk mengaduk
suatu campuran atau larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi
kimia, juga dipakai untuk membantu pada waktu menuangkan/mendekantasi
cairan dalam proses penyaringan dan pemisahan.
3
5. Corong
Biasanya terbuat dari gelas. Corong yang baik berbentuk kerucut bersudut 60º,
dipakai untuk memasukkan suatu cairan ke dalam suatu tempat yang mulutnya
sempit seperti botol, labu ukur, buret dan sebagainya. Selain itu corong juga
digunakan untuk menyaring. Corong yang tangkainya berdiameter relatif agak
besar dipakai untuk memasukkan zat berbentuk serbuk ke dalam bejana bermulut
kecil.
7. Gelas ukur
Dipakai untuk mengukur volumen zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, ukurannya bermacam-macam.
Gelas ukur merupakan alat pengukur yang kasar. Tidak dapat digunakan untuk
pengukuran yang teliti (kuantitatif). Larutan yang akan dititrasi tidak boleh
diambil/diukur dengan gelas ukur, tetapi diambil dengan pipet volume.
8. Gelas piala
Alat ini bukan sebagai alat pengukur. Tanda volume yang ada merupakan taksiran
kasar. Terdapat dalam berbagai ukuran. Digunakan untuk:
a. Wadah sementara larutan/reagent
b. Memanaskan larutan
c. Menguapkan pelarut atau memekatkan
9. Erlenmeyer
Alat ini juga bukan alat pengukur. Digunakan dalam analisis volumetri, untuk
wadah suatu volume tertentu dari suatu larutan. Kadang-kadang dipakai untuk
memanaskan larutan.
Ada 2 jenis erlenmeyer yaitu :
a. Erlenmeyer tanpa tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang tidak
mudah menguap.
b. Erlenmeyer dengan tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang mudah
menguap.
4
análisis volumetri. Sering juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu.
Jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang panas.
Cara penggunaan:
a. Cuci dengan detergent dan selanjutnya dengan air ledeng.
b. Bilas dengan air suling.
c. Bahan cairan atau padatan dimasukkan hati-hati dengan bantuan corong
ke dalam labu ukur.
d. Tambahkan air suling / bahan pengencer lain yang diperlukan melalui
corong tadi sampai kurang lebih 4/5 bagian yang penuh, kemudian gojog
sampai diperoleh campuran yang homogen.
e. Tambahkan lagi pengencer sampai sedikit di bawah garis tanda. Bila
penambahan sampai di atas tanda, berarti terjadi suatu kesalahan yang tidak
bias diperbaiki dan pekerjaan harus diulang dari permulaan.
f. Tambahkan kekurangan pengencer (pelarut) dengan hati-hati memakai
pipet tetes sampai miniskus bagian bawah (untuk larutan yang tidak
berwarna) tetapi segaris dengan baris tanda.
g. Bila di atas garis tanda terdapat bintik-bintik pelarut/pengencer maka
butir-butir cairan itu dibersihkan dengan kertas/lap bersih.
h. Labu ukur lalu ditutup dengan tutupnya kemudian labu beserta isinya
dibolak-balik beberapa kali sehingga di dapatkan larutan yang homogen.
5
isi pipet sejumlah 25 ml ddiperlukan waktu kurang lebih 30 detik. Pada
saat-sat terakhir biarkan ujung-ujung pipet pada sisi dalam penampung
selama 15 detik, untuk memberikan kesempatan pada zat cair yang
masih di dalam pipet untuk keluar. Sisa zat cair yang tertinggal pada
ujung pipet tidak boleh diikutkan / dikeluarkan baik dengan cara meniup
ataupun dengan cara-cara lain. Bila akan dipakai untuk
mengambil/memindahkan zat lain, pipet dicuci kembali dan selanjutnya
sesuai dengan petunjuk cara penggunaanya.
14. Buret
Berupa tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung bawah
dilengkapi dengan kran. Digunakan untuk titrasi / mengukur volume titran yang
dipakai.
Berdasarkan tingkat ketelitian/pembagian skalanya, buret ada 2 jenis :
a. Makro buret dengan pembagian skala 0,10 – 0,05 ml
b. Mikro buret dengan pembagian skala 0,01 ml
Bentuk buret disamping lurus, ada juga buret yang ujungnya bengkok. Buret yang
ujungnya bengkok digunakan untuk titrasi yang menggunakan pemanas.
Cara penggunaanya :
a. Cuci dengan sabun / detergent, kemudian cuci dengan air ledeng.
b. Bilas dengan air suling.
c. Bilas dengan larutan / titran yang akan dimasukkan ke dalam buret, larutan
pembilas dibuang.
d. Periksa kran buret apakah bocor dan kalau dianggap perlu oleskan vaselin pada
kran buret dengan hati-hati supaya jangan sampai lobang kran tersumbat.
e. Tempatkan buret pada estándar buret dengan memakai klem buret dan
kemudian buret dibuat vertikal.
f. Dengan memakai corong, buret diisi dengan titran sampai sedikit di atas
garis nol.
6
g. Dalam pengisian buret harus diusahakan agar tidak ada gelembung udara
sepanjang cairan dalam kolom.
h. Corong dilepas/dipindahkan dan bagian sisi dalam dari buret yang terletak di
atas titran dibersihkan dengan kertas saring yang bersih dan kering.
i. Turunkan permukaan larutan dalam buret perlahan-lahan dengan jalan
membuka kran sampai miniskus bawah zat cair (untuk zat cair yang tidak
berwarna atau zat cair berwarna terang) tepat pada garis nol. Bila lewat sampai
di bawah garis nol, pekerjaan tidak perlu diulang tetapi langsung dibaca dengan
teliti. Pembacaan akan lebih teliti apabila miniskus bawah tepat ada pada garis
skala buret.
j. Buret siap untuk digunakan.
k. Pada waktu menitrasi, kran buret dipegang dengan tangan kiri, sedangkan
Erlenmeyer tempat titrat dipegang dengan tangan kanan dan mengeluarkan isi
buret (titran) tidak boleh terlalu cepat. Dalam pemakaian titran minimum
cairan yang tersisa 20 %.
7
baik dapat dipanaskan hingga suhu 1200°C. Krus porselin yang masih panas tidak
boleh didinginkan mendadak (dengan air dingin) karena bisa pecah.
20. Lumpang
Lumpang digunakan untuk menggerus/menghaluskan zat. Ada berjenis-jenis
lumpang yang digunakan di laboratorium kimia seperti lumping porselin, lumping
akik (agate) dan lumping alumina.
C. Lembar Kerja
a. Amati dan gambar
b. Catat hal-hal yang perlu, seperti spesifikasinya, fungsi dan cara penggunaan.
Gambar Alat Nama Alat Fungsi Keterangan
8
Gambar Alat Nama Alat Fungsi Keterangan
9
Gambar Alat Nama Alat Fungsi Keterangan
10
Gambar Alat Nama Alat Fungsi Keterangan
11
Gambar Alat Nama Alat Fungsi Keterangan
12
Gambar Alat Nama Alat Fungsi Keterangan
D. Tugas
Sebutkan 3 alat yang memiliki ketelitian tinggi dan dapat digunakan dalam analisis
kuantitatif !
13
MODUL 3
REAKSI KIMIA
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mengetahui beberapa jenis reaksi kimia
2. Bahan :
a. Larutan Timbal(II) Nitrat, e. Larutan Asam Klorida, HCl
Pb(NO3)2 f. Larutan Kalium Kromat, K2CrO4
b. Larutan Kalium Klorida., KI g. Larutan Natrium Karbonat,
c. Larutan Tembaga(II) Sulfat. Na2CO3
CuSO4 h. Natrium Asetat, CH3COONa
d. Larutan Natrium Hidroksida, i. Batu Kapur
NaOH j. Zink
3. Prosedur
a. Masukkan 1 mL Larutan timbal(II) nitrat, Pb(NO3)2 ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 2 mL larutan kalium iodida, KI. Amati dan catat reaksi yang terjadi.
b. Masukkan 1 mL larutan tembaga (II) sulfat, CuSO4 ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 2 mL larutan natrium hidroksida, NaOH. Amati dan catat reaksi yang
terjadi.
c. Masukkan 1 mL larutan kalium kromat, K2CrO4 ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 2 mL larutan asam klorida, HCl. Amati dan catat reaksi yang terjadi.
d. Masukkan 1 mL larutan natrium karbonat, Na2CO3 ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 2 mL larutan asam klorida, HCl. Amati dan catat reaksi yang terjadi.
e. Masukkan 2 mL larutan natrium hidroksida, NaOH ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 2 mL larutan asam klorida, HCl. Amati dan catat reaksi yang terjadi.
f. Masukkan setengah sendok teh natrium asetat, CH3COONa ke dalam tabung raksi
dan ditambahkan 2 mL larutan asam klorida, HCl. Amati dan catat reaksi yang
terjadi.
g. Masukkan sekeping pualam ke dalam tabung reaksi dan tambahkan larutan asam
klorida, HCl. Amati dan catat reaksi yang terjadi.
14
h. Masukkan sekeping Zink kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 mL larutan
tembaga (II) sulfat, CuSO4. Amati dan catat reaksi yang terjadi.
C. Tugas
1. Lengkapi tabel berikut sesuai hasil pengamatan anda.
No. Reaktan Tanda-tanda Produk Hasil
terjadinya reaksi Reaksi
1 Pb(NO3)2 (aq) +
KI(aq)
2 CuSO4 (aq) +
NaOH (aq)
3 K2CrO4 (aq) +
HCl (aq)
4 Na2CrO4 (aq) +
HCl (aq)
5 NaOH (aq) +
HCl (aq)
6 CH3COONa (aq)
+ HCl (aq)
7 Batu kapur (s) +
HCl(aq)
8 Zn (s) + CuSO4 (aq)
2. Tuliskan persamaan reaksi kimia (lengkap dengan wujud zatnya) dari reaksi yang
terjadi pada soal no.1 disertai cara penyetaraanya baik utuk reaksi sederhana
maupun reaksi yang rumit!
3. Mengapa pada percobaan-percobaan ini, volume masing-masing larutan dan massa
zat padat tidak perlu diukur/ditimbang?
15
MODUL 4
ANALISIS KATION
A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation-kation zat anorganik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap
reaksi identifikasi kation.
3. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang terjadi.
B. Petunjuk Umum
1. Untuk setiap reaksi pengujian, gunakanlah masing-masing paling banyak 0.5 mL
larutan yang mengandung kation yang akan diteliti.
2. Gunakan pereaksi sesuai dengan keperluan (jangan terlalu banyak).
3. Pengamatan meliputi perubahan warna, pembentukan endapan/ kekeruhan,
pelarutan kembali dan yang lain, catatlah semua pengamatan dalam kolom yang
tersedia.
4. Carilah reaksi-reaksi kimia yang diramalkan akan terjadi sebelum pengerjaan
dimulai dengan melihat dari buku Vogel Kualitatif dan yang lain.
5. Reaksi-reaksi kimia yang dituliskan dalam laporan resmi dalam bentuk reaksi ion.
C. Identifikasi Kation
1. Golongan I (Perak)
1) Perak (Ag+)
a) Larutan AgNO3 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan AgNO3 + lar. KI (lakukan pengamatan)
c) Larutan AgNO3 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
d) Larutan AgNO3 + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
2) Merkuro (Hg22+)
a) Larutan Hg2(NO3)2 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan Hg2(NO3)2 + lar. KI (lakukan pengamatan)
c) Larutan Hg2(NO3)2 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
d) Larutan Hg2(NO3)2 + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
3) Timbal (Pb2+)
a) Larutan Pb(CH3COO)2 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
Endapan + air panas (lakukan pengamatan)
b) Larutan Pb(CH3COO)2 + lar. KI (lakukan pengamatan)
c) Larutan Pb(CH3COO)2 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
16
d) Larutan Pb(CH3COO)2 + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
2. Golongan II
a. Golongan IIA (Tembaga)
1) Merkuri (Hg2+)
a) Larutan Hg(NO3)2 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan Hg(NO3)2 + lar. H2S (lakukan pengamatan)
Endapan + (NH4)2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan Hg(NO3)2 + lar. KI (lakukan pengamatan)
d) Larutan Hg(NO3)2 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
2) Merkuri (Bi2+)
a) Larutan Bi(NO3)2 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan Bi(NO3)2 + lar. H2S (lakukan pengamatan)
Endapan + (NH4)2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan Hg(NO3)2 + lar. KI (lakukan pengamatan)
d) Larutan Hg(NO3)2 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
3) Merkuri (Cu2+)
a) Larutan CuSO4 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan CuSO4 + lar. H2S (lakukan pengamatan)
Endapan + lar. (NH4)2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan CuSO4 + lar. KI (lakukan pengamatan)
d) Larutan CuSO4 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
17
b) Larutan FeCl3 + lar. H2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan FeCl3 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
d) Larutan FeCl3 + lar. K4Fe(CN)6 (lakukan pengamatan)
3) Aluminium (Al2+)
a) Larutan Al2(SO4)3 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan Al2(SO4)3 + lar. H2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan Al2(SO4)3 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
d) Larutan Al2(SO4)3 + lar. Na2CO3 (lakukan pengamatan)
4. Golongan IV
1) Barium (Ba2+)
a) Larutan BaCl2 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan BaCl2 + lar. H2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan BaCl2 + lar. (NH4)2C2O4 (lakukan pengamatan)
d) Larutan BaCl2 + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
2) Kalsium (Ca2+)
a) Larutan CaCl2 + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan CaCl2 + lar. H2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan CaCl2 + lar. (NH4)2C2O4 (lakukan pengamatan)
d) Larutan CaCl2 + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
5. Golongan V
1) Narium (Na+)
a) Larutan NaCl + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan NaCl + lar. H2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan NaCl + lar. (NH4)2C2O4 (lakukan pengamatan)
d) Larutan NaCl + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
e) Kawat dicelupkan ke dalam larutan NaCl, lalu dipijar pada nyala api (lakukan
pengamatan)
2) Kalium (Na+)
a) Larutan KOH + lar. HCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan KOH + lar. H2S (lakukan pengamatan)
c) Larutan KOH + lar. (NH4)2C2O4 (lakukan pengamatan)
d) Larutan KOH + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
e) Kawat dicelupkan ke dalam larutan KOH, lalu dipijar pada nyala api (lakukan
pengamatan)
18
D. Tugas
1. Sebutkan kation-kation yang terdapat dalam golongan I-V !
2. Lengkapi tabel berikut sesuai hasil pengamatan anda.
No. Sampel Reagen Hasil Pengamatan Hasil teoretis Reaksi
19
MODUL 5
ANALISIS ANION
A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi anion-anion zat anorganik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap
reaksi identifikasi anion.
3. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang terjadi.
B. Petunjuk Umum
1. Untuk setiap reaksi pengujian, gunakanlah masing-masing paling banyak 0.5 mL
larutan yang mengandung anion yang akan diteliti.
2. Gunakan pereaksi sesuai dengan keperluan (jangan terlalu banyak).
3. Pengamatan meliputi perubahan warna, pembentukan endapan/ kekeruhan,
pelarutan kembali dan yang lain, catatlah semua pengamatan dalam kolom yang
tersedia.
4. Carilah reaksi-reaksi kimia yang diramalkan akan terjadi sebelum pengerjaan
dimulai dengan melihat dari buku Vogel Kualitatif dan yang lain.
5. Reaksi-reaksi kimia yang dituliskan dalam laporan resmi dalam bentuk reaksi ion.
C. Identifikasi Anion
1. Karbonat (CO32-)
a) Larutan Na2CO3 + lar. H2SO4, uji dengan pengaduk yang dibasahi Ca(OH)2
yang didekatkan ke mulut tabung (lakukan pengamatan pada batang pengaduk)
b) Larutan Na2CO3 + lar. AgNO3 (Endapan dibagi 2)
Endapan + lar asam nitrat (lakukan pengamatan)
Endapan + ammonia (lakukan pengamatan)
c) Larutan Na2CO3 + lar. NaOH (lakukan pengamatan)
d) Larutan Na2CO3 + lar. K2CrO4 (lakukan pengamatan)
2. Sulfat (SO42-)
a) Larutan Na2SO4 + lar. BaCl (lakukan pengamatan)
b) Larutan Na2SO4 + lar. Pb.asetat (lakukan pengamatan)
3. Tiosulfat (S2O32-)
a) Larutan Na.tiosulfat + lar. I2 (lakukan pengamatan)
b) Larutan Na.tiosulfat + lar. BaCl2 (lakukan pengamatan)
4. Nitrat (NO3-)
Larutan 1 mL Na Nitrat + 1 mL Fe(II) sulfat, kemudian alirkan Asam Sulfat pekat
melalui dinding tabung (lakukan pengamatan)
5. Klorida (Cl-)
20
Larutan NaCl + lar. AgNO3
Endapan + ammonia (lakukan pengamatan)
6. Bromida (Br-)
Larutan NaBr + lar. AgNO3 (Endapan dibagi 2)
a) Endapan + ammonia pekat (lakukan pengamatan)
b) Endapan + larutan Na.tiosulfat (lakukan pengamatan)
7. Iodida (I-)
Larutan NaBr + lar. AgNO3 (Endapan dibagi 2)
a) Endapan + Amonia pekat (lakukan pengamatan)
b) Endapan + lar. Nitrat (lakukan pengamatan)
D. Tugas
1. Sebutkan hukum kelarutan garam
2. Lengkapi tabel berikut sesuai hasil pengamatan anda.
No. Sampel Reagen Hasil Pengamatan Hasil teoretis Reaksi
21
MODUL 6
PEMBUATAN LARUTAN
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat membuat larutan dari bahan cair dan padat dengan konsentrasi
tertentu
B. Teori
Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum berbentuk larutan. Untuk
membuat larutan pada umumnya digunakan pelarut air. Ada beberapa larutan yang
menggunakan pelarut lain.
Larutan hendaknya dibuat secukupnya saja, misalkan untuk keperluan satu
semester. Tetapi harus diingat bahwa ada larutan yang tidak tahan disimpan lama,
misalkan larutan kanji, larutan kalium heksasianoferat(III) dan lain-lain. Larutan-
larutan semacam itu hendaknya dibuat kalau akan digunakan. Jenis serta banyaknya
larutan yang dibuat bergantung pada jumlah percobaan yang akan dilakukan serta
jumlah praktikan yang akan melakukan percobaan itu.
Membuat larutan bukanlah sekedar melarutkan zat padat ke dalam suatu pelarut
yang dikehendaki. Kadang-kadang untuk melakukan suatu percobaan diperlukan
suatu larutan dengan konsentrasi tertentu. Untuk itulah maka sebelum kita membuat
larutan harus kita ketahui lebih dahulu larutan apa yang akan dibuat dan dengan
jumlah/banyak dan konsentrasi berapa.
Cara untuk menyatakan konsentrasi larutan biasanya menggunakan molar (M),
normal (N), persen massa, persen volume, part per million.
⁄
( )
⁄
( )
22
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Batang pengaduk h. Kaca arloji
b. Botol reagen 100 mL i. Kertas label
c. Botol reagen 50 mL j. Labu ukur 50 mL
d. Botol semprot 250 mL k. Labu ukur 100 mL
e. Botol timbang l. Pipet skala 25 mL
f. Corong saring m. Timbangan
g. Gelas kimia 100 mL
2. Bahan :
1) Aquades 5) Padatan natrium hidroksida, NaOH
2) Larutan cuka, CH3COOH 25% 6) Padatan tembaga(II) sulfat penta
3) Larutan asam klorida, HCl pekat hidrat, CuSO4.5H2O
4) Larutan asam sulfat, H2SO4
pekat
3. Prosedur
1) Pembuatan 100 mL Larutan CuSO4 4% dari padatan CuSO4.5H2O
Hitung Padatan CuSO4.5H2O kemudian timbang padatan tersebut
Larutkan dengan sedikit aquades di dalam gelas kimia, aduk sampai semua
padatan larut,
Masukkan ke dalam labu takar 100 mL dan tambahkan aquades sampai tanda
batas.
Homogenkan dan masukkan ke dalam botol yang telah dicuci bersih dan
kering.
Beri label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi, tanggal
pembuatan dan sifat larutan.
23
Homogenkan dan pindahkan larutan ke botol yang telah dicuci bersih dan
kering.
Beri label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi, tanggal
pembuatan dan sifat larutan.
24
Beri label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi, tanggal
pembuatan dan sifat larutan.
D. Tugas
1. Buatlah catatan urutan/langkah-langkah pembuatan larutan dari bahan cair dan
padat disertai hal-hal lain yang dianggap perlu dalam kolom berikut.
No. Nama Larutan Prosedur Pembuatan Perhitungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2. Tentukan Mr CuSO4.5H2O, NaOH, HCl dan H2SO4! (Data Ar dapat dilihat dalam
tabel periodik).
3. Tentukan massa CuSO4.5H2O dalam 100 mL CuSO4 4% dan tentukan kadar
larutan tersebut dalam bpj, molaritas dan normalitas!
4. Tentukan massa NaOH dalam 100 mL larutan NaOH 1M!
5. Tentukan volume NaOH 1M yang diperlukan dalam membuat 50 mL NaOH
0,1M!
6. Tentukan molaritas HCl pekat! (massa jenis = 1,19 Kg/L, % = 37%).
7. Tentukan molaritas H2SO4 pekat! (massa jenis = 1,84 Kg/L, % = 96%).
25
MODUL 7
ANALISIS GRAVIMETRI
A. Tujuan Percobaan
- Mahasiswa mengetahui cara penentuan kadar air dalam suatu bahan pangan
- Mahasiswa mengetahui jumlah kadar air yang ada dalam suatu bahan pangan
2. Bahan :
Beraneka bahan/produk pangan
3. Prosedur :
a. Cawan dioven pada suhu 105°C
b. Dinginkan dalam eksikator (±15 menit)
c. Ditimbang berat cawan kosong, catat bobotnya (W0)
d. Ditimbang saksama ±3 gram sampel ke dalam cawan, catat bobot total (W1)
e. Dimasukkan ke dalam oven (± 3 jam dengan suhu 105°C)
f. Dinginkan dalam eksikator (±15 menit)
g. Ditimbang, catat bobotnya (W2)
h. Ulangi tahap e-g hingga diperoleh bobot konstan (0,25% dari bobot sampel)
i. Tabel pengamatan
26
MODUL 8
TITRASI ASAM-BASA
A. Tujuan Percobaan
- Mahasiswa dapat membuat larutan standar dalam alkalimetri
- Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan titer NaOH dengan menggunakan asam
oksalat
- Mahasiswa dapat menentukan kemurnian asam dalam asam cuka yang
diperdagangkan
2. Bahan :
1) Aquades 4) Natrium hidroksida
2) Larutan cuka, CH3COOH 5) Phenolptalein (PP)
3) Asam oksalat
3. Prosedur :
1) Preparasi larutan
Buat larutan natrium hidroksida 0,1 N sebanyak 100 mL
Buat larutan baku (standar) primer asam oksalat 0,5 N sebanyak 100 mL
2) Standarisasi NaOH dengan larutan baku primer asam oksalat
Pipet 10 mL larutan asam oksalat ke dalam Erlenmeyer
Tambahkan indikator PP sebanyak 3-5 tetes
Lakukan titrasi dengan larutan NaOH sampai warna larutan berubah dari bening
tidak berwarna menjadi warna merah muda
Amati dan catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
3) Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan
Timbang beakerglass kosong, catat bobotnya
27
Masukkan 5 mL sampel asam cuka ke dalam beakerglass, lalu timbang kembali
dan catat bobotnya
Tambahkan aquades secukupnya dan pindahkan ke dalam labu ukur
Ulangi beberapa kali untuk membilas beakerglass
Tepatkan labu ukur hingga tanda batas menggunakan akuadest
Pipet 10 mL kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
Tambahkan 3-5 tetes indikator PP
Lakukan titrasi dengan larutan NaOH sampai warna larutan berubah dari bening
tidak berwarna menjadi warna merah muda
Amati dan catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
C. Tugas
1. Sebut dan jelaskan 2 jenis larutan baku (standar)!
2. Tuliskan prosedur preparasi larutan!
3. Pembakuan larutan NaOH 0,1 N
No Berat Pembacaan skala buret Volume Normalitas
(g) Titik awal Titik akhir Titrasi NaOH
titrasi titrasi (mL)
28
MODUL 9
TITRASI PENGENDAPAN
A. Tujuan Percobaan
- Mahasiswa dapat membuat larutan standard dalam argentometri
- Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan titer AgNO3 dengan menggunakan NaCl
- Mahasiswa dapat menentukan kemurnian garam NaCl yang diperdagangkan
2. Bahan :
1) Aquades 3) NaCl
2) AgNO3 4) K2CrO4
3. Prosedur :
1) Preparasi larutan
Buat larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 100 mL
Buat larutan baku (standar) primer NaCl 0,5 N sebanyak 100 mL
2) Standarisasi AgNO3 dengan larutan baku primer NaCl
Pipet 10 mL larutan baku primer NaCl 0,1 N ke dalam Erlenmeyer
Tambahkan kurang lebih 5 mL indikator kalium kromat 1%
Lakukan titrasi dengan larutan AgNO3 sampai warna larutan menjadi berwarna
merah bata dan terdapat endapan putih
Amati dan catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
3) Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan
Masukkan 10 mL sampel garam NaCl ke dalam labu ukur
Tepatkan labu ukur hingga tanda batas menggunakan akuadest
Pipet 10 mL kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
Tambahkan kurang lebih 5 mL indikator kalium kromat 1%
29
Lakukan titrasi dengan larutan AgNO3 sampai warna larutan menjadi berwarna
merah bata dan terdapat endapan putih
Amati dan catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
C. Tugas
1. Sebut dan jelaskan macam-macam metode dalam analisis argentometri!
2. Tuliskan prosedur preparasi larutan!
3. Pembakuan larutan AgNO3 0,1 N
No Berat Pembacaan skala buret Volume Normalitas
(g) Titik awal Titik akhir Titrasi AgNO3
titrasi titrasi (mL)
30
MODUL 10
TITRASI REDOKS
A. Tujuan Percobaan
- Mahasiswa dapat membuat larutan standard dalam iodometri
- Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan titer Na2S2O3 dengan larutan K2CrO4
- Mahasiswa dapat menentukan kemurnian CuSO4
2. Bahan :
1) Aquades 4) CuSO4
2) Na2S2O3 5) H2SO4 2N
3) KIO3 6) Indikator amylum 1%
3. Prosedur :
1) Preparasi larutan
Buat larutan Na2S2O3 0,1 N sebanyak 100 mL
Buat larutan baku (standar) primer KIO3 0,5 N sebanyak 100 mL
Buat larutan H2SO4 2N
Buat larutan indikator amylum 1%
Buat pasta 1 g amylum dalam sedikit air, tuangkan pasta tersebuit ke
dalam 100 mL air mendidih sambil diaduk terus, dinginkan.
2) Standarisasi AgNO3 dengan larutan baku primer NaCl
Pipet 10 mL KIO3, masukkan ke dalam erlenmeyer.
Tambahkan 2 mL H2SO4 2N dan 1 g kalium Iodida, titrasi cepat-cepat dengan
Na2S2O3 sampai larutan berwarna kuning,
Tambahkan 2 mL amylum dan titrasi dilanjutkan sampai terjadi perubahan
warna dari biru menjadi tidak berwarna.
Catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
31
3) Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan
Lebih kurang 2 g CuSO4.5H2O (BM = 249, 685) ditimbang saksama,
Larutkan dalam air dalam gelas beker, pindahkan kedalam labu takar 100ml
Bilas gelas beker beberapa kali
Tepatkan volumenya hingga tanda batas menggunakan akuades
Tambahkan 2 mL H2SO4 2N dan 1 g kalium Iodida,
Titrasi cepat-cepat dengan Na2S2O3 sampai larutan berwarna kuning,
Tambahkan 2 mL amylum dan titrasi dilanjutkan sampai terjadi perubahan
warna dari biru menjadi tidak berwarna
Catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
C. Tugas
1. Jelaskan perbedaan Iodimetri dan Iodometri!
2. Tuliskan prosedur preparasi larutan!
3. Pembakuan larutan Na2S2O3 0,1 N
No Berat Pembacaan skala buret Volume Normalitas
(g) Titik awal Titik akhir Titrasi Na2S2O3
titrasi titrasi (mL)
32
MODUL 11
TITRASI KOMPLESOMETRI
A. Tujuan Percobaan
- Mahasiswa dapat membuat larutan standard dalam kompleksometri
- Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan titer dinatrium EDTA dengan larutan
CaCO3
- Mahasiswa dapat menentukan kemurnian kalsium laktat
2. Bahan :
1) Aquades 5) Amoniak
2) Sampel tablet kalsium laktat 6) Ammonium klorida
3) Dinatrium EDTA 7) Kalsium karbonat
4) HCl 8) Indikator biru hidroksi naftol 1%
3. Prosedur :
1) Preparasi larutan
Buat larutan dinatrium EDTA 0,05 N sebanyak 100 mL
Buat larutan HCl 2N
Buat larutan dapat NH4Cl pH 10
Buat larutan indikator biru hidroksi naftol 1%
2) Standarisasi dinatrium EDTA dengan larutan baku primer CaCO3
Timbang saksama 100 mg CaCO3, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL
Tambahkan 2 mL HCl 2N, kemudian tambahkan 25 mL air
Tambahkan 15 mL larutan dapar NH4Cl pH 10 dan 3-5 tetes indikator biru
hidroksi naftol.
Titrasi hingga warna larutan berubah dari violet menjadi biru.
Catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
33
3) Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan
Timbang saksama 300 mg kalsium laktat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
Tambahkan 2 mL HCl 2N, kemudian tambahkan 25 mL air
Tambahkan 15 mL larutan dapar NH4Cl pH 10 dan 3-5 tetes indikator biru
hidroksi naftol.
Titrasi hingga warna larutan berubah dari violet menjadi biru.
Catat hasilnya
Ulangi percobaan sampai 3 kali
C. Tugas
1. Jelaskan perbedaan Iodimetri dan Iodometri!
2. Tuliskan prosedur preparasi larutan!
3. Pembakuan larutan Na2S2O3 0,1 N
No Berat Pembacaan skala buret Volume Normalitas
(g) Titik awal Titik akhir Titrasi dinatrium
titrasi titrasi (mL) EDTA
34
MODUL 12
POTENSIOMETRI
A. Tujuan Percobaan
- Mahasiswa dapat membuat larutan standar dalam alkalimetri
- Mahasiswa dapat menentukan titik ekivalen menggunakan potensiometri
- Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi suatu senyawa menggunakan
potensiometri
2. Bahan :
1) Aquades
2) Asam oksalat
3) Natrium hidroksida
3. Prosedur :
1) Preparasi larutan
Buat larutan natrium hidroksida 0,1 N sebanyak 100 mL
Buat larutan baku (standar) primer asam oksalat 0,1 N sebanyak 100 mL
2) Titrasi asam oksalat menggunakan NaOH
Kalibrasi pH meter dengan menggunakan buffer standar pada dua atau tiga nilai
pH
Pipet 20 mL larutan asam oksalat ke dalam gelas piala dan masukkan magnet
bar kedalamnya,
Tempatkan gelas piala di atas magnetic stirrer, atur kecepatan pada 200 rpm
Atur elektroda pH sampai tercelup (elektroda tidak menyentuh magnet bar)
pada cairan dalam gelas piala (selalu lakukan pembilasan dan pengeringan
setiap kali elektroda dimasukkan ke dalam cairan yang baru)
Catat pH awal yang tertera pada pH meter
Keluarkan NaOH dari buret sebanyak 1 mL, catat perubahan pH yang terjadi.
35
Lakukan penambahan setiap 1 mL dan catat pH setiap penambahan (sampai pH
menunjukkan harga basa yang stabil)
Volume NaOH 0,1 N pH
C. Tugas
1. Bagaimana cara kalibrasi pH meter?
2. Dapatkah NaOH diganti dengan KOH? Berikan alasannya
3. Penentuan titik ekivalen titrasi dengan metode grafik
Vol NaOH pH pH/vol pH2/2Vol
(mL)
Alurkan mL NaOH sebagai sumbu mendatar (X) dan pH terukur sebagai sumbu
tegak (Y), atau alurkan data ΔpH/ΔVol sebagai sumbu tegak vs ml KOH sebagai
sumbu mendatar, atau data ΔpH2/Δ2Vol sebagai sumbu tegak vs ml KOH sebagai
sumbu mendatar. Gunakan kertas grafik (mm blok skala normal).
4. Hitung Normalitas NaOH !
36
REFERENSI
Anonym, 2003, Dictionary of Chemistry, 2nd edition, McGraw Hill.
Cartika, Harpolia, 2017, Bahan Ajar Farmasi Kimia Farmasi II, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Depkes RI,1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan, Jakarta.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan, Jakarta.
Dirjen POM, 2012. Farmakope Indonesia edisi V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Hamdani, Syarif, dkk. Panduan Praktikum Kimia Analisis. STFI: Bandung
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Erlangga.
Harris, Daniel C.2010. Quantitative Chemical Analysis Eighth edition. New York : WH.
Freeman and Company
Ibnu Ghalib G, Rahman., 1999, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka pelajar : Yogyakarta.
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia, Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Khopkar, SM., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: Universitas Indonesia.
Kithof, M., Sandell, E. B., Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, 3th ed., The
Macmillan Company, New York.
Martin, Alferd., 1990, Farmasi Fisik, UI Press : Jakarta.
Mursyidi, A., dan Rohman, Abdul, 2006, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan
Gravimetri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Oxtoby, dkk., 2001, Prinsip-prinsip Kimia Modern, Erlangga : Jakarta.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press
Rohman., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka pelajar : Yogyakarta.
Roth, J., Blaschke, G., 1988, Analisa Farmasi, UGM Press : Yogyakarta.
Sudjadi, Abd Rohman, 2012, Analisis Farmasi, PustakaPelajar Yogyakarta
Syukri., 1999, Kimia Dasar 2, ITB press : Bandung.
Svehla.G., 1990, Analisis Anorganik Kuantitatif. PT. Kalman media pustaka : Jakarta.
Svehla, G., 1979, Vogel’s Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis, 5th edition, Longman Scientific and Technical.
Tim dosen Kimia Dasar, 2007, Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I, Laboratorium Kimia
Dasar Analitik Dasar I, Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNNES: Semarang
Underwood, A.L., Day, RA., 1999, Analisa Kimia Kuantitatif Edisi V, Erlangga : Jakarta
Underwood, A.L., Day, RA., 2002, Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Edisi VI, Erlangga
:Jakarta.
Vogel, Arthur, 1985, Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis,
Longman Group Limited, London.
Vogel, Arthur, 1989, Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th ed., Longman
Scientific & Technical, New York
37