Anda di halaman 1dari 16

2017

[PANDUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA]
LABORATORIUM ANALISA ZAT GIZI/FIKKES/UNIMIUS
1 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Tata Tertib Praktikum Di Laboratorium


1. Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Apabila peserta terlambat
lebih dari 15 (lima belas) menit dari waktu yang telah ditentukan, maka mahasiswa tidak
diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu dan diwajibkan mengikuti praktikum pada
hari lain (inhal untuk percobaan tersebut).
2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai sepatu (dilarang mengenakan sandal
atau sepatu sandal) dan jas praktikum berwarna putih dan dikancingkan dengan rapi.
3. Setiap peserta wajib membuat laporan praktikum yang formatnya sudah ditentukan dan
ditandatangani dosen setelah selesai suatu acara praktikum. Laporan langsung dikumpulkan
pada hari tersebut atau sesuai kesepakatan dengan dosen/asisten.
4. Setiap peserta harus mengembalikan alat-alat yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan
kering. Sebelum meninggalkan ruang praktikum, peserta harus mengembalikan botol-botol
bahan kimia yang telah ditutup rapat ke tempat semula.
5. Setiap peserta harus menjaga kebersihan Laboratorium, bekerja dengan tertib, tenang dan
teratur. Selama mengikuti praktikum, peserta harus bersikap sopan, baik dalam berbicara
maupun bergaul.
6. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi budaya Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
7. Bagi mereka yang tidak mengikuti praktikum pada hari yang telah terjadwal, diperbolehkan
inhal (menunda praktikum) apabila memenuhi persyaratan yang ada, dan dengan mengirim
surat permohonan praktikum inhal kepada Dosen yang mengampu.
8. Apabila peserta praktikum melanggar hal-hal yang telah diatur di atas maka yang
bersangkutan dapat dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan untuk
melanjutkan praktikum pada hari itu. Kegiatan praktikum dinyatakan batal dan tidak diijinkan
untuk inhal.
Hal-hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum akan
diatur kemudian

Aturan Keselamatan

Aturan Umum
Sebelum bekerja di laboratorium, masing-masing praktikan memahami peraturan di
laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-baiknya, mulai dari tujuan,
konsep dasar, prosedur, dan teknik-teknik pengerjaan yang akan dilakukan.
LAB ANALISA ZAT GIZI | FIKKES-UNIMUS
2 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Jangan bekerja sendirian di laboratorium, minimal berdua, dan untuk praktikum kimia dasar
harus disertai asisten atau instruktur laboratorium, sesuai dengan jadwal yang diberikan.
Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan dan minum.
Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas laboratorium
lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu tertutup (bukan sandal). Hal ini
demi keselamatan dan kesehatan kerja Anda sendiri.
Selalu dipelihara kebersihan meja kerja, bak cuci, dan sekitarnya. Buanglah sampah pada
tempatnya.
Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang banyak. Hati-
hati dengan H2SO4 pekat, ada caranya sendiri.
Zat padat dan logam-logam dibuang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke wasbak)!
Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn, Ni)
harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan sekali-kali
dibuang ke wasbak!
Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah di dalam lemari asam
(fume hood), jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan sekali-kali meninggalkan
percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya berhenti.
Laboratorium Kimia adalah tempat yang khusus untuk belajar dan bekerja. Dilarang ngobrol,
bercanda atau main-main dengan teman. Janganlah membuang-buang waktu percuma.
Bekerjalah yang tekun, percaya diri, dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap kejadian dan
pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu kegiatan terpenting dalam
praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan data. Jangan ragu untuk bertanya kepada
asisten, dan jawablah setiap pertanyaan yang diajukan asisten dengan singkat dan jelas.
Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium adalah tempat
yang banyak bahayanya, baik bahaya keracunan maupun kebakaran. Kalau terjadi kecelakaan
atau kebakaran, yang pertama dan utama harus dilakukan adalah: JANGAN PANIK!
Apabila kulit anda terkena zat kimia, segera cuci dengan air kran menggunakan sabun cuci.
Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot langsung dengan air kran di atas bak cuci.
Jangan sekali-kali digosok dengan tangan, apa lagi sebelum mencuci tangan. Secepatnya
hubungi petugas/asisten untuk minta pengobatan darurat.
bila anggota badan yang terkena zat-zat kimia, apalagi jumlahnya banyak, gunakan shower
atau air kran yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup lain di bagian yang
kena zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat pengobatan selanjutnya.
Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia, pertama-
tama jangan panik, jangan coba memadamkan api sendiri, terlebih jangan membanting
gelas yang terbakar. Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila
tidak ada yang menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset basah,
biarkan api mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam kebakaran yang ada.
Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar, lalu
obati dengan obat analgesik, misalnya salep atau larutan rivanol. Mintalah obat-obatan
tersebut pada petugas/asisten.

| LAB ANALISA ZAT GIZI


3 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Zat Kimia & Pereaksi


Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Kimia Dasar ini pada
umumnya sudah disediakan.
Apabila pemakaiannya diserahkan kepada masing-masing praktikan, maka zat-zat
tersebut dan pereaksi-pereaksi, akan disimpan di atas meja khusus. Biasanya zat-zat ini
diletakkan di meja-meja laboratorium di dekat jendela.
Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama adalah
menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi akibat
kecerobohan pengambilan. Misalnya salah menggunakan pipet untuk mengambil zat.
Setiap pereaksi dilengkapi dengan pipet (pipet-pipet tidak boleh ditukar/dipindahkan
dari botolnya), atau kalau botol reagen tidak ada pipetnya berarti pengambilan nya
dengan cara dituangkan ke dalam gelas ukur.
Bila akan melakukan tes reaksi, bawalah tabung reaksi bersih yang diletakkan dalam rak
tabung reaksi ke meja pereaksi. Pencampuran dilakukan di sini juga, dengan catatan
harus bekerja dengan tertib, cari tempat yang kosong, dan jangan mencampuradukan
pipet tetes.
Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia dan
konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum anda menggunakannya.
Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
Zat kimia yang pekat, misalnya HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan di lemari asam.
Juga apabila bekerja dengan zat-zat tersebut, lakukan di dalam lemari asam.

| LAB ANALISA ZAT GIZI


4 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT DALAM DARAH

A. TUJUAN
Mengetahui kadar Hb dan Ht dalam darah
B. PRINSIP
Penentuan Hb dan Ht menggunakan prinsip sebgai berikut :
 Hb : dengan menggunakan metode Sianmethemoglobin yaitu hemoglobin dalam darah
akan diubah menjadi methemoglobin dengan menggunakan reagen drabkin,
methemoglobin yang terbentuk akan diikat dengan KCN sehingga membentuk pigmen
sianmethemoglobin yang bewarna.
 Ht : darah disentrifus untuk mengendapkan eritrosit

C. ALAT YANG DIGUNAKAN


 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Rak tabung reaksi
 Pipa kapiler hematokrit
 Sentifus
D. PROSEDUR
 Penentuan Hb :
1. Memipet 5 ml larutan drabkin kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 200 μl darah
3. Mencampurkan larutan tersebut hingga homogen dan di diamkan selama 10 menit
4. Mengukur kadar Hb dengan menggunakan panjang gelombang 546 nm dengan
menggunakan program c/f dengan faktor 36,77
 Penentuan Ht :
1. sampel darah dimasukkan kedalam tabung kapiler hingga volume 2/3 volume tabung.
2. Tutup salah satu ujungnya dengan penutup
3. Mensentrifuse selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm
4. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematrokit, niainya dinyatakan dalam
%

| LAB ANALISA ZAT GIZI


5 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENETAPAN KADAR KLORIDA DARAH

A. TUJUAN
Mengetahui kadar klorida pada sampel darah

B. PRINSIP
Pengendapan klorida oleh AgNO3 berlebih, kelebihan AgNO3 dititrasi dengan KSCN

C. BAHAN DAN ALAT


 Alat yang digunakan :
1. Pipet volume
2. Buret
3. Erlenmeyer klem
4. Bowl pipet/filler
5. Statif &klem
 Bahan yang digunakan :
1. Na-Wolframat 10%
2. H2SO4 0,7 N
3. AgNO3 0,002 N
4. KSCN 0,002N
5. NaCl 0,002 N
6. HNO3 0,6 N
7. Fe Allum 40%

D. PROSEDUR
1. Mengambil 1 ml darah masukkan dalam tabung reaksi
2. Tambahnkan 7 ml aquades dan goyang perlahan-lahan
3. Tambahkan 1 ml Na Wolframat 10%
4. Tambahkan 1 ml H2SO4 0,7 N secara tetes per tetes
5. Goyang lalu diamkan 10 menit (sentrifus agar homogen )
6. Saring dan tampung filtrat dalam erlenmeyer ,pipet 5 ml ke dalam erlenmeyer
7. Tambanhkan 5 ml AgNO3 0,002 N kedalam erlenmeyer tersebut
8. Tambahkan 2,5 ml HNO3 0,6 N
9. Diamkan 5 menit
10. Tambahkan 0,5 ml Fe Allum 40%
11. Titrai dengan KSCN 0,002 N sampai timbuk warna merah
12. Buat blangko dengan cara mengambil 1 ml aquades lalu masukkan dalam tabung reaksi dan
selanjutnya kerjakan seperti langkah no 2-11.

Standarisasi AgNO3 dengan NaCl :


1. Pipet 10 ml NaCl 0,002 N masukkan dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 3 tetes K2CrO4 2 %
3. Titrasi dengan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna
Standarisasi KSCN dengan AgNO3 :
1. Pipet 10 ml AgNO3 0,002 N masukkan dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 5 ml HNO3 0,6 N
3. Titrasi dengan KSCN sampai terjadi perubahan warna

E. PERHITUNGAN
𝐵𝐴 𝐶𝑙 100 𝑚𝑔
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑙 = (𝑉𝐵 − 𝑉𝑆) × 𝑁. 𝐾𝑆𝐶𝑁 × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 × 1 × 𝑓𝑝 = 100 𝑚𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ

| LAB ANALISA ZAT GIZI


6 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM URIN

A. TUJUAN
Menentukan kadar klorida dalam urin
B. PRINSIP
Pengendapan klorida oleh AgNO3 berlebih, kelebihan AgNO3 dititrasi dengan KSCN
C. REAGENSIA
 AgNO3 0,002 N
 KSCN 0,002 N
 NaCl 0,002 N
 Fe Allum 40 %
 HNO3 6 N
 K2CrO4 2 %
D. PROSEDUR
1. Pipet 10 ml AgNO3 0,002 N masukkan dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 2,5 ml HNO3 6 N
3. Tambahkan dengan 1 ml urin yang telah disaring
4. Campurkan dan panaskan sampai mendidih
5. Dinginkan dan tambahkan 0,5 ml Fe Allum 40 %
6. Titrasi dengan KSCN 0,002 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah bata
E. PERHITUNGAN
𝐵𝐴 𝐶𝑙 100 𝑚𝑔
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑙 = (𝑉𝐵 − 𝑉𝑆) × 𝑁. 𝐾𝑆𝐶𝑁 × × × 𝑓𝑝 = 𝑚𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 1 100

| LAB ANALISA ZAT GIZI


7 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENETAPAN KADAR Fe (Zat Besi) METODE COLORIMETRI

A. TUJUAN
Mengetahui kadar Fe dalam bahan makanan
B. PRINSIP
Penetapan kadar besi dengan mengoksidasi ferro menjadi ferri dengan menggunakan
oksidator K2S2O8 atau H2O2 warna yang tebentuk diukur absorbansinya menggunakan
panjang gelombang 546 nm
C. ALAT YANG DIGUNAKAN
 Labu takar 50 ml
 Pipet volume 5 ml
 Pipet tetes
 Tabung reaksi
D. PROSEDUR
a. Pembuatan larutan uji /sampel
Contoh perhitungan = sampel yang digunakan ikan bandeng
1. Menentukan kadar bandeng /100 gram (lihat TKPI)
Bandeng dalam 100 gr mengandung 2 mg Fe (2 mg/100 gram bahan)
2. Menghitung sampel yang akan diuji
- Bandeng tertimbang = 30,477 gr lalu diabukan pada suhu 5500C selama 6 jam
- Mengencerkan abu dalam 100 ml aquades lalu dihitung konsentrasinya
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
𝑘𝑜𝑛𝑠. 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = × 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐹𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑇𝐾𝑃𝐼)
100 𝑔𝑟
30,477
= × 2 = 0,609 𝑚𝑔
100

Sehingga konsentrasi sampel adalah 0,609 mg dalam 100 ml aquades =0,609 mg/100ml
Sehingga konsentrasi sampel dalam 1 ml adalah 6,09 μg = 6,09 μg/ml
- Jika dipipet 2 ml maka konsentrasinya menjadi 12,18 μg/2 ml
b. Pembuatan standart kerja /working standart (WS)
Sampel yang akan diuji mengandung kadar Fe sebesar 12,18 μg/2 ml sehingga konsentrasi
standar kerja (WS) yang digunakan harus sesuai, karena letak kadar Fe berada diantara
konsentrasi 10 μl sampai 20 μl maka dapatdigunakan konsentrasi 10 μg,20μg,30μg,40μg,50μg.
Konsentrasi tersebut dapat dibuat dari stok standar sehingga harus menghitung konsentrasi stok
standar.
- Menghitung konsentrasi stok standar =1,008 gr/1000 ml
Stok standart = (NH4)2(Fe)(SO4)2 6H2O
𝐵𝐴 𝐹𝑒
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = × 1,008
𝐵𝑀
56 𝑔𝑟 𝑔𝑟 144000𝜇𝑔 144𝜇𝑔
= 392,14 × 1,008 = 0,144 1000𝑚𝑙 = 144 1000𝑚𝑙 = 1000𝑚𝑙 = 𝑚𝑙

| LAB ANALISA ZAT GIZI


8 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

- Sehingga konsentrasi stok standar = 144μg/ml


- Untuk membuat konsentrasi 10 μg maka harus diencerkan terlebih dahulu
Jika ingin membuat ws konsentrasi 10 μg sebanyak 100 ml maka
V1 x N1 = V2 x N2
Vi x 144 = 100 x 10
V1 = 6,9 ml
Jadi dapat mengambil 6,9 ml ≈ 7 ml stok standar dilarutkan hingga volume 100 ml
c. Perhitungan kadar Fe

NO Bahan Blangko WS 1 WS 2 WS 3 WS 4 WS 5 S1 S2
(ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml)
1 Lar. abu - - 2 2
2 WS - 1 2 3 4 5 - -
3 K2S2O8 1 1 1 1 1 1 1 1
4 H2SO4 1 1 1 1 1 1 1 1
5 KSCN 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Aquades 5 4 3 2 1 0 3 3
7 Jumlah 8 8 8 8 8 8 8 8

- Di homogenkan lalu di inkubasi 1-5 menit dan dibaca absorbansi sampel dan standar pada
panjang gelombang 546 nm

| LAB ANALISA ZAT GIZI


9 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR GLUKOSA URIN

A. TUJUAN
Menentukan kadar glukosa dalam urin
B. PRINSIP
CuSO4. Untuk alkalis dalam suasana panas direduksi dengan glukosa. Warna biru hilang
karena CuSO4 berubah menjadi Cu2O. Ini dapat mengganggu titik akhir titrasi. Untuk
mencegah gangguan tersebut perlu ditambahkan klium ferrosianida yang mengikat Cu2O
menjadi ikatan kompleks yang larut bewarna coklat.
C. REAGEN
 Glukosa 0,5 %
 Larutan CuSO4 (35 gr CuSO4+ 5 ml H2SO4 pekat /liter)
 K4Fe(CN)6 5%
 Larutan signette
D. PROSEDUR
1. Pipet 10 ml CuSO4 masukkan dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 10 ml larutan signette
3. Tambahkan 5 ml K4Fe(CN)6 5%
4. Panaskan sampai mendidih dan dalam keadaan mendidih titrasi dengan larutan glukosa
0,5%. Pada saat titrasi terjadi perubahan warna biru menjadi hijau lalu kuning. Pada saat
warna kuning titrasi dilaksanakan tetes demi tetessampai terjadi warna coklat.
5. Buat campuran urin : glukosa 0,5 % :2:1, 3:2, 4:3 (pilih salah satu )
6. Buat campuran seperti nomor 1-3
7. Panaskan sampai mendidih dan titrasi dengan campuran urin glukosa (no.05) sampai titik
akhir seperti no. 4
8. Buat campuran seperti nomor 1-3 lagi
9. Panaskan sampai mendidih dan titrasi dengan urin sampai titik akhir seperti no. 4

E. PERHITUNGAN

| LAB ANALISA ZAT GIZI


10 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


PHOTOMETER 4010

 Spesifikasi alat :
1. Besi
2. Alumunium
3. Kaca
4. Mika
5. Pendukung : kabel listrik
 Fungsi alat :

Digunakan untuk pemeriksaan kimia darah secara manual

 Cara Penggunaan :
1. Hidupkan fotometer dengan menekan tombol ON pada fotometer, pompa vakum, dan
inkubator.
2. Diamkan fotometer selama 15 menit sebelum digunakan
3. Atur panjang gelombang , program dan faktor sesuai dengan prosedur yang akan
digunakan
4. Bilas kuvet dengan aquadest dan lakukan sesua dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan
5. Jika menggunakan program 𝑐⁄𝑠𝑡 maka :
1. Pada program ini photometer harus diatur faktonya terlebih dahulu
Contoh pengaturan faktor:
 Bila standar yang digunakan 5 mg/dl maka faktor diatur menjadi “0005,0”
 Bila standar yang digunakan 200 mg/dl makaa faktor diatur menjadi” 0200,0”
Atau “200,00”

2. Bilas kuvet dengan aquadest lalu buang dengan menutup lubang yang ada
disebelah kuvet agar cairan dikuvet dapat masuk ke wadah pembuangan yang ada
di pompa vakum
3. Masukkan blangko dan tekan tombol zero lalu buang dengan menutup lubang
yang ada disebelah kuvet agar cairan dikuvet dapat masuk ke wadah pembuangan
yang ada di pompa vakum
4. Masukkan standar dan tekan tombol standart lalu buang dengan menutup lubang
yang ada disebelah kuvet agar cairan dikuvet dapat masuk ke wadah pembuangan
yang ada di pompa vakum
5. Masukkan sampel dan tekan tombol result lalu tulis hasil yang didapat dan buang
kuvet dengan menutup lubang yang ada disebelah kuvet agar cairan dikuvet
dapat masuk ke wadah pembuangan yang ada di pompa vakum
6. Setelah selesai bilas kuvet dengan aquadest
Jika menggunakan program 𝒄⁄𝒇 maka :
1. Bilas kuvet dengan aquadest dan buang
2. Masukkan blangko dan tekan tombol zero lalu buang
| LAB ANALISA ZAT GIZI
11 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

3. Masukkan sampel dan tekan tombol result lalu tulis hasil yang didapat dan
buang
4. Setelah selesai bilas kuvet dengan aquadest
Jika menggunakan program K20 atau K60 maka :
1.siapkan blangko yang akan dipergunakan terlebih dahulu, baru bekerja sesuai
dengan prosedur
6. Setelah selesai penggunaan, maka alat dimatikan dengan menekan tombol
“Off” pada fotometer, pompa vakum, dan inkubator.

| LAB ANALISA ZAT GIZI


12 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR ALBUMIN DARAH

A. TUJUAN
Menentukan kadar albumin dalam darah
B. PRINSIP
Bromokresol hijau akan bereaksi dengan albumin dalam buffer sitrat membentuk kompleks
bewarna. Absorbansi kompleks tersebut menunjukan konsentrasi albumin pada sampel.
C. BAHAN
1. Reagen : reagen warna yaitu buffer sitrat (ph 4,2) 20 mmol/L dan bromokresol hijau 260
μmol/L.
2. Standar yaitu albumin 4g/dl atau 40 g/L.
3. Sampel : serum, heparin, EDTA-plasma
D. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan

No Tabung sebagai Reagen(μL) standar(μL) Sampel (μL)


tabung
1 Blanko 1000 - -
2 Standar 1000 10 -
3 Sampel 1000 - 10

Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 200-250C selama 5 menit, lalu
ukur absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm,
menggunakan program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.
Range normal kadar albumin dalam darah ialah 3,8-5,1 g/dl

| LAB ANALISA ZAT GIZI


13 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH

A. TUJUAN
Menentukan kadar glukosa dalam darah
B. PRINSIP
Oksidasi enzimatik glukosa menggunakan glukosa oxidase, indikator kolorimetri adalah
quinoneimine yaitu campuran dari 4-aminoantipyrin dengan phenol menggunakan katalis
H2O2 dari peroxidase.
C. BAHAN
1. Reagen : campuran dari buffer pospat (ph 7,5) 250 mmol/L, fenol 5mmol/L, glukosa
oxidase, peroksidase.
2. Standar : 100mg/dL (5,55 mmol/L)
3. Sampel : serum, heparin, EDTA-plasma

D. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan

No Tabung Reagen(μL) standar(μL) Sampel Aquades(μL)


tabung sebagai (μL)
1 Blanko 1000 - - 10
2 Standar 1000 10 -
3 Sampel 1000 - 10

Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 370C selama 10 menit, lalu ukur
absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm, menggunakan
program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.

Range glukosa pada serum dari darah orang dewasa yang telah berpuasa 70-115 mg/dL atau
3,9-6,4 mmol/L

| LAB ANALISA ZAT GIZI


14 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR TOTAL PROTEIN DARAH

A. TUJUAN
Menentukan kadar protein dalam darah
B. PRINSIP
Reaksi protein dengan larrutan basa membentuk kompleks ungu, absorbansi komples
menunjukan kadar protein pada sampel,
C. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan

No Tabung Reagen(μL) standar(μL) Sampel


tabung sebagai (μL)
1 Blanko 1000 - -
2 Standar 1000 20 -
3 Sampel 1000 - 20

Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 250C selama 10 menit, lalu
ukur absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm,
menggunakan program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.

Range protein pada serum dari darah orang dewasa 6,6-8,7 g/dL.

| LAB ANALISA ZAT GIZI


15 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR KOLESTEROL DARAH

A. TUJUAN
Menentukan kadar kolesterol dalam darah
B. PRINSIP
Reaksi oksidasi dan hidrolisis enzim pada kolesterol dengan indikator kolometri adalah
quinoneimin yang merypakan campuran dari 4-aminoantipyrin dan fenol dengan katalis
hidrogen peroksida dari peroksidase.
C. BAHAN
1. Reagen : campuran dari good’s buffer (pH 6,7), fenol, 4-aminoantipyrin, kolesterol
esterase, kolesterol oksidase, peroksidase.
2. Standar : 200 mg/dL atau 5,2 mmol/L
3. Sampel : serum, heparin, plasma EDTA
D. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan

No Tabung Reagen(μL) standar(μL) Sampel Aquades


tabung sebagai (μL) (μL)
1 Blanko 1000 - - 10
2 Standar 1000 10 - -
3 Sampel 1000 - 10 -

Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 370C selama 10 menit, lalu ukur
absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm, menggunakan
program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.
Range kolesterol
Normal kurang dari 200 mg/dL
batas resiko tinggi 200-240 mg/dL
resiko tinggi lebih dari 240 mg/dL

| LAB ANALISA ZAT GIZI

Anda mungkin juga menyukai