Anda di halaman 1dari 58

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA MATERIAL

TIM PENYUSUN :
RENNY FUTERI, S.Si, M.Si
SYAFRINAL, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI ANALISIS KIMIA


POLITEKNIK ATI PADANG
PADANG
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Lima menit sebelum praktikum dimulai, praktikan harus berada didepan

ruang praktikan.

2. Praktikum yang dikerjakan harus dikuasai, disiapkan rencana kerja pada

sebuah buku tulis dan daftar pembagian waktu.

3. Data pengamatan dan catatan-catatan lain mengenai jalannya praktikum

dicatat dalam sebuah buku tulis/log book.

4. Laporan dibuat dan diketik rapi, untuk menyusun laporan disediakan

waktu 1 minggu.

5. Laporan penunjukan :

 Tanggal praktikum yang dilakukan

 Judul praktikum

 Prinsip-prinsip dan teori yang terkait

 Prosedur pelaksanaan dan percobaan

 Pengamatan-pengamatan dan gambar seperlunya dan reaksi kimia

yang terjadi

 Data-data perhitungan

 Pembicaraan hasil

 Kesimpulan dan saran

6. Praktikan hanya diperbolehkan mengunakan ruang praktikum, ruang

timbang dan ruang praktikumnya sendiri, kecuali mendapat izin dari

asisten praktikum/petugas laboratorium.

i
7. Praktikan harus penggunakan baju praktikum berwarna putih (jas lab)

serta kelengkapan lainnya.

8. Alat-alat gelas yang disediakan diatas meja praktikum menjadi tanggung

jawab pratikan. Apabila terdapat alat-alat yang pecah atau hilang praktikan

harus menggantinya.

9. Pemeriksaan alat-alat dilakukan diawal dan di akhir setiap praktikum

dengan sepengetahuan asisten/laboratorium.

10. Selama praktikum berjalan, agar diusahakan ketenangan dan kebersihan.

Tidak merokok dan tidak membawa makanan/minuman.

11. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan laboratorium sebelum waktu

praktikum habis, tanpa izin dan pemeriksaan alat-alat oleh asisten yang

bertugas.

12. Praktikan harus selalu hadir, jika berhalanggan hadir secara sah, praktikan

dapat meminta waktu lain pada asisten labor ataupun penanggung jawab

laboratorium, sedapat mungkin pada hari-hari sebelum mengerjakan

praktikum berikutnya.

13. Pelanggaran pada ketentuan diatas dapat mengakibatkan sangsi akademis

(schorsing praktikum), tidak diperkenankan mengikuti dan sebagainya.

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Baca dan amatilah segala petunjuk ini dengan seksama demi kelancaran bekerja di

laboraturium.

I. KEBERSIHAN DAN TEMPAT BEKERJA

Untuk tiap mahasiwa telah disediakan meja tertentu yang akan digunakan

untuk mengerjakan satu jenis objek / modul praktikum. Selama bekerja,

meja tidak boleh kotor atau basah dan penuh barang yang tidak berguna.

Juga lantai harus dijaga bersih dan kering. Setelah praktikum selesai,

praktikan boleh meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih

kembali. Didalam laboratorium mahasiswa harus memakai sepatu dan

tidak boleh merokok. Setiap mahasiswa harus memakai jas lab.

II. ABSENSI DAN DAFTAR HADIR

Mahasiswa (praktikan) diizinkan meninggalkan praktikum (tidak hadir)

hanya apabila yang bersangkutan sakit dan ada bukti surat keterangan

dokter.

iii
III. KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Asisten akan memberikan petunjuk yang jelas tentang tindakan-tindakan

yang membahayakan dan hendaklah mahasiwa mematuhi segala

peraturan-peraturan diantaranya :

1. Bila memanaskan atau mereaksikan suatu zat dalam tabung reaksi,

janganlah tabung tersebut diarahkan kemuka teman atau ke muka

sendiri.

2. Jangan mencicipi suatu zat kimia kecuali ada perintah dan jika

mencium zat berbau atau gas, jangan secara langsung tetapi dikibaskan

dengan tangan terbuka.

3. Jangan menuang air kedalam asam pekat, tetapi zat atau asam itulah

yang dituangkan ke dalam air.

4. Sebelum mengambil zat dari botol, periksa dulu etiket atau nama zat

tersebut. Kekeliruan dalam mengambil zat akan berbahaya.

5. Praktikan harus disiplin pada peraturan dan petunjuk yang ada untuk

bekerja di laboratorium.

iv
BAHAYA-BAHAYA DI LABORATORIUM

Dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Satu-

satunya jalan untuk menghindarkannya adalah bekerja hati-hati selama

mengerjakan sesuatu, selain itu penting sekali penting sekali mengetahui bahan-

bahan kimia berbahaya.

1. Bahan-Bahan Yang Merusak Kulit :

Asam-asam kuat :asam sulfat, asam titrat, asam flor.

Basa-basa kuat :NaOH, KOH.

Asam/basa lemah :H2SO4, Brom cair, persenyawaan krom,

persulfat kapur klor, (NH4)2 S.

Penghindaran kulit/mata dari bahan-bahan kimia ketika menuang

cairan/mengambil bahan, jangan sampai ada yang tercecer diluar botol:

 Jangan memanaskan bahan-bahan kimia terlalu cepat.

 Jangan mencampur air dengan asam sulfat pekat.

 Jangan memasukan kristal NaOH atau KOH ke dalam air.

 Jangan melihat kedalam cawan/pinggan yang sedang

dipergunakan untuk pemijaran.

2. Zat - zat Yang Mudah Meledak

Pada pengerjaan analisa, mungkin terjadi zat-zat padat seperti MN2O7

(dari KMnO4 dan H2SO4), nitrida-nitrida logam berat seperti nitrogen,

endapan hitam yang lambat laun terjadi dalam larutan perak bromida,

asam perklorat, jika ada zat-zat organik, natrium peroksida dengan

karbon, belerang atau zat-zat organik.

v
Serbuk Mg dipanaskan dengan zat-zat lembab, gas letus yang mungkin

saja terjadi jika dimulai mengalirkan hidrogen kedalam suatu alat,

peroksida-peroksida yang ditinggalkan waktu penyulingan eter, asam

pikrat, dan sebagainya.

vi
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penuntun praktikum inii ditulis
untuk penyempurnaan Penuntun Praktikum Kimia Anorganik yang sebelumnya.Semoga buku
penuntun ini dapat lebih bermanfaat dalam memandu pelaksanaan praktikum.Pada
kesempatan ini seperti biasanya mungkin masih terdapat kesalahan dan kelemahan, atau jauh
dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran untuk kesempurnaan demi perbaikan sangat
diharapkan dari segala pihak.
Pada kesempatan ini, kami haturkan ucapan terima kasih kepada direktur Politeknik
ATI Padang, ketua program studi analisis kimia beserta staf pengajar yang telah memberikan
kepercayaan kepada penulis untuk membuat penuntun praktikum ini.Berikutnya ucapan
terima kasih kepada seluruh tim yang tergabung dalam pelaksanaan praktikum kimia
anorganik. Semoga pelaksanaan praktikum semakin bermanfaat bagi seluruh praktikan.

Padang, Februari 2023

Penyusun

vii
DAFTAR ISI

Tata Tertib Praktikum .................................................................................. i

Kata pengantar................................................................................................. vii

Daftar Isi ...................................................................................................... viii

Daftar Pelaksanaan Praktikum......................................................................... ix

I. Pemurnian NaCl .................................................................................... 1

II. Pembuatan Amoniak dari Urea ............................................................. 4

III. Pembuatan CuSO4.5H2O ....................................................................... 7

IV. Pembuatan KAl(SO4)2.12H2O ............................................................... 10

V. Pembuatan Kalium Nitrat ...................................................................... 13

VI. Penentuan Asam Pospat Dalam Minuman Cola Secara Spektrofotometri 16

VII. Pembuatan Kalsium Oksalat Hidrat………........ ...................................... 22

VIII.Kekuatan Medan Ligan ......................................................................... 28

IX Garam Mohr.......................................................................................... 34

X. Pembuatan Natrium Tiosulfat ................................................................ 37

XI. Pembuatan Papan Komposit .................................................................... 43

viii
Daftar Pelaksanaan Praktikum

1. Pertemuan ke- 1 : Asistensi


2. Pertemuan ke- 2 : Asistensi
3. Pertemuan ke- 3 : Responsi
4. Pertemuan ke- 4 : Pemurnian NaCl
5. Pertemuan ke- 5 : Pembuatan Amoniak dari Urea
6. Pertemuan ke- 6 : Pembuatan CuSO4.5H2O
7. Pertemuan ke- 7 : Pembuatan KAl(SO4)2.12H2O
8. Pertemuan ke- 8 : Pembuatan Kalium Nitrat
9. Pertemuan ke- 9 : Penentuan Asam Pospat Dalam Minuman
Cola Secara Spektrofotometri
10. Pertemuan ke- 10 : Pembuatan Kalsium Oksalat Hidrat
11. Pertemuan ke- 11 : Kekuatan Medan Ligan
12. Pertemuan ke- 12 : Garam Mohr
13. Pertemuan ke- 13 : Pembuatan Natrium Tiosulfat
14. Pertemuan ke- 14 : Pembuatan Papan Komposit
15. Pertemuan ke- 15 : UAS

ix
PERCOBAAN I
PEMURNIAN NACL

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam NaCl.
2. Mengkristalkan dan memeriksa garam NaCl.
3. Mengetahui cara kerja pemurnian NaCl secara fisika dan kimia.

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan
dengan rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Natrium klorida terdapat dalam air laut (2.8%).Air laut merah
mengandung 23,2% natrium chorida .diperkirakan bahwa dilautan terdapat
4.1015 ton Natrium Klorida . di Eropa dan Amerika terdapat lapisan batuan
garam jauh dipermukaan tanah ,yang mengandung + 70% NaCl.
Garam merupakan bahan baku untuk membuat berbagai zat yang
penting .garam merupakan bahan baku langsung dari natrium dalam
berbagai senyawa seperti NaOH, Na2SO4, yang penerapannya sangat luas.
Natrium klorida murni dapat diperoleh dengan cara mengalirkan gas
HCl kedalam larutan jenuh dan tidak dapat menarik air sifat hidroskopis
garam yang kita pakai sehari-hari itu disebabkan karena tercampur dengan
MgCl2 ,MgCl2 lah yang menghisap air sampai garam itu menjadi lembab.
Larutan jenuh garam ini pada 150C mengandung 35,8 bagian garam
dan100 bagian air dan kelarutanya bertambah saja jika dinaikan

IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
1
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Stirer 1 buah
4. Klem 1 buah
5. Standar 1 buah
6. Kondesor 1 buah
7. Labu destilasi 1 buah
8. Tungku segitiga 1 buah
9. Beker Gelas 250 mL 2 buah
10. Kaca Asbes 1 buah
11. Slang 5m
12. Gayung 1 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Garam Dapur 192 g
(NaCl)
2. H2SO4 Pekat Merck 30 mL
3. Aquadest 500 mL
4. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar

C. Cara kerja
1. Cara Fisika
a. Timbang 90 gram garam dapur kemudian larutkan dengan
aquadest pada gelas piala sampai 200 ml.
b. Panaskan pada lampu spritus supaya kristal NaCl cepat larut
c. Lakukan penyaringan ,residu dibuang dan filtrat NaCl diambil
d. Kemudian lakukan pemanasan sampai air menguap sehingga
hanya tinggal kristal NaCl murni yang kering dan lakukan
penimbangan

2
2. Cara Kimia
a. Buat larutan jenuh NaCL untuk penampung(72 gram NaCl dalam
200 ml air,saring larutan)
b. Pasang alat
c. Jenuhkan larutan dengan HCl, HCl didapatkan dengan cara
mereaksikan 30 gram NaCl dengan 30 ml H2SO4pekat.
d. Saring endapan yang diperoleh ,filtratnya di buang
e. Cuci dengan sedikit air dingin kemudian keringkan
f. Timbang NaCl murni yang di dapat.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

1. Kenapa untuk memperoleh NaCl murni diperlukan HCl bukan dengan


menguapkan garam dapur.
2. Kenapa NaCl dibuat dengan cara mereaksikan garam dapur dengan
H2SO4
bukan dengan asam yang lain.
3. Bagaimana cara mencari rendemen.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Napis, Amri dkk. 1990. Diktat Kimia Organik. Padang : UNAND. Hal 8-10.

Polling,C. 1983. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga. Hal 253.

Underwood, A.L. 1983. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga. Hal 79

3
PERCOBAAN II
PEMBUATAN AMONIA DARI UREA

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara membuat amoniak dari urea
2. Untuk menentukan kadar amonia dalam urea

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan
dengan rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Amonia merupakan gas yang tak berwarna yang mudah larut dalam
air, berbau busuk dan merangsang selaput lendir. Kelarutan amonia dalam
air pada temperatur 8 oC dan tekanan 1 atm ± 1,15 L NH3 larut dalam 1 L
H2O. Larutannya bersifat basa dan dapat membirukan lakmus merah dan
memerahkan larutan fenolpthalein.
Amonia dapat dengan mudah dicairkan pada tekanan yang tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai pendingin, dapat juga digunakan
sebagai pupuk (NH3)2SO4, untuk pembuatan nitrat, pembuatan garam-
garam amonium dan untuk obat-obatan serta sebagai pewarna.
Amonia dapat dibuat dengan melarutkan urea dalam air dimana
urea akan terurai menjadi amonia, jika ditambahkan dengan natrium
hidroksida akan terbentuk natrium karbonat dengan reaksi sbb:
O

NH2 – C – NH2 + 2 NaOH 2 NH3 + Na2CO3

4
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Stirer 1 buah
4. Klem 1 buah
5. Standar 1 buah
6. Kondesor 1 buah
7. Labu destilasi 1 buah
8. Tungku segitiga 1 buah
9. Beker Gelas 250 mL 2 buah
10. Kaca Asbes 1 buah
11. Slang 5m
12. Gayung 1 buah
13 Buret 50 mL 1 buah
14 Gelas Ukur 100 mL 1 buah
15. Pipet gondok 10 mL 1 buah
16. Pipet Tetes 2 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. NaOH Merck 3 g
2. Asam Oksalat Merck 10 g
3. Aquadest 500 mL
4. HCl Merck 50 mL
5. Urea 5g
6. Indikator PP 10 mL

5
C. Cara Kerja
 Pembuatan Amoniak dari Urea
1. Timbang 5 gram urea, masukan dalam labu distilasi.
2. Siapkan HCl 2 N sebagai penampung hasil distilasi sebanyak 50 ml
di dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 250 ml air dan 3 gram NaOH ke dalam labu distilasi
sampai semua larut.
4. Lakukan distilasi sampai timbul lagi gelembung udara penampung
5. Titrasi HCl yang terdapat dalam gelas penampung dengan NaOH
6. Tentukan kadar NH3 yang terdapat dalam urea
 Standarisasi larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat
Dibuat laruran standar asam oksalat 0,05 N. Larutan dipipet
sebanyak 10 ml dalam erlemeyer yang ditambahkan indikator pp 2
tetes. Titrasi dilakukan dengan cara menambahkan NaOH hingga
timbul perubahan warna merah muda yang tidak hilang warnanya jika
dikocok. Kemudian kenormalan NaOH dihitung.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Sebutkan fungsi fungsi amonia dalam bidang kedokteran.
2. Apa kesulitan dalam percobaan ini.
3. Buatlah reaksi pembuatan ammonia secara laboratorium dan cara
industri.

VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta: UI.
Press. Hal 325 – 328.

Takhir, Agus. 1983. KONSEP-KONSEP KIMIA. Bandung: Pustaka Iadja.


Wollosn, J.D. 1994. INORGANIC EXPERIMENTS. New York:
VCH Publisher Inc.

James,c Warf.1986.KIMIA ANORGANIK.Californus: University of


Southren California.

6
PERCOBAAN III
PEMBUATAN CUSO4.5H2O

I. TUJUAN
- Untuk membuat dan mengenal sifat kristal Tembaga (II) Sulfat.
- Untuk memahami proses pembuatan kristsl.

II.WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan
dengan rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR.


Banyak senyawa bergabung dengan air membentuk hidrat. Dengan
senyawa ini air bergabung secara kimia, meskipun hamper semua hidrat
mudah melepaskan air jika di panaskan. Fakta yang membuktikan bahwa
hidrat itu merupakan senyawa dan bukan campuran yaitu :
a. Air terdapat dalam perbandingan tertentu, misalnya hidrat Tembaga
Sulfat mengandung 36,07%.
b. Sifat fisis hidrat berbeda dari sifat anhidrat, misalnya Tembaga Sulfat
berbentuk kristal triklin berwarna biru.sedangkan Tembaga Sulfat
anhidrat berbentuk kristal monoklin berwarna putih.
Suatu zat padat berbentuk lebih dari satu macam hidrat yang
masing-masing stabil dalam suasana tertentu. Tembaga Sulfat dapat
membentuk tiga macam hidrat yaitu : penta hidrat, CuSO4.5H2O, tri hidrat
CuSO4.3H2O dan mono hidrat CuSO4.H2O.

Tembaga Sulfat biasanya di buat secara komersil dengan dua cara :


a. Tembaga di oksidasikan dalam larutan yang mengandung
H2SO4.2Cu + 2H2SO4 + O2 2CuSO4 + 2H2O
b. Tembaga (II) Sulfuda di oksidasi dalam udara
2CuS + 2O2 CuSo4

7
Senyawa kimia dalam konsentrasi tinggi merupakan racun bagi
makhluk hidup. Oleh karena itu senyawa kimia tembaga dalam insektisida
dan fungisida.namun sangat menarik bahwa didekat daerah yang tanahnya
tidak mengandung tembaga terdapat penyakit dan kelainan pada tumbuhan
dan hewan.
Tembaga sulfat penta hidrat CuSO4 5H2O disebut juga biru vitriol.
Senyawa ini biasanya digunakan sebagai elektrolit dalam tembaga secara
elektrolisa dalam pengetikan listrik (elektropleting).

IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. H2SO4 Pekat Merck 4 mL
2. HNO3 Pekat Merck 6 mL
3. Aquadest 500 mL
4. Keping Tembaga 5g
5. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar

8
C. Cara kerja
1. Masukan kedalam gelas piala 25 ml air.
2. Campurkan 4 ml H2SO4 pekat secara perlahan-lahan.
3. Masukkan 5 gram tembaga.
4. Pada tahap berikutnya kerjakan di luar ruangan.
a. Tambahkan 6 ml HNO3 pekat, larutan akan menjadi biru.
b. Aduk hingga semua tembaga melarut dengan batang pengaduk
c. Panaskan, setelah gas berwarna coklat tua tidak keluar,
sehingga uap tidak lagi berwarna coklat muda.
5. Saring ketika masih panas
6. Simpan selama beberapa waktu hingga terbentuk kristal berwana
biru
7. Cuci kristal dengan air hingga bersih.
8. Keringkan Kristal dan timbang.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Kenapa pada percobaan mengeluarkan gas berwarna coklat.
2. Apa kesulitan dalam percobaan ini.
3. Buatlah reaksi pembuatan CuSO4.5H2O.

VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta:
UI. Press. Hal 325 – 328.

Takhir, Agus. 1983. KONSEP-KONSEP KIMIA. Bandung: Pustaka


Iadja. Wollosn, J.D. 1994. INORGANIC EXPERIMENTS. New
York: VCH Publisher Inc.

James,c Warf.1986.KIMIA ANORGANIK.Californus: University of


Southren California.

9
PERCOBAAN IV
PEMBUATAN KAl(SO4)2.12H2O

I. TUJUAN.
1. Memahami beberapa aspek kimia tentang unsur Al.
2. Mengetahui cara pembuatan tawas .

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan
dengan rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Tawas ( Alumunium Kalsium Sulfat ) KAl(SO4)2 sudah di gunakan
di bidang obat-obatan dan pencelupan tekstil selama ± 4000 tahun.
Alumunium adalah logam yang ringan, stabil di udara, mudah di buat, kuat
dan tahan terhadap korosi.
Di antara logam golongan III (Br-Al), Alumunium adalah logam
terpenting. Berdasarkan massa, Alumunium menempati urutan ke-3 di
antara unsure yang terbesar kelimpahannya di kerak bumi, bijih
Alumunium yang terpenting adalah Bauksit yang mengandung Al2 O3.
Untuk ekstraksi Alumunium, Bauksit perlu di murnikan bedasarkan sifat
amfoter dari Alumunium dan senyawanya. Mula-mula pada Bauksit di
tambahkan larutan NaOH pekat, yang akan melarutkan AL2O3 kemudian zat
pengotor yang tidak melarut dapat di pisahkan dengan cara pengeringan.
Al2O3 (S) + 2OH- 2AlO2 - +H2O
Jika filtrat mengandung AlO2 - di asamkan akan terbentuk endapan
Al(OH)3
AlO2- + H3O+ Al(OH)3 (S)
Setelah di saring, AL(OH)3 di pijar dan hasil pemijarannya adalah
Al2O3(S). Pada ekstraksi Alumunium, Al2O3 dilarutkan dalam triolit
Na3AlF kemudian di elektrolisis.

10
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah
11. Cawan Penguap 1 buah
12. Termometer 1 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Al2(SO4)3.18H2O Merck 16,7 g
2. K2SO4 Merck 4,35 g
3. Aquadest 500 mL
4. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar

C. Cara kerja
1.Larutkan 16.7 gram Al2(SO4)3.18H2O dalam 12.5 ml air pada suhu
800C
2. Larutkan 4.35 gram K2SO4 dalam 25 ml air
3. Campurkan kedua larutan, pindahkan larutan ini kedalam cawan
penguap
4. Dinginkan pada suhu kamar sehingga terbentuk kristal.

11
5. Cuci dengansedikit air dan keringkan kristal dengan lertas saring.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Buatlah reaksi pembuatan KAl(SO4)2.12H2O.
2. Apa kesulitan dalam percobaan ini.
3. Tergolong Reaksi apa percobaan pembuatan KAl(SO4)2.12H2O.

VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta:
UI. Press. Hal 325 – 328.

Takhir, Agus. 1983. KONSEP-KONSEP KIMIA. Bandung: Pustaka


Iadja. Wollosn, J.D. 1994. INORGANIC EXPERIMENTS. New
York: VCH Publisher Inc.

James,c Warf.1986.KIMIA ANORGANIK.Californus: University of


Southren California.

12
PERCOBAAN V
PEMBUATAN KALIUM NITRAT

I. TUJUAN
1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
2. Pembuatan kristal kalium nitrat

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan
dengan rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Natrium nitrat bersifat higroskopis. Oleh karena itu untuk berbagai
keperluan natrium nitrat yang lebih murah, maka diubah menjadi garam
kalium. Nama umum untuk NaNO3 adalah adalah senyawa Chili,
sedangkan KNO3 adalah sendawa. Kalium nitrat dapat dibuat dari KCl
yang terdapat dalam mineral silvit dan NaNO3. jika larutan jenuh dari
masing-masing pereaksi dicampur, maka NaCl yang kurang melarut akan
mengendap.
KCl (aq) + NaNO3 (aq) NaCl (s) + KNO3(aq)
Jika cairan didinginkan, maka KNO3 mengendap. Endapan ini dipisahkan
kemudian dimurnikan dengan cara rekristalisasi.Kalium nitrat mengkristal
dalam bentuk prisma rombik, tetapi jika larutannya diuapkan, perlahan-
lahan pada kaca arloji akan mengkristal dalam bentuk rombohedral
isomorf dengan natrium nitrat dan kalsit – KNO3 meleleh pada 336o C pada
suhu tinggi menghasilkan oksigen.
2KNO3 2KNO2 + O2
Leburan garam ini adalah oksidator kuat. Belerang, arang dan fosfor
dapat terbakar dalam leburan ini menghasilkan kalium sulfat, karbonat dan
fosfat. KNO3 digunakan dalam pembuatan mesiu dan sebagian kecil
digunakan dalam pengolahan daging.

13
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah
11. Cawan Penguap 1 buah
12. Termometer 1 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. KCl Merck 75 g
2. NaNO3 Merck 85 g
3. Aquadest 500 mL
4. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar

C. Cara Kerja
1. Larutkan 75 gram KCl dalam 250 mL air panas
2. Larutkan 85 gram NaNO3 dalam 250 mL air panas
3. Campurkan kedua larutan diatas
4. Uapkan larutan sampai volume larutan menjadi 200 mL (pada umumnya
larutan mendidih secara tidak teratur, oleh karena itu gunakan penangas
air).

14
5. Segera saring larutan ketika sedang panas
6. Uapkan larutan sampai volume larutan menjasi 100 mL
7. Dinginkan larutan sehingga terbentuk kristal
8. Murnikan kristal nitrat dengan cara rekristalisasi sehingga bebas ion
klorida.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Buatlah reaksi pembuatan Kalium Nitrat.
2. Apa kesulitan dalam percobaan ini.
3. Tergolong Reaksi apa percobaan pembuatan Kalium Nitrat.

VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Wilkinson. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta: UI.
Press. Hal 325 – 328.

Takhir, Agus. 1983. KONSEP-KONSEP KIMIA. Bandung: Pustaka Iadja.


Wollosn, J.D. 1994. INORGANIC EXPERIMENTS. New York:
VCH Publisher Inc.

James,c Warf.1986.KIMIA ANORGANIK.Californus: University of


Southren California.

15
PERCOBAAN VI
PENENTUAN ASAM POSPAT DALAM MINUMAN COLA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI

I. TUJUAN
Menentukan kandungan asam pospat yang terdapat dalam minuman cola
secara spektrofotometri.

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan dengan
rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Pada sistem berkala unsur-unsur, pada golongan VA tampak terjadi
peralihan antara sifat logam dan non logam.Salah satu unsur yang menempati
golongan VA ini adalah pospor. Unsur pospor dialam terdapat dalam bentuk
oksidanya yaitu P4O6 dan P4O10. Pospor V oksida merupakan salah satu
pengering yang baik.Selain itu bila P4O10 ini bereaksi dalam jumlah yang
berlebihan maka akan terbentuk senyawa asam pospat (H3PO4 ). Asam pospat
(H3PO4) secara komersil merupakan asam terpenting kedua setelah asam
sulfat.Asam ini banyak digunakan seperti dipabrik-pabrik, bidang industri,
contohnya :
a. bahan aditif detergen
b. bahan aditif makanan
c. semen gigi
Asam pospat (H3PO4) murni yang digunakan dalam makanan dibuat
dengan mengoksidasi pospor murni.
Reaksinya :
P 4 + 5 O2 → P 4O10 ( Posfor (V) oksida )
P 4O10 + 6 H2O → 4H3PO4

16
Larutan encernya bersifat nontoksik dan rasanya asam. Dalam
minuman cola terdapat asam pospat dalam jumlah yang sangat kecil. Asam
pospat bersifat sangat
stabil dan merupakan asam yang sangat berbasa tiga yang dapat membentuk tiga
deret garam. Jika larutan asam pospat ini dinetralkan dengan larutan
natrium hidroksida dan metil jingga sebagai indikatornya. Maka titik
equivalen akan tercapai setelah asam pospat itu diubah menjadi bentuk pospat
primer.Sedangkan dengan indikator fenolftalein,larutan akan bereaksi netral
bila sudah terbentuk pospat sekunder. Kandungan asam pospat dalam bentuk
minuman cola dapat ditentukan dengan metoda spektrofotometri untuk
menentukan dengan metoda ini digunakan reagen pengompleks.Sehingga asam
pospat akan membentuk senyawa kompleks yang akan memberikan serapan pada
panjang gelombang tertentu.Serapan inilah yang akan diukur atau diatur
dengan peralatan spektrofotometer sehingga dapat diketahui peralatan
spektrofotometri dan dapat diketahui berapa kadar asam pospat dalam larutan
sampel tertentu. Pengukuran dengan metoda spektrofoometri ini,didasarkan
pada berlakunya hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa serapan yang
diberikan
oleh suatu larutan yang diukur sebanding dengan konsentrasinya,maka dapat
dinyatakan :
A=a.b.c
Dimana :
A = absorbsivitas
a = absorban
b = panjang kolom
c = konsentrasi
Dari segi peralatannya,spektrofotometer terbagi atas 2 yaitu :
1. spektrofotometer sinar tunggal
2. spektrofotometer sinar rangkap
Dilakukannya pengomplekkan dengan senyawa amonium molibdat
dan amonium metavanadat terhadap asam pospat dikarenakan sifat dari asam
17
pospat yang tidak memberikan serapan.Serapannya sangat lemah pada hampir
semua panjang gelombang sinar yang ada sehingga tidak dapat dilakukan
penentuan dan pengukuran secara langsung. Ada beberapa kesalahan yang
dapat timbul dalam pengukuran secara spektrofotometer ini,antara lain :
1. Ketidakstabilan alat
2. Kuvet yang tidak bersih
Terkadang beberapa kandungan protein dapat menempel pada kuvet
sehingga akan menganggu proses penyerapan sinar.
3. Penempatan kuvet yang tidak pada tempatnya sehingga akan menganggu
jalannya sinar.
4. Gelembung udara tidak boleh ada pada lintasan optik
5. Penetapan panjang gelombang yang kurang tepat.
Beberapa kegunaan lain dari spektrofotometer :
a. Analisa multi komponen
b. Untuk identifikasi senyawa tertentu
c. Untuk analisa kuantitatif dengan pengukuran absorban atau transmitan zat
pada panjang gelombang tertentu.
Kandungan pospat dalam cola dapat ditentukan dengan menggunakan
spektrofotometer.Akan tetapi karena serapan molar asam pospat lemah pada
semua panjang gelombang yang dapat diamati,maka sampel cola harus
diubah dulu menjadi larutan bewarna dengan menggunakan reagen pewarna.
Reaksi yang terjadi dalam tiga mol alkali,maka akan terbentuk pospat tertier
atau pospat dalam bentuk normalnya.
Dimana :
H3PO 4 + OH → H2PO4 - + H2O Ka = 2,15
H 2 PO4 - + OH → HPO4 -2 + H2O Ka = 7,1
HPO4-2 + OH- → PO4-3 + H2 O Ka = 12,4
Asam posfat memiliki sifat-sifat dapat dibagi atas dua bagian berdasarkan
cair dan padatnya :
1.Sifat asam posfat encer
 Bersifat nontoksin.
18
 Rasanya asam.
2.Sifat asam posfat padat
 Merupakan padatan yang tidak berwarna.
 Mudah mencair pada udara terbuka.
 Mempunyai titik leleh 42,35o C.
 pH nya adalah 1,38.
IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
2. Pipet Takar 2 mL 1 buah
3. Kuvet 10 buah
4. Pipet Gondok 10 mL 1 buah
5. Pemanas 1 buah
6. Labu Ukur 100 mL 3 buah
7. Kaca Arloji 1 Buah
8. Spektrofotometer 1 Buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Sampel Cola 100 mL
2. Asam Pospat Merck
3. Aquadest 500 mL
4. Amonium Molibdat 10 mL
5. Amonium Metavanadat 10 mL

C. METODOLOGI
a. Penentuan Kandungan Pospat Dalam Sampel Cola
1.. Masukkan 100 ml cola ke erlenmeyer 250 ml,tandai tinggi cairan dan tutup
mulut tabung dengan kaca arloji.

19
2.. Dididihkan selama 15 menit dan biarkan dingin pada suhu kamar.
3. Pipet 2 ml cola yang sudah didekarbonat ke dalam labu ukur 100
ml,tambahkan 10 ml reagen pewarna dan encerkan sampai batas.
4. Beri label tabung reaksi yang kering dan isi 2/3 nya dengan larutan cola dan
biarkan sampai reaksi pewarna sempurna.
5. Siapkan blanko dengan mengencerkan sampel cola 50 kali.Masukkan 2
ml cola yang sudah didekarbonasi dalam labu 100 ml dan encerkan sampai
batas.
6. Ukur absorban dari sampel cola yang sudah sempurna reaksi
pewarnaanya.
b. Kalibrasi Spektrofotometer
1. Pipet 1 ml larutan standar pospat ke dalam labu ukur 100 ml.
Tambahkan 10 ml reagen pewarna dan encerkan sampai batas.
2. Masukkan sebagian larutan pospat ini kedalam reaksi dan beri label 100
kali.
3. Ulangi prosedur diatas untuk 2 ml,4 ml,6 ml,8 ml,dan 10 ml standar
pospat.
4. Ukur serapan dari larutan standar pospat dengan menggunakan air sebagai
blanko.
5. Hitung konsentrasi standar dan buat grafik untuk menentukan
konsentrasi asam pospat dalam sampel.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Sebutkan tujuan dari pemanasan sampel cola sebelum dilakukan
pengenceran.
2. Kenapa sampel cola harus diencerkan 50 kali sebelum pengenceran dan
sebelum dilakukan pengukuran.
3. Kenapa cara titrasi tidak dapat digunakan dalam penentuan asam pospat
sampel cola.
4. Sebutkan beberapa reaksi pembuatan asam pospat.

20
VI. DAFTAR PUSTAKA
Brink, O. G. 1984. DASAR-DASAR INSTRUMEN. Bandung: Bina Cipta.
Cotton, Wilkinson. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. Jakarta: UI Press.
Vogel. 1990. ANALISA KUANTITATIF MAKRO DAN SEMI MIKRO.
Edisi V. Kalaman Media Pustaka: Jakarta.

21
PERCOBAAN VII
PEMBUATAN KALSIUM OKSALAT HIDRAT

I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan kalsium oksalat hidrat dengan metoda
pengendapan.

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan dengan
rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak. Kalsium
melebur pada suhu 845 oC, jika bereaksi dengan logam atmosfer dan
udara lembab akan terbentuk kalsium oksida atau kalsium hidroksida.
Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan
hydrogen. Kalsium oksalat merupakan suatu senyawa yang menghasilkan
dari reaksi ion logam kalsium dengan anion oksalat. Senyawa-senyawa
oksalat dari ion-ion logam pada golongan III A umumnya tidak larut
dalam larutan netral atau sedikit asam. Endapan oksalat umumnya
berwarna putih. Dalam laboratorium, senyawa oksalat dapat dibuat dengan
mudah melalui reaksi pengendapan yang terjadi pada pH sekitar 5.
Reaksinya :
M 2 + (aq) + C2O4 MC2O4
Dimana M = Mg, Ca, Sr, dan Ba
Karena senyawa oksalat golongan II A bersifat asam, maka
kelarutannya akan meningkat seiring dengan naiknya konsentrasi ion
hydrogen. Untuk logam logam alkali dan Besi (II) akan larut dalam asam-
asam yang konsentrasinya encer. Beberapa oksalat larut dalam larutan
pekat asam oksalat dengan jalan membentuk oksalat asam atau oksalat
kompleks yang dapat larut.
22
Sedangkan jika logam alkali tanah (golongan II A)
direaksikan dengan oksalat akan membentuk suatu senyawa yang tidak
larut dalam asam lemah yang encer tetapi larut dalam asam kuat yang
encer. Contoh senyawa tersebut adalah kalsium oksalat hidrat. Zat ini
adalah zat yang paling sukar larut dari semua oksalat pada larutan
netral atau sedikit asam. Dalam pembuatan kalsium oksalat hidrat ini
digunakan metoda “homogeneus precipitation”. Dalam teknik ini
proses pengendapan tidak dilakukan secara langsung, tetapi berangsur-
angsur. Maka untuk itu digunakan ammonia yang berasal dari urea
sebagai penahannya.
Reaksinya :
(H2N)2 C=O + H2O 2NH3 + CO2
Dalam merubah pH larutan ini menjadi semakin asam atau semakin
basa ataupun netral, maka kita akan mendapat endapan kristalin putih.
Pada pembuatan kalsium oksalat hidrat ini, prinsip yang digunakan adalah
reaksi ion logam dengan oksalat (C2H4 ). Reaksi yang terjadi adalah reaksi
antara kalsium karbonat dengan oksalat. Pada percobaan ini digunakan
urea sebagai bahan dasar, sebagai penahan dan untuk mendapatkan
endapan secara bertahap. Jika ada percobaan ini belum terbentuk endapan
maka harus ditambahkan ammonia yang dapat menahan reaksi sehingga
tidak langsung terjadi, pH larutan juga harus diperhatikan dalam
percobaan ini karena sering terjadi perubahan pH dalam praktiknya.
Kelarutan tidak harus ditingkatkan sampai sedemikian rupa,
sehingga pengendapan larutan tidak sempurna tentunya. Sering kali
pengendapan dimulai dengan persyaratan dengan peningkatannya
kelarutan. Setelah sebagian besar endapan terbentuk , kelarutannya
direndahkan agar pengendapannya sempurna. Aturan untuk keadaan
optimum pada pengendapan :
1. Pengendapan harus dilakukan pada suhu larutan yang tinggi atau
panas bila endapan yang terbentuk stabil pada temperature tinggi.
Aturan ini tidak selalu berlaku untuk endapan organic.
23
2. Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer. Yang bertujuan
untuk memperkecil kesalahan akibat kopresipitasi.
3. Pereaksi dicampurkan dengan teratur dan secara perlahan dengan
pengadukan yang tepat.
4. Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang cukup lama
dengan menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya
kopresipitasi.
5. Untuk menghindari adanya kopresipitasi dan postpresipitasi
sebaiknya dilakukan pengendapan ulang.

Kalsium oksalat merupakan garam tak larut yang bersifat


istimewa. Endapan adalah zat-zat yang memisah dari larutannya dan
keluar dari larutannya dalam ukuran partikel yang lebih besar, maka
pengendapan dilakukan dengan mencampur secara perlahan-lahan
larutan-larutan encer, dengan syarat kelarutan endapannya meningkat.
Proses yang membawa serta suatu zat yang biasanya terlarut sewaktu
pengendapan dari endapan yang dikehendaki disebut kopresipitasi. Atau
dikenal juga dengan kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam
pelarut. Untuk mengurangi kopresipitasi ini dapat dilakukan dengan proses
sebagai berikut :
1. Pencucian endapan.
2. Pemisahan, zat pengotor dapat dipisahkan atas sifat kimianya dirubah
dengan suatu reaksi sebelum endapan terbentuk.
3. Pengendapan ulang, hal ini dilakukan bila endapan dengan
mudah dapat dilarutkan kembali terutama untuk oksidasi hidroksida
dan garam kristalin dari asam lemah.

Kalsium karbonat yang digunakan dalam percobaan ini terbentuk


dengan mereaksikan kalsium klorida CaCl 2 (bersifat higroskopis dan
digunakan sebagai zat pengering) dengan ammonium karbonat
membentuk endapan kalsium karbonat yang larut sedikit dalam larutan
24
garam ammonium dari asam kuat. Faktor yang penting untuk
mempengaruhi kelarutan zat padat adalah temperature, sifat dari pelarut
dan juga kehadiran ion–ion lainnya dalam larutan tersebut. Termasuk
didalam kategori terakhir ini adalah ion–ion yang memiliki dalam
bentuk zat padat tidak bergabung didalamnya.
Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat (CaC 2 O 4 .H 2 O).
Ca++ + C2O42- + H2O CaC2O4.H2O
Endapan dicuci dengan larutan ammonium oksalat encer dan
kemudian ditimbang dalam salah satu bentuk berikut :
O
1. Sebagai CaC2O4.H2O dengan memanaskan pada suhu 100-105 C
selama 1-2 jam. Metoda ini tidak dianjurkan untuk pekerjaan teliti
antara lain disebabkan oleh sifat higroskopis dari oksalat yang
berkopresipitasi pada suhu yang rendah ini. Hasilnya biasanya
0,5-1 % terlalu tinggi.
2. Sebagai CaCO 3 dengan mereaksikan atau memanaskan pada 475-
525 oC dalam suhu tanur ½ silinder atau muffel listrik. Ini
merupakan metoda yang paling memuaskan karena kalium
karbonat tidak higroskopis.
CaC2O4 CaCO3 + CO
3. Sebagai CaO dengan memijarkan pada 1200 oC metoda ini banyak
digunakan, tetapi kalsium oksida yang dihasilkan mempunyai
bobot molekul yang relatif kecil dan higroskopis karena itu,
harus diambil tindakan-tindakan pengasaman untuk mencegah
absorbsi lengasan (serta karbondioksida).
CaCO3 CaO + CO2

IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Beker Gelas 100 mL 2 buah

25
2. Kaca Arloji 1 buah
3. Magnetik Stirer 1 buah
4. Bar Magnetik Stirer 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Cawan Penguap 1 buah
7. Erlenmeyer 250 ml 2 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Kalsium Karbonat Merck 100 mg
2. HCl 6 N Merck 50 mL
3. Aquadest 500 ml
4. Amonium Oksalat Merck 50 g
5. Urea bubuk 6g
6 Kertas Indikator 4 Buah
7. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar
8, Amonia 6 M Merck 20 g

C. Cara Kerja
1. Timbang 100 mg kalsium karbonat, masukkan ke dalam beaker gelas
100 mL, tambahkan 8 mL aquadest.
2. Aduk dengan bantuan magnetik stirer, tutup beaker dengan kaca
arloji yang kecil.
3. Tambahkan 6 N HCl segera langsung ke dalam beaker itu (reaksi
endoterm) sambil selalu diaduk hingga larutan itu melarut.
4. Gunakan aquades sedikit-sedikit sampai 40 mL untuk mengencerkan
larutan. Tes larutan dengan kertas lakmus (seharusnya masih bersifat
asam).
5. Tambahkan 6 ml amonium oksalat yang sudah dicampurkan 6 g urea
padat ke dalam larutan tadi. Sambil disaring.
6. Amati perubahan warna (dari merah ke kuning)
26
7. Jika perlu tambah sedikit air. Pada keadaan ini seharusnya
sudah terbentuk kristal berwarna bening.
8. Jika belum terbentuk tambahkan 6 M amonia.
9. Dinginkan larutan sampai suhu kamar, lalu saring endapan yang
terbentuk dengan kertas saring, kalau perlu pakai pompa vakum.
10.Keringkan kristal yang terbentuk, hitung rendemennya.

V.TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM :


Buatlah reaksi reaksi antara kalsium karbonat dengan HCl.
1. Kenapa perubahan pH perlu dilihat karena untuk melihat suasana
reaksi atau larutan.
2. Jelaskan fungsi urea dalam percobaan ini adalah sebagai bahan dasar,
untuk penahan reaksi agar berangsur secara berangsur- angsur dan
untuk mendapatkan endapan secara bertahap.
3. Kenapa amonia harus ditambahakan jika masih belum terbentuk
endapan.

VI.DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A dan Witkinson, G. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. UI
-Press: Jakarta

Partington, J. R. TEXT BOOK OF INORGANIC CHEMISTRY. St.


Martin’s Street: London

Vogel, A. I. ANALISA ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN


SEMI MIKRO. JAKARTA : PTK Kalama Pustaka.

27
PERCOBAAN VIII
KEKUATAN MEDAN LIGAN

I. TUJUAN
Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonia dan
air.

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan dengan
rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Istilah medan ligan mengacu pada keseluruhan aspek teoritis yang
digunakan untuk memahami ikatan dan sifat elektronik yang tersasosiasi dari
kompleks, senyawa lain yang terbentuk oleh unsure transisi.
Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang medan ligan, antara lain :
1. Teori Medan Kristal
Teori ini menyatakan bahwa interaksi yang terjadi antara ion logam pusat
dengan ligan dalam pembentukan kompleks merupakan interaksi
elektrostatik ( ionik ).
Dalam teori medan Kristal ini senyawa kompleks dianggap sebagai satu
molekul tunggal yang terisolasi, dimana electron-elektron atom logam
pusat ( khususnya yang beredar dalam orbital d ) dipengaruhi oleh medan
elektrostatik yang dibangkitkan atau yang ditimbulkan oleh ligan-ligan
disekitarnya.
2. Teori Orbital Molekul
Teori ini lebih mengacu pada orbital electron valensi yang terlibat dalam
suatu kompleks ligan.
3. Teori Elektron Valensi
Teori medan ligan yang berkaitan dengan electron valensi sebenarnya
hamper sama dengan teori molekul, tetapi pada teori electron valensi
28
diutamakan elektronnya bukan suborbital molekul yang diisi oleh electron
tersebut.

Pada penentuan kekuatan medan ligan antara ammonia dan air, kita lebih
banyak menggunakan teori medan Kristal. Misalkan ada enam ligan berasal dari
arah titik octahedral berinteraksi dengan ion pusat maka lima orbital d ion pusat
akan mengalami interaksi yang berbeda. Tentu saja orbital yang berhadapan
langsungdengan ligan akan terpengaruh medan ligan lebig besar dari orbital lain.
Akibatnya orbital pertama akan meningkat menjadi dua tingkat energi. Dua orbital
dengan tingkat energi lebih tinggi dikenal dengan orbital e g dan tiga orbital
lainnya disebut t2g.
eg

10 Dq

t2g

Perbedaan tingkat energi itu dapat besar atau kecil bergantung krpada
beberapa factor, tetapi semua didefenisikan sebagai 10 Dq. Adanya perbedaan
tingkat energi ini dapat dipahami bahwa teori medan kristal dapat menerangkan
terjadinya perbedaan warna kompleks.
Apabila kompleks menerima sejumlah energi ( energi cahaya )
yangenerginya sama dengan harga 10 Dq, maka energi tersebut akan diserap
untuk mengeksitasi electron ke tingkat energi yang lebih tinggi ( e g ).

29

Gambar- eksitasi electron oleh sinar


Karena menyerap energi sebesar h ν, energi yang diserap adalah :
E = h x ν
Dimana :
E = besarnya energi yang diserap (kkal/mol) atau
J/mol
h = tetapan plank : 6,63 x 10-34 J.s
ν = frekuensi (Hz)

Hampir semua kompleks besarnya harga 10 Dq sama dengan energi yang


frekuensinya terletak pada spectra daerah tampak. Karena ada kaitan antara
warna dengan frekuensi maka suatu kompleks bergantung pada frekuensi yang
diserap. Warna kompleks adalah komplemen warna cahaya yang diserap[. Secara
umum kombinasi warna cahaya dan komplemennya adalah :
a. biru komplemennya kuning
b. merah komplemennya hijau kebiruan
c. hijau komplemennya ungu
d. violet komplemennya hijau kekuningan

Pengamatan terhadap serapan kompleks dapat digunakan sebagai alat


untuk menentukan harga 10 Dq. Besarnya energi 10 Dq adalah :

Energi 10 Dq = frekuensi ( saat Amax ) x 1 kkal/mol


349,75 /cm

30
Sebagai contoh, gambar dibawah ini menunjukkan bahwa serapan maksimum
terletak pada frekuensi 20.300 cm-1. Besarnya energi 10 Dq adalah :

= 20.300 cm-1 x 1 kkal/mol


349,75/cm
= 58,04 kkal/mol

1,0

0,5

0.0

20 30 V(103 cm-1)
Gambar- Spektra serapan daerah tampak larutan (Ti(H2O)6)3+

IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Erlenmeyer 100 mL, 250 mL 2 buah
2. Pipet Takar 2 mL 1 buah
3. Kuvet 10 buah
4. Pipet Gondok 2mL, 5 mL, 10 mL 1 buah
5. Pemanas 1 buah
6. Labu Ukur 100 mL 3 buah
7. Kaca Arloji 1 Buah
8. Spektrofotometer 1 Buah
9 Labu ukur 10 ml 4 buah

31
B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Amonia 18,7 mL
2. CuSO4.5H2O Merck 6,25 g
3. Aquadest 500 mL

C. Cara Kerja
1. Cara Pembuatan Reagen
 Larutan ammonia 1M
Dibuat dengan melarutkan 18,7 ml larutan NH3 25 %, massa jenis
0,91 kg/L, dalam air sedemikian rupa sehingga volume menjadi 250 ml.
 Larutan ion Cu2+ 0,1 M
Dibuat dengan melarutkan 6,242 g CuSO4 . 5H2O dalam
air sedemikian rupa sehingga volume menjadi 250 ml.
2. Pembuatan larutan Standar
1. Siapkan 4 buah labu ukur 10 ml untuk membuat larutan ion Cu+2 0,02
M dalam pelarut air 50 : 50 campuran air dan larutan amonia 1 m 75 :
25 campuran air dan larutan amonia.
2. Larutan ion Cu +2 0,02 M dalam larutan air dibuat dengan
memindahkan 2,0 ml larutan Cu+2 0,1 M ke dalam labu ukur 10 ml dan
encerkan dengan air sampai tanda batas.
3. Larutan ion Cu+2 0,02 M dalam 50 : 50 campuran air dan ammonia
dibuat dengan memindahkan 2,0 ml larutan Cu+2 0,1 M ke dalam labu
ukur 10 ml dan diencerkan dengan 5,0 ml larutan ammonia dan
kemudian dilanjutkan dengan air sampai tanda batas.
4. Larutan ion Cu+2 dalam 75 : 25 campuran air dan larutan ammonia
dibuat dengan memindahkan 2,0 ml larutan Cu+2 0,1 ke dalam labu
ukur 10 ml dan diencerkan dengan 2,5 ml larutan ammonia dan
kemudian dilanjutkan dengan air sampai tanda batas.

32
5. Amati serapan ketiga larutan tersebut menggunakan spektrofotometer
spectronic 20 dengan air sebagai blankonya pada panjang gelombang
antara 510-700 nm dengan interval 10 nm.
6. Perbedaan kekuatan ligan antara air dan ammonia dapat diketahui
dengan membandingkan panjang gelombang maksimumnya.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Sebutkan beberapa teori yang mengemukakan tentang medan ligan.
2. Apa kesulitan dalam percobaan ini.
3. Jelaskan apa itu medan ligan.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Brink, O. G. 1984. DASAR-DASAR INSTRUMEN. Bandung: Bina Cipta.

Cotton, Wilkinson. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. Jakarta: UI Press.

Vogel. 1990. ANALISA KUANTITATIF MAKRO DAN SEMI MIKRO.


Edisi V. Kalaman Media Pustaka: Jakarta.

33
PERCOBAAN IX
GARAM MOHR ( NH4 )2Fe( SO4 )2 . 6H2O

I. TUJUAN
1. Membuat kristal besi (II) ammonium sulfat yang biasanya disebut garam
mohr
2. Menentukan banyaknya air Kristal dalam garam mohr hasil sintesis

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan
dengan rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Besi adalah logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam
yang umumnya terdapat di kerak bumi. Logam ini cukup reaktif sehingga
terdapat berbagai senyawa dengan unsure lain dalam bijinya. Ada dua macam
biji besi terpenting yang terdiri dari oksidanya yaitu hematite Fe 2O3 dan
magnetit Fe3O4.
Garam besi (II) yang terpenting adalah garam besi (II) sulfat. Garam
ini dapat diperoleh dengan cara melarutkan besi atau besi (II) sulfide dalam
sulfat encer. Setelah larutan disaring, diuapkan akan mengkristal FeSO 4.
7H2O yang berwarna hijau. Dalam skala besar garam dibuat dengan cara
mengoksidasi perlahan-lahan FeS2 oleh udara yang mengandung air. Bentuk
umum adalah vitriol hijau FeSO4. 7H2O, dan isomorf dengan garam MgSO4.
7H2O.
Besi (II) sulfat dengan garam sulfat dari logam alkali dapat
membentuk garam rangkap dengan rumus umum M2Fe(SO4)2 . 6H2O dengan
M adalah K, Rb, Cs atau NH4. Garam mohr digunakan dalam analisa
volumetric untuk menstandarisasi kalium permanganate atau kalium
dikromat.

34
Reaksi :
Pada larutan A :
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
Pada larutan B :
NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
Reaksi gabungan antara larutan A dan B, dan ditambah sedikit air :
FeSO4 + (NH4)2SO4 (NH4)2Fe(SO4)2
(NH4)2Fe(SO4)2 + 6 H2O (NH4)2Fe(SO4)2 . 6H2O

IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Neraca Kasar 1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
3. Tungku segitiga 1 buah
4. Beker Gelas 250 mL 2 buah
5. Kaca Asbes 1 buah
6. Gayung 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Pipet Tetes 2 buah
9. Corong 1 buah
10. Batang Pengaduk 1 buah
11. Cawan Penguap 1 buah
12. Termometer 1 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
1. Serbuk Besi Merck 3,5 g
2. Amonia Merck 50 ml
3. H2SO4 10 % Merck 1 Liter

35
4. Aquadest 500 mL
5. Kertas Saring Whatman 1 Lembar Besar

C. Cara Kerja :
a. Membuat larutan A
- Larutkan 3,5 gram besi kedalam 1 L H2SO4 10 %
- Panaskan sampai hampir semua besi melarut
- Saring larutan ketika masih panas
- Tambahkan sedikit asam sulfat pada filtrate
- Uapkan larutan sampai terbentuk kristal di permukaan larutan
b. Membuat larutan B
- Netralkan 50 mL H2SO4 10 % dengan ammonia
- Uapkan larutan (NH4)2SO4 sampai jenuh
c. Sementara panas, campurkan larutan A dengan larutan B
d. Dinginkan larutan yang diperoleh, sehingga terbentuk Kristal berwarna
hijau muda
e. Garam mohr yang murni dapat diperoleh dengan cara melarutkan kembali
dalam sedikit mungkin air panas, biarkan mengkristal
f. Timbang garam mohr yang terbentuk.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Buatlah reaksi pembuatan garam mohr ( NH4 )2Fe( SO4 )2 . 6H2O.
2. Apa kesulitan dalam percobaan ini.
3. Jelaskan apa itu logam besi..

VI . DAFTAR PUSTAKA
Brink, O. G. 1984. DASAR-DASAR INSTRUMEN. Bandung: Bina Cipta.
Cotton, Wilkinson. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. Jakarta: UI Press.

Vogel. 1990. ANALISA KUANTITATIF MAKRO DAN SEMI MIKRO.


Edisi V. Kalaman Media Pustaka: Jakarta.

36
PERCOBAAN X
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

I. TUJUAN
Memahami dan mengetahui pembuatan natrium tiosulfat dan
mempelajari sifat-sifat kimia dari senyawa ini.

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan dengan
rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Garam natrium tiosulfat dapat dibuat berdasarkan reaksi yang terjadi
antara belerang dan natrium tiosulfat dengan reaksi sebagai berikut :
SO3-2 + S S2O3-2
Bila jumlah belerang yang ditambahkan sangat berlebih, maka
semua ion SO3-2 akan berubah membentuk S2O3-2. Pembentukan natrium
tiosulfat dengan cara lain dapat juga dilakukan dengan menggunakan
bahan baku H2S dan SO3 tetapi cara ini lebih sulit dari sebelumnya,
karena dipengaruhi oleh ion senama. Dimana dengan adanya ion
senama akan menyebabkan kecilnya kelarutan antara H2S dan SO3 .
Dengan kata lain efek ion senama akan menghambat kelarutan suatu
senyawa dalam larutan.
Berdasarkan contoh reaksi pembuatan tiosulfat tampak bahwa
bilangan oksidasi sulfur dari senyawa tiosulfat berubah dari +4
menjadi +2, walaupun keadaan tersebut tidak sesuai dengan kedudukan
di dalam sistem berkala unsur. Tiosulfat adalah suatu senyawa yang
mudah sekali teroksidasi, dimana iodium dapat mengoksidasinya
menjadi tetrationat. Semua penentuan senyawa secara iodometri
didasarkan atas reaksi natrium tiosulfat dengan iodium. Pada titrasi
iodium dengan tiosulfat, iodium bertindak sebagai oksidator.
37
I2 + 2e 2I-
2S2O3 -2 S4O6 -2 + 2e
I2 + S2O3-2 2I- + S4O6-2

Pada titrasi iodium lambat laun akan hilang jika ditambahkan


natrium tiosulfat. Larutan yang semula berwarna coklat tua semakin
pucat (kuning) dan akhirnya tidak berwarna lagi. Perubahan ini sukar
sekali dilihat karena itu ditambahkan larutan kanji. Penambahan larutan
kanji dilakukan pada saat larutan yang dititrasi berwarna kuning muda
dan dilanjutkan sampai berwarna bening. Larutan kanji dengan I2
membentuk kompleks terabsorbsi yang berwarna biru. Karena
kompleks ini sukar larut dalam air maka penambahan kanji baru dilakukan
pada saat konsentrasi iodium maksimum yaitu saat larutan berwarna
kuning pucat dan kemudian titrasi dilanjutkan sampai warna biru
hilang. Titrasi merupakan titrasi langsung karena konsentrasi senyawa
yang akan ditentukan dapat langsung diketahui. Pada titrasi tidak
langsung dalam pembentukan natrium tiosulfat dapat dilihat dari reaksi
berikut :
IO 3 - + 6H + + 5e 1/2 I2 + 3H2O x1
5I - 3/2 I2 + e x5
IO3- + 5I - + 6H + 3I2 + 3H2O .…....…. (a)

Kemudian I2 yang dihasilkan dari reaksi (a) digunakan untuk reaksi


berikut :
I 2 + 2e 2I -
2S2O3 -2 S4O6 -2 + 2e
I2 + 2S2O3-2 2I + S4 O6 -2 .......………. (b)

Dalam iodat dan iodida dalam suasana asam akan terbentuk


iodin (a), iodin yang terbentuk lalu dititrasi oleh larutan tiosulfat (b).
Larutan natrium tiosulfat dapat dipakai untuk mentitrasi iodium pada
38
titrasi iodometri dalam suasana netral atau asam lemah. Sedangkan
dalam alkali kuat proses oksidasi dapat berlangsung sebagai berikut :
S2O3 -2 + 4 I2 + 10 OH - 2SO4-2 + 8I - + 5H2
Dalam suasana asam tiosulfat akan terurai menjadi :
S2O3-2 + H+ HSO3- + S

Adanya kekeruhan yang terjadi seperti susu adalah akibat endapat


belerang. Untunglah reaksi ini lebih lambat daripada reaksi tiosulfat
dengan iodium, sehingga titrasi masih bias dilakukan dalam suasana
asam. Reaksi penguraian ini sangat penting dalam hubungannya
dengan stabilitas larutan tiosulfat tersebut. Adanya serapan CO 2 dari
udara sudah berpengaruh terhadap uraian tersebut sehingga daya
reduksi dari larutannya yang segar menjadi lebih kuat karena
terbentuknya ion tiosulfat yang aktif dalam proses redoks.

2HSO3- + O2 2SO 4-2 + 2H+

Oleh karena itu sebaiknya perlu didiamkan larutan tiosulfat sekurang-


kurangnya sehari sebelum dilakukan proses pembekuan atau
pengkristalan. Penambahan natrium karbonat untuk mencegah penguraian
ini sering dilakukan. Di samping itu juga larutan natrium tiosulfat
merupakan media pertumbuhan mikroba sehingga dalam penyimpanan
kadarnya menurun. Untuk mencegah hal ini dapat terjadi, wadahnya
perlu disterilkan dengan pencucian melalui atau menggunakan larutan
bikromat atau asam sulfat. Standarisasi larutan natrium tiosulfat Sejumlah
zat padat dapat digunakan sebagai zat standar primer untuk larutan
tiosulfat. Iod murni paling jelas sebagai standar, namun jarang digunakan
karena sukar dalam penanganannya. Lebih sering orang menggunakan
oksida kuat yang akan membebaskan iod dari iodida, jadi pada proses
iodometri zat yang digunakan sebagai standar primer untuk tiosulfat
adalah :
39
1. Kalium bikromat
2. Kalium iodat dan kalium bromat
3. Tembaga
Sifat – sifat natrium tiosulfat :
a. Senyawa – senyawa yang mudah teroksidasi membentuk tetrationat
oleh iodium.
b. Merupakan larutan standar sekunder sehingga konsentrasinya dapat
ditentukan secara langsung.
c. Dapat mencuci film dan fotografi.

IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Labu Alas Bulat 250 mL 1 buah
2. Gelas Piala 250 mL 2 buah
3. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
4. Corong 1 buah
5. Bak Pendingin 1 buah
6. Tabung reaksi 1 buah
7. Cawan Penguap 1 buah
8. Kaca Arloji 1 buah
9. Buret 50 mL 1 buah
10. Kondesor 1 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Natrium sulfit (Na2SO3).7 Merck 35 g
H2O

40
2. KIO3 Merck 120 mg
3. Belerang Merck 25 g
4. KI Merck 2g
5. HCl 1N Merck 100 mL
6 Etanol 95 % 100 mL
7. Aquadest 500 mL
8 HCl 4 N Merck 2,4 mL

C. Cara Kerja
a. Pembuatan Garam Natrium Tiosulfat
1. Timbang 25 gram natrium sulfite . 7H2O kemudian larutkan dalam 50
ml air dalam labu 250 ml.
2. Tambahkan ke dalam larutan tersebut 25 gram belerang yang terlebih
dahulu dijadikan pasta dengan etanol, lalu masukkan batu didih.
3. Pasang pendingin pada labu dan panaskan selama satu jam.
4. Dinginkan , kemudian larutan disaring.
5. Uapkan larutan dalam cawan penguap sampai bersisa 25 ml.
6. Dinginkan larutan yang telah terbentuk kristal kemudian saring kristal
dengan kertas saring.

b. Analisa sifat-sifat natrium tiosulfat


 Penguraian karena asam
1. Timbang 10 gram NaS2O3.8H2O kemudian masukkan dalam gelas
piala 250 ml, tambahkan 100 ml aquades.
2. Masukkan larutan tersebut ke dalam 4 gelas piala dengan
volume masing-masing 30, 20,15, 10 ml lalu encerkan sampai 100 ml.
3. Sediakan bak berisi air dan atur suhunya 20 o C, lalu masukkan
ke 4 gelas piala ke dalamnya. Tunggu beberapa saat sampai suhu
larutan sama dengan suhu air.
4. Lakukan hal yang sama untuk temperature 30 oC dan 35oC.

41
5. Sementara itu buat larutan HCl 1 N sebanyak 100 ml, pipet masing-
masing 10 ml masukkan ke dalam 4 tabung reaksi.
6. Tuangkan secara bersamaan ke dalam gelas piala yang berisi larutan
natrium tiosulfat.
7. Sambil dikocok amati munculnya kekeruahn yang terjadi. Catat waktu
yang diperlukan.

 Cara titrasi
1. Timbang 120 mg KIO 3 secara teliti, larutan dalam Erlenmeyer 250
ml yang telah berisi 2 g KI dalam 50 ml air. Goyang
Erlenmeyer agar semua KIO 3 larut.
2. Tambahkan 2,5 ml larutan HCl 4 N, maka reaksi akan
berlangsung. Iodium yang terbentuk dititrasi dengan tiosulfat.
3. Hitung konsentrasi tiosulfat.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Kenapa belerang harus dijadikan dalam bentuk pasta.
2. Buatlah reaksi titrasi natrium tiosulfat.
3. Jelaskan apa itu kelarutan, larutan jenuh dan larutan lewat jenuh.
4. Jelaskan hubugan kelarutan natrium tiosulfat pada suhu 0oC,20 oC dan
100oC.
5. Buatlah reaksi penguraian natrium tiosulfat karena pengaruh asam.

VI. DAFTAR PUSTAKA

James,c Warf.1986.Kimia Anorganik.Californus: University of


Southren California.

Rivai,harizul.1995.Azas Pemeriksaan KIMIA.Jakarta: UI.


Underwood.1989.Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta : Erlangga.

42
PERCOBAAN XI
PEMBUATAN PAPAN KOMPOSIT
I. TUJUAN
Memahami dan mengetahui pembuatan Papan Komposit dan
mempelajari sifat-sifat Serat dari penyusun Papan Komposit ini.

III. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum berbobot 2 sks dilakukan dalam 1 x pertemuan dengan
rentang waktu 2 x 160 menit.

III. TEORI DASAR


Kata komposit berasal dari kata “to compose” yang berarti menyusun atau
menggabung. Secara sederhana komposit adalah suatu material yang
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui
campuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing
material pembentuknya berbeda. Dari campuran tersebut akan dihasilkan
material komposit yang mempunyai sifat fisis dan mekanik satu
karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya. Kelebihan
material komposit jika dibandingkan dengan logam adalah memiliki sifat
mekanik yang baik, tidak mudah korosi, bahan baku yang mudah
diperoleh dengan harga yang lebih murah, dan memiliki massa jenis yang
lebih rendah dibanding dengan serat mineral.
Komposit serat adalah komposit yang terdiri dari organik fiber
didalam matriks. Secara alami serat yang panjang mempuyai kekuatan
yang lebih dibanding serat yang berbentuk curah (bulk). Matriks secara
ideal seharusnya berfungsi sebagai penyelubung serat dari kerusakan antar
serat berupa abrasi, pelindung terhadap lingkungan (serangan zat kimia
dan kelembaban), pendukung dan menginfiltrasi serat, transfer beban antar
serat, dan perekat serta tetap stabil secara fisika dan kimia setelah proses
manufaktur. Matriks dapat berbentuk polimer, logam, karbon, maupun
keramik.
43
Papan komposit adalah suatu produk komposit yang dibuat dengan
merekatkan partikel berupa potongan kayu yang kecil atau material lain
yang mengandung lignoselulosa sehingga merupakan bahan baku
pembuatan papan partikel. Pembuatan papan komposit dengan
memanfaatkan serat alam akan mendapatkan nilai tambah yaitu
mengurangi dampak yang diakibatkan oleh limbah bagi lingkungan.
Komposit serat adalah komposit yang terdiri dari fiber didalam matriks.
Secara alami serat yang panjang mempunyai kekuatan yang lebih
dibanding serat yang berbentuk curah. Serat panjang mempunyai struktur
yang lebih sempurna karena struktur kristal tersusun sepanjang sumbu
serat dan cacat internal pada serat lebih sedikit dari pada material dalam
bentuk curah.
Resin adalah bahan polimer dalam komposit digunakan sebagai
matriks. Resin sebagai matriks mempunyai fungsi sebagai pengikat,
sebagai pelindung struktur komposit, memberi kekuatan pada komposit
dan bertindak sebagai media transfer tegangan yang diterima oleh
komposit serta melindungi serat dari abrasi dan korosi. Resin Unsaturated
Polyester atau polyester tak jenuh, biasa disebut polyester saja merupakan
salah satu jenis polimer thermoset. Bahan ini memiliki beberapa
keunggulan bila dibandingkan dengan resin yang lain, diantaranya, matriks
resin polyester lebih keras, menghasilkan bahan yang transparan, bersifat
kuat dan memiliki kestabilan bentuk yang baik, memiliki ketahanan
terhadap kondisi lingkungan yang panas maupun basah serta pengaruh zat-
zat kimia,dapat dikombinasikan dengan semua tipe serat, harga relatif
murah. Jenis resin lainnya adalah resin epoksi. Karakterdari produksi
rantai epoksi adalah kemampuan proses dan derajat garis yang melintang.
Pembuatan epoksi yang baik adalah dengan cara menambahkan katalis
yang akan bereaksi dengan epoksi dan akan bereaksi dengan struktur
jaringan. Kemampuan mekanis dari epoksi tergantung dari tipe katalis
yang digunakan. Asam anhydrides dan aminomulti fungsi adalah yang
paling sering digunakan. Amino aliphatic akan mempercepat waktu
44
pengeringan, dimana aromanya tidak begitu menyengat akan tetapi dapat
memberi hasil yang lebih baik pada temperatur transisi kaca. Untuk
pengeringan epoksi dengan temperatur 121 ºC dicyandiamide (dicy)
digunakan sebagai katalis. Umumnya pengeringan epoksi pada suhu 177
ºC menggunakan katalis yang berbasis pada tetraglycidy derivative. Pada
saat katalis dan epoksi dicampur, resin cair akan menjadi padat dengan
menggunakan panas dari reaksi eksoterm.
Resin poliester merupakan resin yang paling banya digunkan dalam
berbagai aplikasi yang menggunakan resin termoset, baik itu terpisah
maupun dalam bentuk material komposit. Walaupun secara mekanik, sifat
mekanik yang dimilki oleh polierster tidaklah terlalu baik atau hanya
sedang - sedang saja. Hal ini karena resin ini mudah didapat, harga relatif
terjangkau serta yang terpenting adalah mudah dalam fabrikasinya. Ada
dua prinsip poliester yang digunakan sebagai laminasi dalam industri
komposit yaitu resin poliester orthopthalic merupakan resin standar yang
digunakan banyak orang serta resin poliester isopthalic yang saat ini
maenjadi material pilihan pada dunia industri. Resin yang dipakai dalam
penelitian ini adalah resin poliester orthopthalic.

Gambar Struktur Kimia Resin Poliester Orthopthalic

IV. METODOLOGI
A. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Alat Presing Hidrolik 1 buah
2. Jangka Sorong 2 buah

45
3. Mistar 2 buah
4. Cetakan 30 x 30 x 1 cm 1 buah
atau Cetakan 20 x 20 x 1
cm
5. Aluminium Foil 1 buah
6. Ember 1 buah
7. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
8. Gelas Ukur 500 mL 1 buah
9. Gelas Ukur 1000 mL 1 buah
10. Beker Gelas 500 mL 1 buah
11. Beker Gelas 1000 mL 1 buah
12. Erlenmeyer 500 mL 1 buah
13. Erlenmeyer 1000 mL 1 buah

B. Bahan :
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Kebutuhan
1. Sampel yang mengandung
Serat Seperti Ampas Tebu,
Sabuk Kelapa dll
2. NaOH p.a Merck 50 g
3. Aquades 500 mL
4. Resin Poliester 6 Liter
5. Katalis Resin 120 ml

C. Cara Kerja
a. Pembuatan Papan Komposit
1. Disiapkan sampel yang mengandung serat yang sudah kering sebanyak
200 g setiap sampel.

46
2. Kemudian disiapkan resin yang sudah dicampur dengan katalis dengan
perbandingan 20 %, 40 %, 60 %, 80 % dan 100 % dari berat sampel
uji dan ditambahkan katalis 1 % dari resin poliester.
3. Serat ampas tebu 200 g dicampur dengan 20 %, 40 %, 60 %, 80 % dan
100 % dari resin Poliester an ditambahkan katalis 1 % dari resin
poliester.
4. Kemudian ke dimasukkan dalam mesin Hot Pressing Selama 15 menit
dengan suhu 150 0C dan tekanan 25 kg/cm2.
5. Dikeringanginkan masing-masing papan komposit selama ± 2 minggu
dalam ruangan bersuhu kamar

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Jelaskanlah apa komposit.
2. Jelaskan apa itu papan komposit dan apa kelebihan dari papan komposit
tersebut.
3. Jelaskanlah resin dalam pembuatan papan komposit dan sebagai apa fungsi
resin tersebut.
4. Jelaskan apa kelebihan resin polyester dalam pembuatan Papan komposit.
5. Apa aplikasi papan komposit ini dalam kehidupan sehari hari.

VI. DAFTAR PUSTAKA

A. Nurdin, S. Hastuti, H. P. D., and R. H., “Pengaruh Alkali dan Fraksi Volume
terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Akar Wangi – Epoxy,” Rotasi,
vol. 21, no. 1, p. 30, 2019.

Bahra, M.S., Gupta, V. K. & Aggarwal, L. (2017). Effect of Fibre Content on


Mechanical Properties and Water Absorption Behaviour of
Pineapple/HDPE Composite. Materials Today: Proceedings, Vol 4 (2),
Part A, 3207-3214.

Cai, M., Takagi, H., Nakagaito, A.N., Yan Li & Waterhouse, G.I.N., (2016).
Effect of alkali treatment on interfacial bonding in abaca fiber-reinforced
composites. Composites Part A: Applied Science and Manufacturing,
Vol. 90, 589-597.
47
Elanchezhiana, C., Ramnath, B.V., Ramakrishnan, G., Rajendrakumar, M., V.
Naveenkumar, V., & Saravanakumar, M.K. (2018) Review on
mechanical properties of natural fiber composites. Materials Today
(Proceedings 5), 1785–1790.

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-2105-2006 tentang Papan Partikel

48

Anda mungkin juga menyukai