KIMIA FISIKA
TIM PENYUSUN :
PEVI RIANI, M.Si
ELDA PELITA, S.Pd.,M.Si
ruang praktikan.
waktu 1 minggu.
5. Laporan penunjukan :
Judul praktikum
yang terjadi
Data-data perhitungan
Hasil
i
7. Praktikan harus penggunakan baju praktikum berwarna putih (jas lab)
jawab pratikan. Apabila terdapat alat-alat yang pecah atau hilang praktikan
harus menggantinya.
praktikum habis, tanpa izin dan pemeriksaan alat-alat oleh asisten yang
bertugas.
12. Praktikan harus selalu hadir, jika berhalangan hadir secara sah, praktikan
dapat meminta waktu lain pada asisten labor ataupun penanggung jawab
praktikum berikutnya.
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Baca dan amatilah segala petunjuk ini dengan seksama demi kelancaran bekerja di
laboraturium.
Untuk tiap mahasiwa telah disediakan meja tertentu yang akan digunakan
meja tidak boleh kotor atau basah dan penuh barang yang tidak berguna.
Lantai harus dijaga bersih dan kering. Setelah praktikum selesai, praktikan
hanya apabila yang bersangkutan sakit dan ada bukti surat keterangan
dokter.
iii
III. KEAMANAN DAN KESELAMATAN
peraturan diantaranya :
sendiri.
2. Jangan mencicipi suatu zat kimia kecuali ada perintah dan jika
mencium zat berbau atau gas, jangan secara langsung tetapi dikibaskan
3. Jangan menuang air ke dalam asam pekat, tetapi zat atau asam itulah
4. Sebelum mengambil zat dari botol, periksa dulu etiket atau nama zat
5. Praktikan harus disiplin pada peraturan dan petunjuk yang ada untuk
bekerja di laboratorium.
iv
BAHAYA-BAHAYA DI LABORATORIUM
berbahaya.
endapan hitam yang lambat laun terjadi dalam larutan perak bromida,
v
Serbuk Mg dipanaskan dengan zat-zat lembab, gas letus yang mungkin
vi
I. PENENTUAN TEGANGAN PEMUKAAN CAIRAN DENGAN
METODE AKSI KAPILER
A. Tujuan Praktikum
B. Teori
Tegangan permukaan γ suatu cairan dapat didefenisikan sebagai banyaknya
kerja yang dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan sebanyak satuan luas
pada satuan CGS dinyatakan dalam ergem-1 dan dyne cm-1 dalam satuan SI
dinyatakan Nm-1 . Kedua satuan besaran tadi saling berhubungan berdasarkan
hubungan 1 dyne cm-1 tegangan permukaan dapat diukur dengan pipa kapiler.
Bila pipa kapiler dicelupkan kedalam cairan akan menimbulkan aksi kapiler
apakah naik atau turun tinggi cairan dalam pipa kapiler. Untuk mengatasi
kesalahan pengukuran jari – jari kapiler maka dilakukan metode membandingkan
aksi kapiler suatu cairan terhadap suatu cairan pembanding yang telah diketahui
tegangan permukaan pada alat yang sama, dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
𝜸𝒐 𝒉𝒐. 𝒅𝒐
=
𝜸 𝒉. 𝒅
Keterangan :
1
C. Bahan dan Alat – Alat
Alat
Bahan
D. Prosedur Percobaan
a) Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih.
b) Ikatkan pipa kapiler pada penggaris dengan karet gelang.
c) Terlebih dahulu dilakukan pengukuran suhu (T0), tinggi larutan (h0), dan
massa jenis (d0) pada larutan pembanding.
d) Buat larutan deterjen dalam gelas piala dengan konsentrasi 0,01 %, 0,05 %
dan 0,09 % (sesuai tugas). Diaduk dengan batang pengaduk sampai semua
deterjen larut semua.
e) Celupkan kapiler ke dalam masing-masing larutan deterjen yang telah
dibuat diatas.
f) Dari penggaris baca aksi kapiler dari masing-masing larutan tersebut.
g) Tentukan massa jenis masing-masing larutan deterjen tersebut dengan alat
piknometer.
h) Catat suhu cairan percobaan.
i) Lihat nilai tegangan permukaan cairan pembanding pada tabel sesuai
dengan suhu percobaan dan juga nilai massa jenisnya.
2
E. Tugas
1. Tentukan tegangan permukaan masing – masing deterjen
2. Mana yang paling baik daya cuci deterjen tersebut ?
F. Pertanyaan
Bagaimana efek deterjen terhadap tegangan permukaan cairan ?
3
II. PENENTUAN VISKOSITAS CAIRAN DENGAN ALAT
VISKOMETER OSWALD
A. Tujuan Praktikum
1. Melatih menggunakan Viskometer Oswald
2. Menentukan viskositas berbagai cairan.
B. Teori
Viskometer adalah besarnya gaya persatuan luas (dyne/cm). Kecepatan yang
diperlukan untuk mendapatkan beda sebesar 1 cm/dt antara 2 lapisan sejajar yang
berjarak 2 cm. Viskometer yang digunakan pada percobaan ini yaitu Viskometer
Oswald. Viskositas cairan (ƞ) dapat ditentukan dalam pengukuran kecepatan
aliran melalui suatu pipa kapiler.
Viskositas cairan yang agak encer dapat diukur dengan alat Viskometer
Oswald, sedangkan cairan yang kental dan tembus cahaya dengan menggunakan
alat viskometer bola jatuh. Viskometer Oswald didasarkan pada persamaan
Poisseuille dengan jalan membandingkan waktu alir sejumlah volume cairan
melewati kapiler dalam viskometer oswald terhadap suatu cairan pembanding
berdasarkan persamaan berikut :
ƞ𝒐 𝒅𝒐. 𝒕𝒐
=
ƞ 𝒅. 𝒕
Keterangan :
Ƞo = Viskositas cairan pembanding
do = massa jenis cairan pembanding
to = waktu alir cairan pembanding
ƞ = viskositas cairan sampel
d = massa jenis cairan sampel
t = waktu alir cairan sampel
Nilai viskositas cairan dipengaruhi oleh suhu dan untuk itu harus dicatat suhu
percobaan untuk melihat harga viskositas dan massa jenis cairan pembanding
dalam tabel yang ada.
4
Gambar 1. Viskometer Ostwald
C. Bahan dan Alat – Alat
Alat
No Alat Spesifikasi Kebutuhan
1 Viskometer Ostwald 3 buah
2 Labu Ukur 100 ml 3 buah
3 Gelas Piala 250 ml 3 buah
4 Gelas Piala 100 ml 3 buah
5 Buret 50 ml 3 buah
6 Piknometer 10 mL 10 ml 3 buah
7 Stopwatch 3 buah
8 Bulp (Bola Hisap) 3 buah
9 Pipet Takar 10 ml 3 buah
10 Corong 3 buah
11 Batang Pengaduk 3 buah
12 Neraca Analitik 1 buah
13 Batang Pengaduk 3 buah
14 Pipet Tetes 3 buah
Bahan
No Bahan Spesifikasi Kebutuhan
1 Gliserin 100 gram
2 Akuades 5 liter
5
D. Prosedur Percobaan
1. Buat larutan gliserin 5% dari larutan gliserin 70% dalam 1000 mL larutan,
serta encerkan cairan gliserin ini sehingga konsentrasi 0,1%, 0,6%, 0,8%
dan 0,9% (sesuai tugas) dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan akuades ke
dalam labu ukur sampai tanda batas dan homogenkan.
2. Masukkan 5 mL masing – masing cairan tersebut ke dalam viskometer
oswald yang kering dan bersih.
3. Ukur waktu yang dibutuhkan masing – masing cairan gliserin yang
melewati jarak antara dua tanda batas pada alat dengan cara mengisap
cairan melalui salah satu lubang / lubang yang ada pipa kapilernya pada
alat viskometer tersebut.
4. Lakukan beberapa kali pengukuran waktu untuk masing – masingnya dan
ambil rata – ratanya.
5. Tentukan massa jenis masing – masing cairan yang telah dibuat itu dengan
piknometer.
6. Lakukan percobaan yang sama untuk cairan pembanding akuades serta
catat suhu percobaan untuk melihat nilai viskositasnya serta massa
jenisnya pada tabel (lihat lampiran 1).
7. Hitung viskositas masing – masing cairan tersebut berdasarkan persamaan
diatas.
E. Tugas
1. Hitung viskositas masing – masing cairan
2. Buat kurva hubungan kekentalan cairan (ƞ) dengan konsentrasi (c)
F. Pertanyaan
1. Bagaimana bentuk hubungan kurva yang dibuat diatas ?
2. Faktor apa yang harus diperhatikan dalam metode ini ?
6
III. ADSORBSI PADA LARUTAN
A. Tujuan Praktikum
1. Verifikasi isotherm freundlich
2. Mempraktekkan konsep mol.
B. Teori
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan pada permukaan suatu adsorben,
misalnya zat padat akan menarik molekul – molekul gas atau zat cair pada
permukaan. Hal ini disebabkan karena zat padat terdiri dari molekul – molekul
tidak tarik menarik dengan gaya vander walls. Jika ditinjau satu molekul maka
molekul ini akan dikelilingi molekul yang lain yang tidak memiliki gaya tarik
yang seimbang karena salah satu arah tidak ada molekul lain yang menarik
molekul lain disekitarnya.
Besar kecilnya adsorbsi dipengaruhi beberapa faktor antara lain : macam
adsorben, macam zat yang diadsorbsi, konsentrasi, luas permukaan, temperatur
dan tekananan. Untuk adsorben yang permukaan besar, maka adsorbsinya juga
makin besar. Makin besar konsentrasi, maka makin banyak zat yang diadsorbsi.
Sifat adsorbsi pada permuakaan zat padat adalah sangat selektif, artinya pada
campuran zat hanya satu komponen yang diadsorbsi oleh zat padat tertentu.
Pengaruh konsentrasi zat dalam larutan terhadap adsorbsi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑋⁄𝑚 = 𝐾𝑐 1/𝑛
Keterangan :
m = berat adsorben
7
Untuk menentukan n dan K dengan membuat grafik log(X/m) versus log c,
sebagai garis lurus slopenya adalah n dan intersepnya log k, sehingga harga K
dapat ditentukan. Menurut persamaan Langmuir (adsorbsi isotherm Langmuir)
dengan notasi yang sama, hanya bentuk – bentuk tetapannya yang berbeda.
Persamaan Langmuir :
Bahan
No Bahan Spesifikasi Kebutuhan
1 CH3COOH Merck 100 ml
2 Asam oksalat (H2C2O4) Merck 500 gram
3 NaOH Merck 500 gram
4 Indikator PP 1 botol
5 Karbon Aktif 100 gram
8
D. Prosedur Percobaan
1) Buatlah larutan asam asetat dengan konsentrasi 1N, lalu diencerkan
menjadi konsentrasi 0,1N ; 0,5N ; 0,7N
2) Ambil 10 mL tiap – tiap larutan dari pengenceran yang telah dilakukan,
lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan beberapa tetes
indikator PP dan titrasi dengan NaOH 0,5N sampai timbul warna pink
(merah jambu). Catat mL NaOH yang terpakai dan tentukan konsentrasi
asam asetat tersebut (konsentrasi asam asetat mula – mula).
3) Ambil kembali setiap larutan asam asetat 30 mL, masukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL dan tambahkan masing – masing 0,3 gram adsorben
(karbon aktif), kocok dan tutup dengan plastik selama 30 menit.
4) Setelah 30 menit larutan asam asetat yang ditambahkan karbon aktif tadi
disaring dengan kertas saring lalu diambil masing – masing filtrat 10 ml
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian tambahkan beberapa
tetes indikator PP dan titrasi dengan larutan NaOH 0,5 N sampai timbul
warna pink yang tidak hilang oleh pengocokan. Catat ml NaOH yang
terpakai sehingga dapat diketahui konsentrasi asam asetat sisa yang ada
dalam larutan. Asam asetat yang diadsorbsi dapat dihitung.
E. Pertanyaan
1. Apakah perbedaan adsorbsi, absorbsi dan desorbsi, lengkap dengan
contohnya?
2. Jelaskan isotherm adsorbsi menurut langmuir dan freundlich. Jelaskan
perbedaanya dengan disertai kurva/ grafik ?
3. Jelaskan isotherm adsorbsi yang akan diketahui berdasarkan studi literatur
lainnya, seperti isotherm BET ?
9
IV. PENENTUAN DAYA KOAGULASI ELEKTROLIT PADA KOLOID
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan daya koagulasi berbagai elektrolit terhadap suatu koloid
2. Menghitung konsentrasi elektrolit yang efisien untuk mengkoagulasikan
elektrolit.
B. Teori
Suatu koloid yang bermuatan dapat diendapkan/dikoagulasikan dengan
penambahan larutan elektrolit. Setiap elektrolit mempunyai kemampuan tersendiri
dalam proses koagulasi terutama sangat ditentukan oleh valensi ion yang efektif
dalam proses koagulasi. Semakin kecil konsentrasi elektolit yang diperlukan
untuk koagulasi koloid tersebut semakin besar daya koagulasinya terhadap koloid
itu. Ion yang efektif dalam proses koagulasi adalah ion yang bermuatan
berlawanan dengan muatan koloid.
Disamping penambahan larutan elektrolit, proses elektrolisis dan
pencampuran dua koloid yang muatan berlawanan juga dapat untuk koagulasi
koloid yang bermuatan.
Bahan
No Bahan Spesifikasi Kebutuhan
1 NaCl 1M Merck 50 gram
2 K2CrO4 0,175 M Merck 50 gram
3 K3Fe(CN)6 0,004 M Pudak 50 gram
4 Sol Fe2O3 25 gram
10
D. Prosedur Percobaan
1) Buat larutan sol Fe2O3 dengan cara larutkan FeCl3 konsentrasi 5% dalam
1L akuades yang sudah dipanaskan, homogenkan dan didiamkan minimal
1 minggu sebelum digunakan serta buat semua larutan yang diperlukan
seperti larutan NaCl 1 M, larutan K2CrO4 0,175 M, larutan K3 Fe(CN)6
0,004 M.
2) Sediakan 5 buah tabung reaksi besar dan buatlah komposisi campuran
seperti berikut :
NaCl 1 M 1 ml 2 ml 3 ml 4 ml 5 ml
H2 O 4 ml 3 ml 2 ml 1 ml 0 ml
3) Kepada masing – masing tabung reaksi ditambahkan 5 mL koloid (sol
Fe2O3) dan letakkan kertas putih dibawah tabung reaksi itu.
4) Setelah beberapa saat lihat dari atas tabung reaksi, pada tabung mana
terjadi koagulasi (terlihat keruh). Misalkan terjadi koagulasi pada tabung
ke-3 dan buatlah variasi yang lebih teliti seperti contoh berikut :
NaCl 1 M 2,0 ml 2,2 ml 2,4 ml 2,6 ml 2,8 ml
H2 O 3 ml 2,8 ml 2,6 ml 2,4 ml 2,2 ml
5) Tentukan konsentrasi yang tepat untuk koagulasinya berdasarkan
komposisi yang tepat terjadi kekeruhannya dari percobaan yang tahap
variasi yang lebih teliti (tahap kedua).
6) Lakukan lagi percobaan yang sama seperti diatas dengan larutan K 2CrO4
0,175 M dan juga untuk larutan K3Fe(CN)6 0,004 M.
E. Tugas
1. Hitung konsentrasi yang efektif untuk masing – masing elektrolit dalam
koagulasi koloid itu.
2. Buat urutan daya koagulasi ketiga elektrolit itu terhadap koloid tersebut ?
F. Pertanyaan
1. Berikan pengertian koloid hidrofil dan hidrofob ?
2. Bagaimana cara koagulasi koloid hidrofil ?
11
V. KARAKTERISASI BAHAN POLIMER
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui densitas suatu bahan polimer
2. Untuk mengetahui titik lebur bahan polimer
B. Teori
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar
biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut
monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya
berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara
lain : selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia
menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi
keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai
memodifikasi polimer menjadi plastik.
Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa.
Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang
sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture,
konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak – anak dan produk – produk industri
lainnya.
Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu : plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah
plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas ( lihat tabel 2 ).
Yang termasuk plastik thermoplast antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon,
PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan palstik thermoset adalah plastik
yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali karena
bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi ( lihat Tabel 1 ). Yang
termasuk plastic thermoset adalah : PU (Poly Urethene), UF (Urea
Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi dll.
12
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Piknometer 10 mL
2. Neraca Analitis
3. Botol Aquadest
4. Gelas Beaker 250 mL
5. Gelas Ukur 10 mL
6. Hot Plate
7. Termometer
Bahan
1. Polietilen (PE)
2. Polipropilen (PP)
3. Polistiren (PS)
4. Akuades
5. Minyak Goreng
D. Prosedur Percobaan
a) Pengukuran Densitas
1. Sediakan piknometer yang kering dan bersih, kemudian timbang berat
kosongnya
2. Sediakan polietilen, polipropilen, dan polistiren masing-masing 1 gram.
3. Dengan menggunakan piknometer yang telah diketahui beratnya, tentukan
berat aquadest dengan menimbangnya dengan piknometer, kemudian
masukkan 1 gram polietilen kedalam piknometer tersebut dan ditimbang.
4. Dengan perlakuan yang sama tentukan berat polipropilen dan polistirena.
5. Hitung densitas bahan polimer.
13
2. Panaskan campuran minyak goreng dan polietilen tersebut dengan
menggunakan hot plate sampai polietilen meleleh.
3. Setelah polietilen meleleh, diukur suhu minyak goreng tersebut dengan
termometer.
4. Dengan perlakuan yang sama dilanjutkan dengan pengukuran titik lebur
polipropilen dan polistiren.
D. Data Percobaan
a. Pengukuran Densitas
No Sampel Berat Volume Berat Berat Densitas
Sampel Piknometer Piknometer Piknometer
Kosong Berisi
E. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian polimer
2. Berikan contoh polimer alam dan polimer sintetis
14
VI. TETAPAN KALORIMETER
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui sifat-sifat kalorimeter.
2. Menentukan tetapan kalorimeter sebagai dasar percobaan yang lain.
𝑄 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 ∆𝑇
q = Kalor air (J)
m = Massa (gram)
c = Kapasitas panas air (J/g o)
∆𝑇 = Perubahan Suhu (oC)
D. Metodologi
a. Alat
No Alat Spesifikasi Kebutuhan
1 Kalorimeter 1 set
2 Termometer 100oC 3 buah
15
3 Gelas Ukur 250 ml 3 buah
4 Gelas Ukur 50 ml 3 buah
5 Batang Pengaduk 3 buah
6 Pemanas 1 buah
b. Bahan
No Bahan Spesifikasi Kebutuhan
1 Akuades 2 liter
c. Prosedur Kerja
16
E. Hasil percobaan
F. Tugas.
G. Pertanyaan
1. Mengapa energi yang diterima air dingin tidak sama dengan alat yang
dilepas oleh air panas?
2. Bagaimana anda dapat menghitung kapasitas panas kalorimeter?
17
VII. PANAS PELARUTAN
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan panas pelarutan.
2. Menggunakan hukum Hess untuk panas reaksi secara tidak langsung.
B. Waktu Pelaksanaan Praktikum : 1 x pertemuan ( 1 x 160 menit x 1 SKS)
C. Teori Dasar
Panas pelerutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu
senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalm prakteknya
pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul
perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut. Panas pelarutan suatu
padatan dapat ditulis sebagai berikut:
X (s) + aq X (aq) ΔH
Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa, yaitu
CuSO4. 5H2O dan CuSO4 (anhidrat). Selanjutnya dengan menggunakan hukum
Hess, akan dihitung panas reaksi:
CuSO4 (s) + aq CuSO4. 5 H2O (s)
Biasanya panas reaksi diatas, sangat sulit untuk ditetntukan. Akan tetapi
dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak
langsung.
D. Metodologi
a. Alat
18
b. Bahan
c. Prosedur Kerja:
19
E. Hasil percobaan
F. Tugas
G. Pertanyaan:
20
VIII. MENENTUKAN KEKUATAN IKATAN HIDROGEN
A. Tujuan Praktikum
1. Memperlihatkan bahwa kekuatan ikatan hidrogen lebih kecil dibandingkan
dengan ikatan kovalen.
2. Memperlihatkan bahwa ikatan yang terjadi dari suatu reaksi dapat diukur
kekuatannya.
Cl CH3 Cl CH3
21
D. Metodologi
a. Alat
No Alat Spesifikasi Kebutuhan
1 Kalorimeter 2 set
2 Termometer 100 oC 2 buah
3 Gelas Ukur 25 ml 4 buah
4 Stopwatch 2 buah
b. Bahan
No Bahan Spesifikasi Kebutuhan
1 Kloroform (CHCl3) Merck 100 ml
2 Aseton ( (CH3)2CO ) Merck 100 ml
3 Metil etil keton Merck 100 ml
c. Prosedur Kerja
22
E. Hasil percobaan
Kloroform Aseton
F. Tugas
23
G. Pertanyaan
24
IX. PANAS NETRALISASI ASAM-BASA
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan panas netralisasi berbagai reaksi netralisasi asam - basa
2. Memperlihatkan bahwa panas netralisasi asam kuat-basa kuat tidak
bergantung pada jenis asam atau basa kuat yang digunakan.
3. Menentukan entalpi ionisasi.
25
Reaksi diatas tampaknya sama saja dengan reaksi antara asam kuat dan basa kuat,
tetapi apabila kita lihat persamaan ionnya akan tampak perbedaan, hal ini
disebabakan asam lemah HA hanya sebagian terionisasi.
Reaksi diatas sebenarnya merupakan penjumlahan dari dua reaksi, yaitu reaksi
ionisasi asam lemah:
HA + aq H+ (aq) + A- (aq)
Jadi terlihat bahwa perbedaan panas netralisasi asam kuat oleh basa kuat dan asam
lemah oleh basa kuat disebabkan ionisasi asam lemah yang tidak sempurna.
D. Metodologi
a. Alat
No Alat Spesifikasi Kebutuhan
1 Kalorimeter 2 set
2 Termometer 100 oC 2 buah
3 Gelas Ukur 25 ml 4 buah
4 Stopwatch 2 buah
b. Bahan
26
c. Prosedur kerja:
E. Hasil percobaan
HCl : ..... M
NaOH : ..... M
NH3 : ..... M
NaHCO3 : ..... M
CH3COOH : ..... M
27
a) HCl – NaOH
Suhu awal larutan HCl : ... oC
Suhu awal larutan NaOH : ... oC
Suhu campuran rata-rata : ... oC
F. Tugas
1. Dengan menggunakan ekstrapolasi pada kurva suhu – waktu, tentukan
suhu pada waktu kedua larutan dicampurkan.
2. Jika suhu awal kedua larutan tidak sama, gunakan nilai rata-rata untuk
menentukan besarnya kenaikan suhu.
3. Diasumsikan bahwa massa jenis dan panas jenis dari semua campuran
sama dengan air, yaitu 1 gram cm-3 dan 4,183 JK-1 g-1
4. Hitunglah entalpi netralisasi dan isi tabel dibawah ini:
G. Pertanyaan
1. Apa yang dapat disimpulkan dari hasil perhitungan ΔHnet dari reaksi-
reaksi di atas?
2. Mengapa beberapa nilai ΔHnet berbeda dengan yang lain?
28
DAFTAR PUSTAKA
A.L Underwood, 1980. Analisis Kimia Kuantitatif. Hal 103. Edisi Keempat
Penerbit : Erlangga, Jakarta
Barrow and Pardow, 1998. General Chemistry, 5th ed, John Willey and Sons
Birt, Tony, 1993. Penuntun Kimia Fisika Untuk Universitas, Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
http://www.scribd.com/doc/80288919/Elektrolisis-Untuk-Penentuan-Bilangan-
Avogadro
29