SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN FARMASI BINTANG
PERSADA
DENPASAR
2016
BAB I
TATA TERTIB LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
SMK FARMASI BINTANG PERSADA
KEBERSIHAN LABORATORIUM
1. Semua praktikan diwajibakan memakai jas laboratorium untuk menjaga
kerusakan
akibat zat-zat kimia.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau kertas saring pada bak
pencuci,
buanglah sampah tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada zat-zat kimia yang tumpah, harus cepat dibersihkan dengan air,
karena zat tersebut dapat merusak meja praktikum jika tidak segera
dibersihkan. Jika terjadi kecelakaan cepat diberitahukan kepada asisten
yang bertugas.
4. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan merokok dalam
ruangan laboratorium dan tidak diperkenankan memakai sandal.
5. Berbicaralah seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan
mengganggu
ketenangan pekerjaan orang lain.
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT DI LABORATORIUM KIMIA
Buret
Kegunaan
Tempat larutan standar yang
dilengkapi satuan untuk mengukur
banyaknya cairan yang dikeluarkan
saat titrasi
Labu Ukur
Kegunaan
Tempat membuat larutan dengan
volume tertentu
Pipet Volume
Kegunaan
Pipet Ukur berfungsi untuk
memindahkan larutan atau cairan ke
dalam suatu wadah dengan berbagai
ukuran volume
Pipet Volume
Kegunaan
Bentuk yang menggelembung
berfungsi untuk mengambil larutan
dengan volume tepat sesuai dengan
label yang tertera pada bagian yang
menggelembung (gondok) pada bagian
tengah pipet.
Gelas Ukur
Kegunaan
Untuk mengukur volume larutan
Gelas Beker
Bahan gelas borosilikat
Kegunaan
Untuk membuat larutan, mengukur
volume larutan, menampung larutan,
wadah memanaskan larutan
Erlenmeyer
Kegunaan
Mereaksikan, mencampur, membuat
larutan,
Kegunaan
Untuk menghisap larutan yang akan
diukur
Pipet Tetes
Kegunaan
Untuk meneteskan larutan dalam
jumlah kecil
Kegunaan
Menghaluskan zat yang masih bersifat
padat/kristal
Kaca Arloji
Kegunaan
Sebagai penutup gelas kimia saat
memanaskan sampel dan tempat saat
menimbang bahan kimia
Statif Dasar Persegi
Kegunaan
Merangkai alat titrasi/pemegang buret
Klem Universal
Kegunaan
Untuk menjepit buret pada batang statif.
Kegunaan
Untuk membakar zat atau memanaskan
larutan
Tabung Reaksi
Bahan gelas borosilikat
Kegunaan
Untuk mereaksikan zat
Kegunaan
Tempat tabung reaksi
Kegunaan
Untuk menjepit tabung reaksi
Kegunaan
Untuk mengidentifikasi zat dengan cara uji
nyala
Timbangan Digital
Kegunaan
Untuk menimbang zat
Cawan Porselin
Kegunaan
Untuk memekatkan larutan dengan
pemanasan wadah larutan
Spatula Logam
Kegunaan
Untuk mengambil zat yang tidak bereaksi
dengan logam
Batang Pengaduk
Kegunaan
Menghomogenkan larutan
Sendok Porselin
Kegunaan
untuk mengaduk bahan-bahan kimia
yang berbentuk padatan dan tepung
Sendok Tanduk
Kegunaan
Alat untuk mengambil bahan kimia
padat atau serbuk
Kaki Tiga
Kegunaan
Untuk penyangga pembakar spiritus
BAB III
ANALISA KUALITATIF
3.1 PENDAHULUAN
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Kation adalah ion
yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion yang bermuatan negatif.
Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi
kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun suatu senyawa,
sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana
dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang
dikandungnya.
Dalam metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Regensia
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
1. Golongan I :
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II:
Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd,
As, Sb, Sn.
3. Golongan III:
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan
ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation
golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV :
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation
ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit
asam. Ion golongan mi adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V:
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan
kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi: Mg, K,
NH4+.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering
dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah :
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom :
Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian
dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah
bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi.
2. Reaksi nyala beilstein :
Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai
nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat:
Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat
dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap.
Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
G. Kesimpulan
Sampel yang diuji mengandung :
Anion :……………………..
Kation : ……………………..
Rumus Molekul Senyawa:…………………….
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Sampel yang diuji mengandung :
Anion :……………………..
Kation : ……………………..
Rumus Molekul Senyawa:…………………….
Ag2O H2O
Dengan penambahan larutan K2CrO4 larutan yang mengandung
perak akan membentuk endapan merah yang larut dengan
penambahan asam nitrat encer
Ag+ + CrO42- Ag2(CrO4) (merah)
Ag2CrO4 + 2HNO3 AgNO3 + H2CrO4
E. Hasil Percobaan
Uji Pendahuluan
Pemerian sampel :…………………………………………………………
Uji Penegasan (Identifikasi Ion Ag+)
No. Perlakuan Pengamatan Dugaan
1.
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Sampel yang diuji mengandung :
Anion :
Kation :
Rumus Molekul Senyawa :……………………………….
GC.
GD.
GE.
GF.
Uji Penegasan Cl-
GJ.
GG. Dug
N GH. Perlakuan GI. Pengamatan a
a
n
GK. GL. Sampel + GM. GN.
1 AgNO3
GP. Endapan + GQ. GR.
HNO3
GS. GT. Sampel + GU. GV.
2 AgNO3
GX. Endapan + GY. GZ.
NH4OH
HB. Larutan + HC. HD.
HNO3 encer
HE.
F. Pembahasan
HF.
HG.
HH.
HI.
HJ.
HK.
HL.
HM.
HN.
HO.
HP.
HQ.
HR.
HS.
HT.
HU.
HV.
HW.
G. Kesimpulan
HX. Sampel yang diuji mengandung
HY. Anion :
……………………………………………
HZ. Kation :
……………………………………………
IA.
Rumus Molekul Senyawa : ……………………………………………
3.3.8 Identifikasi Ion Borat (BO33-) dan Ion Tetraborat (B4O72-)
A. Tujuan
IB. Membuktikan adanya ion Borat (BO33-) dan Ion Tetraborat (B4O72-)
secara kualitatif
B. Dasar
IC. Sifat-sifat senyawa Natrium tetraborat (Na 2B4O7.10H2O)
ID. Pemerian :Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk
hablur putih;tidak berbau.
IE. Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih
dan dalam gliserin, tidak larut dalam etanol
IF. Identifikasi Ion Tetraborat (B4O72-)
IG.Dengan penambahan methanol dan asam sulfat akan menimbulkan
uap yang bila dibakar akan menghasilkan nyala hijau.
IH.B4O72- + 12CH3OH + 2H+ 4B(OCH3)3 + 7H2O
C. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
1. Sampel Boraks
2. Larutan methanol (CH3CH3OH)
3. Asam sulfat (H2SO4)
II. Alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pembakar spirtus
4. Penjepit kayu
5. Kaca arloji
D. Prosedur
IJ. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampe! dalam air, amati
IK.Uji Penegasan (Identifikasi Ion Tetraborat (B4O72-)
1. Ambil satu sendok zat yang mengandung borat atau tetraborat,
masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan metanol (CH 3CH3OH) dan
asam sulfat kemudian panaskan. Akan terjadi uap yang bila dibakar
akan menghasilkan nyala hijau.
IL.
E. Hasil Percobaan
IM. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel :…………………………………………………..
2. Uji kelarutan :…………………………………………………....
IN.Uji Penegasan
IR.D
u
IO.
g
N IP. Perlakuan IQ. Pengamatan
a
a
n
IS. IT. Sampel + metanol + IU. IV.
1 asam sulfat,
panaskan, bakar uap
dengan bunsen
F. Pembahasan
IW.
IX.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.
JE.
JF.
JG.
JH.
JI.
JJ.
JK.
JL.
JM.
JN.
JO.
JP.
G. Kesimpulan
JQ.Sampel yang diuji mengandung
JR. Anion :
……………………………………………
JS. Kation :
……………………………………………
JT.
Rumus Molekul Senyawa : ……………………………………………
JU. DAFTAR PUSTAKA
JV.
JW.
JX. A.H Beckett and J.B Stenlake," Practical Pharmaceutical Chemistry",
Third Edition, Part One, The Athlone Press of the University of
London, 1975.
JY.
JZ. Basset. J etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGG : Jakarta
KA.
KB. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995, Farmakope
Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia :
Jakarta.
KC.
KD. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1979, Farmakope
Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.
KE.
KF. Vogel,A,I, 1985, " Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro
dan Semi Mikro, bagian I & II", PT. Kalman Media Pusaka: Jakarta
KG.
KH.
KI.
KJ.
KK.
KL.
KM.
KN.
KO.
KP.
KQ.
KR.
KS.
KT.
KU.
KV.
KW.
KX.
KY.
KZ.