KIMIA ANALISIS
Oleh:
apt. Michael Raharja Gani, M.Farm.
Dr. Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc.
Stephanus Satria Wira Waskita, M.Sc.
Prof. Dr. apt. Sri Noegrohati
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2023
KESELAMATAN KERJA
DI DALAM LABORATORIUM
1. Setiap peserta praktikum harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan,
keterlambatan ≥15 menit dari waktu tersebut dapat mengakibatkan ditolaknya
peserta untuk mengikuti praktikum pada hari yang bersangkutan.
2. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat dari bahan kimia
selama mengikuti praktikum, peserta diwajibkan mengenakan alat perlindungan
diri (APD) yang sesuai. APD yang wajib digunakan adalah: masker, sarungtangan,
laboratory google, jas laboratorium lengan panjang putih bersih, sepatu
tertutup, celana panjang hingga mata kaki.
b. Laporan Resmi
1. Judul
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Alat dan Bahan
5. Prosedur Kerja
6. Data Pengamatan (tulis tangan)
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
ANALISIS KUALITATIF
Parasetamol
1. Zat ditambah 10 mL air, lalu ditambahkan 1 tetes FeCl3, terjadi warna biru violet
2. Zat ditambah 1 mL NaOH 3N, dipanaskan, lalu setelah dingin ditambah 1 mL
asam sulfanilat dan beberapa tetes NaNO2 terjadi warna merah.
3. Zat ditambah 1 mL HCl, dipanaskan 3 menit, ditambahkan 10 mL air, didinginkan.
Kemudian ditambahkan 1 tetes kalium bikromat akan timbul warna violet yang
tidak berubah menjadi merah
4. Zat ditambah asam nitrat encer, amati warna yang terjadi drupple plate.
Sulfadiazin
1. Zat ditambah DAB HCl, terjadi warna kuning yang kemudian berubah menjadi oranye.
2. Zat ditambah pereaksi Parri, terjadi warna hijau ungu.
3. Zat ditambah Cu asetat dan aseton, terjadi warna violet kehitaman.
4. Sedikit zat dilarutkan ke dalam campuran air 10 mL dan NaOH 0,1N 1 mL,
ditambahkan 0,5 mL CuSO4, terbentuk endapan hijau zaitun yang jika dibiarkan
berubah menjadi ungu kelabu.
5. Sedikit zat dilarutkan ke dalam NaOH, ditambahkan HCl sampai netral
kemudian ditambahkan 0,5 mL CuSO4, amati endapan yang terjadi.
Isoniazid
1. Zat ditambah Cu asetat dan KCNS, terjadi warna hijau kekuningan.
2. Zat ditambah CuSO4 terjadi warna biru yang lama kelamaan menjadi biru muda.
3. Zat ditambah AgNO3, terjadi endapan warna putih coklat.
4. Reaksi kristal dengan Dragendorf.
5. Reaksi kristal dengan asam pikrat.
6. Reaksi kristal dengan sublimat.
7. Sedikit zat ditambah larutan NaOH dan larutan iodium akan timbul warna merah
coklat dan gas.
8. Pada drupple plate, zat ditambahkan dengan FeCl3, diamati warna yang terjadi
dan adanya gelembung gas.
Vitamin C
1. Sedikit zat + air + NaHCO3 (padat) + FeSO4 (padat), dikocok lalu dibiarkan,
terjadi warna ungu yang bila ditambahkan asam sulfat encer akan hilang.
2. Direaksikan dengan pereaksi Fehling, AgNO3, dan KMnO4 maka akan segera mereduksi
3. Direaksikan dengan fenilhidrazin menghasilkan kristal osazon.
4. Segera mereduksi pereaksi Barfoed dalam keadaan dingin.
5. Zat ditambah CuSO4 dan amonia, terbentuk endapan hijau, lama-kelamaan
menjadi kuning coklat.
6. Zat ditambah NaOH dan FeSO4 (cair), timbul warna violet hijau.
7. Zat ditambah AgNO3 terbentuk endapan abu-abu.
Asam salisilat
1. Zat ditambah 10 mL air, lalu ditambahkan 1 tetes FeCl3, terjadi warna biru violet
2. Zat ditambah pereaksi Folin-Ciocalteu menghasilkan warna biru.
3. Reaksi kristal dengan aseton-air.
Kafein
1. Zat ditambah 1 tetes hidrogen peroksida dan 5 tetes asam sulfat pekat, kemudian
dipanaskan di penangas air sampai kering. Sisa diberi 5 tetes NH3 6N, terbentuk warna
merah-ungu.
2. Zat ditambah dalam 1 mL HCl pekat dalam cawan poselin, ditambah 50 mg kalium klorat
P, uapkan diatas penangas air sampai kering. Tambahkan 3 tetes amonia P, akan
berwarna ungu.
Riboflavin
1. Zat dilarutkan dalam 5 ml aquades sampai berwarna kuning-hijau pada cahaya keluar
dan berfluoresensi kuning-hijau tua. Setelah ditambahkan 1 tetes 3N HCl atau 3N NaOH
fluoresensi ini hilang.
2. Zat ditambah 1 ml larutan perak nitrat 5% akan terbentuk warna merah. Setelah
dibiarkan beberapa lama, terbentuk endapan merah.
3. Zat dilarutkan dalam 1 ml asam sulfat pekat; terbentuk larutan berwarna merah.
Kloramfenikol
1. Zat ditambah dengan sedikit NaOH kemudian ditambah sedikit air, lalu dipanaskan
sampai mendidih; larutan berwarna kuning kuat.
2. Zat dilarutkan dalam 3 ml etanol 70%, ditambahkan 7 ml air dan 200 mg bubuk seng.
Dipanaskan di penangas air selama 10 menit, kemudian disaring dan filtrat ditampung.
a. Ke dalam 2 ml filtrat ditambahkan 2 tetes benzoilklorida, dikocok 1 menit, lalu
ditambahkan 3 tetes larutan besi (III) klorida dan akan terbentuk warna merah ungu
pekat.
b. Ke dalam 2 ml filtrat yang lain ditambahkan 3 tetes asam klorida encer, 3 tetes
larutan natrium nitrat 10%, dan 5 tetes larutan (10 mg 2-naftol dalam 5 ml NaOH
15%) dan akan terbentuk warna merah-jingga.
c. Filtrat ditambah dengan 2 mL asam nitrat dan ditambah perak nitrat, membentuk
endapan putih (perak klorida).
Nipagin
1. Zat ditambah 10 ml air, dipanaskan, lalu didinginkan. Kemudian ditambahkan
larutan besi (III) klorida akan terbentuk warna ungu.
2. Zat dilarutkan didalam alkohol, kemudian dipanaskan, setelah itu ditambahkan dengan
pereaksi Millon. Setelah 10 menit akan terbentuk endapan dan larutan di atasnya
berwarna merah.
3. Zat dilarutkan dalam alkohol 96 %, panaskan, ditambah 1 mL raksa (II) nitrat.
Akan terbentuk endapan dan cairan diatasnya berwarna merah.
Asam Benzoat
1. Zat ditambah 3 mL air, kemudian ditambahkan larutan besi (III) klorida, akan terbentuk
endapan kuning muda.
2. Zat ditambah 3 mL NH4OH / amonium, dipanaskan, kemudian tambah 5 tetes FeCl3 5%
akan terbentuk endapan jingga kekuningan.
CTM
1. Zat ditambah larutan asam sulfat akan terbentuk warna kuning
2. Zat ditambah asam sulfat dan kalium bikromat akan berwarna hijau
3. Zat ditambah FeCl3 akan berwarna kuning
4. Zat ditambah DAB HCl akan berwarna hiijau tosca
5. Zat ditambah reaksi Wassicky (DAB HCl dan asam sulfat) akan berwarna kuning tua
Lidokain HCl
1. Zat dengan larutan tembaga sulfat dan natrium hidroksida membentuk senyawa
kompleks berwarna biru kuat
2. Zat ditambah pereaksi Vitali-Morin menghasilkan warna hijau.
3. Zat ditambah pereaksi Marquis menghasilkan warna merah.
Piridoksin HCl
1. Zat + larutan FeCl3: merah
2. Ke dalam campuran 2 ml larutan asam sulfanilat terdiazotasi dan 1 ml 3N NaOH ditambah kira-kira 5
mg zat, larutan berwarna kuning tua sampai jingga. Kemudian tambahkan 2 ml 3N asam asetat, warna
berubah menjadi merah
3. Ke dalam larutan 50 mg zat dalam 1 ml air ditambahkan 1 tetes larutan tembaga ulfat 2% dan 1 ml 3N
NaOH terbentuk warna biru-ungu
ASIDI – ALKALIMETRI
A. Pendahuluan
Asidimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat basa
dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan
kadar senyawa bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Baik asidimetri
maupun alkalimetri merupakan metode analisis kuantitatif.
Untuk asidi-alkalimetri suatu asam didefinisikan sebagai suatu molekul atau
ion yang dapat memberikan proton (donor proton). Suatu basa didefinisikan sebagai
suatu molekul atau ion yang dapat mengikatproton (akseptor proton). Sebagai
contoh molekul asam adalah H2O, H2S, HCl, dan H2SO4; contoh kation asam adalah
H3O+ dan NH +; contoh anion 4 asam adalah HSO -, HS-, dan H42PO -. 4
+
Sedangkan contoh molekul basa kation adalah Ag(NH3) ; 2contoh anion basa
adalah OH-, SH-, S-, dan SO 4-.
Penetapan titik akhir titrasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
indikator sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.
Warna
Indikator Trayek pH
Asam Basa
Kuning metil 2,9 – 4,0 Merah Kuning
Biru bromfenol 3,0 – 4,6 Kuning Biru
Jingga metil 3,1 – 4,4 Jingga Kuning
Hijau bromkresol 3,8 – 5,4 Kuning Biru
Merah metil 4,2 – 6,3 Merah Kuning
Ungu bromkresol 5,2 – 6,8 Kuning Ungu
Biru bromtimol 6,1 – 7,6 Kuning Biru
Merah fenol 6,8 – 8,4 Kuning Merah
Merah kresol 7,2 – 8,8 Kuning Merah
Biru timol 8,0 – 9,6 Kuning Biru
Fenolftalin 8,2 – 10,0 Tak berwarna Merah
Timolftalin 9,3 – 10,5 Tak berwarna Biru
B. Pembuatan reagen
Berikut ini merupakan cara pembuatan reagen yang selanjutnya akan digunakan
dalam praktikum baik asidimetri maupun alkalimetri. Reagen ini tidak seluruhnya
dibuat oleh praktikan, perhatikan terlebih dahulu cara kerja baru dibuat reagen
sesuai yang dibutuhkan. Koordinasikan dengan asisten/laboran jika terdapat reagen
yang sudah dibuat.
Pembuatan larutan metil jingga
Dilarutkan 20 mg natrium p-dimetilamino azobenzen sulfonat C14H14N3NaO3S ke
dalam 50 mL etanol 20%
Pembuatan fenolftalin
Dilarutkan 200 mg fenolftalin dalam 60 mL etanol 90%
HO HO
HO NaO
I NaOH + H2O
O O
Perhitungan
mL NaOH × N NaOH × 13,81
Kadar asam salisilat = × 100%
mg bahan × 0,1
Reaksi
Perhitungan
mL HCl × N HCl × 3,005
Kadar Natrium bikarbonat = × 100%
mg bahan × 0,1
NITRIMETRI
A. Pendahuluan
Metode nitrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang
didasarkan atas reaksi antara aminaaromatik primer dengan natrium nitrit dalam
suasana asam membentuk garam diazonium.
NaNO2 HCl HNO2 NaCl
Reaksi dilakukan pada temperatur kurang dari 15°C karena pada temperatur
yang lebih tinggi garam diazonium akan terurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi
diazotasi dapat dipercepat dengan menambahkan kalium bromida.
Titik akhir dapat ditunjukkan dengan menggunakan pasta kanji iodida atau
kertas kanji iodida sebagai indikator luar. Ketika larutan dioleskan pada pasta,
terbentuk warna biru yang muncul dengan segera akibat kelebihan nitrit. Kejadian
ini dapat ditunjukkan kembali setelah larutan didamkan selama 1 menit.
KI + HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + 2 H2O
I2 + kanji → kanji iod (biru)
Penetapan titik akhir titrasi dapat juga ditunjukkan dengan campuran
tropeolin OO dan biru metilen sebagai indikator dalam. Titik akhir juga dapat
ditunjukkan secara potensiometri dengan menggunakan elektroda kolomel – platina
yang dicelupkan ke dalam titrat.
Reaksi
O O N
HO S
NH2 NaNO2 2 HCl HO S
2 H2O NaCl Cl
O O
Perhitungan
mg asam sulfanilat
Molaritas NaNO2 =
Volume NaNO2 × BM asam sulfanilat
Perhitungan
mL NaNO2 × M NaNO2 × 15,116
Kadar sulfadimidin = × 100%
mg bahan × 0,1
BROMATOMETRI
A. Pendahuluan
Brom dapat digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa organik
yang mampu bereaksi secara adisi atau substitusi dengan brom. Dalam suasana
asam kalium bromat akan mengoksidasi bromida menjadi brom dengan reaksi
sebagai berikut.
→
BrO3 + 5 Br- + 6 H+ 3 Br2 + 3 H2O
Reaksi
→
BrO3 + 5 Br- + 6 H+ 3 Br2 + 3 H2O
-
2 I + Br2
→ I2 + 2 Br-
→
2 Na2S2O3 + I2 2 NaI + Na2S4O6
Perhitungan
25 × N KBrO3
Normalitas Na2S2O3 = mL Na2S2O3
N 2 Br2 H2 O N N2 4 HBr
O OH
→
Br2 + 2 KI 2 KBr + I2
→
2 Na2S2O3 + I2 2 NaI + Na2S4O6
Perhitungan
(Vblanko – Vsampel) × N Na2S2O3 × 3,429
Kadar isoniazid = mg bahan × 0,1 × 100%
Reaksi
KBrO3 + 5 KBr + 6 HCl → 3 Br2 + 6 KCl + 3 H2O
NH2 Br NH2
Br
O O
S H+ S
O
3 Br2 O 3 HBr
Br NH
N N
Perhitungan
mL KBrO3 × N KBrO3 × 4,172
Kadar sulfadiazin = × 100%
mg bahan × 0,1
IODIMETRI
A. Pendahuluan
Iodium merupakan senyawa oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial
oksidasi sebesar +0,535 V. Iodium akan direduksi menjadi iodida pada saat terjadi
reaksi oksidasi sebagai berikut:
-
I 2e 2I
2
Reaksi
OHHO O HO
HO O
2 HI
I2
O OH
O OH O
O
Perhitungan
vol I2 × N iodium × 8,806
Kadar vitamin C = mg bahan × 0,1 × 100%
Penetapan Kadar Riboflavin dengan Metode Spektrofluorometri
I. Tujuan
Mahasiswa mampu menetapkan kadar riboflavin dalam sampel serbuk
dengan metode spektrofluorometri.
2. Bahan
Baku riboflavin Asam sulfat 0,1 N
Sampel riboflavin piridina
IU dan IS berturut-turut adalah intensitas fluoresensi dari Larutan uji dan Larutan
baku; CS adalah kadar Riboflavin BPFI dalam µg per mL Larutan baku dan CU adalah
kadar riboflavin 5’-natrium fosfat dalam µg per mL Larutan uji berdasarkan bobot
yang ditimbang.
Penetapan Kadar Asam Salisilat dalam Bedak Tabur dengan
Metode Spektrofotometri UV
A. Tujuan
Mahasiswa mampu menetapkan kadar asam salisilat dalam sampel bedak
tabur dengan metode spektrofotometri UV.
2. Bahan
Baku asam
salisilat
Sampel bedak
tabur
Metanol p.a.
C. Cara kerja
1. Pembuatan kurva baku
Absorbansi larutan standar diukur pada λ maksimum yang telah ditentukan. Penentuan
lambda maksimum dilakukan dengan menggunakan 3 seri konsentrasi baku. Hasil
absorbansi larutan standar yang didapat kemudian dibuat persamaan garis kurva
kalibrasinya. Kurva kalibrasi dibuat melalui hubungan serapan panjang gelombang
(absorpsi) terhadap konsentrasi dari beberapa larutan standar yang dibuat satu seri
larutan baku asam salisilat dengan konsentrasi bertingkat. Diukur serapaan konsentrasi
pada panjang gelombang masing-masing. Dibuat larutan standar dengan 7 konsentrasi
yaitu ; 7 bpj, 10 bpj, 13 bpj, 16 bpj, 19 bpj, 22 bpj dan 25 bpj.
A. Tujuan
Mahasiswa mampu menetapkan kadar vitamin B12 dalam sampel
serbuk dengan metode spektrofotometri visibel.
2. Bahan
Baku Sianokobalamin
Sampel simulasi sianokobalamin
Akuades
C. Cara kerja
1. Pembuatan larutan stok sianokobalamin
• Timbang sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan akuades hingga
kadar lebih kurang 30 µg per mL. Perhatikan minimal penimbangan dan
kepekaan dari timbangan.
2. Penetapan panjang gelombang maksimum
• Dibuat 3 seri larutan konsentrasi dari larutan stok dengan konsentrasi 5,10
dan 15 ppm.
• Ukur serapan Panjang gelombang maksimum dengan menggunakan 3 seri
konsentrasi.
3. Penetapan kadar sianokobalamin dalam sampel
Ukur serapan Larutan uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 361 nm, menggunakan air sebagai blangko. Hitung persentase
sianokobalamin, C63H88CoN14O14P, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
(𝐴𝑈)…
(𝐴𝑆 × 𝐶𝑈)
AU adalah serapan Larutan uji; AS adalah serapan jenis (E1%) sianokobalamin
pada 361 nm dalam 100 mL.g-1. cm-1, (207); dan CU adalah kadar
sianokobalamin dalam Larutan uji dalam g per mL berdasarkan bobot yang
ditimbang. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
Penetapan Kadar Besi (Fe) dalam Sampel Air
dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
A. Tujuan
Mahasiswa mampu menetapkan kadar Fe sebagai cemaran dalam sampel
air dengan metode SSA.
C. Cara Kerja
Pembuatan seri larutan baku Fe
Pembuatan larutan stok Fe (25 µg/mL)
Fe standard solution (Agilent) 1000 μg/mL dipipet 0,625 mL dimasukkan ke dalam
labu takar 25 mL. Diencerkan dengan aquademineralisata hingga batas tanda.
Pengukuran absorbansi Fe
Baku
Semua larutan disaring terlebih dahulu menggunakan milipore sebelum diukur pada
sistem SSA. Absorbansi masing-masing seri larutan baku diukur lalu dibuat kurva
hubungan antara konsentrasi (sumbu x) dan intensitas absorbansi (sumbu y).
Sampel
Semua larutan disaring terlebih dahulu menggunakan milipore sebelum diukur
pada sistem SSA. Sampel air yang telah dipersiapkan diukur serapannya
secara SSA. Nilai kadar Fe ditetapkan berdasarkan persamaan kurva baku yang
dihasilkan. Dilakukan replikasi tiga kali.
JADWAL PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
SEMESTER GASAL 2023/2024
Minggu ke Acara Pelaksanaan
I (28 Agustus – 1 September 2023) Asistensi
II (4 – 8 September 2023) Diskusi awal materi I -IV
III (11 – 15 September 2023) Latihan Kualitatif Minggu I Semua Kelompok (1 golongan dibagi 8 kelompok, kecuali untuk kualitatif).
IV (18 – 22 September 2023) Latihan Kualitatif Minggu II Kualitatif dilaksanakan individu
V (25 – 29 September 2023) Kecuali 28 September 2023 Kuantitatif Minggu I
VI (2 – 6 Oktober 2023) Kuantitatif Minggu II (Catatan Lab yang digunakan yaitu KA, KAI dan *Analisa Pusat).
VII (9 – 13 Oktober 2023) Kuantitatif Minggu III * Lab digunakan untuk praktikum tentang AAS dan spektro UV
VIII (UTS S1) Diskusi Materi V-VIII
IX (23 -27 Oktober 2023) Kuantitatif Minggu IV
X (30 Oktober – 3 November 2023) Kuantitatif Minggu V
XI (6 -10 November 2023) Kuantitatif Minggu VI
XII (13 – 17 November 2023) Kuantitatif Minggu VII
XIII (20 – 27 November 2023) Kuantitatif Minggu VIII
XIV (27 – 1 Desember 2023) Responsi OSCE
XV (4 – 8 Desember 2023) Responsi OSCE
XVI (Responsi UAS sesuai kalender) Responsi CBT
Minggu 3 Kelompok 1 Minggu 7 Kelompok 1 Spektro dengan senyawa Riboflavin Lab KAI
Kelompok 2 Kelompok 2 Spektro dengan senyawa Sianokobalamin Lab KAI
Kelompok 3 Kelompok 3 Titrasi dengan senyawa As Salisilat Lab KA
Kelompok 4 Latihan Kualitatif 1 Lab KA Kelompok 4 Titrasi dengan senyawa Sulfadimidin Lab KA
Minggu 12 Kelompok 1 Spektro dengan senyawa Besi Lab Analisa Pusat Minggu 16 Kelompok 1
Kelompok 2 Spektro dengan senyawa As Salisilat Lab Analisa Pusat Kelompok 2
Kelompok 3 Titrasi dengan senyawa Sulfadiazine Lab KA Kelompok 3
Kelompok 4 Titrasi dengan senyawa Vitamin C Lab KA Kelompok 4 Responsi CBT Lab KA