Anda di halaman 1dari 34

modul PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Identifikasi kation dan anion

OLEH : NI NYM SRI NALENDRA DEWI


Putu Eka sulastini
Made adi wira darma

SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN FARMASI BINTANG
PERSADA
DENPASAR
2016
BAB I
TATA TERTIB LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
SMK FARMASI BINTANG PERSADA

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM


1. Praktikum Kimia Analisis dilaksanakan di laboratorium Kimia, SMK
Farmasi Bintang Persada.
2. Waktu praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktikum yang
telah ditentukan.
3. Praktikan harus berada di tempat praktikum selambat-lambatnya 5 menit
sebelum praktikum dimulai.
4. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang telah
ditentukan, tidak diperkenankan melakukan percobaan.
5. Praktikan hanya boleh melakukan percobaan jika telah melakukan
responsi.

ALAT-ALAT DAN PEREAKSI


1. Sebelum dan sesudah praktikum, semua praktikan harus mengecek dan
mengembalikan alat-alat inventarisnya.
2. Alat-alat yang hilang atau pecah harus diganti dengan alat-alat yang sama
atau
diganti dengan uang yang besarnya ditentukan oleh laboratorium.
3. Botol-botol pereaksi harus ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan
dan
pengambilan pereaksi harus dilakukan dengan pipet yang khusus untuk
tiap pereaksi.
4. Botol-botol pereaksi yang kosong harus cepat diberitahukan kepada
asisten atau laboran untuk diisi kembali.

KEBERSIHAN LABORATORIUM
1. Semua praktikan diwajibakan memakai jas laboratorium untuk menjaga
kerusakan
akibat zat-zat kimia.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau kertas saring pada bak
pencuci,
buanglah sampah tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada zat-zat kimia yang tumpah, harus cepat dibersihkan dengan air,
karena zat tersebut dapat merusak meja praktikum jika tidak segera
dibersihkan. Jika terjadi kecelakaan cepat diberitahukan kepada asisten
yang bertugas.
4. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan merokok dalam
ruangan laboratorium dan tidak diperkenankan memakai sandal.
5. Berbicaralah seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan
mengganggu
ketenangan pekerjaan orang lain.

PERINGATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM


1. Sebagian besar zat di labolatorium kimia analisis mudah terbakar dan
beracun. Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika zat kimia mengenai
kulit, cuci segera dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air
menghilangkan zat padat berbau atau cairan kental. Jangan pernah
mencicipi zat kimia kecuali ada petunjuk khusus. Jika harus membaui zat
kimia lakukan dengan mengibas gas dan menempatkan wadahnya 15
sampai 25 cm dari hidung dan hisap sesedikit mungkin. Jika ada zat yang
tertumpah, segera bersihkan, hal ini termasuk untuk tumpahan terhadap
permukaan meja, lantai, alat pemanas, timbangan, dll.
2. Bila mengambil bahan kimia padat.
a. Hendaknya digunakan sendok zat atau spatula yang kering dan bersih
b. Spatula yang telah digunakan mengambil suatu zat padat tidak boleh
digunakan untuk mengambil zat lain, sebelum dicuci dan dikeringkan.
3. Bila menuangkan larutan dari dalam botol.
a. Etiketnya letakanlah pada bagian atas
b. Tutup botol diletakan di tempat yang berdekatan dan dalam keadaan
terbalik
c. Setelah selesai menuangkan larutan, botol tersebut segera ditutup
kembali
d. Jangan memasukkan kembali bahan-bahan kimia yang telah dipakai
ke dalam botol semula.
4. Bila melakukan reaksi kimia dengan menggunakan tabung reaksi, maka
mulut tabung reaksi tersebut jangan dihadapkan kea rah diri sendiri
maupun orang lain, arahkanlah ke tempat yang kosong.
5. Bila memanaskan larutan dalam tabung reaksi maka :
a. Isi larutan maksimal 1/3 tabung reaksi
b. Peganglah tabung reaksi menggunakan penjepit kayu
6. Jangan mencium bau gas secara langsung dari tabung reaksi. Caranya
adalah dengan mengibaskan tangan di atas tabung ke arah hidung.
7. Bila mengencerkan asam sulfat pekat, caranya adalah masukkan sedikit
demi sedikit asam sulfat pekat ke dalam air sambil diaduk. Lebih baik lagi
jika didinginkan untuk menurunkan suhu. Perhatikan baik-baik jangan
sekalipun cara ini dibalik.
LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM
1. Laporan diisi dengan format sesuai penuntun
A. Tujuan
B. Dasar
C. Bahan dan Alat
D. Prosedur
E. Hasil Percobaan
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
2. Laporan lengkap harus diserahkan kepada asisten yang bertugas
sekurang-kurangnya 3 hari setelah percobaan dilakukan, dan harus
meminta paraf dari asisten yang menerima laporan tersebut. Jika dalam
dua minggu belum memberikan laporan percobaan, maka praktikan yang
bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya
sampai laporan diserahkan.
3. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut:
a. Pre/post test 15%
b. Keterampilan kerja 20%
c. Laporan praktikum 25%
d. Ujian Akhir 40%

BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT DI LABORATORIUM KIMIA

Buret

Kegunaan
Tempat larutan standar yang
dilengkapi satuan untuk mengukur
banyaknya cairan yang dikeluarkan
saat titrasi
Labu Ukur

Kegunaan
Tempat membuat larutan dengan
volume tertentu

Pipet Volume

Kegunaan
Pipet Ukur berfungsi untuk
memindahkan larutan atau cairan ke
dalam suatu wadah dengan berbagai
ukuran volume

Pipet Volume

Kegunaan
Bentuk yang menggelembung
berfungsi untuk mengambil larutan
dengan volume tepat sesuai dengan
label yang tertera pada bagian yang
menggelembung (gondok) pada bagian
tengah pipet.

Gelas Ukur

Kegunaan
Untuk mengukur volume larutan

Gelas Beker
Bahan gelas borosilikat

Kegunaan
Untuk membuat larutan, mengukur
volume larutan, menampung larutan,
wadah memanaskan larutan
Erlenmeyer

Kegunaan
Mereaksikan, mencampur, membuat
larutan,

Ball Filler (penghisap pipet)


Bola karet kenyal dengan 3 knop

Kegunaan
Untuk menghisap larutan yang akan
diukur

Pipet Tetes

Kegunaan
Untuk meneteskan larutan dalam
jumlah kecil

Mortir dan Stemper

Kegunaan
Menghaluskan zat yang masih bersifat
padat/kristal

Kaca Arloji

Kegunaan
Sebagai penutup gelas kimia saat
memanaskan sampel dan tempat saat
menimbang bahan kimia
Statif Dasar Persegi

Kegunaan
Merangkai alat titrasi/pemegang buret

Klem Universal

Kegunaan
Untuk menjepit buret pada batang statif.

Lampu Spiritus (Pemanas Bunsen)

Kegunaan
Untuk membakar zat atau memanaskan
larutan
Tabung Reaksi
Bahan gelas borosilikat

Kegunaan
Untuk mereaksikan zat

Rak Tabung Reaksi

Kegunaan
Tempat tabung reaksi

Penjepit tabung reaksi

Kegunaan
Untuk menjepit tabung reaksi

Ose glass (kawat nikrom)

Kegunaan
Untuk mengidentifikasi zat dengan cara uji
nyala

Timbangan Digital

Kegunaan
Untuk menimbang zat

Cawan Porselin

Kegunaan
Untuk memekatkan larutan dengan
pemanasan wadah larutan
Spatula Logam

Kegunaan
Untuk mengambil zat yang tidak bereaksi
dengan logam

Batang Pengaduk

Kegunaan
Menghomogenkan larutan

Sendok Porselin

Kegunaan
untuk mengaduk bahan-bahan kimia
yang berbentuk padatan dan tepung

Sendok Tanduk

Kegunaan
Alat untuk mengambil bahan kimia
padat atau serbuk
Kaki Tiga

Kegunaan
Untuk penyangga pembakar spiritus

BAB III
ANALISA KUALITATIF

3.1 PENDAHULUAN
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Kation adalah ion
yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion yang bermuatan negatif.
Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi
kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun suatu senyawa,
sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana
dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang
dikandungnya.
Dalam metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Regensia
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
1. Golongan I :
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II:
Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd,
As, Sb, Sn.
3. Golongan III:
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan
ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation
golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV :
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation
ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit
asam. Ion golongan mi adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V:
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan
kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi: Mg, K,
NH4+.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering
dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah :
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom :
Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian
dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah
bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi.
2. Reaksi nyala beilstein :
Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai
nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat:
Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat
dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap.
Apabila ada borat akan timbul warna hijau.

3.2 TUJUAN UMUM


1. Memahami teori identifikasi ion-ion dalam senyawa
2. Memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi ion-ion dalam
senyawa
3. Dapat melakukan identifikasi ion-ion dalam senyawa

3.3 MACAM PERCOBAAN


3.3.1 Uji Nyala
A. Tujuan
Untuk Mengetahui keberadaan logam secara kualitatif
B. Dasar
Uji nyala adalah pemeriksaan sampel dengan membakarnya
pada nyala pembakar Bunsen. Tiap-tiap uap senyawa logam akan
memberikan warna nyala yang khas (lihat tabel 1)
Tabel 1. Warna Nyala Beberapa Unsur Logam

C. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan
1. Zat uji (logam)
2. HCl Pekat
Alat yang digunakan
1. Kaca arloji
2. Kawat nikrom
3. Bunsen
4. Pipet tetes
D. Prosedur
1. Letakkan 3-4 mg zat di atas kaca arloji, basahi dengan sedikit
HCl pekat.
2. Kawat platina atau Nikrom yang melingkari batang gelas
dibersihkan dengan mencelupkan ke dalam larutan HCl pekat,
lalu bakar pada nyala oksidasi. Lakukan beberapa kali sampai
nyala api tidak berwarna.
3. Kawat yang telah bersih dicelupkan ke dalam sampel, lalu
bakar pada nyala api tak bercahaya.
4. Amati warna yang muncul.
E. Hasil Percobaan
F. Pembahasan

G. Kesimpulan
Sampel yang diuji mengandung :
Anion :……………………..
Kation : ……………………..
Rumus Molekul Senyawa:…………………….

3.3.2 Identifikasi Ion Pb2+ dan CH3COOH dalam Senyawa


Pb(CH3COO)2
A. Tujuan
Membuktikan adanya ion Pb2+ dan CH3COO- secara kualitatif
B. Dasar
Sifat-sifat senyawa Pb(CH3COO)2
Pemerian : hablur prisma monoklir, kecil, putih, transparan
Kelarutan : larut dalam 2 bagian air, dalam 63 bagian etanol (95%)
dan 2 bagian gliserol P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Adstringen
C. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan :
1. Sampel Pb(CH3COOH)2
2. Larutan K2CrO4
3. Larutan Kalium Iodida
4. Larutan Asam Sulfat Encer
5. Aquades
Alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi
2. Beker glass
3. Pembakar spirtus
4. Pipet tetes
5. Batang pengaduk
D. Prosedur
Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampel dalam air, amati
Uji Penegasan (Identifikasi ion Pb2+)
Identifikasi ion Pb2+ :
Suatu zat mengandung ion Pb2+dapat diuji dengan cara :
1. Ambil larutan yang mengandung ion timbal, tambahkan larutan
K2CrO4, akan terbentuk endapan kuning.

Pb2+ + CrO42- PbCrO4 (kuning)


2. Ambil larutan yang mengandung ion timbal, tambahkan larutan KI
akan terbentuk endapan kuning.
Pb2+ + I- PbI (kuning)
3. Ambil larutan yang mengandung ion timbal tambahkan larutan
asam sulfat encer, akan terbentuk endapan putih.

Pb2+ + SO42- PbSO4 (putih)


Uji Penegasan (Identifikasi ion CH3COO-)
Suatu larutan yang mengandung ion asetat (CH 3COO-) dapat
diidentifikasi dengan cara :
1. Tambahkan H2SO4, kemudian panaskan, akan timbul bau khas
asam asetat
CH3COO- + H+ CH3COOH
2. Tambahkan larutan AgNO3 terbentuk endapan putih, panaskan
endapan akan larut.
CH3COO- + Ag+ AgCh3COO (putih)
3. Tambahkan larutan FeCl3 terbentuk larutan warna merah yang jika
dipanaskan akan berubah warna menjadi coklat (endapan coklat)
CH3COO- + Fe3+ Fe(Ch3COO)3 (merah)
E. Hasil Percobaan
Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel: ……………………..
……………………..
2. Uji kelarutan : ……………………..
……………………..

Uji Penegasan (Identifikasi Pb2+)


N
Perlakuan Pengamatan Dugaan
o
1 Sampel + K2CrO4
2 Sampel + KI
3 Sampel + H2SO4 encer
Uji Penegasan (Identifikasi ion CH 3COO-)
N
Perlakuan Pengamatan Dugaan
o
1 Sampel + H2SO4,
panaskan
2 Sampel + AgNO3
Panaskan
3 Sampel + FeCl3

F. Pembahasan

G. Kesimpulan
Sampel yang diuji mengandung :
Anion :……………………..
Kation : ……………………..
Rumus Molekul Senyawa:…………………….

3.3.3 Identifikasi Ion Ag+ dan NO3- dalam Senyawa AgNO3


A. Tujuan
Membuktikan adanya ion Ag+ dan NO3- secara kualitatif
B. Dasar
Sifat-sifat senyawa AgNO3 :
Pemerian : hablur transparan atau hablur berwarna putih;tidak
berbau;menjadi gelap jika kena cahaya
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air
Peyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : antiseptikum ekstern
Identifikasi ion Ag+ :
Dengan penambahan asam klorida encer dalam tabung reaksi akan
terbentuk endapan putih bergumpal yang tidak larut dengan
penambahan asam nitrat encer.
Ag+ + Cl- AgCl (putih)
AgCl + HNO3
Pada Sampel yang mengandung ion Ag +, penambahan larutan
NaOH akan menimbulkan endapan putih yang jika didiamkan akan
berubah menjadi abu-abu.
Ag+ + OH- Ag(OH) (putih)

Ag2O H2O
Dengan penambahan larutan K2CrO4 larutan yang mengandung
perak akan membentuk endapan merah yang larut dengan
penambahan asam nitrat encer
Ag+ + CrO42- Ag2(CrO4) (merah)
Ag2CrO4 + 2HNO3 AgNO3 + H2CrO4

Identifikasi ion NO3-


Larutan yang mengandung ion nitrat, bila ditambahkan asam sulfat
pekat dan kawat tembaga kemudian dipanaskan akan terjadi gas
coklat kemerahan.
NO3- + Cu + 2H+ Cu+ + NO2 + H2O
2NO3 + Cu + 4H+
-
2Cu2+ + 2NO2 + 2H2O
NO- + 3Cu + 4H+ 3Cu2+ + NO + 2H2O
2NO3- + 3Cu + 8H+ 3Cu2+ + 2NO + 4H2O
2NO + O2 2NO2
Larutan yang mengandung ion nitrat apabila ditambahkan
ferosulfat berlebih dan asam sulfat pekat akan menimbulkan cincin
coklat pada garis batas kedua cairan.
3Fe2+ + NO3- + 4H+ 3Fe3+ + NO + 2H2O
FeSO4 + NO + 5H2O Fe(H2O)5NOSO4

C. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan:


Bahan
1. Sampel AgNO3
2. Larutan HCI encer
3. Asam sulfat pekat
4. Larutan NaOH
5. Larutan K2CrO4
6. Larutan HNO3
7. Ferosulfat
8. Aquades
Alat yang digunakan:
1. Tabung reaksi
2. Kaca arloji
3. Kawat tembaga
4. Pipettetes
5. Beker glass
6. Batang pengaduk
7. Pembakar spiritus
D. Prosedur
Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampel dalam air, amati
Uji Penegasan (Identifikasi Ion Ag+)
1. Ambil larutan yang mengandung ion perak, tambahkan asam klorida
encer. Terbentuk endapan putih bergumpal, selanjutnya tambahkan
asam nitrat encer, endapan tidak larut.
2. Ambil larutan yang mengandung ion perak, tambahkan larutan NaOH,
terbentuk endapan putih, yang lama kelamaan berubah menjadi abu-
abu.
3. Ambil larutan yang mengandung ion perak tambahkan K 2CrO4
terbentuk endapan merah, selanjutnya tambahkan asam nitrat endapan
larut.

Uji Penegasan (Identifikasi Ion NO3-)


1. Ambil sedikit larutan yang mengandung ion nitrat, tambahkan asam
sulfat pekat dan kawat tembaga, kemudian panaskan. Akan terjadi gas
coklat kemerahan.
2. Ambil sedikit larutan yang mengandung ion nitrat, tambahkan
ferosulfat berlebih kemudian dikocok. Tambahkan dengan hati-hati
melalui dinding tabung asam sulfat pekat (jangan dikocok), setelah
beberapa saat akan terbentuk cincin coklat pada garis batas kedua
cairan.

E. Hasil Percobaan
Uji Pendahuluan
Pemerian sampel :…………………………………………………………
Uji Penegasan (Identifikasi Ion Ag+)
No. Perlakuan Pengamatan Dugaan
1.

Uji Penegasan (Identifikasi Ion NO3-)


No. Perlakuan Pengamatan Dugaan
1.

F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Sampel yang diuji mengandung :
Anion :
Kation :
Rumus Molekul Senyawa :……………………………….

3.3.4 Identifikasi Ion K+ dan MnO4- dalam Senyawa KMnO4


A. Tujuan
Membuktikan adanya ion K+ dan Mn04" secara kualitatif
B. Dasar
Sifaf-sifatsenyawa KMnO4
Pemerian : hablur mengkilat, warna ungu tua atau hampir hitam, tidak
berbau, rasa manis atau sepat
.Identifikasi ion K+
Lengan uji tes nyala memberikan nyala berwarna ungu
Identifikasi ion MnO4
Dengan penambahan H2S04 encer dan larutan H2C204 atau larutan H202.
Kemudian dipanaskan, warna ungu ion permanganat akan hilang.
Reaksi :
2Mn04- + 5C2042- + 16H+---->2Mn2+ +10CO2 + 8H20
2MNO4 + 5H202 + 6H+--2Mn2+ 5C02 + 8H20
C. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan :
1. Sampel KMn04
2. Aquades
3. HCI Pekat
4. H2S04 encer
5. Larutan H2C204
6. Larutan H202
Alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi 5. Batang pengaduk
2. Pipet tetes 6. Beker glass
3. Kaca arloji 7. Pembakar spiritus
4. Kawat nikrom
D. Prosedur
E. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampel dalam air, amati.
3. Uji tes nyala : identifikasi ion K+
F. Panaskan ujung kawat nikrom di atas nyala lampu spiritus,
kemudian celupkan ke dalam HCI pekat, lakukan berulang-ulang sampai
warna nyala lampu spiritus tidak berubah, ini berarti kawat nikrom sudah
bersih (siap untuk digunakan). Apabila kawat nikrom tersebut akan
digunakan, terlebih dahulu celupkan ke dalam HCL pekat yang bersih,
selanjutnya celupkan kedalam sampel yang akan diuji, kemudian bakar di
atas nyala lampu spiritus. Amati perubahan nyala lampu spiritus tersebut.
G. Uji Penegasan (Identifikasi Ion MnO4)
1. Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi,
tambahkanH2SO4encer danlarutanH2C2O4, kemudian panaskan, amati.
2. Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi, tambahkan
H2SO4encer dan larutan H2O2, kemudian panaskan, amati.
H. Hasil Percobaan
I. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : ……………………………………………………..
2. Uji kelarutan : …………………………………………………….
3. Uji tes nyala : warna nyala ………………… dugaan …..……….
J. Uji Penegasan (Identifikasi Ion MnO4-)
N. D
u
K.
g
N L. Perlakuan M. Pengamatan
a
a
n
R.
O. P. Sampel + H2SO4 Q.
1 encer + H2C2O4,
panaskan
V.
S. T. Sampel + H2SO4 U.
2 encer + H2O2,
panaskan
W.
X. Pembahasan
Y.
Z.
AA.
AB.
AC.
AD.
AE.
AF. Kesimpulan
AG. Sampel yang diuji mengandung :
AH.
Anion :
………………………………..
AI.
Kation:
………………………………..
AJ.
Rumus molekul Senyawa :
……………………….
3.3.5 Identifikasi Ion Mg2+ dan SO42- dalam Senyawa MgSO4
A. Tujuan
AK. Membuktikan adanya ion Mg2+ dan S042- secara kualitatif
B. Dasar
AL. Sifat-sifat senyawa MgS04
AM. Pemerian : Hablur, rasa dingin, asin dan pahit
AN. Kelarutan : Larut dalam air
AO. Identifikasi ion Mg2+
AP. Dengan penambahan larutan NaOH, ion Mg 2+ akan membentuk
endapan putih Mg(OH)2 yang sukar larut dalam larutan NaOH berlebih.
Dengan penambahan Na2CO3 akan membentuk endapan putih MgC03.
AQ. Reaksi :
AR. Mg2+ + 20H- Mg(OH)2(putih)
AS. Mg2+ + C032- MgCO3(putih)
AT. Identifikasi ion SO42-
AU. Dengan penambahan larutan BaCI2, ion S042- akan membentuk
endapan putih BaSO4 yang tidak larut dengan penambahan larutan HCI
encer. Sedangkan dengan penambahan larutan Pb(CH 3COO)2, akan
membentuk endapan putih PbSO4 yang akan larut dengan penambahan
larutan NH4(CH3COO) pekat.
AV. Reaksi :
AW. Ba2+ + SO42-  BaS04(putih)
AX. BaS04 + HCI
AY. Pb2+ + SO42-  PbS04(putih)
AZ. PbS04 + 4NH4(CH3COO)  Pb(CH3COO)42- + 4NH4+ + SO42-
C. Bahan dan Alat
BA. Bahan yang digunakan
1. Sampel MgSO4
2. Larutan NaOH
3. Larutan Na2C03
4. Larutan BaCI2
5. Larutan HCI encer
6. Larutan Pb(CH3COO)2
7. Larutan NH4(CH3COO)
BB.
BC. Alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Pipettetes
3. Batang pengaduk
4. Beker glass
5. Pembakarspirtus
D. Prosedur
BD. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampel dalam air, amati
BE.
BF. Uji Penegasan
1. Identifikasi ion Mg2+
- Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi,
tambahkan NaOH, amati, tambahkan larutan NaOH berlebih,
amati.
- Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi,
tambahkan Na2CO3, amati.
2. Identifikasi ion SO42-
- Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi,
tambahkan larutan BaCI2, amati, tambahkan larutan HCI encer,
amati.
- Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi,
tambahkan larutan Pb(CH3COO)2, amati, tambahkan larutan
NH4(CH3COO) pekat.
E. Hasil Percobaan Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : serbuk hablur putih
2. Uji kelarutan : larut dalam
BG. Uji Penegasan
BK.
BH. Dug
N BI.Perlakuan BJ. Pengamatan a
a
n
BP.
BL. BM. Sampel + BO.
1 NaOH,
BN. + NaOH
berlebih
BT.
BQ. BR. Sampel + BS.
2 Na2CO3
BU. BV. Sampel + BX. BY.
3 BaCI2,
BW. + HCI encer
CC.
BZ. CA. Sampel + CB.
4 Pb(CH3COO)2, +
NH4(CH3COO)
pekat
CD.
F. Pembahasan
CE.
CF.
CG.
CH.
CI.
CJ.
CK.
CL.
CM.
CN.
CO.
CP.
CQ.
CR.
CS.
CT.
CU.
CV.
CW.
G. Kesimpulan
CX. Sampel yang diuji mengandung
CY. Anion :................................
CZ. Kation :…............................
DA. Rumus Molekul
Senyawa :............................
DB.
DC.
DD.
DE.
DF.
3.3.6 Identifikasi Ion Na+ dan SO32- dalam Senyawa Na2SO3
A. Tujuan
DG. Membuktikan adanya ion Na+ dan S032- secara kualitatif
B. Dasar
DH. Sifat-sifat senyawa Na2S03
DI.Pemerian : Serbuk hablur, putih
DJ.Kelarutan : Larut dalam air, sukar larut dalam etanol
DK. Identifikasi ion Na+
DL. Dengan Uji Tes Nyala memberikan warna nyala kuning terang
DM. Identifikasi ion SO32-
DN. Dengan penambahan larutan H2S04 encer dan beberapa tetes
K2Cr207, akan membentuk larutan berwarna hijau. Sedangkan dengan
penambahan larutan I2, maka warna I2 akan hilang.
C. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
1. Sampel Na2S03
2. Larutan HCI pekat
3. Larutan H2SO4encer
4. Larutan K2Cr207
5. Larutan I2
DO. Alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Batang pengaduk
4. Beker glass
5. Pembakar spirtus
6. Kawat nikrom
7. Kaca arloji
D. Prosedur
DP. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampe! dalam air, amati
3. Uji tes nyala : identifikasiion Na+
DQ. Panaskan ujung kawat nikrom di atas nyala lampu spiritus,
kemudian celupkan ke dalamHCl pekat, lakukan berulang-ulang
sampai warna nyala lampu spiritus tidak berubah, ini berarti kawat
nikrom sudah bersih (siap untuk digunakan). Apabila kawatnikrom
tersebut akan digunakan,terlebihdahulu celupkan ke dalam HCL pekat
yang bersih. selanjutnya celupkan kedalam sampel yang akan diuji,
kemudian bakar di atas nyala lampu spiritus. Amati perubahan nyala
lampu spiritus tersebut.
DR. Uji Penegasan (Identifikasi Ion SO32-)
1. Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi, tambahkan
larutan H2S04 encer, tambahkan beberapa tetes larutan K2Cr207, amati.
2. Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi, tambahkan
beberapa tetes larutan I2, amati.
DS.
E. Hasil Percobaan Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel :…………………………………………………..
2. Uji kelarutan :…………………………………………………....
3. Uji tes nyala :……………………………………………………
DT. Uji Penegasan
DX.
DU. Dug
N DV. Perlakuan DW. Pengamatan a
a
n
DY. DZ. Sampel + EA. EB.
1 H2S04encer +
K2Cr207
EC. ED. Sampel + I2 EE. EF.
2
EG.
F. Pembahasan
EH.
EI.
EJ.
EK.
EL.
EM.
EN.
G. Kesimpulan
EO. Sampel yang diuji mengandung
EP. Anion :
……………………………………………
EQ. Kation:
……………………………………………
ER.
Rumus Molekul Senyawa : ……………………………………………
3.3.7 Identifikasi Ion NH4+ dan Cl- dalam Senyawa NH4Cl
A. Tujuan
ES. Membuktikan adanya ion NH4+ dan Cl- secara kualitatif
B. Dasar
ET. Sifat-sifat senyawa NH4Cl
EU. Pemerian : Serbuk putih atau hablur, putih tidak berbau,
higroskopik
EV. Kelarutan : mudah larut dalam air dan gliserol P, lebih mudah
larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol
EW.
Identifikasi ion NH4+
EX. Dengan penambahan larutan NaOH dan pemanasan akan
terbentuk zat amoniak yang berbau khas.
EY. NH4+ + OH- NH4OH
EZ.
FA. Panaskan
NH 4OH NH3 + H2O
FB. Gas ini dapat diuji dengan meletakan kertas lakmus merah di
atas mulut tabung maka kertas lakmus akan berwarna biru.
FC. NH3 + H2O NH4OH (membirukan lakmus merah)
FD.
Identifikasi ion Cl-
FE. Dengan penambahan larutan perak nitrat (AgNO3), ion Cl- akan
membentuk endapan putih bergumpal yaitu AgCl. Endapan ini tidak akan
larut dengan penambahan asam nitrat (HNO 3) encer, tetapi akan larut
membentuk senyawa kompleks dengan penambahan ammonia dan jika
ditambahkan HNO3 akan terbentuk endapan AgCl kembali.
FF.Reaksi :
FG. Cl- + Ag+  AgCl (putih)
FH. AgCl + HNO3
FI. AgCl + NH3  Ag(NH3)2Cl
FJ.
Ag(NH3)2Cl + 2H+  AgCl + 2NH4+
C. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
1. Sampel NH4Cl
2. Larutan AgNO3
3. Larutan HNO3 encer
4. Larutan NH3
5. Larutan NaOH
FK.
FL. Alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pembakar spirtus
4. Kertas lakmus
5. Penjepit kayu
D. Prosedur
FM. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampe! dalam air, amati
FN. Uji Penegasan (Identifikasi Ion NH4+)
1. Ambil 1 sendok zat tersebut, tambahkan NaOH kemudian panaskan,
akan terjadi gas amoniak yang berbau khas.
2. Gas amoniak yang terbentuk diuji dengan cara : Ambil kertas lakmus
merah basahi dengan air, letakan di atas mulut tabung, kertas lakmus
akan berubah menjadi biru.
FO. Uji Penegasan (Identifikasi Ion Cl-)
1. Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi, tambahkan
larutan AgNO3, amati. Ke dalam endapan yang terjadi tambahkan
larutan HNO3 encer, amati.
2. Masukkan sedikit larutan sampel ke dalam tabung reaksi, tambahkan
larutan AgNO3,amati. Ke dalam endapan yang terjadi tambahkan
ammonia, amati, kemudian tambahkan larutan HNO3 encer, amati.
E. Hasil Percobaan Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel :…………………………………………………..
2. Uji kelarutan :…………………………………………………....
FP.
Uji Penegasan NH4+
FT.
FQ. Dug
N FR. Perlakuan FS. Pengamatan a
a
n
FU. FV. Sampel + FW. FX.
1 NaOH + panaskan
FY. FZ. Letakan GA. GB.
2 lakmus di atas
mulut tabung

GC.
GD.
GE.
GF.
Uji Penegasan Cl-
GJ.
GG. Dug
N GH. Perlakuan GI. Pengamatan a
a
n
GK. GL. Sampel + GM. GN.
1 AgNO3
GP. Endapan + GQ. GR.
HNO3
GS. GT. Sampel + GU. GV.
2 AgNO3
GX. Endapan + GY. GZ.
NH4OH
HB. Larutan + HC. HD.
HNO3 encer
HE.
F. Pembahasan
HF.
HG.
HH.
HI.
HJ.
HK.
HL.
HM.
HN.
HO.
HP.
HQ.
HR.
HS.
HT.
HU.
HV.
HW.
G. Kesimpulan
HX. Sampel yang diuji mengandung
HY. Anion :
……………………………………………
HZ. Kation :
……………………………………………
IA.
Rumus Molekul Senyawa : ……………………………………………
3.3.8 Identifikasi Ion Borat (BO33-) dan Ion Tetraborat (B4O72-)
A. Tujuan
IB. Membuktikan adanya ion Borat (BO33-) dan Ion Tetraborat (B4O72-)
secara kualitatif
B. Dasar
IC. Sifat-sifat senyawa Natrium tetraborat (Na 2B4O7.10H2O)
ID. Pemerian :Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk
hablur putih;tidak berbau.
IE. Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih
dan dalam gliserin, tidak larut dalam etanol
IF. Identifikasi Ion Tetraborat (B4O72-)
IG.Dengan penambahan methanol dan asam sulfat akan menimbulkan
uap yang bila dibakar akan menghasilkan nyala hijau.
IH.B4O72- + 12CH3OH + 2H+ 4B(OCH3)3 + 7H2O
C. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
1. Sampel Boraks
2. Larutan methanol (CH3CH3OH)
3. Asam sulfat (H2SO4)
II. Alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pembakar spirtus
4. Penjepit kayu
5. Kaca arloji
D. Prosedur
IJ. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel : amati bentuk, warna, bau
2. Uji kelarutan : larutkan sedikit sampe! dalam air, amati
IK.Uji Penegasan (Identifikasi Ion Tetraborat (B4O72-)
1. Ambil satu sendok zat yang mengandung borat atau tetraborat,
masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan metanol (CH 3CH3OH) dan
asam sulfat kemudian panaskan. Akan terjadi uap yang bila dibakar
akan menghasilkan nyala hijau.

IL.

E. Hasil Percobaan
IM. Uji Pendahuluan
1. Pemerian sampel :…………………………………………………..
2. Uji kelarutan :…………………………………………………....
IN.Uji Penegasan
IR.D
u
IO.
g
N IP. Perlakuan IQ. Pengamatan
a
a
n
IS. IT. Sampel + metanol + IU. IV.
1 asam sulfat,
panaskan, bakar uap
dengan bunsen
F. Pembahasan
IW.
IX.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.
JE.
JF.
JG.
JH.
JI.
JJ.
JK.
JL.
JM.
JN.
JO.
JP.
G. Kesimpulan
JQ.Sampel yang diuji mengandung
JR. Anion :
……………………………………………
JS. Kation :
……………………………………………
JT.
Rumus Molekul Senyawa : ……………………………………………
JU. DAFTAR PUSTAKA
JV.
JW.
JX. A.H Beckett and J.B Stenlake," Practical Pharmaceutical Chemistry",
Third Edition, Part One, The Athlone Press of the University of
London, 1975.
JY.
JZ. Basset. J etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGG : Jakarta
KA.
KB. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995, Farmakope
Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia :
Jakarta.
KC.
KD. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1979, Farmakope
Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.
KE.
KF. Vogel,A,I, 1985, " Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro
dan Semi Mikro, bagian I & II", PT. Kalman Media Pusaka: Jakarta
KG.
KH.
KI.
KJ.
KK.
KL.
KM.
KN.
KO.
KP.
KQ.
KR.
KS.
KT.
KU.
KV.
KW.
KX.
KY.
KZ.

Anda mungkin juga menyukai