2021
2022
i
KURIKULUM
SD NEGERI BANYUMANIK 02
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
ii
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
SATUAN PENDIDIKAN KECAMATAN BANYUMANIK
SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUMANIK 02
Jl. Sendang Gede Banyumanik, Semarang Telp. (024) 7462054
Email : sdbmk_noldua@yahoo.com
Website : http://sdnbanyumanik02.dikdas.semarangkota.go.id
LEMBAR REKOMENDASI
Nomor : ...................................
iii
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
SATUAN PENDIDIKAN KECAMATAN BANYUMANIK
SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUMANIK 02
Jl. Sendang Gede Banyumanik, Semarang Telp. (024) 7462054
Email : sdbmk_noldua@yahoo.com
Website : http://sdnbanyumanik02.dikdas.semarangkota.go.id
LEMBAR PENGESAHAN
Nomor : ................................
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang
c.q Kepala Bidang Pembinaan SD
Drs. Hidayatullah, IP
NIP. 19650806 199302 1 003
iv
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
SATUAN PENDIDIKAN KECAMATAN BANYUMANIK
SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUMANIK 02
Jl. Sendang Gede Banyumanik, Semarang Telp. (024) 7462054
Email : sdbmk_noldua@yahoo.com
Website : http://sdnbanyumanik02.dikdas.semarangkota.go.id
v
Jabatan dalam Jabatan
No Nama Uraian Tugas
Kedinasan dalam Tim
Bertanggungjawab
penyusunan dan pelaksanaan
Kurikulum.
5. Widha Widuri Guru Kelas IV Ketua Memberi arahan dan
Widyawati Pratiwi, bimbingan penyusunan.
S.Pd Menetapkan Kurikulum SDN
Banyumanik 02.
Membuat draft awal.
Wiwin Prowanti, Guru Kelas V Sekretaris Menyusun Kurikulum
6. S.Pd merangkap Sekolah
anggota Menyiapkan buku-buku
referensi.
Sejati, S.Pd Guru Kelas III Menyiapkan masukan
7. Anggota
penyusunan Kurikulum
Supiyah, S.Pd Guru Kelas I 2013 dan KTSP dari guru.
8. Anggota
Mengkoordinir Kurikulum
Parsinah, Guru PAI 2013 dan KTSP review draft.
9. Anggota
S.Pd.I.M.Kom Mengkoordinir revisi dan
10. Hesti Sulistyo Rini, Guru Kelas VI Anggota finalisasi.
S.Pd
Aditya Fajar Guru PJOK Mengkoordinir pemantapan
11. Wisambudhi, S.Pd Anggota dan penilaian Kurikulum
YF. Arnies Natalia,SS Operator 2013 dan KTSP di sekolah.
12. Anggota
Mengkoordinir pemantapan
Sugeng Priyanto Penjaga Sekolah dan penilaian Kurikulum
13. Anggota 2013 dan KTSP di sekolah.
Budiman,S.Th Guru PAK Mengkoordinir pemantapan
14. Anggota dan penilaian Kurikulum
2013 dan KTSP di sekolah.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan untaian rasa syukur tiada hingga kehadirat Allah SWT ,
yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga SD Negeri Banyumanik
02 Semarang dapat mengembangkan Kurikulum 2013. Kurikulum SD Negeri
Banyumanik 02 yang disusun ini mengacu pada BSNP sebagai dasar operasional
yang dilaksanakan di sekolah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, serta karakteristik, dan potensi yang dimiliki SD Negeri
Banyumanik 02.
vii
Terima kasih kami sampaikan pada semua pihak, yang terlibat langsung
maupun tidak langsung, hingga dapat terselesaikannya Kurikulum di SD Negeri
Banyumanik 02 ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk pada
upaya yang telah, sedang, dan yang akan kita lakukan untuk mencerdaskan anak-
anak bangsa kita tercinta.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Rekomendasi ................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iv
Lembar Penetapan......................................................................................... iv
Tim Penyusun ............................................................................................... v
Kata Pengantar.............................................................................................. vii
Daftar Isi....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ................................................................................ 1
B. Dasar Hukum ........................................................................ 8
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum.............................................. 10
D. Acuan Konseptual Kurikulum................................................ 11
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum ......................................... 13
ix
I. Pembinaan Pendidikan Keluarga....................................................65
J. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global......................66
K. Pendidikan Adiwiyata....................................................................67
L. Gerakan Literasi Sekolah...............................................................71
M. Ketuntasan Belajar.........................................................................77
N. Remidi dan Pengayaan...................................................................82
O. Kriteria Kenaikkan Kelas dan Kelulusan.......................................85
BAB IV PENGATURAN BEBAN BELAJAR...............................................93
A. Sistem Pembelajaran.......................................................................93
B. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran......................................94
C. Pengaturan Beban Belajar TM, PT, KMTT...................................94
BAB V PENUTUP.........................................................................................106
Daftar Pustaka......................................................................................................107
Lampiran
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
1
pengembangannya berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti luhur dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
lingkungan.
Pada kurikulum 2013 peserta didik diharapkan mempunyai ketrampilan
abad 21 yang diistilahkan 4C yaitu Communication, collaboration, Critical
Thinking and Problem Solving dan Creativity and Innovation). Penguasaan
ketrampilan 4C ini sangat penting khususnya di abad 21, abad dimana dunia
berkembang dengan cepat dan dinamis. Untuk mewujudkan ketrampilan 4C itu
diantaranya yaitu dengan adanya Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)
dalam pembelajaran, terutama 5 karakter yaitu religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
yang tidak hanya sekedar membaca dan menulis melainkan mencakup
ketrampilan berpikir menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan
auditori.
Selain itu juga dalam pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking
Skill (HOTS) yaitu dalam pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih
kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga diharapkan peserta didik dapat
bersaing dalam kancah dunia. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi
SD Negeri Banyumanik 02.
Berdasarkan uraian tentang dasar pemikiran penyusunan KTSP di atas,
pengembangan kurikulum SD Negeri Banyumanik 02 Kota Semarang dilakukan
dengan mempertimbangkan Permendikbud no 61 tahun 2016 tentang Pedomam
pengembangan KTSP, Permendikbud no 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
SD/MI, Standar Nasional Pendidikan, karakteristik potensi dan kebutuhan daerah
2
Provinsi Jawa Tengah serta secara lebih spesifik pengembangan kurikulum juga
disesuaikan dengan karakteristik SD Negeri Banyumanik 02 yang meliputi
peserta didik, daya dukung, keberagaman potensi dan kebutuhan masyarakat di
sekitar sekolah.
Kondisi ideal yang diharapkan SDN Banyumanik 02 adalah terpenuhinya
delapan Standar Nasional Pendidikan, sehingga penyelenggaraan dan hasil
pendidikan yang bermutu dapat tercapai. Namun demikian, kondisi nyata SDN
Banyumanik 02 masih harus terus berbenah dan mengupayakan pemenuhan
delapan Standar Nasional Pendidikan. Secara rinci kondisi nyata SDN
Banyumanik 02 adalah sebagai berikut:
Standar Kompetensi Lulusan, kondisi nyata sekolah perlu membiasakan
sikap-sikap yang baik di sekolah dengan pengawalan yang serius, kriteria
kelulusan masih rendah, sehingga perlu dinaikan agar sesuai SNP yaitu 75, dan
kompetensi keterampilan peserta didik kritis dan produktif yang dimiki peserta
didik perlu ditingkatkan. Kondisi ideal Lulusan memiliki kompetensi sikap
minimal baik, lulusan memiliki kompetensi dimensi pengetahuan minimal 75, dan
lulusan memiliki kompetensi keterampilan seperti kolaborasi, mandiri,
komunikatif, kritis dan produktif. Lulusan SDN Banyumanik 02 sudah 100% lulus
dengan baik tetapi perlu ditingkatkan terutama pada dimensi sikap dan
keterampilan.
Standar Isi, kondisi nyata Komite dan orang tua belum aktif / berperan
dalam penyampaian aspirasi dalam review kurikulum dan Perangkat
pembelajaran belum teratur dalam pembuatannya. Kondisi ideal, terdapat
kurikulum yang sudah direview dan direvisi oleh unsur dewan guru, komite,
narasumber, pihak dinas pendidikan yang menampung aspirasi semua pihak,
kurikulum di kembangkan sesuai dengan prosedur dan terdapat perangkat
pembelajaran yang sesuai. Kurikulum telah di review dan direvisi sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan akan tetapi perlu ditingkatkan dalam peran serta komite
dan orang tua siswa dalam perumusan kurikulum tersebut.
Standar proses, kondisi nyata sebagian kecil guru dalam pembuatan
perencanaan masih copy paste belum sesuai dengan keadaan, masih terdapat guru
3
yang belum piawai menggunakan platform berbasis IT dan pengawasan sudah
dilakukan tapi belum maksimal dan penilaian otentik belum terlaksana dengan
baik dalam PJJ dalam masa pandemi ini. Kondisi ideal, guru merencanakan proses
pembelajaran sesuai dengan ketentuan, proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang inovatif dan media pembelajaran berbasis IT dan pengawasan
sudah dilakukan dalam proses pembelajaran. Sebagian besar guru sudah
melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sesuai akan tetapi
terdapat sebagian kecil guru yang belum melaksanakan maka perlu ada pelatihan
serta memaksimalkan pengawasan & pembimbingan kepada guru.
Standar penilaian, kondisi nyata penilaian yang dilakukan guru sudah
mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan, tetapi untuk ranah sikap
belum maksimal, terdapat beberapa guru yang belum lengkap dalam pembuatan
perangkat pembelajaran, pelaporan penilaian sudah dilakukan oleh guru tetapi
dalam memasukan nilai pada e-rapor masih ada beberapa guru yang kesulitan dan
penilaian sikap sulit diterapkan oleh guru dalam pembelajaran daring. Kondisi
ideal penilaian yang dilakukan oleh guru sesuai dengan ranah kompetensi, guru
membuat perangkat penilaian yang lengkap, guru membuat penilaian secara
periodik, instrumen penilaian menggunakan instrumen penilaian pengetahuan dan
keterampilan, serta penilaian yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur. Guru
dalam pembuatan penilaian perlu adanya pelatihan dan penyamaan persepsi dalam
penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan agar
maksimal dalam proses penilaian yang dilakukan oleh guru.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan, kondisi nyata seluruh guru daan
KS sudah S1, terdapat 4 ASN tenaga pendidik yang sudah sertifikasi, 4 ASN
tenaga pendidik yang belum sertifikasi (3 guru kelas, 1 guru PJOK), 1 NON ASN
penjaga sekolah, 1 Non ASN operator sekolah dan belum memiliki tenaga
pustakawan serta tenaga kebersihan yang kurang ideal melihat luas lahan dan
gedung sekolah. Kondisi ideal pendidik memiliki ijazah sarjana yang sesuai, rasio
guru kelas terhadap rombongan belajar seimbang, kepala sekolah sudah memiliki
kompetensi yang sesuai dan ijazah, memiliki tenaga administrasi sesuai dengan
ketentuan.
4
Standar Sarana dan Prasarana, kondisi nyata lahan sekolah sudah sesuai
dengan rasio jumlah siswa, UKS, terdapat ruang komputer, ruang perpustakaan
( pemanfaatan sisa ruang kelas) dan aula Kondisi ideal kapasitas daya tampung
sekolah sudah cukup memadai, sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran yang lengkap dan layak, serta sekolah memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang lengkap dan layak. Fasilitas sekolah cukup memadai.
Sarana dan prasarana di SDN Banyumanik 02 sudah memiliki gedung yang kokoh
dan kuat tetapi masih perlu 1 ruang agama kristen, musholla, dan ruang
perpustakaan yang representatif..
Standar Pengelolaan Sekolah, kondisi ideal pedoman pengelolaan sekolah
belum lengkap, kegiatan evaluasi diri sekolah sudah dilaksanakan tetapi belum
maksimal dan belum semua pihak berperan dan sekolah belum memiliki sistem
informasi manajemen yang bagus. Kondisi ideal, sekolah sudah melakukan
perencanaan pengelolaan sekolah awal tahun, program pengelolaan sekolah sudah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan kepala sekolah berkinerja baik dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan. Sekolah sudah melakukan perencanaan dan
pengelolaan sekolah di awal tahun dengan berbagai pihak, tetapi belum maksimal
dalam pembuatan pedoman pengelolaan yang lengkap. Sekolah sebaiknya
mendapatkan pendampingan secara khusus dalam sistema informasi manajemen
yang bagus dan berbasis IT.
Standar Pembiayaan, kondisi nyata peran orang tua siswa sudah peduli
terhadap kemajuan sekolah dengan terlibat aktif dalam pembenahan kelas hingga
menjadi lebih representatif dan aktif memberikan bantuan kepada siswa yang
tidak mampu. Kondisi ideal Biaya Operasional sekolah dikelola dengan baik oleh
sekolah, alokasi Dana dari APBN maupun APBD dilaksanakan dengan baik oleh
sekolah, dan Pelaporan dana dari APBN maupun APBD sudah dilaporkan secara
sistematis dan terbuka. Biaya operasional sekolah yang berasal dari APBN mupun
APBD sudah dikelola dan dilaporkan dengan baik, tetapi perlu pengawasan serta
pendampingan dari kepala sekolah agar sesuai. Kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangannya harus berdasarkan
5
satuan pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya
masyarakat setempat dan peserta didik.
Analisis kondisi lingkungan SDN Banyumanik 02, Komite sekolah ,
peluang; Komite/paguyuban sekolah selalu berkoordinasi dan memberikan saran
kepada sekolah dalam pengambilan keputusan, membantu pihak sekolah dalam
pelaksanaan program sekolah, komite/paguyuban sekolah menjadi mediator
apabila permasalahan antara pihak orang tua / wali murid dengan pihak sekolah,
memiliki potensi dalam pemenuhan sarpras yang dibutuhkan sekolah dengan
penggalangan dana seswuai permendeikbud 75 tahun 2016, dan memiliki potensi
sebagai narasumber dalam peningkatan mutu sekolah. Tantangan;
Komite/paguyuban dapat mencurahkan pemikiran sepenuhnya ikut membantu
melakukan pertimbangan, mendukung, mengontrol dan mediator, kemampuan
komite dalam memenuhi program sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
sekolah, dan kemampuan komite dalam berkolaborasi dengan masyarakat, dunia
usaha, dan stakeholder. Kondisi ideal komite di sekolah dasar adalah pemberi
pertimbangan, pendukung finansial dan pemikiran, pengontrol transpiransi dan
akuntabilitas, mediator antara pihak sekolah dengan orang tua wali murid. Upaya
sekolah dalam pengoptimalan komite sekolah dengan selalu berkoordinasi dengan
komite sekolah, memberikan laporan perkembangan sekolah dengan jelas,
memberikan program-program sekolah yang dapat dibantu oleh pihak komite
sekolah.
Masyarakat, peluang; Masyarakat sekitar dapat membantu sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah, alumni sekolah ikut berperan dalam menciptakasn
sekolah yang unggul dan orang tua wali murid dapat menjadi mitra dalam
memajukan sekolah. Peluang; Masyarakat sekitar dapat meningkatkan kepedulian
kepada sekolah, alumni memiliki andil dalam memajukan almamater, dan orang
tua wali murid berperan penuh dalam mendukung program-program sekolah
sehingga sekolah menjadi unggul dan bermutu. Masyarakat sekitar sekolah
memiliki potensi yang besar dalam menciptakan lingkungan pembelajar dan
mendukung peningkatan mutu sekolah. Sekolah perlu untuk menjalin kerjasama
yang erat dengan masyarakat sekitar.
6
Dinas pendidikan, peluang; Dinas pendidikan berperan memberikan
kebijakan dan pembinaan kepada sekolah, memiliki potensi untuk meningkatan
kompetensi dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah, memiliki kebijakan dalam ketersediaan alokasi dana
khusus dalam perbaikan sarana sekolah. Tantangan; Mampu berkoordinasi dengan
baik dalam pelaksanaan dan evaluasi program, Mampu meningkatkan mutu dan
profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan, dan dapat menyusun
kebijakan operasional program sekolah unggulan. Dinas pendidikan dapat
berkoordinasi dengan baik dan mengevaluasi program sekolah dalam peningkatan
mutu sekolah.
Sumber daya alam, peluang; Sekolah terletak di tengah-tengah kota,
terdapat beberapa perusahaan (dunia usaha dan dunia industri) dan perkantoran
BUMN di sekitar sekolah dan terdapat objek wisata di lingkungan kelurahan
sekolah. Tantangan; dapat memanfaatkan lokasi untuk kemajuan sekolah, mampu
bekerjasama dengan beberapa perusahaan dan BUMN untuk kemajuan sekolah,
dan dapat memanfaatkan lokasi wisata untuk pembelajaran siswa. Sumber daya
alam yang ada di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kamajuan sekolah dan pembelajaran siswa.
Sosial Budaya, peluang; Memiliki peserta didik yang memiliki
kemampuan dalam bidang seni, terdapat tenaga pendidik yang dapat memainkan
alat music, dan memiliki sarana untuk mengembangkan seni dan budaya.
Tantangan; Mampu membina peserta didik dalam bidang seni dan budaya,
meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dalam bidang seni dan budaya, dan
meningkatkan sarana pada bidang sosial budaya. Sekolah memiliki beberapa
potensi sosial budaya yang perlu di tingkatkan kembali.
Dari segi kondisi geografis, sebagian penduduknya urban. Penduduk urban
memiliki suatu keunggulan masyarakat yang beragam, sehingga berpotensi untuk
dikembangkan dalam prestasi siswa. Namun demikian akan menjadi suatu
tantangan tersendiri karena keberagamannya.
Menghadapi tahun pelajaran 2022/2023 yang masih dalam masa transisi,
tentunya SDN Banyumanik 02 membutuhkan pedoman dalam melaksanakan
proses
7
pembelajaran yaitu Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa
transisi dengan memperhatikan rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi
keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di masa transisi.
Tujuan dari pedoman ini adalah untuk memastikan hak anak untuk tetap
mendapatkan layanan Pendidikan.
B. Dasar Hukum
10
D. Acuan Konseptual Kurikulum
11
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan.
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu dan kecakapan hidup untuk , kurikulum perlu mengembangkan
jiwa kewirausahaan membekali peserta didik dalam melanjutkan studi
dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks.
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian
terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala
dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan.
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional.
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
12
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah
dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global.
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu
yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan
terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan.
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
13
datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
14
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
15
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
16
Terampil
Terampil dalam bidang keagamaan
Terampil dalam bidang seni dan budaya
Terampil dalam bidang olahraga
17
D. Misi SD Negeri Banyumanik 02
18
Membudayakan sikap santun dalam ucapan
sopan dalam perilaku
Meningkatkan aktivitas pengembangan diri
yang diinteralisasi lewat berbagai kegiatan
ekstrakurikuler, diantaranya keagamaan dan
kepramukaan .
Mengaktualisasikan Berperilaku ramah terhadap orang lain,
nilai-nilai luhur tidak meremehkan atau merendahkan orang
bangsa antar sesama lain
melalui budaya Mewujudkan budaya saling membantu
pergaulan yang tanpa pamrih
humanis Selalu bertindak sopan dan hormat dalam
berkomunikasi.
Mengembangkan Menumbuhkan semangat berprestasi dalam
prestasi melalui bidang akademik maupun non akademik
kegiatan intrakurikuler Mengembangkan life skill
dan kokurikuler Melestarikan dan mewarisi kehidupan kesenian
Meningkatkan prestasi dalam intrakurikuler
dan kokurikuler
Meningkatkan sarana, Mewujudkan sekolah yang rindang menyenangkan
prasarana pendidikan Membiasakan peduli terhadap lingkungan sekolah
yang berstandar Mengembangkan metode belajar
nasional dan berbasis lingkungan dan budaya.
lingkungan sekolah Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler /
yang bersih, indah, kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis
sehat, nyaman, dan patisipatif di sekolah Sehat dan Sekolah
aman. Adiwiyata
Mengelola Green School dan Green House di
sekolah
Melestarikan Lingkungan dan Mengelola Limbah
Sampah
19
Memfasilitasi proses Saling menghargai perbedaan dalam melayani
20
pembelajaran baik pada peserta didik
anak normal maupun Menghargai perbedaan dalam pembelajaran
berkebutuhan khusus Memfasilitasi pembelajaran sesuai potensi, bakat,
yang disesuaikan minat masing-masing siswa
dengan potensi, bakat, Melaksanakan pembelajan inklusif
minat masing-masing
anak.
E. Tujuan Sekolah
Adapun nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diterapkan adalah sebagai berikut ini.
No Nilai Deskripsi
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
1 Religius dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
21
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dan dirinya.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
4 Disiplin ketentuan dan peraturan
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
5 Kerja Keras berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dan sesuatu yang telah dimiliki
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
9 Rasa Ingin Tahu mendalam dan meluas dan sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di
dengar.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
10 Semangat kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
Kebangsaan kelompoknya.
11 Cinta Tanah Air kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
Menghargai
12 sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
Prestasi
menghormati keberhasilan orang lain.
Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
13
Komuniktif bekerja sama dengan orang lain.
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
14 Cinta Damai
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
15 Gemar Membaca
memberikan kebajikan bagi dirinya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
Peduli
16 lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
Lingkungan
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain
17 Peduli Sosial
dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dankewajibannya,
18 Tanggung-jawab yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan(alam, sosial dan budaya), negara dan TuhanYang Maha Esa.
22
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
23
penerapan kurikulum berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti
yang diwujudkan dengan menempatkan sekolah sebagai bagian dari sistem
masyarakat. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut :
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik
yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur
pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur
pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial
(Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan
keterampilan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta
didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan
keterampilan (Kompetensi Inti 4).
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah
kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
24
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar SD/MI
untuk setiap mata pelajaran mencakup mata pelajaran: Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan
Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang merupakan satu
kesatuan ide masing-masing mata pelajaran dimuat dalam tabel-tabel secara
terlampir dalam KTSP ini. Adapun Strutur kurikulum SD Negeri Banyumanik 02
sebagai berikut :
STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUMANIK 02
Tahun Pelajaran 2022/2023
Alokasi Waktu Belajar
No Mata Pelajaran Perminggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
2 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
3 Bahasa Daerah 2 2 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 32 34 36 38 38 38
Keterangan:
Mata pelajaran umum kelompok A merupakan kelompok mata
pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
25
Mata pelajaran kelompok B merupakan mata pelajaran yang muatan
dam acunnya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan lokal.
Mata pelajaran kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal
yang berdiri sendiri.
Muatan lokal dapat memuat bahasa daerah.
Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambahkan sesuai kebutuhan peseta didik.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 dilakukan melalui pembelajaran dengan
pendekatan tematik-terpadu berbasis saintifik untuk Kelas 2,3,5 dan 6.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema, sedangkan untuk kelas 1 dan 4
melaksanakan Kurikulum Merdeka Belajar.
Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu
kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta mata pelajaran Bahasa Jawa.
Bahasa Jawa sebagai muatan lokal diajarkan secara terpisah karena
merasa perlu untuk memisahkannya dengan menambah 2 jam pelajaran
per minggu (sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah
nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa
mengamanatkan bahwa mata pelajaran Bahasa Jawa wajib diajarkan di
Sekolah).
Kegiatan ektrakurikuler merupakan program mengembangkan bakat,
minat dan potensi peserta didik serta memberikan manfaat sosial dalam
mengembangan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan
orang lain. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas ekstrakurikuler wajib
dan pilihan. Ekstrakurikuler wajib berupa pendidikan kepramukaan dan
ekstrakurikuler pilihan berupa kegiatan latihan olah bakat dan minat.
Pada Struktur kurikulum tersebut di atas memuat kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler termasuk dalam kegiatan pengembangan diri antara lain
26
: Pramuka, Seni Tari, Seni Lukis / Menggambar, Seni
1. Muatan Pelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 revisi di SD Negeri Banyumanik 02
dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas
II, III, V dan VI. Muatan pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Matematika, dan Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan untuk kelas V,
dan VI berdiri sendiri.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai muatan pelajaran
ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini:
Daftar Tema Setiap Kelas
27
KELAS IV KELAS V KELAS VI
28
Kelompok mata pelajaran dan kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran
dan wawasan peserta didik untuk status, hak dan
kewajibannya dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
Kewarganega dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
2 raan dan manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
Kepribadian keangsaaan, jiwa dan patriotisme bela Negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
ketaatan terhadap hokum, ketaatan membayar pajak dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kalusi dan nepotisme.
Kelompok mata Pelajaran ilmu pengetahun dan
tekhnologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi dan mengaprsiasi ilmu pengetahuan
dan tekhnologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata Pelajaran ilmu pengetahun dan
Ilmu
tekhnologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
Pengetahuan
3 memperoleh kompetensi dasar ilmu Pengetahuan dan
dan
tekhnologi,serta membudayakan berpikir ilmiah secara
Tekhnologi
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata Pelajaran ilmu pengetahun dan
tekhnologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
tekhnologi , serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sesitivitas, kemampuan mengapresiasi dan
4 Estetika
kemampuan mengekspresikan keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
29
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyrakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Kelompok mata pelajaran Jasmani, olahraga dan
Jasmani,
kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
5 olahraga dan
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas
kesehatan
dan kesadaran hidup sehat
2. Mata Pelajaran
a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama
1) Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk :
30
a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya
kepada Allah SWT.
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek sebagai berikut :
Al-Qur’an dan Hadits
Aqidah
Akhlak
Fiqih
Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri,
dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
31
c) Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya
secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat
yang pluralistik.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen meliputi aspek sebagai berikut :
Allah Tritunggal (Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus) dan karya-Nya
Nilai-nilai kristiani.
Pada jenjang pendidikan SD peserta didik diperkenalkan pada hakikat
Allah dan perspektif hubungan-Nya dengan manusia. Allah tidak berkarya
di dalam ruang kosong, tetapi berkomunikasi dengan manusia. Allah
membina relasi dengan manusia melalui karya-Nya.
Ruang Lingkup
32
di dalam ruang kosong, tetapi berkomunikasi dengan manusia.
Allah membina relasi dengan manusia melalui karya-Nya.
4) Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek aspek sebagai berikut :
Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan
jaminan keadilan
Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di
masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional
33
Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM
Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga
diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara
Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat,
Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi
Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.
5) Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis
34
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan
d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa
f) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-
aspek sebagai berikut.
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis.
6) Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan :
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
35
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Ruang Lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi
aspek - aspek sebagai berikut :
Bilangan
Geometri dan pengukuran
Pengolahan data.
36
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
berikut.
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
37
Manusia, Tempat, dan Lingkungan
Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
Sistem Sosial dan Budaya
Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
38
a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih.
b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang
lebih baik.
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan.
e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokrasi.
f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan
yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik
yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta
memiliki sikap yang positif.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta
aktivitas lainnya
Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
39
Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas
lainnya
Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya
Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air,
keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam
kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan
tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih
makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera,
mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam
kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek
tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
40
pengintegrasian tidak dapat dilakukan. Dalam hal muatan lokal ditetapkan
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, satuan pendidikan dapat menambah
beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu. (Permendibud
Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal).
Bahasa Jawa sebaagai muatan lokal wajib Propinsi Jawa Tengah (sesuai
SK Gubernur Jawa Tengah No 895.5/01/2005 tangggal 23 Februari 2005 tentang
kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa tahun 2004 untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, dan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan
Swasta ). Adapun tujuan muatan lokal bahasa Jawa adalah untuk
mengembangkan kompetensi berbahasa Jawa untuk melestarikan bahasa dan
budaya Jawa.
Mata pelajaran Bahasa jawa bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa jawa.
Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra jawa.
Memupuk tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budayadaerah
sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional
Mengembangkan ketrampilan sesuai karakteristik daerah sebagai daerah jasa
dan industri.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Jawa mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
41
D. BIMBINGAN KONSELING
1. Bimbingan Konseling ( BK )
Program Bimbingan Konseling adalah suatu rencana kegiatan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu. Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di Sekolah Dasar (SD), kegiatan BK diberikan oleh guru kelas. Guru
kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas
menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan
memberikan layanan BK kepada semua siswa tanpa terkecuali. Pemberian
layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok. Peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik
maupun umum.
b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.
c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi
dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
42
g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
Materi bimbingan dan konseling di SD Negeri Banyumanik 02
mencakup: bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,
dan bimbingan karier.
44
E. Kegiatan Ekstrakurikuler
Permendikbud No 62 tahun 2014 tentang ektrakurikuler menyebutkan
bahwa kegiatan ektrakurikuler merupakan program untuk mengembangkan bakat,
minat dan potensi peserta didik serta memberikan manfaat sosial dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain.
Adapun kegiatan ektrakurikuler SD Negeri Banyumanik 02 terdiri atas
ektrakurikuler wajib dan pilihan.
Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang
wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-
masing.
Program kegiatan ekstrakurikuler di satuan pendidikan menjadi tanggung
jawab Kepala Sekolah. Pendidik, tenaga kependidikan, dan instruktur sebagai
pengembang dan pembina kegiatan ekstrakurikuler, serta Komite
sekolah/madrasah sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik
dalam pengembangan program dan dukungan pelaksanaan program
ekstrakurikuler.
Adapun kegiatan ektrakurikuler yang diselenggarakan oleh SD Negeri
Banyumanik 02 sebagai berikut :
No Jenis Keterangan
Pengembangan Diri
1) Kegiatan Upacara Bendera setiap hari Senin dan hari
1 Kegiatan Rutin besar nasional.
2) Kegiatan apel berkarakter tiap hari Selasa, Rabu
dan Kamis pagi yang di dalamnya terangkai
kemandirian dengan berbaris dan berjalan secara
teratur menuju ke halaman sekolah, hormat
bendera sambil mengumandangkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya, menyanyikan
45
bersama lagu nasional/mars SDN Banyumanik
02, dilanjut dengan melafalkan bersama asmaul
husna dan doa sebelum belajar yang dilakukan
bersama di halaman bagi siswa muslim dan doa
di ruangan khusus bagi non muslim, dalam
rangka menumbuhkan sikap disiplin, mandiri,
religius, nasionalisme, dan penanam pendidikan
berkarakter.
3) Apel pagi dilanjut senam/olah raga pagi dan
Jumat bersih.
4) Kegiatan Asikuria (Aku Sehat, Imanku Kuat, dan
Ceria) setiap Jumat terakhir setiap akhir bulan.
Kegiatan diawali dengan apel berkarakter secara
singkat dilanjut dengan olahraga baik senam
maupun jalan sehat, setelahnya dilanjut dengan
makan bersama dengan menu yang telah
ditentukan yang diatur sedemikian rupa
sekaligus menanamkan nilai kkarakter siswa,
5) Sholat Dzuhur berjamaah, setiap hari Senin s/d
Kamis bagi kelas III, IV,V dan VI
6) Pembiasaan bersedekah setiap hari Jumat
7) Kegiatan peringatan hari besar keagamaan dan
halal bihalal
8) Pembiasaan berperilaku sopan, misalnya :
mengucapkan salam, menunduk di saat berjalan
di sekitar orang yang lebih tua, cium tangan
terhadap orang tua dan guru, makan dan minum
tidak sambil berdiri, menjaga kebersihan pribadi
dan berdoa bersama sebelum dan sesudah
pelajaran, membuang sampah di tempah sampah.
46
9) Mengadakan bermacam lomba dalam peringatan
HUT RI maupun hari besar.
10) Pembiasaan hidup bersih dan sehat.
a. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan
kelas setiap hari sesuai jadwal piket.
b. Membuang sampah ditempat sampah.
c. Melaksanakan kegiatan gosok gigi, cuci
tangan, dan potong kuku.
47
Bertujuan agar siswa dapat berekspresi dan
berekplorasi sekaligus menyalurkan minat bakat
serta berprestasi dengan seni lukis.
3) Seni Rebana
Bertujuan menanamkan rasa cinta musik islami
serta melestarikan kebudayaan seni musik
tradisional rebana serta shalawat, sehingga
mampu mengapresiasikan dan berprestasi dalam
musik tradisional rebana.
4) Paskibra
Bertujuan membentuk sikap tertib dan disiplin
serta mampu menjadi petugas upacara yang baik
5) Tenis meja
Bertujuan menegmbangkan bakat siswa di cabang
Tenis meja, sehingga mampu mengapresiasikan
dan berprestasi dalam kompetisi cabang Tenis
meja.
6) Pencak silat
Bertujuan menegmbangkan bakat siswa di cabang
Silat, sehingga mampu mengapresiasikan dan
berprestasi dalam kompetisi cabang silat.
7) Bola Voly
Bertujuan menegmbangkan bakat siswa di cabang
Bola Voly, sehingga mampu mengapresiasikan
dan berprestasi dalam kompetisi cabang Bola
Voly.
8) BTQ ( Baca Tulis Quran )
Bertujuan agar siswa mampu membaca, dan
menulis Al Quran dengan baik, benar, dan lancar.
48
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada sekolah
dan orang tua dalam bentuk kualitatif :
Kategori Keterangan
A = 86-100 Sangat Baik
B = 76 – 85 Baik
C = 56- 75 Cukup
D = 0 -55 Kurang
49
sehat secara jasmani, rohani, dan moral. Dalam Perpres dijelaskan bahwa fokus
PPK adalah nilai-nilai Pancasila. “PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius,
jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungjawab”
(Pasal 3)
Sangat jelas bahwa pengintegrasian PPK dalam implementasi Kurikulum
2013 perlu diletakkan dalam kerangka pembentukan karakter peserta didik dengan
nilai-nilai kebaikan yang merupakan impmelentasi nilai-nilai Pancasila. Fokus
pendekatan PPK dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah pada pendidikan
karakter berbasis kelas.
Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan keseluruhan interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam proses pemelajaran untuk memenuhi tuntutan
minimal dalam kurikulum yang disepakati. Pendidikan karakter berbasis kelas
berbicara tentang bagaimana relasi atau hubungan antara guru dan peserta didik
dalam konteks pembelajaran formal isi kurikulum. Selain itu, dalam pendekatan
ini, bagaimana guru mengintegrasikan nilai-nilai pembentukan karakter dalam
proses pembelajaran yang terintagrasi dalam kurikulum menjadi sangat penting.
Guru perlu memahami bagaimana cara mempersiapkan dan mengintagrasikannya
dalam proses pembelajaran melalui pemilihan metodologi pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan cara membuat evaluasi. Hal-hal ini menjadi bagian penting
yang perlu dipahami pendidik dalam rangka mengintegrasikan penguatan
pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013.
Tiga pendekatan dalam PPK secara konseptual bisa dibedakan, misalnya:
1. Pendidikan karakter berbasis kelas terbatas pada relasi antara guru dan siswa di
dalam kelas dalam proses pembelajaran.
2. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan pembentukan karakter
yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang melibatkan seluruh
anggota komunitas sekolah, namun masih terbatas sebagai kegiatan sekolah di
50
lingkungan sekolah. PPK berbasis budaya sekolah dilaksanakan antara lain
melalui hal-hal sebagai berikut :
a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai karakter dalam keseharian sekolah.
b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan sekolah.
c. Melibatkan seluruh eskosistem pendidikan di sekolah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi
peserta didik melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
f. Mempertimbangkan dan mengevaluasi norma, peraturan, dan tradisi
sekolah.
3. Pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah berbagai macam bentuk
kolaborasi antara sekolah dengan pihak lain di luar lingkungan sekolah,
terutama orang tua, dalam bentuk komite sekolah, atau kerjasama sekolah
dengan lembaga-lembaga dan komunitas lain yang mendukung proses
pembentukan karakter peserta didik.
Namun secara praktis, tiga pendekatan ini sesungguhnya dapat beririsan
satu sama lain. Misalnya, ketika seorang guru dalam mengajar memberikan tugas
kepada peserta didik untuk melakukan wawancara dengan masyarakat setempat,
atau melakukan kunjungan situs-situs resmi benda cagar budaya, maka selain
terdapat implementasi pendidikan karakter berbasis kelas, juga terdapat
implementasi pendidikan karakter berbasis masyarakat. Jadi sesungguhnya, dalam
praksis, ketiga pendekatan itu bisa beririsan satu sama lain.
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan
kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir
8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam
pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak,
dalam mengelola sekolah.
Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam
pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.
51
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai
yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK.
Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup
rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini
meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan.Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri,
kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan,
melindungi yang kecil dan tersisih.
Nama Kegiatan Pembiasaan Pelaksanaan
1. senyum, salam, salim, sapa, Setiap hari
sopan, santun
2. Shalat berjamaah dhuhur Setiap hari Senin - Kamis
3. Berdoa sebelum dan sesudah Setiap awal dan akhir KBM
pembelajaran
4. Penyaluran Zakat Fitrah Setap bulan Ramadhan menjelang Hari
Raya Idul Fitri
5. Halal bihalal Setiap awal masuk setelah libur hari
Raya Idul Fitri
Setiap 10 Muharam dan jelang Ujian
6. Santunan Yatim, dan Dzuafa
kelas 6
7. Buka Puasa dan Setiap bulan Ramamdhan
Tarawih Bersama
52
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman
budaya, suku,dan agama.
53
o Memperingati Hari Kesaktian Tanggal 1 Oktober
Pancasila
o Memperingati Hari Kartini Tanggal 21 April
o Memperingati Hari Sumpah Tanggal 28 Oktober
Pemuda
o Memperingati Kebangkitan Tanggal 20 Mei
Nasional
o Memperingati Hari Pendidikan Tanggal 2 Mei
Nasional
o Memperingati Hari Pahlawan Tanggal 10 November
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Kegiatan dan pelaksanaan karakter Mandiri di SDN Banyumanik 02
sebagai berikut;
54
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada
orang-orang yang membutuhkan.Subnilai gotong royong antara lain
menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi,
anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Kegiatan dan pelaksanaan karakter Gotong royong di SDN Banyumanik
02 sebagai berikut;
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif
terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran.Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta
pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab,
55
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas).
Kegiatan dan pelaksanaan karakter integritas di SDN Banyumanik 02
sebagai berikut;
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang
secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun
pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-
nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal. Nilai religius
sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan
secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-
masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat,
maupun bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai- nilai
religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama
nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh
bersama nilai-nilai lainnya. Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat
penting di dalam membentuk kepribadian anak.
56
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER DI KELAS I –VI SDN
BANYUMANIK 02
HARI PROGRAM/MATERI KETERANGAN
Menghias, menjaga dan merawat kelas, dari tema- Kelas I-VI
tema kelas yang mendidik dan mengandung nilai
karakter. Diantaranya adalah:
Kelas I : kelas Jawa Tengah
Kelas II : kelas Jawa barat
Kelas III : kelas Jawa Timur
Kelas IV : kelas Bali
Kelas V : kelas Maluku
Kelas VI : kelas Sumatra
Senin Upacara bendera persiapan pukul 07.20 Kelas I-VI
Senyum, Sapa dan Salam kepada semua
warga sekolah
Berbaris saat menuju kelas
Literasi/membaca buku selama 15 menit
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
Pembelajaran yang mengembangkan nilai
karakter bangsa
Menyanyikan lagu daerah sebelum pulang
Shalat dzuhur berjamaah
Pendidikan karakter tentang sopan santun
57
nasional/mars SDN Banyumanik 02, dilanjut
dengan melafalkan bersama asmaul husna dan
doa sebelum belajar yang dilakukan bersama
di halaman bagi siswa muslim dan doa di
ruangan khusus bagi non muslim, dalam
rangka menumbuhkan sikap disiplin, mandiri,
religius, nasionalisme, dan penanam
pendidikan berkarakter.
Literasi/membaca buku selama 15 menit
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
Pembelajaran yang mengembangkan nilai
karakter bangsa
Menyanyikan lagu daerah sebelum pulang
Shalat dzuhur berjamaah
Pendidikan karakter tentang sopan santun
58
Berbaris saat menuju kelas
Literasi/membaca buku selama 15 menit
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
Pembelajaran yang mengembangkan nilai
karakter bangsa
Menyanyikan lagu daerah sebelum pulang
Shalat dzuhur berjamaah
Pendidikan karakter tentang sopan santun
59
Shalat dzuhur berjamaah
Pendidikan karakter tentang sopan santun
Jum’at Kegiatan apel berkarakter yang di dalamnya Kelas I-VI
terangkai kemandirian dengan berbaris dan
berjalan secara teratur menuju ke halaman
sekolah, hormat bendera sambil
mengumandangkan lagu kebangsaan
Indonesia Raya, dilanjutkan dengan berdoa
sesuai agama masing-masing dengan
menundukkan kepala, dilanjut senam/olah
raga pagi dan Jumat bersih.
Kegiatan Asikuria (Aku Sehat, Imanku Kuat,
dan Ceria) setiap Jumat terakhir setiap akhir
bulan.
Kegiatan diawali dengan kegiatan apel
berkarakter yang di dalamnya terangkai
kemandirian dengan berbaris dan berjalan
secara teratur menuju ke halaman sekolah,
hormat bendera sambil mengumandangkan
lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan
dengan berdoa sesuai agama masing-masing
dengan menundukkan, selanjutnya olahraga
masal baik senam maupun jalan sehat,
setelahnya dilanjut dengan makan bersama
dengan menu yang telah ditentukan yang
diatur sedemikianrupa sekaligus menanamkan
nilai kkarakter siswa
Berbaris saat menuju kelas
Literasi/membaca buku selama 15 menit
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
60
Pembelajaran yang mengembangkan nilai
karakter bangsa
Menyanyikan lagu daerah sebelum pulang
Pendidikan karakter tentang sopan santun
Pramuka untuk Siaga dan Penggalang pada
pukul 13.15 WIB - Selesai
Kelas III, IV
(Siaga)
Kelas V, VI
(Penggalang)
61
target sasaran yang hendak dicapai di jenjang lembaga pendidikan terkait. Dari
mulai Sekolah Dasar, pelaksanaan pendidikan ini mulai digalakkan. Mengapa
pendidikan anti rasuah ini perlu diajarkan di dunia pendidikan? Berikut beberapa
alasannya:
62
Lembaga pendidikan adalah tempat pengembangan pendidikan karakter
yang aplikatif. Namun, faktanya memang kebanyakan peserta didik masih
menjadi karakter sebagai hafalan materi pendidikan, bukan dilakukan secara
implementatif. Nilai karakter yang sudah dipahami semestinya terbentuk secara
nyata dalam tindakan seseorang, bukan sebatas materi pembelajaran yang hanya
dihafal tanpa ada pelaksanaan secara nyata. Mengajarkan anak untuk tidak korupsi
sejak dini perlu dilakukan dengan tindakan dan contoh nyata perbuatan, tidak lagi
melalui teori-teori pembelajaran.Guru maupun tenaga pengajar serta pengelola
lembaga pendidikan penting memahami jika untuk mendidikan anak tidak korupsi
harus didahului contoh dari orang-orang tua yang ada di lembaga pendidikan
terkait.
Pendidikan karakter anti korupsi di lembaga pendidikan dilakukan dengan
dua tahapan awal yakni dengan menentukan ruang dan target pembelajaran yang
hendak dicapai, lalu selanjutnya dibuat kurikulum yang sesuai untuk mencapai
target-target tersebut.
Berikut ini tujuan pelaksanaan pendidikan anti korupsi yang dilakukan
SDN Banyumanik 02:
63
orang tua juga penting mendapatkan pembelajaran ini. Hal ini menjadikan
satu pola pendidikan anti korupsi di SDN Banyumanik 02 bukan hanya
pengajaran namun lebih menjadi pembiasaan agar menjadi buudaya di
sekolah, di rumah, hingga di masyarakat
64
Sikap-sikap yang ditekankan di antaranya adalah kejujuran, tanggung jawab,
kesederhanaan, kepedulian, kemandirian, disiplin, keadilan, kerja keras, dan
keberanian. Penanaman sikap di atas diharapkan agar kelak generasi bangsa
Indonesia jauh dari tradisi kolonial yang sudah membudaya.
65
2 Pemasangan bendera umbul-umbul di lingkungan Sekolah
3 Kelas inspirasi dengan menghadirkan alumni SD Negeri Banyumanik 02
yang sudah sukses
66
2. Pendidikan berbasis keunggulan global
Menyikapi tantangan era globalisasi yang semakin besar, arus informasi
semakin cepat dan persaingan semakin kuat,maka dipersiapkan sejak dini
berbagai kegiatan yang menunjang diantaranya :
a. Pembelajaran bahasa inggris sebagai bahasa Internasional diberikan dalm
kegiatan ektrakurikuler.
b. Memberikan latihan dasar TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dan
Pengenalan media internet untuk menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman.
K. Pendidikan Adiwiyata
67
2. Pengertian Adiwiyata
Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan.
3. Tujuan Adiwiyata
Mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengeloaan lingkungan melalui kelola sekolah yang baik
untuk mendukukng pembangunan berkelanjutan.
68
a. Keamanan bertujuan untuk menciptakan rasa aman karena sebagai
landasan utama dalam menjalankan semua aktifitas terutama
belajar.Dengan adanya jaminan keamanan ini kan memperlancar proses
kegiatan belajar mengajar dan bias meminimalkan gangguan. Contoh: jaga
malam, jaga gerbang, keamanan ruang kelas.
b. Ketertiban adanya ketertiban menjalankan kegiatan belajar mengajar akan
berdampak positip dalam keberhasilan siswa , dimana ketertiban akan
membangun mental produktif teratur dan disiplin sehingga diharapkan
siswa mampu mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah. Contoh:
Upacara, penertiban rambut dan kuku, kedisiplinan berpakaian.
c. Kebersihan bertujuan agar dapat menjaga kebersihan baik kebersihan diri
sendiri, ruang kelas, lingkungan disekitar sekolah sangatlah penting perlu
dilakukan, dengan kebersihan ini diharapkan dapat menciptakan keindahan
dan mengurangi ketidak nyamanan dalam belajar mengajar. Contoh :
kebersihan kelas, kebersihan halaman, kebersihan toilet, kebersihan setiap
ruangan sekolah.
d. Keindahan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang indah
menarik akan mampu meningkatkan rasa kecintaan kepada seni dan
nyaman berada di sekolah seperti bagaimana kita menghias kelas,
lingkungan sekolah serta tidak melakukan corat-coret didinding, kursi dan
meja.
e. Kekeluargaan bertujuan untuk membangun serta menjalin kekeluargaan
selama kegiatan belajar mengajar hingga mampu meningkatkan rasa
simpati dan empati bagi semua pihak dan terbentuk rasa memiliki dan
kecintaan pada almamater. Contoh: menjenguk orang sakit, melyat,
menghadirir pernikahan, syukuran, out bond.
f. Kerindangan bertujuan untuk melaksanakan penghijauan dilingkungan
sekolah menjadi syarat utama mengurangi pemanasan global yang tengah
mengancam bumi ini sangat diperlukan. Contoh: penanaman pohon
dilingkungan sekolah, penanaman bunga.
69
g. Kesehatan bertujuan untuk menyadarkan bahwa kesehatan adalah
kewajiban pokok bagi semua orang, karena dengan adanya kesehatan
jaminan semua aktifitas kita bias terlaksana dengan baik. Contoh:
sosialisai dari puskesmas, pengelolaan sampah, kegiatan olahraga.
Dengan adanya sosialisasi terhadap program sekolah tentang 7 K ini
diharapkan akan mampu membantu dalam pembentukan pribadi-pribadi yang
unggul dan memiliki karakter yang kuat dari sekolah. Mari kita dukung
program 7 K dengan saling mengingatkan dan memberikan contoh kepada
siswa semua agar bias menjalankan program ini untuk hal-hal yang lebih lagi
dimasa depan.
KELAS MATERI
I 1. Pengenalan jenis-jenis sampah
2. Pengenalan teknik pemilahan sampah
3. Mengajarkan membuang sampah sesuai dengan jenisnya
II 1. Membudayakan membuang sampah pada tempatnya
2. Mengajarkan siswa untuk peduli terhadap lingkungan sekitar
dimulai dari kelasnya
3. Mengenalkan teknik pengolahan sampah plastik
III 1. Mengajak siswa untuk hemat dalam penggunaan listrik, air dan
ATK
2. Membuat kerajinan tangan dari sampah plastik secara
sederhana
3. Mengajak siswa untuk mengurangi penggunaan sampah plastik
IV 1. Mengajarkan siswa untuk mendaur ulang sampah
2. Mengenalkan pembuatan pupuk organik dari sisa
makanan/bekal siswa
3. Pemanfaatan lahan tidur
4. Memeriksa bak air atau tampungan agar bebas dari jentik
70
V 1. Pembuatan taman toga
2. Pembibitan
3. Penataan tanaman pada greenhouse menggunakan pot dari
bahan bekas berupa botol
4. Membiasakan minum air putih
5. Membiasakan membeli makanan yang bersih , sehat dan bebas
dari 3P
6. Menerapkan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
7. Memeriksa bak air atau tampungan agar bebas dari jentik
VI 1. Membuat kerajinan tangan dari bahan bekas dan plastik
2. Memanfaatkan greenhouse sebagai media pembelajaran
3. Membiasakan untuk menyiram tanaman
4. Mengenalkan sumur resapan, biopori dan rain harvesting
5. Mengenalkan pembudidayaan atau pembibitan lele
6. Mengenalkan pengolahan tanaman yang ada di lingkungan
sekolah
7. Memeriksa bak air atau tampungan agar bebas dari jentik
8. Menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya di
lingkungan sekolah saja namun di lingkungan masyarakat
71
bertujuan juga agar menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah;
meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat; menjadikan
sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga
sekolah mampu mengelola pengetahuan; menjaga keberlanjutan pembelajaran
dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi
membaca.
GLS di SD Negeri Banyumanik 02 diharapkan akan menciptakan ekosistem
pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah
lingkungan yang menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan
semangat warganya dalam belajar; semua warganya menunjukkan empati, peduli,
dan menghargai sesama; menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta
pengetahuan; memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat
berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan mengakomodasi partisipasi
seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD.
72
5. Melibatkan komunitas di luar sekolah yaitu perpustakaan keliling dalam
kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta
pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas.
6. Memilih buku bacaan yang baik .
7. Menyediakan sarana perpustakaan yang representatif, pojok baca di tiap
kelas, cafe literasi, angkringan baca, dan gerobag baca.
73
Tabel Peta Pengembangan Literasi Sekolah dalam Skema 3 Tahap,
Catatan : Tiga tahapan dalam bagan pelaksanaan literasi ini dilaksanakan terus-
menerus secara berkelanjutan.
74
gerobag baca, kebun sekolah, kantin, UKS, dll. Untuk menumbuhkan minat
baca warga sekolah, sarana prasarana ini sudah diperkaya dengan bahan
kaya teks (print-rich material).
4. Melibatkan komunitas di luar sekolah seperti perpustakaan keliling dalam
kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta
pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas.
5. Memilih buku bacaan yang baik .
Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, sudut baca kelas, dan area
baca. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di SD Negeri
Banyumanik 02. Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian
penting dari pelaksanaan gerakan literasi SD Negeri Banyumanik 02 dan
pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola
dengan baik mampu meningkatkan minat baca warga SD dan menjadikan mereka
pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan SD Negeri Banyumanik 02 sangat
berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan sudut baca kelas, area baca, dan
prasarana literasi lain di SD Negeri Banyumanik 02 .
Fungsi perpustakaan SD Negeri Banyumanik 02 adalah sebagai pusat
pengelolaan pengetahuan dan sumber belajar yang dikelola oleh kepala sekolah.
Perpustakaan SD Negeri Banyumanik 02 secara teknis pengelolaannya ddiberikan
pada guru ekstra Bahasa Inggris yang mendapat tugas tambahan karena tidak
memiliki tenaga pustakawan yang terlatih di dalam pengelolaan bahan literasi
perpustakaan.
Sudut Baca Kelas adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan
koleksi buku bacaan dan karya peserta didik yang ditata secara menarik untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik. Sudut Baca Kelas berperan sebagai
perpanjangan fungsi perpustakaan SD, yaitu mendekatkan buku kepada peserta
didik. Sudut Baca Kelas dikelola oleh guru, peserta didik, dan orang tua
Cafe literasi adalah are baca semi out dor yang berada diantara ruang
perpustakaan dan aula sekolah, untuk memberikan solusi bagi siswa yang jenuh
baca di perpustakaan, area yang nyaman dan dilengkapi oleh koleksi buku untuk
memfasilitasi kegiatan membaca peserta didik dan warga sekolah.
75
Angkringan Baca (anjungan karakter dan selingan bacaan cerita) adalah area
baca semi out dor yang berada diantara dekat kantin sekolah, untuk memberikan
solusi bagi siswa enggan ke perpustakaan, area yang nyaman dan dilengkapi oleh
koleksi buku untuk memfasilitasi kegiatan membaca peserta didik dan juga warga
sekolah.
Gerobag Baca (Gerakan optimalisasi bagi guru dan siswa untuk gemar
membaca) adalah area baca out dor yang berada sekitar halaman sekolah, untuk
memberikan solusi bagi siswa enggan ke perpustakaan, area yang nyaman dan
dilengkapi oleh koleksi buku untuk memfasilitasi kegiatan membaca guru dan
peserta didik.
Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas
perlu diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks. Contoh-contoh bahan kaya teks
adalah:
76
10. ucapan selamat datang dengan bermacam bahasa sesuai brand kelas
masing-masing, kata-kata yang memotivasi di sepanjang teras sekolah,
dan tempat-tempat lain yang mudah dilihat; dan
11. boneka dan kostum, untuk digunakan dalam permainan peran (menjadi
dokter atau juru masak yang menulis resep, atau pelayan restoran yang
menulis daftar pesanan);
12. semua bahan dan alat harus disimpan di tempat yang mudah diraih oleh
peserta didik dan perlu dikelompokkan menurut fungsinya (alat gambar
disimpan terpisah dari mainan, alat untuk bermain peran, dan lain-lain);
peserta didik perlu mengetahui di mana mereka dapat menemukan bahan-
bahan yang mereka perlukan.
M. Ketuntasan Belajar
77
Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh
satuan pendidikan dan/ atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau
satuan pendidikan yang menetapkannya. Beban belajar merupakan
keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu,
satu semester, dan satu tahun pelajaran.
Keterangan :
a. Beban belajar di SD Negeri Banyumanik 02 dinyatakan dalam jam
pelajaran perminggu. Durasi setiap satu jam pelajaran adalah 35
menit.
b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu efektif dan 36 minggu efektif dalam setahun.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu efektif dan pada semester genap paling sedikit 14 minggu
efektif sehingga ada 32 minggu efektif dalam setahun.
78
berikut:
79
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL SD NEGERI BANYUMANIK 02
TAHUN 2022/2023
KKM Rerata
No. Mata Pelajaran 1 2 3 4 5 6
A. Mata Pelajaran
1. Pend. Agama 75 75 75 75 75 75
Pend.
2. 75 75 75 75 75 75
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4. Matematika 70 70 70 70 70 70
Ilmu
75 75
5. Pengetahuan 75
Alam
Ilmu
75 75
6. Pengetahuan 75
Sosial
Seni Budaya dan
7. 75 75 75 75 75 75
Keterampilan
Pend. Jasmani,
8. Olahraga dan 75 75 75 75 75 75
Kesehatan
B. Muatan Lokal
Bahasa Jawa 75
75 75 75 75 75
KKM Kelas
KKM SEKOLAH
80
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat
penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan
minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks
kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap
tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2)
ditetapkan dengan predikat Baik (B). Sedangkan nilai ketuntasan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka
0 – 100. KKM dirumuskan di awal tahun pelajaran sebelum guru
melaksanakan kegiatan awal pembelajaran. Sebagai catatan bahwa nilai
KKM yang ideal untuk kurikulum 2013 adalah 70.
Adapun Mekanisme dan Prosedur Penentuan Kreteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu : menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi setiap mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan
estimasi ini didasarkan nilai KKM pada nilai yang dicapai peserta didik
pada kelas /semester sebelumnya. Penentuan KKM dapat pula ditentukan
dengan menghitung tiga aspek utama dalam proses belajar mengajar
peserta didik. Secara berurutan cara ini dapat menentukan KKM Indikator -
KKM Kompetensi Dasar (KD) - KKM Standart Kompetensi
(SK)/Kompetensi Inti (KI) - KKM Mata Pelajaran – KKM satuan
pendidikan. Berikut ini langkah-langkah penghitungannya:
81
b. Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
c. Intaks
82
jumlah total KKM per KD
KKM mata pelajaran
jumlah total KD
83
yang belum mencapai KKM KD, pendidik harus menindaklanjuti dengan
remedial, sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM KD, pendidik
dapat memberikan pengayaan.
1. Program Remidial
Program remedial adalah program pembelajaran yang diperuntukkan
bagi peserta didik yang belum mencapai KKM KD muatan pelajaran.
Program remedial dilakukan untuk memfasilitasi peserta didik dalam
mencapai hasil belajar yang optimal.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial bervariasi sesuai
dengan sifat, jenis, dan latar belakang permasalahan pembelajaran yang
dialami peserta didik. Setelah peserta didik mengikuti program remedial
dilakukan penilaian kembali untuk mengetahui ketercapaian KD.
a. Pelaksanaan program remedial
Pelaksanaan program remedial dapat dilakukan dengan cara:
Pemberian bimbingan secara perorangan bila ada beberapa peserta didik
yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda sehingga memerlukan
bimbingan secara individual.
Pemberian bimbingan secara kelompok bila terdapat beberapa
peserta didik mengalami kesulitan yang sama. Pemberian pembelajaran
ulang dengan metode dan media yang berbeda bila semua peserta didik
mengalami kesulitan. Pemberian bimbingan dapat diberikan melalui
tugas-tugas latihan secara khusus dengan memanfaatkan tutor sebaya
baik secara individu maupun kelompok.
Apabila tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik
memerlukan bimbingan khusus, bimbingan harus dilakukan oleh
pendidik secara individual maupun kelompok.
b. Prinsip-prinsip Program Remedial Adaptif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya
belajar masing-masing.
84
Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan pendidik
untuk secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu
memberikan monitoring dan pengawasan agar mengetahui kemajuan
belajar peserta didik.
c. Berbagai metode pembelajaran dan penilaian
Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode
pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
d. Pemberian umpan balik sesegera mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta
didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera
mungkin agar dapat menghindari kesalahan belajar yang berlarut-larut
dan mendeteksi sedini mungkin kesulitan belajar.
e. Berkesinambungan
Pembelajaran remedial dilakukan berkesinambungan dengan
proses pembelajaran dan pendidik harus selalu menyediakan program
remedial sesuai dengan kebutuhan.
Langkah-langkah program remedial sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran berdasarkan hasil
analisis terhadap Penilaian Harian (PH) dan Penilaian Tengah Semester
(PTS). Permasalahan pembelajaran, antara lain keunikan peserta didik,
materi ajar, dan strategi belajar.
b. Menyusun perencanaan berdasarkan permasalahan pembelajaran
c. Melaksanakan program remedial.
d. Melaksanakan penilaian untuk mengetahui keberhasilan peserta didik.
e. Menetapkan nilai yang diperoleh peserta didik setelah program
remedial sebagai nilai akhir capaian KD muatan pelajaran.
85
2. Program Pengayaan
86
1. Kenaikan Kelas
a. Kriteria Kenaikan Kelas
87
b. Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik
1) Mekanisme Penilaian Hasil Belajar
88
b) Menyusun kisi-kisi penilaian.
c) Menyusun instrumen penilaian berikut pedoman penilaian.
d) Melakukan analisis kualitas instrumen.
e) Melakukan penilaian.
f) Mengolah, menganalisis, serta menginterpretasikan hasil penilaian.
g) Memanfaatkan laporan hasil penilaian.
89
2. Kriteria Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan SD Negeri Banyumanik 02
1) Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan melalui rapat
Dewan Guru setelah:
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran:
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kelompok mata pelajaran estetika, dan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
c) Lulus Ujian Sekolah
SKL
Mata Pelajaran
No
Tulis Praktik
1 Pendidikan Agama 70 75
2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 75
3 Bahasa Indonesia 70 75
4 Matematika 70 75
90
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 75
9 Muatan Lokal 70 75
Bahasa Jawa 70 75
RATA-RATA
91
8. Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) - √
9. Muatan Lokal
- Bahasa Jawa √ √
92
BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR
93
pada semester genap untuk kelas terakhir setiap jenjang 14 minggu efektif.
Waktu pembelajaran efektif dalam jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
kegiatan pengembangan diri ada di luar waktu pembelajaran efektif
94
Pengaturan beban belajar di SD Negeri Banyumanik 02 sebagai berikut;
Keterangan :
a. Beban belajar di SD Negeri Banyumanik 02 dinyatakan dalam jam
pelajaran perminggu. Durasi setiap satu jam pelajaran adalah 35
menit.
b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu efektif dan 36 minggu efektif dalam setahun.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu efektif dan pada semester genap paling sedikit 14 minggu
efektif sehingga ada 32 minggu efektif dalam setahun.
Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak
berstruktur maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah
stara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara
dengan dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan
dengan jenis pengembangan yang di pilih.
95
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
96
1. Minggu / Hari Efektif
Dalam penyelenggaraan pendidikan SD Negeri Banyumanik 02 menggunakan
sistem semester yang membagi satu tahun menjadi : semester satu dan semester
dua, dalam satu tahun 36 minggu efektif. Jumlah hari efektif dalam satu tahun
172 hari, hari belajar efektif yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
sesuai kurikulum yang berlaku.
2. Jam Efektif
Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan untuk proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jam belajar efektif di SD
Negeri Banyumanik 02, Kecamatan Banyumanik ditentukan sebagai berikut :
1. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas I, II dan III adalah 32
jam pelajaran dengan alokasi waktu 35 menit per jam pelajaran.
2. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas IV, V dan VI
masing-masing 38 jam pelajaran dengan alokasi waktu 35 menit per jam
pelajaran.
97
D. Matriks Kalender Pendidikan SD Negeri Banyumanik 02 (5 hari sekolah)
(5 HARI SEKOLAH)
98
E. Kalender Pendidikan SD Negeri Banyumanik 02 Tahun Pelajaran 2022/2023
99
September 6-10 Perkiraan Penilaian
Tengah Semester I
100
Desember 29 Nop-10 Penilaian Akhir Semester 1
Des
13-16 Persiapan Pemyerahan Raport
15 Rapat sekolah persiapan
awal semester II
17 Penyerahan Buku Laporan
Hasil Belajar/ raport
20-31 Libur semester 1
24 Cuti bersama Hari Natal
21
101
Maret 1-8 PTS semester genap
3 Libur Nyepi
9,16, 23 Kegiatan KKG Gugus
30 Kegiatan KKG Sekolah
102
1 LiburHari lahir Pancasila
Juni 13-16 Persiapan Penerimaan Raport
17 Penerimaan Raport
Juli
18 Juni - 9 Libur semester II
27 Juni - 8 Perkiraan PPDB
11 Permulaan Tahun Ajaran Baru
103
Keterangan
Semarang, .........
Kepala Sekolah
104
BAB VI
PENUTUP
105
DAFTAR PUSTAKA
106