Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENATAAN DAN KESELAMATAN LABORATORUM

Dosen Pengampu :
Eko Prabowo Hadisantoso, M.PKim.

Disusun oleh :
Nia Rahmawati ( 1167040049 )
Rajib Pramana Putra ( 1167040058 )
Risda Laksamana Putra ( 1167040061 )
Rita Iman ( 1167040063 )
Rizki Abdul Aziz ( 1167040064 )

Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2019
Laboratorium merupakan tempat untuk melaksanakan eksperimen penelitian maupun
pengajaran. Di dalam laboratorium terdapat peralatan untuk praktikum dan juga bahan – bahan
kimia yang dibutuhkan. Bahan kimia merupakan hal yang penting dan sering digunakan saat
praktikum. Bahan kimia dapat dikategorikan dalam berbagai macam kriteria yaitu sifat, bentuk,
grade dan tingkat bahanyanya. Jadi setiap penggunaan bahan kimia harus diperlukan persiapan
dan digunakan dengan hati – hati.

Dalam hal penyimpanan zat dan bahan kimia strategi merupakan rencana yang dilakukan
dalam melakukan penyimpanan bahan dan zat yang benar untuk mengurangi resiko kecelakaan di
laboratorium. Strategi merupakan suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan.
Penyimpanan zat dan bahan kimia sering diabaikan bahkan terkadang dilupakan. Untuk
menghindari terabainya kegunaan penyimpanan zat dan bahan kimia diperlukan strategi
penyimpanan yang terperinci dan hati – hati.

Laboratorium merupakan unit fungsional terkecil di Departemen sebagai wadah untuk


pengembangan suatu bidang ilmu dan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi melalui
pengembangan pendidikan, penelitian, dan pembinaan kemampuan/ keahlian SDM serta
pemberdayaan masyarakat. Suatu lembaga pendidikan yang berbasis sains tidak dapat maju dan
menjadi pionir di bidangnya bila mengabaikan keberadaan laboratorium di dalam sistem
pembelajarannya. Keberadaan laboratorium kimia sangatlah penting di dalam suatu lembaga
pendidikan, terutama di perguruan tinggi untuk dapat mewujudkan pengembangan dan
pemanfaatan ilmu kimia secara sinambung.

Laboratorium kimia, seperti layaknya tempat bekerja, harus dapat memberikan


kenyamanan, kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang bekerja di dalamnya, termasuk
pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam
merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian baku yang
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium, adanya ventilasi dan
perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan
peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium.

Adapun peranan laboratorium yaitu, sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus
sebagai tempat memecahkan masalah tersebut, sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta
kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti. Di bidang kimia, suatu zat kimia merupakan
bentuk komposisi kimia materi yang konstan dan karakteristik sifat itu tidak dapat dipisahkan
metodenya, dalam contoh, tanpa pemecahan ikatan kimia yang sering disebut murni untuk
membedakan.

Berdasarkan sifat-sifat bahan, potensi bahaya bahan kimia dapat diklasifikasikan sebagai
bahan kimia beracun, bahan korosif, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak dan bahan mudah
menyala. Untuk mengetahui informasi tentang potensi bahaya, pengelolaan, penyimpanan, dan
pembuangan tiap bahan kimia, dapat dilihat pada material safety data sheets (MSDS).

Penempatan bahan kimia yang tepat akan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Bahan
kimia dapat ditata di tempat penyimpanan berdasarkan potensi bahayanya, misalnya bahan
beracun, korosif, mudah meledak, mudah terbakar. Selain itu, dalam penataan bahan juga perlu
memperhatikan jenis bahayanya misalnya padat, cair atau gas. Sebagai contoh bahan perklorat dan
nitrat merupakan bahan oksidator yang mudah meledak. Bila bereaksi dengan bahan organik, maka
dapat menghasilkan ledakan, sehingga dalam penyimpanannya kedua jenis bahan kimia ini tidak
boleh berdekatan. Gas metana dan padatan fosfor merupakan bahan yang mudah terbakar sehingga
harus ditempatkan jauh dari sumber panas.

Penempatan bahan-bahan kimia ini dibedakan berdasarkan sifat fisik dan kimianya.
Penempatan ini ditempatkan pada dua jenis lemari, yaitu lemari berventilasi dan lemari tanpa
ventilasi.

1. Lemari berventilasi
Ventilasi yang baik sangat penting untuk melindungi semua orang yang bekerja di
laboratorium terhadap kontak singkat dengan bahan-bahan berbahaya dan beracun.
Ventilasi juga sama pentingnya untuk melindungi dari berbagai uap, aerosol, atau asap
beracun bagi para peneliti, pengelola dan pegawai laboratorium yang dalam waktu lama
bekerja di laboratorium.
a. Pada rak pertama diisi dengan bahan TiCl4 dan aseton, karena TiCl4 dan aseton merupakan
cairan yang mudah menguap sehingga ditempatkan pada rak pertama yang berventilasi.
Berikut MSDS TiCl4 dan aseton;
 TiCl4
Bahaya :
 Kemungkinan reaksi berbahaya: Bereaksi hebat dengan air.
 Kondisi yang harus dihindari (mis. Pelepasan statis, sengatan atau getaran, dll.)
 Tidak kompatibel
 bahan: Panas, nyala api dan percikan api. Paparan kelembaban.
 Bahan yang tidak cocok: Oksidator kuat, Air
 Produk penguraian yang berbahaya: Hidrogen klorida, Titanium / titanium oksida

Penyimpanan :

 Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik.
 Wadah yang dibuka harus disegel kembali dengan hati-hati dan dijaga agar tidak
bocor.
 Simpan di tempat yang dingin.
 Jangan disimpan bersamaan dengan oksidasi
 Lindungi dari kelembaban dan air.
 Aseton
b. Pada rak kedua diisi dengan CH2Cl2, NH4OH, dan n-hexane, karena diklorometana dan n-
hexane merupakan pelarut organik, seluruh isomer heksana amat tidak reaktif. NH4OH
merupakan basa lemah
 CH2Cl2
 NH4OH
 N-Heksana
Bahaya :
 Beresiko meledak dengan: Oksidator kuat, nitrogen oxides
 Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan : halogens
 Resiko ignisi dan pembentukan gas atau uap yang tidak menyala dengan : SODIUM
PEROXIDE
Penyimpanan :
 Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik.
 Jauhkan dari panas dan sumber api.
 Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
c. Pada rak ketiga diisi dengan bahan kimia berbentuk cairan yang bersifat asam yaitu, asam
asetat, HCl, dan H2SO4. Bahan-bahan asam ini disatukan dalam satu rak berdasarkan
perbedaan kelas bahaya. Harus dipisahkan dari logam aktif , asam organik, dan bahan yang
mudah terbakar. Asam asetat adalah cairan mudah terbakar, namun karena keterbatasan
tempat maka asam asetat disimpan pada rak ini.
 Asam asetat
Bahaya :
 Beresiko meledak dengan: senyawa peroxi, perchloric acid, penguapan sulfuric
acid, phosphorus halides, hydrogen peroxide, chromium(VI) oxide, potassium
permanganate, Peroksida, Oksidator kuat
 Resiko ignisi dan pembentukan gas atau uap yang tidak menyala dengan : Logam,
Besi, Seng, magnesium, Baja lunak Bentuk dapat di : Hidrogen
 Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan : alkalis kuat, Aldehida, alkali hydroxides,
nonmetallic halides, ethanolamine, Acetaldehyde, Alkohol, senyawa halogen-
halogen, chlorosulfonic acid, chromosulfuric acid, Potassium hydroxide, Asam
nitrat

Penyimpanan :

 Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik.
 Jauhkan dari panas dan sumber api.
 H2SO4
Bahaya :
 Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan : umumnya diketahui pasangan reaksi
terhadap air.

Penyimpanan :

 Simpan tertutup sangat rapat


 Simpan pada suhu 15oC – 25oC
 H2SO4

Anda mungkin juga menyukai