KIMIA MATERIAL
TIM PENYUSUN :
RENNY FUTERI, S.Si, M.Si
SYAFRINAL, S.Pd, M.Si
ruang praktikan.
waktu 1 minggu.
5. Laporan penunjukan :
Judul praktikum
yang terjadi
Data-data perhitungan
Pembicaraan hasil
i
7. Praktikan harus penggunakan baju praktikum berwarna putih (jas lab)
jawab pratikan. Apabila terdapat alat-alat yang pecah atau hilang praktikan
harus menggantinya.
praktikum habis, tanpa izin dan pemeriksaan alat-alat oleh asisten yang
bertugas.
12. Praktikan harus selalu hadir, jika berhalanggan hadir secara sah, praktikan
dapat meminta waktu lain pada asisten labor ataupun penanggung jawab
praktikum berikutnya.
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Baca dan amatilah segala petunjuk ini dengan seksama demi kelancaran bekerja di
laboraturium.
Untuk tiap mahasiwa telah disediakan meja tertentu yang akan digunakan
meja tidak boleh kotor atau basah dan penuh barang yang tidak berguna.
Juga lantai harus dijaga bersih dan kering. Setelah praktikum selesai,
hanya apabila yang bersangkutan sakit dan ada bukti surat keterangan
dokter.
iii
III. KEAMANAN DAN KESELAMATAN
peraturan-peraturan diantaranya :
sendiri.
2. Jangan mencicipi suatu zat kimia kecuali ada perintah dan jika
mencium zat berbau atau gas, jangan secara langsung tetapi dikibaskan
3. Jangan menuang air kedalam asam pekat, tetapi zat atau asam itulah
4. Sebelum mengambil zat dari botol, periksa dulu etiket atau nama zat
5. Praktikan harus disiplin pada peraturan dan petunjuk yang ada untuk
bekerja di laboratorium.
iv
BAHAYA-BAHAYA DI LABORATORIUM
mengerjakan sesuatu, selain itu penting sekali penting sekali mengetahui bahan-
endapan hitam yang lambat laun terjadi dalam larutan perak bromida,
v
Serbuk Mg dipanaskan dengan zat-zat lembab, gas letus yang mungkin
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penuntun praktikum inii ditulis
untuk penyempurnaan Penuntun Praktikum Kimia Anorganik yang sebelumnya.Semoga buku
penuntun ini dapat lebih bermanfaat dalam memandu pelaksanaan praktikum.Pada
kesempatan ini seperti biasanya mungkin masih terdapat kesalahan dan kelemahan, atau jauh
dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran untuk kesempurnaan demi perbaikan sangat
diharapkan dari segala pihak.
Pada kesempatan ini, kami haturkan ucapan terima kasih kepada direktur Politeknik
ATI Padang, ketua program studi analisis kimia beserta staf pengajar yang telah memberikan
kepercayaan kepada penulis untuk membuat penuntun praktikum ini.Berikutnya ucapan
terima kasih kepada seluruh tim yang tergabung dalam pelaksanaan praktikum kimia
anorganik. Semoga pelaksanaan praktikum semakin bermanfaat bagi seluruh praktikan.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
IX Garam Mohr.......................................................................................... 34
viii
Daftar Pelaksanaan Praktikum
ix
PERCOBAAN I
PEMURNIAN NACL
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam NaCl.
2. Mengkristalkan dan memeriksa garam NaCl.
3. Mengetahui cara kerja pemurnian NaCl secara fisika dan kimia.
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
1
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Stirer 1 buah
4. Klem 1 buah
5. Standar 1 buah
6. Kondesor 1 buah
7. Labu destilasi 1 buah
8. Tungku segitiga 1 buah
9. Beker Gelas 250 mL 2 buah
10. Kaca Asbes 1 buah
11. Slang 5m
12. Gayung 1 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Garam Dapur 192 g
(NaCl)
2. H2SO4 Pekat Merck 30 mL
3. Aquadest 500 mL
4. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar
C. Cara kerja
1. Cara Fisika
a. Timbang 90 gram garam dapur kemudian larutkan dengan
aquadest pada gelas piala sampai 200 ml.
b. Panaskan pada lampu spritus supaya kristal NaCl cepat larut
c. Lakukan penyaringan ,residu dibuang dan filtrat NaCl diambil
d. Kemudian lakukan pemanasan sampai air menguap sehingga
hanya tinggal kristal NaCl murni yang kering dan lakukan
penimbangan
2
2. Cara Kimia
a. Buat larutan jenuh NaCL untuk penampung(72 gram NaCl dalam
200 ml air,saring larutan)
b. Pasang alat
c. Jenuhkan larutan dengan HCl, HCl didapatkan dengan cara
mereaksikan 30 gram NaCl dengan 30 ml H2SO4pekat.
d. Saring endapan yang diperoleh ,filtratnya di buang
e. Cuci dengan sedikit air dingin kemudian keringkan
f. Timbang NaCl murni yang di dapat.
Napis, Amri dkk. 1990. Diktat Kimia Organik. Padang : UNAND. Hal 8-10.
3
PERCOBAAN II
PEMBUATAN AMONIA DARI UREA
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara membuat amoniak dari urea
2. Untuk menentukan kadar amonia dalam urea
4
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Stirer 1 buah
4. Klem 1 buah
5. Standar 1 buah
6. Kondesor 1 buah
7. Labu destilasi 1 buah
8. Tungku segitiga 1 buah
9. Beker Gelas 250 mL 2 buah
10. Kaca Asbes 1 buah
11. Slang 5m
12. Gayung 1 buah
13 Buret 50 mL 1 buah
14 Gelas Ukur 100 mL 1 buah
15. Pipet gondok 10 mL 1 buah
16. Pipet Tetes 2 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. NaOH Merck 3 g
2. Asam Oksalat Merck 10 g
3. Aquadest 500 mL
4. HCl Merck 50 mL
5. Urea 5g
6. Indikator PP 10 mL
5
C. Cara Kerja
Pembuatan Amoniak dari Urea
1. Timbang 5 gram urea, masukan dalam labu distilasi.
2. Siapkan HCl 2 N sebagai penampung hasil distilasi sebanyak 50 ml
di dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 250 ml air dan 3 gram NaOH ke dalam labu distilasi
sampai semua larut.
4. Lakukan distilasi sampai timbul lagi gelembung udara penampung
5. Titrasi HCl yang terdapat dalam gelas penampung dengan NaOH
6. Tentukan kadar NH3 yang terdapat dalam urea
Standarisasi larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat
Dibuat laruran standar asam oksalat 0,05 N. Larutan dipipet
sebanyak 10 ml dalam erlemeyer yang ditambahkan indikator pp 2
tetes. Titrasi dilakukan dengan cara menambahkan NaOH hingga
timbul perubahan warna merah muda yang tidak hilang warnanya jika
dikocok. Kemudian kenormalan NaOH dihitung.
VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta: UI.
Press. Hal 325 – 328.
6
PERCOBAAN III
PEMBUATAN CUSO4.5H2O
I. TUJUAN
- Untuk membuat dan mengenal sifat kristal Tembaga (II) Sulfat.
- Untuk memahami proses pembuatan kristsl.
7
Senyawa kimia dalam konsentrasi tinggi merupakan racun bagi
makhluk hidup. Oleh karena itu senyawa kimia tembaga dalam insektisida
dan fungisida.namun sangat menarik bahwa didekat daerah yang tanahnya
tidak mengandung tembaga terdapat penyakit dan kelainan pada tumbuhan
dan hewan.
Tembaga sulfat penta hidrat CuSO4 5H2O disebut juga biru vitriol.
Senyawa ini biasanya digunakan sebagai elektrolit dalam tembaga secara
elektrolisa dalam pengetikan listrik (elektropleting).
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. H2SO4 Pekat Merck 4 mL
2. HNO3 Pekat Merck 6 mL
3. Aquadest 500 mL
4. Keping Tembaga 5g
5. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar
8
C. Cara kerja
1. Masukan kedalam gelas piala 25 ml air.
2. Campurkan 4 ml H2SO4 pekat secara perlahan-lahan.
3. Masukkan 5 gram tembaga.
4. Pada tahap berikutnya kerjakan di luar ruangan.
a. Tambahkan 6 ml HNO3 pekat, larutan akan menjadi biru.
b. Aduk hingga semua tembaga melarut dengan batang pengaduk
c. Panaskan, setelah gas berwarna coklat tua tidak keluar,
sehingga uap tidak lagi berwarna coklat muda.
5. Saring ketika masih panas
6. Simpan selama beberapa waktu hingga terbentuk kristal berwana
biru
7. Cuci kristal dengan air hingga bersih.
8. Keringkan Kristal dan timbang.
VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta:
UI. Press. Hal 325 – 328.
9
PERCOBAAN IV
PEMBUATAN KAl(SO4)2.12H2O
I. TUJUAN.
1. Memahami beberapa aspek kimia tentang unsur Al.
2. Mengetahui cara pembuatan tawas .
10
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah
11. Cawan Penguap 1 buah
12. Termometer 1 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Al2(SO4)3.18H2O Merck 16,7 g
2. K2SO4 Merck 4,35 g
3. Aquadest 500 mL
4. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar
C. Cara kerja
1.Larutkan 16.7 gram Al2(SO4)3.18H2O dalam 12.5 ml air pada suhu
800C
2. Larutkan 4.35 gram K2SO4 dalam 25 ml air
3. Campurkan kedua larutan, pindahkan larutan ini kedalam cawan
penguap
4. Dinginkan pada suhu kamar sehingga terbentuk kristal.
11
5. Cuci dengansedikit air dan keringkan kristal dengan lertas saring.
VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta:
UI. Press. Hal 325 – 328.
12
PERCOBAAN V
PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. TUJUAN
1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
2. Pembuatan kristal kalium nitrat
13
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah
11. Cawan Penguap 1 buah
12. Termometer 1 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. KCl Merck 75 g
2. NaNO3 Merck 85 g
3. Aquadest 500 mL
4. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar
C. Cara Kerja
1. Larutkan 75 gram KCl dalam 250 mL air panas
2. Larutkan 85 gram NaNO3 dalam 250 mL air panas
3. Campurkan kedua larutan diatas
4. Uapkan larutan sampai volume larutan menjadi 200 mL (pada umumnya
larutan mendidih secara tidak teratur, oleh karena itu gunakan penangas
air).
14
5. Segera saring larutan ketika sedang panas
6. Uapkan larutan sampai volume larutan menjasi 100 mL
7. Dinginkan larutan sehingga terbentuk kristal
8. Murnikan kristal nitrat dengan cara rekristalisasi sehingga bebas ion
klorida.
VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta: UI.
Press. Hal 325 – 328.
15
PERCOBAAN VI
PENENTUAN ASAM POSPAT DALAM MINUMAN COLA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
I. TUJUAN
Menentukan kandungan asam pospat yang terdapat dalam minuman cola
secara spektrofotometri.
16
Larutan encernya bersifat nontoksik dan rasanya asam. Dalam
minuman cola terdapat asam pospat dalam jumlah yang sangat kecil. Asam
pospat bersifat sangat
stabil dan merupakan asam yang sangat berbasa tiga yang dapat membentuk tiga
deret garam. Jika larutan asam pospat ini dinetralkan dengan larutan
natrium hidroksida dan metil jingga sebagai indikatornya. Maka titik
equivalen akan tercapai setelah asam pospat itu diubah menjadi bentuk pospat
primer.Sedangkan dengan indikator fenolftalein,larutan akan bereaksi netral
bila sudah terbentuk pospat sekunder. Kandungan asam pospat dalam bentuk
minuman cola dapat ditentukan dengan metoda spektrofotometri untuk
menentukan dengan metoda ini digunakan reagen pengompleks.Sehingga asam
pospat akan membentuk senyawa kompleks yang akan memberikan serapan pada
panjang gelombang tertentu.Serapan inilah yang akan diukur atau diatur
dengan peralatan spektrofotometer sehingga dapat diketahui peralatan
spektrofotometri dan dapat diketahui berapa kadar asam pospat dalam larutan
sampel tertentu. Pengukuran dengan metoda spektrofoometri ini,didasarkan
pada berlakunya hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa serapan yang
diberikan
oleh suatu larutan yang diukur sebanding dengan konsentrasinya,maka dapat
dinyatakan :
A=a.b.c
Dimana :
A = absorbsivitas
a = absorban
b = panjang kolom
c = konsentrasi
Dari segi peralatannya,spektrofotometer terbagi atas 2 yaitu :
1. spektrofotometer sinar tunggal
2. spektrofotometer sinar rangkap
Dilakukannya pengomplekkan dengan senyawa amonium molibdat
dan amonium metavanadat terhadap asam pospat dikarenakan sifat dari asam
17
pospat yang tidak memberikan serapan.Serapannya sangat lemah pada hampir
semua panjang gelombang sinar yang ada sehingga tidak dapat dilakukan
penentuan dan pengukuran secara langsung. Ada beberapa kesalahan yang
dapat timbul dalam pengukuran secara spektrofotometer ini,antara lain :
1. Ketidakstabilan alat
2. Kuvet yang tidak bersih
Terkadang beberapa kandungan protein dapat menempel pada kuvet
sehingga akan menganggu proses penyerapan sinar.
3. Penempatan kuvet yang tidak pada tempatnya sehingga akan menganggu
jalannya sinar.
4. Gelembung udara tidak boleh ada pada lintasan optik
5. Penetapan panjang gelombang yang kurang tepat.
Beberapa kegunaan lain dari spektrofotometer :
a. Analisa multi komponen
b. Untuk identifikasi senyawa tertentu
c. Untuk analisa kuantitatif dengan pengukuran absorban atau transmitan zat
pada panjang gelombang tertentu.
Kandungan pospat dalam cola dapat ditentukan dengan menggunakan
spektrofotometer.Akan tetapi karena serapan molar asam pospat lemah pada
semua panjang gelombang yang dapat diamati,maka sampel cola harus
diubah dulu menjadi larutan bewarna dengan menggunakan reagen pewarna.
Reaksi yang terjadi dalam tiga mol alkali,maka akan terbentuk pospat tertier
atau pospat dalam bentuk normalnya.
Dimana :
H3PO 4 + OH → H2PO4 - + H2O Ka = 2,15
H 2 PO4 - + OH → HPO4 -2 + H2O Ka = 7,1
HPO4-2 + OH- → PO4-3 + H2 O Ka = 12,4
Asam posfat memiliki sifat-sifat dapat dibagi atas dua bagian berdasarkan
cair dan padatnya :
1.Sifat asam posfat encer
Bersifat nontoksin.
18
Rasanya asam.
2.Sifat asam posfat padat
Merupakan padatan yang tidak berwarna.
Mudah mencair pada udara terbuka.
Mempunyai titik leleh 42,35o C.
pH nya adalah 1,38.
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
2. Pipet Takar 2 mL 1 buah
3. Kuvet 10 buah
4. Pipet Gondok 10 mL 1 buah
5. Pemanas 1 buah
6. Labu Ukur 100 mL 3 buah
7. Kaca Arloji 1 Buah
8. Spektrofotometer 1 Buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Sampel Cola 100 mL
2. Asam Pospat Merck
3. Aquadest 500 mL
4. Amonium Molibdat 10 mL
5. Amonium Metavanadat 10 mL
C. METODOLOGI
a. Penentuan Kandungan Pospat Dalam Sampel Cola
1.. Masukkan 100 ml cola ke erlenmeyer 250 ml,tandai tinggi cairan dan tutup
mulut tabung dengan kaca arloji.
19
2.. Dididihkan selama 15 menit dan biarkan dingin pada suhu kamar.
3. Pipet 2 ml cola yang sudah didekarbonat ke dalam labu ukur 100
ml,tambahkan 10 ml reagen pewarna dan encerkan sampai batas.
4. Beri label tabung reaksi yang kering dan isi 2/3 nya dengan larutan cola dan
biarkan sampai reaksi pewarna sempurna.
5. Siapkan blanko dengan mengencerkan sampel cola 50 kali.Masukkan 2
ml cola yang sudah didekarbonasi dalam labu 100 ml dan encerkan sampai
batas.
6. Ukur absorban dari sampel cola yang sudah sempurna reaksi
pewarnaanya.
b. Kalibrasi Spektrofotometer
1. Pipet 1 ml larutan standar pospat ke dalam labu ukur 100 ml.
Tambahkan 10 ml reagen pewarna dan encerkan sampai batas.
2. Masukkan sebagian larutan pospat ini kedalam reaksi dan beri label 100
kali.
3. Ulangi prosedur diatas untuk 2 ml,4 ml,6 ml,8 ml,dan 10 ml standar
pospat.
4. Ukur serapan dari larutan standar pospat dengan menggunakan air sebagai
blanko.
5. Hitung konsentrasi standar dan buat grafik untuk menentukan
konsentrasi asam pospat dalam sampel.
20
VI. DAFTAR PUSTAKA
Brink, O. G. 1984. DASAR-DASAR INSTRUMEN. Bandung: Bina Cipta.
Cotton, Wilkinson. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. Jakarta: UI Press.
Vogel. 1990. ANALISA KUANTITATIF MAKRO DAN SEMI MIKRO.
Edisi V. Kalaman Media Pustaka: Jakarta.
21
PERCOBAAN VII
PEMBUATAN KALSIUM OKSALAT HIDRAT
I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan kalsium oksalat hidrat dengan metoda
pengendapan.
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Beker Gelas 100 mL 2 buah
25
2. Kaca Arloji 1 buah
3. Magnetik Stirer 1 buah
4. Bar Magnetik Stirer 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Cawan Penguap 1 buah
7. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Kalsium Karbonat Merck 100 mg
2. HCl 6 N Merck 50 mL
3. Aquadest 500 ml
4. Amonium Oksalat Merck 50 g
5. Urea bubuk 6g
6 Kertas Indikator 4 Buah
7. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar
8, Amonia 6 M Merck 20 g
C. Cara Kerja
1. Timbang 100 mg kalsium karbonat, masukkan ke dalam beaker gelas
100 mL, tambahkan 8 mL aquadest.
2. Aduk dengan bantuan magnetik stirer, tutup beaker dengan kaca
arloji yang kecil.
3. Tambahkan 6 N HCl segera langsung ke dalam beaker itu (reaksi
endoterm) sambil selalu diaduk hingga larutan itu melarut.
4. Gunakan aquades sedikit-sedikit sampai 40 mL untuk mengencerkan
larutan. Tes larutan dengan kertas lakmus (seharusnya masih bersifat
asam).
5. Tambahkan 6 ml amonium oksalat yang sudah dicampurkan 6 g urea
padat ke dalam larutan tadi. Sambil disaring.
6. Amati perubahan warna (dari merah ke kuning)
26
7. Jika perlu tambah sedikit air. Pada keadaan ini seharusnya
sudah terbentuk kristal berwarna bening.
8. Jika belum terbentuk tambahkan 6 M amonia.
9. Dinginkan larutan sampai suhu kamar, lalu saring endapan yang
terbentuk dengan kertas saring, kalau perlu pakai pompa vakum.
10.Keringkan kristal yang terbentuk, hitung rendemennya.
VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A dan Witkinson, G. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. UI
-Press: Jakarta
27
PERCOBAAN VIII
KEKUATAN MEDAN LIGAN
I. TUJUAN
Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonia dan
air.
Pada penentuan kekuatan medan ligan antara ammonia dan air, kita lebih
banyak menggunakan teori medan Kristal. Misalkan ada enam ligan berasal dari
arah titik octahedral berinteraksi dengan ion pusat maka lima orbital d ion pusat
akan mengalami interaksi yang berbeda. Tentu saja orbital yang berhadapan
langsungdengan ligan akan terpengaruh medan ligan lebig besar dari orbital lain.
Akibatnya orbital pertama akan meningkat menjadi dua tingkat energi. Dua orbital
dengan tingkat energi lebih tinggi dikenal dengan orbital e g dan tiga orbital
lainnya disebut t2g.
eg
10 Dq
t2g
Perbedaan tingkat energi itu dapat besar atau kecil bergantung krpada
beberapa factor, tetapi semua didefenisikan sebagai 10 Dq. Adanya perbedaan
tingkat energi ini dapat dipahami bahwa teori medan kristal dapat menerangkan
terjadinya perbedaan warna kompleks.
Apabila kompleks menerima sejumlah energi ( energi cahaya )
yangenerginya sama dengan harga 10 Dq, maka energi tersebut akan diserap
untuk mengeksitasi electron ke tingkat energi yang lebih tinggi ( e g ).
29
hν
30
Sebagai contoh, gambar dibawah ini menunjukkan bahwa serapan maksimum
terletak pada frekuensi 20.300 cm-1. Besarnya energi 10 Dq adalah :
1,0
0,5
0.0
20 30 V(103 cm-1)
Gambar- Spektra serapan daerah tampak larutan (Ti(H2O)6)3+
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Erlenmeyer 100 mL, 250 mL 2 buah
2. Pipet Takar 2 mL 1 buah
3. Kuvet 10 buah
4. Pipet Gondok 2mL, 5 mL, 10 mL 1 buah
5. Pemanas 1 buah
6. Labu Ukur 100 mL 3 buah
7. Kaca Arloji 1 Buah
8. Spektrofotometer 1 Buah
9 Labu ukur 10 ml 4 buah
31
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Amonia 18,7 mL
2. CuSO4.5H2O Merck 6,25 g
3. Aquadest 500 mL
C. Cara Kerja
1. Cara Pembuatan Reagen
Larutan ammonia 1M
Dibuat dengan melarutkan 18,7 ml larutan NH3 25 %, massa jenis
0,91 kg/L, dalam air sedemikian rupa sehingga volume menjadi 250 ml.
Larutan ion Cu2+ 0,1 M
Dibuat dengan melarutkan 6,242 g CuSO4 . 5H2O dalam
air sedemikian rupa sehingga volume menjadi 250 ml.
2. Pembuatan larutan Standar
1. Siapkan 4 buah labu ukur 10 ml untuk membuat larutan ion Cu+2 0,02
M dalam pelarut air 50 : 50 campuran air dan larutan amonia 1 m 75 :
25 campuran air dan larutan amonia.
2. Larutan ion Cu +2 0,02 M dalam larutan air dibuat dengan
memindahkan 2,0 ml larutan Cu+2 0,1 M ke dalam labu ukur 10 ml dan
encerkan dengan air sampai tanda batas.
3. Larutan ion Cu+2 0,02 M dalam 50 : 50 campuran air dan ammonia
dibuat dengan memindahkan 2,0 ml larutan Cu+2 0,1 M ke dalam labu
ukur 10 ml dan diencerkan dengan 5,0 ml larutan ammonia dan
kemudian dilanjutkan dengan air sampai tanda batas.
4. Larutan ion Cu+2 dalam 75 : 25 campuran air dan larutan ammonia
dibuat dengan memindahkan 2,0 ml larutan Cu+2 0,1 ke dalam labu
ukur 10 ml dan diencerkan dengan 2,5 ml larutan ammonia dan
kemudian dilanjutkan dengan air sampai tanda batas.
32
5. Amati serapan ketiga larutan tersebut menggunakan spektrofotometer
spectronic 20 dengan air sebagai blankonya pada panjang gelombang
antara 510-700 nm dengan interval 10 nm.
6. Perbedaan kekuatan ligan antara air dan ammonia dapat diketahui
dengan membandingkan panjang gelombang maksimumnya.
33
PERCOBAAN IX
GARAM MOHR ( NH4 )2Fe( SO4 )2 . 6H2O
I. TUJUAN
1. Membuat kristal besi (II) ammonium sulfat yang biasanya disebut garam
mohr
2. Menentukan banyaknya air Kristal dalam garam mohr hasil sintesis
34
Reaksi :
Pada larutan A :
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
Pada larutan B :
NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
Reaksi gabungan antara larutan A dan B, dan ditambah sedikit air :
FeSO4 + (NH4)2SO4 (NH4)2Fe(SO4)2
(NH4)2Fe(SO4)2 + 6 H2O (NH4)2Fe(SO4)2 . 6H2O
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah
11. Cawan Penguap 1 buah
12. Termometer 1 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Serbuk Besi Merck 3,5 g
2. Amonia Merck 50 ml
3. H2SO4 10 % Merck 1 Liter
35
4. Aquadest 500 mL
5. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar
C. Cara Kerja :
a. Membuat larutan A
- Larutkan 3,5 gram besi kedalam 1 L H2SO4 10 %
- Panaskan sampai hampir semua besi melarut
- Saring larutan ketika masih panas
- Tambahkan sedikit asam sulfat pada filtrate
- Uapkan larutan sampai terbentuk kristal di permukaan larutan
b. Membuat larutan B
- Netralkan 50 mL H2SO4 10 % dengan ammonia
- Uapkan larutan (NH4)2SO4 sampai jenuh
c. Sementara panas, campurkan larutan A dengan larutan B
d. Dinginkan larutan yang diperoleh, sehingga terbentuk Kristal berwarna
hijau muda
e. Garam mohr yang murni dapat diperoleh dengan cara melarutkan kembali
dalam sedikit mungkin air panas, biarkan mengkristal
f. Timbang garam mohr yang terbentuk.
VI . DAFTAR PUSTAKA
Brink, O. G. 1984. DASAR-DASAR INSTRUMEN. Bandung: Bina Cipta.
Cotton, Wilkinson. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. Jakarta: UI Press.
36
PERCOBAAN X
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT
I. TUJUAN
Memahami dan mengetahui pembuatan natrium tiosulfat dan
mempelajari sifat-sifat kimia dari senyawa ini.
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Labu Alas Bulat 250 mL 1 buah
2. Gelas Piala 250 mL 2 buah
3. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
4. Corong 1 buah
5. Bak Pendingin 1 buah
6. Tabung reaksi 1 buah
7. Cawan Penguap 1 buah
8. Kaca Arloji 1 buah
9. Buret 50 mL 1 buah
10. Kondesor 1 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Natrium sulfit (Na2SO3).7 Merck 35 g
H2O
40
2. KIO3 Merck 120 mg
3. Belerang Merck 25 g
4. KI Merck 2g
5. HCl 1N Merck 100 mL
6 Etanol 95 % 100 mL
7. Aquadest 500 mL
8 HCl 4 N Merck 2,4 mL
C. Cara Kerja
a. Pembuatan Garam Natrium Tiosulfat
1. Timbang 25 gram natrium sulfite . 7H2O kemudian larutkan dalam 50
ml air dalam labu 250 ml.
2. Tambahkan ke dalam larutan tersebut 25 gram belerang yang terlebih
dahulu dijadikan pasta dengan etanol, lalu masukkan batu didih.
3. Pasang pendingin pada labu dan panaskan selama satu jam.
4. Dinginkan , kemudian larutan disaring.
5. Uapkan larutan dalam cawan penguap sampai bersisa 25 ml.
6. Dinginkan larutan yang telah terbentuk kristal kemudian saring kristal
dengan kertas saring.
41
5. Sementara itu buat larutan HCl 1 N sebanyak 100 ml, pipet masing-
masing 10 ml masukkan ke dalam 4 tabung reaksi.
6. Tuangkan secara bersamaan ke dalam gelas piala yang berisi larutan
natrium tiosulfat.
7. Sambil dikocok amati munculnya kekeruahn yang terjadi. Catat waktu
yang diperlukan.
Cara titrasi
1. Timbang 120 mg KIO 3 secara teliti, larutan dalam Erlenmeyer 250
ml yang telah berisi 2 g KI dalam 50 ml air. Goyang
Erlenmeyer agar semua KIO 3 larut.
2. Tambahkan 2,5 ml larutan HCl 4 N, maka reaksi akan
berlangsung. Iodium yang terbentuk dititrasi dengan tiosulfat.
3. Hitung konsentrasi tiosulfat.
42
PERCOBAAN XI
PEMBUATAN PAPAN KOMPOSIT
I. TUJUAN
Memahami dan mengetahui pembuatan Papan Komposit dan
mempelajari sifat-sifat Serat dari penyusun Papan Komposit ini.
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Alat Presing Hidrolik 1 buah
2. Jangka Sorong 2 buah
45
3. Mistar 2 buah
4. Cetakan 30 x 30 x 1 cm 1 buah
atau Cetakan 20 x 20 x 1
cm
5. Aluminium Foil 1 buah
6. Ember 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Gelas Ukur 500 mL 1 buah
9. Gelas Ukur 1000 mL 1 buah
10. Beker Gelas 500 mL 1 buah
11. Beker Gelas 1000 mL 1 buah
12. Erlenmeyer 500 mL 1 buah
13. Erlenmeyer 1000 mL 1 buah
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Sampel yang mengandung
Serat Seperti Ampas Tebu,
Sabuk Kelapa dll
2. NaOH p.a Merck 50 g
3. Aquades 500 mL
4. Resin Poliester 6 Liter
5. Katalis Resin 120 ml
C. Cara Kerja
a. Pembuatan Papan Komposit
1. Disiapkan sampel yang mengandung serat yang sudah kering sebanyak
200 g setiap sampel.
46
2. Kemudian disiapkan resin yang sudah dicampur dengan katalis dengan
perbandingan 20 %, 40 %, 60 %, 80 % dan 100 % dari berat sampel
uji dan ditambahkan katalis 1 % dari resin poliester.
3. Serat ampas tebu 200 g dicampur dengan 20 %, 40 %, 60 %, 80 % dan
100 % dari resin Poliester an ditambahkan katalis 1 % dari resin
poliester.
4. Kemudian ke dimasukkan dalam mesin Hot Pressing Selama 15 menit
dengan suhu 150 0C dan tekanan 25 kg/cm2.
5. Dikeringanginkan masing-masing papan komposit selama ± 2 minggu
dalam ruangan bersuhu kamar
A. Nurdin, S. Hastuti, H. P. D., and R. H., “Pengaruh Alkali dan Fraksi Volume
terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Akar Wangi – Epoxy,” Rotasi,
vol. 21, no. 1, p. 30, 2019.
Cai, M., Takagi, H., Nakagaito, A.N., Yan Li & Waterhouse, G.I.N., (2016).
Effect of alkali treatment on interfacial bonding in abaca fiber-reinforced
composites. Composites Part A: Applied Science and Manufacturing,
Vol. 90, 589-597.
47
Elanchezhiana, C., Ramnath, B.V., Ramakrishnan, G., Rajendrakumar, M., V.
Naveenkumar, V., & Saravanakumar, M.K. (2018) Review on
mechanical properties of natural fiber composites. Materials Today
(Proceedings 5), 1785–1790.
48