Anda di halaman 1dari 29

PENUNTUN PRAKTIKUM

MEKANISME REAKSI
ANORGANIK

OLEH:

TIM MIPA KIMIA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Modul Praktikum Mekanisme Reaksi Anorganik untuk mahasiswa/i Jurusan MIPA
Fakultas Teknik Universitas Samudra ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Praktikum Mekanisme Reaksi Anorganik ini merupakan penerapan pengetahuan


umum kimia anorganik meliputi analisa, reaksi dan sintesis senyawa anorganik. Kami
harapkan kesadaran para praktikan untuk mengadakan persiapan sebelum bekerja di
Laboratorium dengan jalan diadakan tes pendahuluan serta tes apa yang akan dikerjakan.
Kepada semua pihak pengguna Laboratorium mampu menaati tata tertib laboratorium yang
sudah ditetapkan. Demikianlah harapan kami, semoga para praktikan dan semua pihak dapat
memakluminya. Kami menyadari bahwa penuntun praktikum Mekanisme Reaksi Anorganik
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Langsa, Januari 2018

Penyusun

2
TATA TERTIB BAGI PRAKTIKAN

1. Praktikan sudah berada dalam ruangan laboratorium tepat pada waktunya.


Keterlambatan lebih dari 10 menit, praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
2. Saat memasuki ruangan laboratorium, praktikan harus siap dengan pakaian
laboratorium dan peralatan yang menunjang praktikan.
3. Kedalam ruangan laboratorium hanya diperkenankan membawa jurnal, alat tulis dan
peralatan yang menunjang praktikum.
4. Sebelum mengikuti praktikum, praktikan harus menyerahkan jurnal praktikum kepada
asisten. Apabila tidak membawa jurnal praktikum, praktikan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
5. Ketidakhadiran lebih dari 3 kali selama praktikum berlangsung, dianggap gagal dan
nilainya tidak akan dikeluarkan.
6. Sebelum praktikum dimulai, asisten mengadakan test (respon)
7. Selama praktikum berlangsung, praktikan wajib menjaga kebersihan dan ketenangan di
laboratorium.
8. Selama praktikum berlangsung, praktikan hanya boleh masuk atau meninggalkan
ruangan laboratorium dengan izin asisten.
9. Setelah selesai praktikum, praktikan harus membersihkan meja kerja sampai bersih dan
membuang larutan atau padatan pada bak yang telah disediakan.
10. Setelah menyelesaikan praktikum pada hari yang bersangkutan, praktikan diwajibkan
membuat laporan sementara yang harus disetujui oleh asisten.
11. Setiap praktikan harus membuat laporan praktikum sesuai dengan percobaan yang
dilakukan dan harus dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum.
12. Apabila ada peralatan yang digunakan praktikan rusak, pecah atau hilang, maka
praktikan wajib menggantikan kerusakan tersebut.
13. Apabila ada ketentuan-ketentuan yang dirasa perlu yang tidak tercantum diatas, akan
diatur lebih lanjut oleh asisten.

3
PERALATAN

1. Tiap kelompok akan mendapatkan satu set peralatan untuk tiap percobaan.
2. Meja kerja dan alat kerja kelompok harus selalu bersih. Tidak diperkenankan
meninggalkan peralatan dalam keadaan kotor.
3. Pada akhir kerja, praktikan harus membersihkan meja kerja dengan lap basah yang
bersih.
4. Jika ada peralatan yang pecah atau rusak harus segera dilaporkan kepada laboran untuk
diketahui dan mendapatkan gantinya.

BAHAN

1. Bahan kimia dipakai bersama dan disimpan pada arak-rak di meja kerja. Reagen-
regaen khusus yang diperlukan dan tidak tersedia akan dijelaskan oleh asisten.
2. Larutan dan padatan yang telah dipergunakan harus dibuang kedalam bak pembuangan
yang telah disediakan.
3. Tutup botol jangan diletakkan di atas meja, tetapi tetap dipegang ditangan, untuk
kemudian ditutup kembali.
4. Reagen yang telah diambil dari tempatnya tidak boleh dikembalikan lagi ke wadah
semula.
5. Botol bahan yang telah dipakai harus dikembalikan ke rak.
6. Ambil reagen secukupnya saja untuk percobaan.
7. Pengambilan larutan dilakukan dengan menggunakan pipet tetes, jika ingin mengambil
larutan yang lain harus menggunakan pipet tetes yang lain dan yang bersih agar larutan
tidak terkontaminasi.

4
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Laboratorium bukan tempat yang berbahaya selama kita bekerja dengan hati-hati
mengikuti teknik yang benar:

1. Kacamata pelindung dipakai selama di laboratorium (terutama jika bekerja dengan


bahan eksplosif).
2. Sepatu harus selalu dikenakan di dalam laboratorium.
3. Rambut panjang harus selalu diikat rapi ke belakang.
4. Semua kecelakaan harus dilaporkan kepada asisten.
5. Dilarang berlari di dalam laboratorium.
6. Selama di laboratorium dilarang merokok, makan atau minum.
7. Jika bahan kimia mengenai anggota tubuh maka cucilah dengan air sebanyak-
banyaknya dan laporkan kejadian tersebut pada asisten.
8. Jangan mencoba mencicipi apapun atau mencium langsung asap/uap dari mulut tabung
tetapi tepislah uap tersebut dengan tangan kemuka anda.
9. Bahan kimia yang berbahaya atau berbau merangsang selalu ditempatkan di dalam
lemari asam. Juga semua pekerjaan yang berkenaan dengan penggunaan bahan tersebut
dilakukan di dalam lemari asam.
10. Jangan menggosok-gosok mata atau anggota tubuh lainnya dengan tangan yang
mungkin telah terkontaminasi bahan kimia.
11. Jangan arahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke muka anda atau ke teman
anda karena isi tabung dapat menyembur.
12. Bila menyisipkan pipa kaca atau thermometer ke dalam gabus, lumasi batang dan
lubang gabus dengan gliserol atau air, lindungi tangan anda dengan lap dan putar
masuk alat kaca kedalam gabus. Agar tidak pecah, kedudukan kedua tangan tidak
boleh berjauhan.
13. Banyak pelarut biasa seperti alcohol, aseton, eter dll sangat mudah terbakar. Jangan
menggunakan atau meletakkan bahan-bahan tersebut dengan nyala api.

5
DAFTAR ISI

TATA TERTIB PRAKTIKAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PERCOBAAN I Stabilitas dan Isolasi Senyawa Tembaga (I) ................................................. 7

PERCOBAAN II Meneliti Kesadahan Air .............................................................................. 11

PERCOBAAN III Penetapan Rumus Molekul Senyawa Kompleks ....................................... 13

PERCOBAAN IV Pembuatan Natrium Peroksoborat ............................................................. 16

PERCOBAAN V Mengendapkan Garam, Melarutkan dan Menelitinya ................................ 18

PERCOBAAN VI Pembuatan Soda Kostik Preparatif ........................................................... 20

PERCOBAAN VII Pembuatan dan Pemurnian Kalium Iodat ................................................ 22

PERCOBAAN VIII Senyawa Kompleks dari Na2C2O4 dan H2C2O4....................................... 25

PERCOBAAN IX Pembuatan Zeolit ...................................................................................... 27

6
PERCOBAAN I

STABILITAS DAN ISOLASI SENYAWA TEMBAGA (I)

TUJUAN

Mempelajari cara isolasi senyawa tembaga (I) melalui pembentukan senyawa


kompleks tris (tiourea) tembaga (I) sulfat.

PENDAHULUAN

Dalam larutan berair, suatu unsur dapat ada dalam beberapa keadaan oksidasi. Tiap-
tiap keadaan oksidasi mempunyai stabilitas termodinamika yang berbeda. Stabilitas relatif
suatu unsur pada dua keadaan oksidasi yang berbeda dapat dinyatakan sebagai potensial
elektroda berikut:

Ma+ + (a-b) e- → Mb+ b>a

Potensial elektroda reaksi ini dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

E = Eo

Dengan

n = jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi

F = bilangan Faraday

E = potensial eleketroda larutan

Eo = potensial elektroda standar

[Ma+] = aktivitas ion Ma+ dalam larutan

[Mb+] = aktivitas ion Mb+ dalam larutan

Oleh karena itu, setiap spesies yang ditambahkan ke dalam larutan yang menurunkan
konsentrasi Ma+ atau Mb+ akan menyebabkan perubahan potensial elektroda karena perubahan
rasio [Ma+]/[Mb+]. Potensial elektroda dari reaksi di atas menunjukkan apakah stabilitas
keadaan oksidasi yang lebih tinggi bertambah atau berkurang dengan adanya pembentukan
suatu senyawa. Namun demikian, hal itu tidak memberikan informasi tentang bagaimana
kenaikan atau penurunan stabilitas keadaan oksidasi yang tidak biasa dari logam.

7
Tembaga (3d10 4s1) mempunyai keadaan oksidasi +1 dan +2. Keadaan oksidasi yang
normal dari tembaga ada +2, tetapi senyawa yang mengandung Cu(I) yang sudah distabilkan
dapat juga dibuat dalam suatu larutan berair.

1. Stabilitas Melalui Pembentukan Suatu Senyawa Tak Larut


Potensial elektroda standar untuk reaksi reduksi Cu(I) dan Cu(II) ada di bawah ini:
Cu+ + e- ↔ Cu E = 0,52 V
Cu2+ + e- ↔ Cu+ E = 0,153 V

Dengan demikian ion Cu(I) dalam larutan berair adalah tidak stabil dengan kecenderungan
berubah menjadi Cu(I) dan Cu(II).

2 Cu → Cu+ + Cu2+ E = 0,357 V

Dari persamaan:

E = Eo

Setiap spesies yang ditambahkan ke dalam larutan yang menurunkan konsentrasi Cu(I) akan
menyebabkan naiknya harga potensial ion yang dapat membentuk garam tidak larut dengan
Cu(I) tetapi tidak dengan Cu(II).

2. Stabilisasi Molekul Pembentukan Suatu Senyawa Larut

Selain melalui pembentukan suatu senyawa tak larut, stabilisasi Cu(I) dapat juga
dilakukan dengan cara pembentukan senyawa kompleks yang terbentuk cukup stabil, maka
konsentrasi Cu(I) yang tereduksi cukup berarti.
Dalam senyawa kompleks, di samping terjadi ikatan sigma antara logam pusat dengan
ligan juga akan terjadi pemanfaatan elektron ion logam untuk pembentukan ikatan phi. Jika
ion logam mempunyai kerapatan elektron yang tinggi, maka ion logam akan lebih siap untuk
menyumbangkan elektron dalam pembentukan ikatan phi dengan ligan. Dengan adanya ikatan
phi ini akan menyebabkan naiknya stabilitas ion kompleks. Dengan demikian suatu jenis ion
logam dengan keadaan oksidasi yang lebih rendah akan lebih siap berpartisipasi dalam
pembentukan ikatan phi. Untuk keperluan stabilisasi Cu(I) dalam larutan, tiourea merupakan
ligan yang cocok. Senyawa kompleks yang terbentuk adalah tris (tiourea) tembaga (I) dengan
ikatan koordinasi terjadi antara ion Cu(I) dengan atom S dari tiourea.

8
ALAT-ALAT

1. Gelas ukur 10 mL 6. Pembakar bunsen

2. Gelas ukur 25 mL 7. Termometer

3. Gelas piala 100 mL 8. Timbangan

4. Batang pengaduk 9. Pipet tetes

5. Kertas saring

BAHAN-BAHAN

1. Tiourea 5. Asam Sulfat 1 M

2. Akuades 6. Alkohol

3. Tembaga (II) sulfat pentahidrat 7. Bubuk tembaga

4. Es Batu 8. HCl 1 M

CARA KERJA

1. Buat larutan tiourea (2,5 g) dalam 15 mL akuades dan larutan Tembaga (II) sulfat
pentahidrat (2,5 g) dalam 15 mL akuades, kemudian dinginkan kedua larutan itu dalam
tempat yang berisi es.
2. Tambahkan perlahan-lahan larutan Tembaga (II) sulfat penta hidrat ke dalam larutan
tiourea sambil diaduk terus-menerus.
3. Setelah larutan Tembaga (II) sulfat penta hidrat habis ditambahkan, diamkan larutan
campuran hingga terbentuk kristal putih pada dinding gelas piala.
4. Siapkan larutan tiourea dingin (0,1 g) dalam 10 mL akuades dan tambahkan ke dalam
campuran reaksi.
5. Aduk campuran reaksi secara cepat kemudian dinginkan.

6. Setelah jumlah kristal putih terbentuk maksimum, lakukan penyaringan untuk


memisahkan kristal dari campuran reaksi.
7. Rekristalisai dilakukan dengan cara melarutkan kristal yang diperoleh kedalam larutan
tiurea (0,1g) dalam 30 mL yang mengandung beberapa tetes asam sulfat 1 M.

8. Pelarutan dapat dipercepat dengan cara memanaskan larutan pada suhu maksimum 75 oC.
9. Dinginkan larutan dan saring kristal putih yang terbentuk.

10. Cuci kristal yang diperoleh dengan 5 mLakuades, kemudian dengan 5 mL alkohol.
11. Keringkan dan timbang.

9
TUGAS

1. Gambarkan orbital-orbital ligan yang digunakan untuk stabilisasi keadaan oksidasi Cu(I)
melalui ikatan phi!
2. Buat larutan tiourea (1 g) dalam 10 mL larutan HCl 1 M. Tambahkan sedikit bubuk
tembaga dan hangatkan campuran itu perlahan-lahan. Ulangi percobaan ini dengan tanpa
tiourea. Apa yang terjadi?
3. Perkirakan struktur ion kompleks yang dihasilkan pada percobaan!

4. Apa manfaat senyawa yang dihasilkan pada percobaan ini?

5. Jelaskan sifat-sifat kimia dan fisika tembaga (I)!

10
PERCOBAAN II

MENELITI KESADAHAN AIR

TUJUAN

Mahasiswa dapat membedakan air lunak dan air keras. Mahasiswa dapat melunakkan
air sadah dan menghitung derajat kesadahan.

PENDAHULUAN

Air yang mengandung ion Kalsium atau ion Magnesium disebut air sadah.Kesadahan
sementara disebabkan oleh garam-garam Bikarbonat dari Ca dan Mg,Sedangkan kesadahan
tetap oleh garam Sulfat dan Klorida dari Ca dan Mg. Besarnya kesadahan air dapat diukur
antara lain dengan derajat kesadahan jerman yaitu jumlah gram CaO yang terdapat dalam 1
liter air. Air sadah dapat menimbulkan kerak pada ketel. Kesadahan sementara dapat
dihilangkan dengan pemanasan atau penambahan air kapur, sedangkan kesadahan tetap dengan
lindi soda.

ALAT-ALAT

1. Tabung reaksi 7. Batang pengaduk

2. Rak tabung 8. Bunsen

3. Gelas ukur 100 mL 9. Pipet tetes

4. Gelas ukur 10 mL 10. Kaca arloji

5. Gelas piala 250 mL 11. Timbangan

6. Erlenmeyer 250 mL

BAHAN-BAHAN

1. Natrium klorida 7. Kalsium klorida

2. Kalium nitrat 8. Akuades

3. Natrium sulfat 9. Sabun

4. Besi (II) sulfat 10. Natrium karbonat

5. Magnesium klorida 11. Asam klorida

6. Magnesium sulfat

11
CARA KERJA

1. Ambil 7 buah tabung reaksi, masukkan ke dalam masing- masing tabung: Natrium
Klorida, Kalium Nitrat, Natrium Sulfat, Besi (II) Sulfat, Magnesium Klorida, Magnesium
Sulfat, Kalsium Klorida sebanyak 0,4 g dilarutkan dalam 5 mL akuades.
2. Buatlah larutan sabun dari 1 g sabun lemak dilarutkan dalam 100 mLakuades dan alkohol
dengan volume yang sama.
3. Tuangi larutan larutan sabun ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan volume yang
sama, lalu kocoklah tabung-tabung reaksi tersebut.
4. Masukkan 25 ml air sadah sementara ke dalam erlenmeyer, lalu panaskan.

5. Buanglah filtratnya, kemudian pada sisa endapan tuangi Asam Klorida.

6. Periksalah gas yang keluar dengan batang pengadukyang telah dicelupkan dalam air
kapur.

TUGAS

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat?
2. Mengapa kesadahan air yang tinggi dapat merugikan?

3. Amati tabung- tabung reaksi. Tentukan tabung reaksi yang tidak menunjukkan busa/buih!
Jelaskan penyebabnya!
4. Tulislah persamaan reaksi cara kerja no 4-6. Kesimpulan apa yang kamu peroleh dari
percobaan ini?
5. Tambahkan 1 g Na2CO3 pada 20 mL air sadah, lalu kocok- kocoklah, kemudian tuangi
beberapa mL sabun, Bagaimana pembentukan busa/buih sekarang?
6. Hitunglah air sadah dalam percobaan no. 1-3 dengan derajat kesadahan Jerman!

12
PERCOBAAN III

PENETAPAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA KOMPLEKS

TUJUAN

Mempelajari pembuatan dan penentuan rumus molekul senyawa kompleks besi (II)
oksalat.

PENDAHULUAN

Reaksi antara dua molekul stabil atau lebih dapat menghasilkan produk reaksi yang
stabil dengan sifat yang karakteristik. Sebagai contoh, kompleks amina akan terbentuk jika
amina direaksikan dengan Kobalt (II) Klorida. Dalam beberapa hal kompleks tidak
memberikan reaksi dalam larutan yang karakteristik pada ion logam atau ligan tidak kompleks.
Tetapi stabilitas termodinamika dan kinetika bervariasi sehingga hal ini bukan merupakan
kriteria pembentukan senyawa koordinasi.
Hakekat struktur senyawa koordinasi adalah transfer elektron yang terjadi anatara ligan
dengan ion pusat (ion logam). Dalam bentuk yang paling sederhana, ikatan koordinasi
terbentuk oleh transfer pasangan elektron dari ligan (molekul) ke ion pusat. Molekul netral
atau ion-ion yang bertindak sebagai ligan harus memiliki pasangan elektron sumyi (elektron
bebas) seperti NH3, Cl, C2O4, dan Lain-lain. Senyawa koordinasi paling sederhana akan
terbentuk dengan ikatan sigma antara suatu ligan dan suatu molekul atau ion logam. Beberapa
kompleks dikenal dimana ikatan sigma atau iatan phi keduanya dapat terjadi. Kompleks yang
terjadi pada ion oksalat memungkinkan ikatan phi dari orbital 2p pada oksigen
mengkonstribusi sluruh ikatan. Dalam ligan yang lain seperti Karbon Monoksida (CO) dan
Nitrosida (NO), kontribusi dari orbital ikatan phi berperan dalam seluruh ikatan. Gugus CO
bereaksi dengan suatu logam yang mempunyai orbital kosong dan dua orbital d terisi untuk
memberikan ikatan resultan dengan ikatan phi antara logam dan karbon. Sedangkan untuk NO
memerlukan suatu logam yang mempunyai orbital sigma dan dua orbital d yang hanya
mengandung tiga elektron. Hal ini dapat dikatakan bahwa derajat sumbangan elektron dapat
diharapkan bervariasi terhadap sifat alamiah logam keadaan oksidasi, dan liganligan lain
dalam molekul.

ALAT-ALAT

1. Gelas piala 100 mL 6. Buret 50 mL

2. Gelas ukur 10 mL 7. Termometer

3. Bunsen 8. Erlenmeyer 50 mL

13
4. Corong Buchner 9. Kaca arloji

5. Kertas saring 10. Timbangan

BAHAN-BAHAN

1. Ammonia besi (II) sulfat 5. Aseton

2. Asam oksalat 6. Kalium Permanganat

3. Asam sulfat 2 M 7. Serbuk Seng

4. Akuades 8. Larutan tiosulfat

CARA KERJA

1. Buatlah larutan ammonia besi (II) sulfat dan larutan asam oksalat dengan cara melarutkan
8 g ammonia besi (II) sulfat dalam 25 mL akuades yang telah diasamkan dengan 1 mL
asam sulfat 2 M, larutan asam oksalat dibuat dengan melarutkan 5 g asam oksalat dalam
30 mL akuades.
2. Campurkan larutan asam oksalat tersebut ke dalam larutan ammonia besi (II) sulfat,
kemudian didihkan.
3. Saring endapan kuning yang terbentuk dengan corong buchner dan cuci endapan dengan
air panas, lalu cuci kembali dengan Aseton dan keringkan.
4. Setelah endapan dikeringkan tentukan rendemen dan komposisihasil sintesis.

Penentuan komposisi hasil sintesis

a. Larutkan0,2-0,3 g hasil sintesis yang didapat dalam asam sulfat 2 M, kemudian


dititrasi dengan larutan standar kalium permanganat. Jika warna kalium
permanganat memucat, panaskan larutan sampai suhu 60oC dan lanjutkan titrasi
sampai tercapai titik ekivalen.
b. Didihkan larutan dengan 2 g serbuk seng selama 10 menit. Tes larutan dengan satu
tetes larutan Tiosulfat, jika muncul warna merah jambu hentikan titrasi. Tetapi jika
tidak ada warna merah jambu teruskan pendidihan selama 5 menit.

c. Saring larutan dengan kertas saring dan cuci serbuk seng dengan asam sulfat 2 M.
d. Titrasi campuran filtrat Ammonia Besi (II) Sulfat dan hasil cucian dengan larutan
standar kalium permanganat, dari hasil tersebut tentukan kadar oksalat dan kadar
airnya. Tentukan pula rumus empirisnya.

TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa kompleks?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan sigma dan ikatan phi pada senyawa kompleks!

14
3. Buatlah reaksi kimia antara ammonia besi (II) sulfat dengan asam oksalat?

4. Buatlah struktur kimia senyawa kompleks yang dihasilkan pada percobaan ini!
5. Jelaskan manfaat/kegunaan dari senyawa kompleks yang dihasilkan pada percobaan ini!

15
PERCOBAAN IV

PEMBUATAN NATRIUM PEROKSOBORAT

TUJUAN

Mempelajari pembuatan natrium peroksoborat dan manfaatnya di dalam kehidupan


sehari-hari.

PENDAHULUAN

Natrium peroksoborat atau yang lebih dikenal natrium perborat adalah senyawa putih,
tidak berbau, larut dalam air dengan rumus kimia NaBO3. Senyawa ini mengkristal
sebagai monohidrat, NaBO3.H2O, trihidrat, NaBO3.3H2O, dan tetrahidrat,
NaBO3.4H2O. monohidrat dan tetrahidrat adalah bentuk komersial penting dari senyawa
ini.Natrium perborat di dalam dunia tekstil digunakan sebagai zat pengelantang yang bersifat
oksidator, yaitu menghilangkan warna kekuning-kuningan yang ada pada bahan tekstil yang
disebabkan oleh pigmen-pigmen alam.

ALAT-ALAT

1. Gelas piala 100 mL 6. Corong buchner

2. Gelas piala 1000 mL 7. Kertas saring

3. Gelas ukur 10 mL 8. Kaca arloji

4. Batang pengaduk 9. Spatula

5. Pipet tetes 10. Timbangan

BAHAN-BAHAN

1. Natrium tetra boraks dekahidrat 6. Alkohol

2. Natrium hidroksida 3,3 % 7. Akuades

3. Es Batu 8. H2SO4 2 M

4. Hidrogen Peroksida 6 % 9. KMnO4 0,02 M

5. Larutan KI 10 %

CARA KERJA

1. Larutkan 6 g boraks dalam 30 mL larutan NaOH 3,3 %.

2. Dinginkan larutan dalam bak es dan perlahan-lahan tambahkan 40 mL hidrogen peroksida


6 %.

3. Aduk kira-kira 20 menit atau sampai kristal terbentuk dengan sempurna.

16
4. Saring dengan alat penghisap.

5. Cuci dengan dengan alkohol, kemudian keringkan.

Pengujian hasil

Gunakan 5 mL larutan segar dalam akuades dari zat tersebut, lalukan reaksi berikut!
a. Tambahkan H2SO4 2 M dan KMnO4 0,02 M, lalu amati apa yang terjadi!

b. Tambahkan H2SO4 2 M dan larutan KI 10 %, lalu amati apa yang terjadi!

TUGAS

1. Tuliskan reaksi kimia pembuatan natrium peroksoborat!

2. Buatlah struktur kimia natrium peroksoborat!

3. Sebutkan manfaat lainnya dari natrium peroksobat di dalam kehidupan seharihari!


4. Mengapa natrium peroksoborat pada percobaan perlu dilakukan pengujian hasil? Jelaskan
kegunaannya!
5. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada pengujian hasil bagian a dan b pada percobaan di
atas!

17
PERCOBAAN V

MENGENDAPKAN GARAM, MELARUTKAN DAN MENELITINYA

TUJUAN

Mengenal sifat-sifat bahan kimia dan mempelajari cara mengendapkan zat, menyaring
endapan serta menuliskan persamaan reaksi penggaraman bersyarat.

PENDAHULUAN

Garam-garam Nitrat semua dapat larut, kecuali garam dari logam Alkali. Maka garam-
garam karbonat, fosfat, tiosianat dan sulfat dari Ca, Ba dan Sr tidak dapat larut. Endapan-
endapan itu biasanya mempunyai warna tertentu. Bila dari suatu reaksi kimia terjadi endapan
maka endapan itu dapat diteliti dari warna endapan.

ALAT-ALAT
1. Tabung reaksi 5. Corong

2. Pipet tetes 6. Gelas ukur 10 mL

3. Spatula 7. Lakmus merah

4. Kertas saring 8. Kaca arloji

BAHAN-BAHAN
1. Barium klorida 5. Asam klorida

2. Akuades 6. Asam sulfat

3. Natrium karbonat 0,1 N 7. Ammonium hidroksida

4. Besi (III) nitrat 8. Natrium Tiosianat

CARA KERJA

1. Masukkan 1 g barium klorida ke dalam tabung reaksi, lalu larutkan dalam 5 mL akuades,
tambahkan setetes demi setetes larutan natrium karbonat 0,1 N.
2. Bila terjadi endapan saringlah endapan itu.

3. Periksa endapan itu dengan memasukkannya sedikit ke dalam tabung reaksi, lalu
tuangkan 2 tetes asam klorida, kemudian kocok. Sedikit endapan yang lain diperiksa
dengan 2 tetes asam sulfat.
4. Larutkan 1 g besi (III) nitrat ke dalam 5 mL akuades.

5. Tambahkan ammonium hidroksida berlebihkan sehingga lakmus merah yang dicelupkan


kedalam reaktan menjadi biru.

18
6. Saring endapan yang diperoleh, sebagian diperiksa dengan menambahkan Asam Klorida
dan sebagian yang lain dilarutkan dengan asam sulfat, kemudian ditambahkan larutan
Natrium tiosianat.

TUGAS

1. Tuliskan semua persamaan reaksi percobaan-percobaan di atas!

2. Apa yang dimaksud dengan reaksi penetralan!

3. Catatlah warna endapan yang terjadi!

4. Apa yang dimaksud dengan reaksi penggaraman bersyarat?


5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rekristalisasi!

19
PERCOBAAN VI

PEMBUATAN SODA KOSTIK PREPARATIF

TUJUAN

Mempelajari cara pembuatan soda kostik sesuai dengan teori dan mengenal sifat-sifat
fisika dan kimia dari soda kostik.

PENDAHULUAN

NaOH ini dapat diperoleh melalui reaksi penggaraman antara garam karbonat dan basa.
Reaksi penggaraman adalah suatu reaksi bersyarat dimana harus terjadi endapan sesudah
reaksi. Basa yang digunakan diperoleh dengan kapur hidup dalam air dan selanjutnya
direaksikan dengan larutan natrium karbonat. Reaksi yang terjadi adalah:
CaO + H2 O → Ca(OH)2 + Kalori

Ca(OH)2 + Na2CO3 → 2 NaOH + CaCO3

ALAT-ALAT

1. Timbangan 6. Bunsen

2. Kaca arloji 7. Kertas saring

3. Spatula 8. Corong buchner

4. Gelas piala 100 mL 9. Gelas ukur 10 mL

5. Batang pengaduk 10. Gelas ukur 50 mL

BAHAN-BAHAN

1. Kalsium oksida 3. Natrium karbonat

2. Akuades (Na2CO3.10H2O)

CARA KERJA

1. Timbang 5,6 g CaO dan larutkan dalam 50 ml akuades dan aduk sampai menjadi bubur.
2. Panaskan dalam oven (105oC), 20 g NaC03.10 H20 selama 1 jam.

3. Dinginkan dan kemudian timbanglah 10,6 g dari padanya untuk dilarutkan dalam 100 ml
air. Agar lebih cepat dan mudah melarutkan perlu dipanaskan sampai mendidih dan
diaduk.

4. Kemudian campurkan kedua larutan di atas, aduk lalu didihkan lagi selama beberapa
lama.

20
5. Setelah dingin, saring dengan kertas saring yang telah ditimbang dulu untuk mengetahui
beratnya. Maka filtrat yang diperoleh adalah larutan soda kostik, dan ditampung untuk
disimpan, sedangkan endapan yang terjadi dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC di
atas kaca arloji selama 1 jam.
6. Periksalah filtrat yang diperoleh dengan kertas lakmus merah.

7. Setelah dingin, timbang endapan untuk mengetahui beratnya.

TUGAS

1. Buatlah reaksi kimia pembuatan soda kostik pada percobaan ini!

2. Menurut percobaan di atas, berapa CaCO3 yang diperoleh? Bandingkan dengan hasil
teoritis menurut perhitungan reaksi di atas! Mengapa terjadi perbedaan?
3. Mengapa reaksi di atas harus dilakukan dalam bentuk cairan. Syarat-syarat apa yang harus
dipenuhi supaya reaksi seperti dalam percobaan itu bisa terjadi?
4. Jelaskan apa yang dimaksud preparatif pada percobaan ini!

5. Sebutkan manfaat soda kostik dalam kehidupan sehari-hari!

21
PERCOBAAN VII

PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM IODAT

TUJUAN

Mengenal salah satu pembuatan kalium iodat, memurnikan dan menganalisanya.


Mendapatkan latihan untuk teknik-teknik dasar yang sering digunakan dalam pembuatan
preparat maupun pekerjaan analisa.

PENDAHULUAN

Banyak cara untuk membuat dan menganalisa suatu preparat. Pemilihan cara
pembuatan yang tepat banyak, tergantung kepada bahan baku dan alat yang tersedia, hasil
yang dicapai, biaya, dan pada syarat-syarat yang diperlukan pada proses pembuatannya.
Begitu pula cara menganalisa zat sangat tergantung kepada 2 (dua) faktor terakhir. Salah satu
cara pembuatan dan analisa akan kita kerjakan pada percobaan ini.

Pembuatan dan Pemurnian Preparatif

Tahap I. Iodat dioksidasi oleh kalium klorat yang dilakukan pada suasana asam yang sedang
dalam keadaan panas.
Tahap II. Karena pada pendinginan, campuran reaksi selain kalium iodat juga terbentuk
kalium hidroiodat, maka sebelum didinginkan larutan harus dinetralkan dulu
dengan KOH. Pada pendinginan, kalium iodat akan mengendap.

Reaksi-reaksi yang berlangsung sebagai berikut:

Tahap I
6 H2O + H2O → 2 IO3- + 12 H+ + 10 e-
6 H+ + ClO3 + 6 e- → Cl- + 3 H2O

Tahap II
K+ + H+ + 2 IO3- → KH(IO3)2

H+ + OH- → H2O

Reaksi samping yang mungkin terjadi adalah:

2 ClO3- + 12 H+ + 10 e- → Cl2 + 6 H2O

2 Cl + 2 e- → Cl2

Pemurnian produk yang terjadi dikerjakan melalui pengkristalan kembali dan pengeringan.

22
Sifat-sifat bahan baku dan preparat

Iodium : zat berkristal ungu kehitaman, titik leleh 113,7 oC, kelarutan dalam air kecil
Kalium klorat : zat berkristal putih, kelarutan dalam air sedang, 7 g/100 mL pada suhu 200 oC
dan 57 g/100 mL pada 100 oC.
Kalium iodat : zat berkristal putih, kelarutan dalam air, 5 g/100 mL pada 0 oC dan 32g/100 mL
pada 100 oC.

ALAT-ALAT

1. Statif 10. Corong

2. Ring besi 11. Akuades

3. Kasa 12. Gelas piala 500 mL

4. Kaki tiga 13. Pipet tetes

5. Labu bulat 14. Kertas indikator

6. Timbangan 15. Corong buchner

7. Spatula 16. Buret

8. Kaca arloji 17. Kertas saring

9. Bunsen 18. Gelas ukur 50 mL

BAHAN-BAHAN

1. Kalium klorat 4. Asam nitrat 6 M

2. Iodium 5. KOH

3. Akuades

CARA KERJA

1. Pasang ring besi (10 cm) pada statif, letakkan kasa di bawahnya. Pasang labu bulat 500
mL pada statif sehingga dasar labu tepat menyentuh kawat kasa. Tinggi pemasangan
hendaknya sedemikian rupa hingga dapat diletakkan pembakar di bawahnya.
2. Timbang 31 g KCIO3 dan 36 g I2.

3. Masukkan 31 g KCIO3 beserta 100 mL akuades ke dalam labu bulat, panaskan campuran
ini hingga semua kalium klorat larut.

4. Singkirkan pembakar, kemudian tambahkan 36 g I2 dan 1 ml HNO3 6 M.

5. Tutup mulut labu dengan suatu corong (penyaring kualitatif).

6. Bila uap iodin ada keluar maka dinginkan labu tadi dalam bak berisi air dingin. Untuk
menyempurnakan reaksinya labu dipanaskan dengan api kecil sambil kadang- kadang di

23
goyang- goyang perlahan- lahan agar sisa iodin yang masih menempel di dinding labu
terkena larutan kloratnya.
7. Masukkan akuades bebas ion ke dalamnya.

8. Ambil corong dari mulut labu, didihkan larutan tadi selama 10 menit.

9. Tuangkan isi labu ke dalam gelas piala 500 ml. Letakkan gelas piala ini pada kawat kasa
di atas kaki tiga, panaskan larutan agar tetap mendidih.
10. Sementara larutan tetap mendidih dengan tambahkan KOH tetes demi tetes sampai larutan
netral. Periksa dengan kertas indikator.
11. Biarkan pada suhu kamar sampai larutan dingin, kumpulkan kristal yang terbentuk dalam
penyaring buchener. Larutan berubah menjadi tidak bewarna.
12. Ulangi titrasi sampai 3 kali hingga selisih ketiga harga tersebut maksimum 0,05 mL.
13. Hitung kadar iodat tersebut.

TUGAS

1. Sebutkan manfaat kalium iodat dalam kehidupan sehari-hari!

2. Tuliskan rumus molekul dari senyawa-senyawa berikut ini! Kalium klorat, iodium,
akuades, asam nitrat, kalium hidroksida.
3. Mengapa pada cara kerja no 10 harus ditambahkan KOH sampai lautan netral?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan preparat dan preparatif?
5. Sebutkan faktor –faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa?

24
PERCOBAAN VIII

SENYAWA KOMPLEKS DARI Na2C2O4 dan H2C2O4

TUJUAN

Mempelajari pembuatan dan penentuan stoikiometri senyawa kompleks dari Na2C2O4


dan H2C2O4.

PENDAHULUAN

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat
dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion
logam. Semua senyawa kompleks atau senyawa koordinasi adalah senyawa yang terjadi
karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan.

ALAT-ALAT

1. Kaca arloji 8. Termometer

2. Spatula 9. Es batu

3. Timbangan 10. Kertas saring

4. Gelas piala 50 mL 11. Corong

5. Gelas piala 1000 mL 12. Pipet tetes

6. Gelas ukur 50 mL 13. pH meter

7. Batang pengaduk 14. buret 50 mL

BAHAN-BAHAN

1. Natrium oksalat 5. NaOH

2. Akuades 6. Es Batu

3. Asam oksalat 7. KmnO4

4. Alkohol

CARA KERJA

1. Siapkan larutan I yang mengandung 1,84 g (0,01 mol) Na₂C₂O₄ dalam 10 mL akuades.
2. Siapkan larutan II yang mengandung 4,50 g (0,036 mol) H₂C₂O₄.2H₂O dalam 40 mL air
panas.
3. Tambahkan larutan I ke dalam larutan II sambil diaduk.

25
4. Dinginkan larutan sampai mendekati 0 ˚C dengan menempatkan bejana ke dalam wadah
yang berisi es batu.
5. Setelah didinginkan selama 20 menit, dekantasi larutan jenuh (supernatan) melalui kertas
saring yang kasar.
6. Buang filtrat, larutkan kembali endapan yang tertinggal dalam bejana dan pada kertas
saring dalam air 50 mL yang mendidih.
7. Dinginkan kembali bejana gelas dalam pendinginan selama 20 menit.

8. Pindahkan endapan ke dalam kertas saring dan buang larutannya. Cuci hasil endapan 3
kali dengan 10 mL alkohol secara bertahap untuk menghilangkan air yang melekat
(terikat) pada kristal. Setelah hasil dibersihkan dengan hatihati dari filtrate ke kaca arloji,
hasil disebarkan sedemikian rupa untuk mempercepat penguapan alkohol. Jika hasil sudah
tampak kering, timbang.
9. Keringkan kembali dalam oven pada 105 oC selam 30 menit untuk menghilangkan air
yang terhidrat dan timbang kembali.
10. Catat pH terhadap volume NaOH standar dan harus diperoleh 2 titik akhir yang berbeda,
liat perbandingan dari kedua titik akhir.
11. Dari data yang didapat, tentukan RM senyawa tersebut. Sebagai kenyataan hasil tersebut
mengandung H⁺ , Na⁺, C₂O₄⁻2 dalam Na₂H₂(C₂O₄) dengan x,y dan z adalah bilangan
bulat, simpulkan rumus senyawa dengan tepat sesuai dengan RM yang telah ditentukan
sebelumnya.
12. Tentukan berapa mol air per mol senyawa tersebut setelah dikeringkan di udara.
Kemungkinan lain: anion oksalat dapat ditentukan dengan titrasi memakai KMnO₄
sebagai standar.
Reaksi : 16 H⁺ + 5 C₂O₄⁻ + 2 MnO₄ → 10 CO₂ + 2Mn2+ + 8 H₂O

TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa kompleks?

2. Jelaskan pengertian ligan!

3. Jelaskan tentang pembagian ligan berdasarkan jumlah elektron yang dapat disumbangkan
pada atom logam!
4. Berikan contoh manfaat senyawa kompleks dalam kehidupan sehari-hari!
5. Sebutkan syarat-syarat terbentuknya senyawa kompleks!

26
PERCOBAAN IX

PEMBUATAN ZEOLIT

TUJUAN

Mempelajari pembuatan zeolit dan mengetahui sifat-sifat kimia dan fisikanya.

PENDAHULUAN

Mineral zeolit telah dikenal sejak Tahun 1756 oleh Baron Freiherr Axel Cronsted
ketika menemukan stilbit yang bila dipanaskan seperti batuan mendidih (boiling stone). Hal ini
disebabkan karena dehidrasi molekul air yang dikandungnya. Istilah zeolit sendiri berasal dari
bahasa Yunani Zein yang berartimembuih dan lithos yang berarti batu, sehingga zeolit berarti
batu yang berbuih.
Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumina silika terhidrasi yang
mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi, dimana kationnya
dapat diganti oleh kation lain tanpa menyebabkan perubahan pada struktur zeolit dan dapat
menyerap air secara reversibel. Zeolit mempunyai rongga dan celah dengan luas permukaan
dalam yang jauh lebih besar dari pada luas permukaan kristal bagian luarnya.
Struktur kimia sel zeolit dengan sisa aktifnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur kerangka zeolit

Tipe-tipe zeolit dapat dikarakterisasi berdasarkan topologi tertentu dalam kerangka. Sisi aktif
inilah yang dapat menyebabkan zeolit memiliki kemampuan sebagai penukar ion, adsorben
dan katalis.
Pada struktur zeolit di atas atom Al yang berbentuk tetrahedral yang menyebabkan
atom Al tersebut akan bermuatan negatif karena berkoordinasi dengan empat atom oksigen
dan selalu dinetralkan oleh kation alkali dan alkali tanah untuk mencapai senyawa yang stabil.
Rumus empiris zeolit yaitu :

(Mx/n[(AlO2)x(SiO2)v]mH2O
Keterangan:
M : Kation logam yang dapat saling ditukarkan n : Valensi kation M m : Jumlah molekul air
perunit x,y : Menyatakan banyaknya atom Al dan Si

27
Struktur kristal zeolit merupkan gabungan dari sejumlah unit pembangun sekunder
yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk rongga-rongga dan saluran. Rongga-
ronga dan saluran ini berisi kation dan molekul air. Kation-kation tersebut tidak terikat pada
posisi yang tepat melainkan dapat digantikan dengan kation lain tanpa merusak struktur zeolit,
karena molekul air juga dapat bergerak bebas dalam rongga, maka zeolit dapat menyerap air
secara reversibel. Posisi kation dan molekul air dalam rongga zeolit dapat ditunjukkan pada
gambar di bawah ini :

Gambar 2. Posisi kation dan molekul air dalam rongga zeolit.

ALAT-ALAT
1. Spatula 8. Gelas ukur 10 mL
2. Kursibel 9. Labu ukur 250 mL
3. Furnace 10. Bunsen
4. Desikator 11. Batang pengaduk
5. Gelas piala 50 mL 12. Timbangan
6. Gelas piala 100 mL 13. Kertas saring
7. Gelas ukur 50 mL 14. Oven

BAHAN-BAHAN

1. Abu layang 3. Akuades

2. NaOH 4. Al(OH)3

CARA KERJA

Peleburan Abu Layang dengan NaOH

1. Leburkan 25 g abu layang dengan 20 g NaOH dalam furnace pada suhu 500 oC
selama 15 menit.
2. Dinginkan campuran dalam desikator.

Pembuatan larutan Natrium Silikat

28
1. Setelah dingin, Larutkan campuran leburan dengan akuades secukupnya lalu
dibiarkan selama 1 malam agar larut sempurna.
2. Saring larutan yang terbentuk dan encerkan dengan akuades hingga volume 250 mL.

Pembuatan Larutan Natrium Aluminat

1. Larutan aluminat dibuat dengan melarutkan 30,5 g NaOH dalam 100 mL akuades.
2. Panaskan agar larut sempurna, campuran diaduk.

3. Secara perlahan-lahan tambahkan 21,65 g Al(OH)3 sambil diaduk hingga terbentuk


larutan bening.
4. Setelah semua Al(OH)3 melarut kemudian encerkan hingga volume 250 mL dengan
akuades.

Mensintesis Zeolit

1. Zeolit disintesis dengan menambahkan larutan natrium aluminat secara perlahan-


lahan ke dalam larutan natrium silikat sambil diaduk hingga homogen selama 3 jam,
2. Lalu terbentuk gel berwarna putih.

3. Saring gel yang terbentuk kemudian panaskan pada suhu 80oC selama 8 jam.

4. Kristal yang terbentuk dicuci dengan akuades.

TUGAS

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis zeolit!

2. Sebutkan dan jelaskan karakteristik zeolit!

3. Sebutkan metode apa saja yang digunakan untuk menentukan karakteristik zeolit!
4. Sebutkan dan jelaskan aplikasi penggunaan zeolit dalam kehidupan seharisehari
maupun dalam industri!
5. Termasuk jenis apakah yang disintesis pada percobaan ini?

29

Anda mungkin juga menyukai