Anda di halaman 1dari 27

GLP

LABORATORIUM KIMIA
Februadi Bastian
Prinsip-prinsip bekerja di laboratorium
kimia

Prinsip Umum
Semua bahan kimia dianggap berbahaya

sehingga hindari kontak antara bahan


dengan pekerja
Wadah bahan kimia selalu tertutup

Gunakan jas lab, sarung tangan,

pelindung mata dan lain-lain yang


diperlukan saat bekerja
Gunakan ruang asap/asam
Prinsip kerja lainnya
Membuat perencanaan : metode, pereaksi yang
digunakan, keamanannya, dan pencatatan data

Masing-masing individu bertanggung jawab


atas keselamatannya sendiri dan orang lain
disekitarnya

Jangan sekali-kali bekerja sendiri di dalam


laboratorium.
Minimal ditemani oleh satu orang yang mengerti
tatacara bekerja di laboratorium kimia
Pedoman umum
1. Mempelajari metode penelitian dan analisis
yang akan digunakan
Jika dirasa kurang atau belum dimengerti harus

menanyakan kepada teknisi, laboran, atau dosen yang


mengerti hal tersebut
Untuk alat-alat tertentu, hubungi teknisi atau dosen

yang ditunjuk untuk menangani/mengoperasikan


2. Baca dan ikuti petunjuk yang ada pada setiap
label bahan kimia
Jika tidak terdapat label hendaknya membaca pada

buku katalog kimia yang tersedia


3. Dilarang ada nyala api di dalam lab kimia
Jika terpaksa, lakukan diruang asap dan tidak ditinggal
4. Membawa bahan kimia yang benar
Tidak hanya memegang lehernya saja tetapi juga

harus ditopang dari bawah


Asam atau alkali kuat harus dibawa didalam

kemasan sekunder
5. Menjaga lingkungan bekerja selalu rapi dan
memperhatikan kondisi lingkungan kerja
yang ada (kegiatan, rekan, teknisi, dll)
6. Pemberian label terhadap bahan/bahan
kimia : Nama bahan/pereaksi, tanggal dibuat,
tanggal kadaluarsa, informasi safety, nama pemilik
7. Jangan tinggalkan alat bekerja
sendiri
Konsultasikan dengan dosen atau teknisi

yang ditunjuk jika memang peralatan


tersebut harus bekerja sepanjang malam
Diusahakan kerja pada jam kerja
Bekerja dengan bahan
kimia
1. Penyimpanan bahan kimia
Simpan dalam jumlah yang sekecil mungkin diatas

meja kerja dan tidak boleh diletakkan pada tempat


yang memungkinkan jatuh atau terguling
Ruang asap (fume hood) bukan tempat menyimpan

bahan kimia
2. Jangan memipet dengan mulut
3. Penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat
membahayakan pernafasan dilakukan pada
tempat yang memiliki ventilasi yang baik (Ruang
asap, dll)
Asetil klorida, ammonium Hidroksida, Bromin, Klorin,

Kloroform, Flourin, Asam Bromat, H2S, Fosfo Klorida,


Fosfo Oksilorida, SO2, CO, dll
Personal Protection
Dilarang bermain-main dalam lab
Dilarang duduk/bersandar dimeja kerja
Memakai jas lab
Memakai pakaian yang praktis dan sopan untuk
bekerja di laboratorium
Memakai sepatu tertutup atau sendal yang tertutup
Dilarang makan, minum didalam lab
Jangan menyimpan makanan di dalam lemari
pendingin yang digunakan untuk menyimpan bahan
kimia
Rambut panjang harus diikat
Perlindungan terhadap
mata
Menggunakan safety googgles Ketika :
Bekerja dengan oksidator kuat, bahan kimia yang

menyebabkan iritasi dan mudah meledak


Mencampur bahan kimia yang dapat menimbulkan

reaksi (ledakan, panas, dll)


Bekerja dengan alat bertekanan tinggi

Jangan melihat langsung kedalam botol berisi bahan

kimia berbahaya, tetapi lihat melalui botol kacanya


Hati-hati ketika melarutkan atau mengencerkan asam

dan basa kuat


Larutan basa encer sekalipun dapat menyebabkan

kerusakan mata yang permanen


Bekerja dengan bahan kimia

Memastikan mengetahui sifat-sifat bahan kimia dan


bahgaimana cara bekerja dengan bahan kimia yang
digunakan

Botol amonia, hidrogen peroksida, dan pelarut volatil


memiliki tekanan terutama pada suhu dan tekanna yang
tinggi
Jika ingin membuka arahkan ke tempat yang aman atau lakukan
diruang asap

Hindari kebakaran :
Jangan gunakan blender untuk mencampur bahan dengan pelarut
organik
Silinder gas harus dalam keadaaan terikat
Ikuti petunjuk pada label jika menggunakan pelarut organik
Bekerja hati-hati
Cara menimbang bahan kimia yang
beracun dan menyebabkan iritasi (Se,
Hg, Akrilamid, dll)

Timbang wadah bertutup


Bawa ke dalam ruangan asap, isi dengan
bahan kimia
Timbang wadah + isi, dan hitung berat isi
berdasarkan berat wadah kosong
Jika harus dilarutkan, lakukan dalam ruang
asap
Proteksi, lakukan pembacaan label,
menggunakan sarung tangan ataupun masker
Sebelum meniggalkan
laboratorium
Rapikan dan bersihkan meja kerja
Simpan alat gelas dan pereaksi yang tidak
digunakan didalam lemari/rak masing-masing
Jangan tinggalkan sisa-sisa penelitian di lab
Jika tidak sempat mencuci pada hari tersebut,
buang sisa-sisa penelitian dan bilas alat gels
dengan air sebelum ditinggalkan
Jangan tinggalkan alat gelas kotor dalam sink
Cuci tangan setiap meninggalkan laboratorium
(Pulang, ke kamar mandi, makan, dll)
Kecelakaan dan keadaan
darurat
Laporkan kecelakaan yang terjadi pada dosen,
penanggung jawab, laboran atau teknisi
Jika kulit atau mata terkena bahan kimia, basuh
dengan air mengalir selama beberapa menit. Jika
masih terasa sakit/terbakar, segera periksa ke
dokter. Jika yang terkena mata harus segera
periksakan ke dokter
Jika kulit terkena fenol, basuh dengan air bersabun,
kemudian olesi bagian yang terkena dengan gliserol,
periksakan ke dokter
Lepas cincin, gelang, jam tangan sebelum
tangan/jari bengkak
Bersihkan tumpahan bahan kimia dengan hati-
hati. Gunakan pelindung tubuh

Jika lab terkena tumpahan bahan kimia, lepaskan


dan bilas dengan air bersih

Jika terjadi kebakaran, jangan panik :


Gunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia
Jika kebakaran disebabkan oleh sejumlah kecil (50 ml)
pelarut organik, biarkan sampai api mati, jauhkan botol-
botol yang berisi bahan kimia, sipakan alat pemadam
kebakaran (jika diperlukan)
Jika jas/baju terbakar, lepaskan dan padamkan api
dengan lab basah
Pengelolaan bahan kimia B3
Penggolongan bahan kimia B3 secara
umum :
1. Bahan kimia beracun/toksin

2. Bahan kimia korosif/iritasi

3. Bahan kimia mudah terbakar (Flammable)

4. Bahan kimia mudah meledak (explosive)

5. Bahan kimia oksidator

6. Bahan kimia reaktif

7. Bahan kimia radio aktif

8. Gas bertekanan tinggi


Bahan kimia beracun

Masuk kedalam tubuh


melalui terhirup,
tertelan, dan kontak
dengan kulit

Dapat menimbulkan
efek akut dan kronis
Penanganan bahan kimia beracun/toksin
Gunakan lemari asam
Hindari makan dan minum dalam laboratorium
Gunakan alat pelindung yang sesuai
Ventilasi ruangan diperhatikan agar ruangan tidak
lembab dan tercemar oleh gas-gas

Syarat penyimpanan bahan kimia beracun :


ruangan dingin dan berventilasi, jauh dari bahaya
kebakaran, pisahkan dengan bahan-bahan yang
dapat bereaksi, selalu gunakan pelindung diri
Bahan kimia korosif/iritant

Menyerang kulit, mata, dan saluran pernafasan


Bentuk cair : asam nitrat, asam klorida, asam sulfat,
asam flourida, asam forminat, asam asetat, asam
monokhloroasetat, petroleum, hidrokarbon terklorinasi,
karbon disulfida, terpentin
Bentuk padat : NaOH, KOH, Na-silikat, asam karbonat,
kalsium oksida, kalsium karbida, kalsium sianida, asam
trikloroasetat, fenol, natrium, kalsium, perak nitrat
Bentuk gas : Amoniak, asam klorida, asam florida,
formaldehide, asam asetat, sulfur klorida, tionil klorida,
sulfur klorida, sulfur oksida, arses triklorida, fosfor
pentaklorida, ozon, nox, fosgen, akrolein, dikloroetilsulfida,
diklorometileter, dimetilsulfat, kloropikrin
Penanganan bahan korosif/iritan
Hindari kontak dengan tubuh

dengan menggunakna pelindung


tubuh
Ventilasi yang cukup

Jika terkena, cuci/bilas dengan air

sebanyak mungkin bila perlu


dengan air sabun

Syarat penyimpanan :
Ruang dingin berventilasi

Wadah tertutup dan beretiket

Dipisahkan dari zat-zat beracun


Bahan kimia mudah
terbakar
Padat : belerang, fosfor merah dan
kuning, hidrida logam, alkali
Cair : Ether, alkohol, metanol, n-
Heksan, Benzena, Aseton, Pentan,
dsb
Gas : Hidrogen, Asetilen

Syarat penyimpanan :
Ruangan dingin dan berventilasi

Jauhkan/hindari dari sumber api

atau panas, terutama loncatan api


listrik dan bara rokok
Tersedia alat pemadam kebakaran
Bahan kimia mudah
meledak
Hal-hal yang perhatikan dalam
penanganan bahan :
Suhu penyimpanan semakin tinggi maka

akan semakin mudah terjadi reaksi


ledakan
Benturan, gesekan mekanin dapat

menimbulkan pemanasan lokal


Kelembaban yang tinggi dalam

menyimpan akan menyebabkan absorpsi


air yang memudahkan terjadinya reaksi

Syarat penyimpanan : ruangan dingin


dan berventilasi, jauhkan dari sumber api
atau panas, hindari gesekan atau
tumbukan mekanis
Bahan kimia oksidator
Dapat menghasilkan oksigen
dalam penguraian atas
reaksinya dengan senyawa lain
Bersifat reaktif dan eksplosif,
menimbulkan kebakaran yang
sukar dipadamkan

Penggolongan bahan oksidator :


Anorganik : permanganat,

perklorat, dikromat, H-peroksida,


preriodat, persulfat
Organik : peroksida, asetil

peroksida, asam perasetat


Cara penanganan yang dilakukan :
Lakukan uji KI terhadap pelarut sebelum destilasi

Lakukan destilasi tanpa pengaduk udara dan gunakan

pelindung muka pada saat destilasi pelarut organik


Jangan gunakan pelarut yang telah lama

Hindari penyimpanan sisa pelarut seperti eter

Hindari proses oksidasi dengan menyimpan pelarut dalam

botol yang gelap/coklat

Syarat penyimpanan :
Ruangan dingin dan berventilasi

Jauhkan dari sumber api dna panas termasuk loncatan api

listrik dan bara rokok


Jauhkan dari bahan-bahan kimia mudah terbakar atau reduktor
Bahan kimia reaktif
A. Reaktif terhadap air
Mudah bereaksi dengan air dan menghasilkan panas atau gas
mudah terbakar : logam Na, K, Ca, logam anhidrat, oksida non
logam, halida, asam sulfat pekat

Penanganan : jauhkan dari air dan disimpan pada ruangan


kering dan bebas kebocoran, serta jangan gunakan air saat
pemadaman kebakaran terjadi

Syarat penyimpanan :
Ruangan dingin, kering dan berventilasi
Jauhkan dari sumber nyala api dan panas
Bangunan kedap air
Sediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, Dry powder,
halon)
B. Reaktif terhadap asam
Mudah bereaksi dengan asam dan menghasilkan

panas, gas mudah terbakar atau beracun :


logam-logam alkali, kalium klorat/perklorat,
kalium permangat, asam kromat, asam asetat

Syarat penyimpanan bahan reaktif terhadap


asam:
Ruangan dingin dari sumber api, panas dan

asam
Sediakan alat pelindung diri
Teknik Percobaan
Berbahaya
Reaksi Pemanasan
Penggunaan pemasan air untuk pemanasan

pelarut organik (titik didih < 100 OC)


Penggunaan labu gelas boroksilat dengan

pemanas listrik untuk pemanasan pelarut (titik


didih >100OC)

Proses dekstruksi
Ikuti prosedur dan penggunaan jumlah yagn tepat

Dilakukan pada lemari asap

Gunakan corong gelas agar tidak lumpuh


Proses Destilasi dan ekstraksi
Menggunakan pemanas yang tepat

Penambahan batu didih untuk mencegah pendidihan

mendadak. Pada destilasi vakum, aliran udara melalui


kapiler bawah dapat merupakan pengganti batu didih
Perlu diperhatikan hubungan selang dengan keran dan

pipa pendingin
Periksa terlebih dahulu labu didih yang akan digunakan

Pengukuran volume cairan


Gunakan pemompa karet karet atau pipet hisap

Lindungi lebel botol terhadap tetesan cairan

Gunakan corong gelas dalam memindahkan cairan ke

tempat yang bermulut kecil

Anda mungkin juga menyukai