Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 2
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
C. Tujuan Makalah........................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
A. Pengertian dan Identifikasi NH₄OH ....................................................................................... 4
B. Identifikasi Bahaya ................................................................................................................... 7
C. Pencegahan ................................................................................................................................ 8
D. Pengobatan atau Penanganan .................................................................................................. 9
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP............................................................................................................................................ 11
A. Simpulan .................................................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................................ 12
C. Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan kimia berbahaya adalah segala bentuk bahan kimia baik berupa zat tunggal
maupun campuran yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan lingkungan, baik
secara langsung maupun tidak. Artinya, bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan
yang pembuatan, pengolahan,pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya
menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga
dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain
dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan
langsung dengan bahan tersebut. Dampak yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia
berbahaya tersebut dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Dampak secara fisik
Artinya, reaksi hebat yang terjadi dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dapat
menimbulkan suatu hal yang dapat melaukai tubuh kita baik itu berupa ledakan atau
pun kebakaran yang terjadi pada bahan-bahan kimia tersebut.
2. Dampak bagi kesehatan
Artinya, apabila terjadi kontak antara bahan kimia berbahaya tersebut dengan tubuh
kita, seperti terhirup, tertelan, ataupun tersentuhh maka kemungkinan besar akan
menimbulkan efek buruk bagi kesehatan kita, contohnya dapat meneyebabkan alergi,
iritasi, muntah-muntah gangguan sistem reproduksi atau bahkan kanker.
Kehidupan kita memang tidak bisa terlepas dari yang namanya bahan kimia, namun
kita dapat mencari tahu bahan-bahan kimia apa saja yang dapat menimbulkan efek
negatif atas penggunannya.
Salah satu bahan kimia berbahaya dan beracun yang terdapat dalam laboratorium
adalah NH₄OH atau amonium hidroksida. Oleh karena itu, perlu adanya suatu
pemahaman mengenai NH₄OH terutama bahaya, pencegahan, dan pengobatan akibat
terkena bahan kimia tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana identifikasi bahan kimia NH₄O (amonium hidroksida)?
2. Bagaimana identifikasi bahaya dari NH₄OH (amonium hidroksida)?
3. Apa saja yang harus dilakukan agar terhindar dari keracunan NH₄OH (amonium
hidroksida)?
4. Bagaimana cara pengobatan atau penanganan terhadap seseorang yang keracunan
NH₄OH (amonium hidroksida)?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui identifikasi dari bahan kimia NH₄OH (amonium hidroksida).
2. Untuk mengetahui identifikasi bahaya dari NH₄OH (amonium hidroksida).
3. Untuk mengetahui cara yang harus dilakukan agar terhindar dari keracunan NH₄OH.
4. Untuk mengetahui cara pengobatan atau penanganan amonia hidroksida.
BAB II
PEMBAHASAN
Description:
Catalogue Number 105432
Packing : 2,5 LT
Synonyms: Ammonium hydroxide solution, Ammonia water
Specifications:
Assay (acidimetric, NH) 25.0 %
Carbonate (as CO) 10 ppm
Chloride (Cl) 0.5 ppm
Phosphate (PO) 0.5 ppm
Sulphate (SO) 2 ppm
Sulphide (S) 0.2 ppm
Ag (Silver) 0.020 ppm
Al (Aluminium) 0.500 ppm
Au (Gold) 0.100 ppm
Ba (Barium) 0.050 ppm
Bi (Bismuth) 0.100 ppm
Ca (Calcium) 0.500 ppm
Cd (Cadmium) 0.050 ppm
Co (Cobalt) 0.050 ppm
Cr (Chromium) 0.050 ppm
Cu (Copper) 0.100 ppm
Fe (Iron) 0.100 ppm
Ga (Gallium) 0.020 ppm
In (Indium) 0.020 ppm
K (Potassium) 0.500 ppm
Li (Lithium) 0.020 ppm
Mg (Magnesium) 0.100 ppm
Mn (Manganese) 0.050 ppm
Mo (Molybdenum) 0.050 ppm
Na (Sodium) 0.500 ppm
Ni (Nickel) 0.050 ppm
Pb (Lead) 0.050 ppm
Pt (Platinum) 0.100 ppm
Sn (Tin) 0.100 ppm
Sr (Strontium) 0.100 ppm
Ti (Titanium) 0.100 ppm
Tl (Thallium) 0.050 ppm
Zn (Zinc) 0.100 ppm
Substances reducing potassium permanganate (as O) 5 ppm
Residue on ignition (as SO) 10 ppm
Non volatile matter 10 ppm
a. Berikut adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh NH₄OH:
1) Sifat – sifat fisika
Titik leleh : - 77
Titik didih : 28
Berat jenis : 0.91 g/cm3 (25 % w/w) dan 0.88 g/cm3 (35 % w/w)
Berat jenis uap : 1,2 ( udara = 1 )
Wujud zat : Cairan
Bau : Menyengat
Kelarutan : Larut dalam air
Ambang bau : 0,043 – 53 ppm
Warna : Tidak berwarna dan mudah menguap
Kelarutan dalam air : bercampur
2) Sifat Kimia
pH: 13,6
Formula molekul : NH4OH
Berat molekul: 35,04
Fungsi : sebagai pemberi suasana basa.
Konsentrasi : Sampai dengan 30%
Entalpi pembentukan standar : -80 kj.mol-1
Entalpi molar standar : 111 J.mol-1K-1
b. Kegunaan
1) Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik kualitatif
maupun kuantitatif.
2) Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih
sendok garpu perak dan barang logam lainnya.
3) Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat
sengatan serangga untuk menetralkan asam racunnya.
4) Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam
nitrat, Na-karbonat, pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon),
pengawet lateks, dan lain-lain.
B. Identifikasi Bahaya
1. Organ Sasaran
Mata, kulit dan membran mukosa.
2. Rute Paparan
a. Paparan Jangka Pendek
1) Terhirup
Sensasi terbakar, sesak napas, sakit tenggorokan, iritasi saluran
pernapasan (batuk, tenggorokan, dan iritasi hidung), tracheitis dengan
peningkatan sekresi trakea, penyempitan bronkus termasuk bronkospasme,
dengan mengi dan dyspnea.
2) Kontak dengan Kulit
Paparan dari konsentrasi yang pekat dapat menyebabkan eritema,
edema, nyeri, liquefaction necrosis, atau penetrasi luka bakar yang mendalam.
Kontak dengan kulit dapat juga menyebabkan korosif, iritasi, permeator.
Peradangan kulit dapat ditandai dengan gatal, bersisik, kemerahan dan melepuh.
Paparan berulang dengan kabut dari bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit
yang parah.
3) Kontak dengan Mata
Sensasi terbakar pada mata yang dapat berkembang menjadi lakrimasi,
fotofobia, konjungtivitis, edema kelopak mata dan blepharospasm (kedutan
abnormal yang tidak disengaja pada kelopak mata), kemerahan pada mata,
penglihatan kabur, dan sakit mata yang parah. Setelah terpapar konsentrasi yang
tinggi dapat menyebabkan ulserasi kornea, kekeruhan (dengan
neovaskularisasi), iritis, kerusakan lensa (termasuk katarak), glaukoma dan
atrofi retina juga dapat terjadi.
4) Tertelan
Menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan,
luka bakar pada saluran pencernaan, penyempitan tenggorokan, muntah, kejang,
syok, kram perut, nyeri perut. Luka bakar oral, eritema orofaringeal atau
ulserasi, dan berlubangnya esophagus dan atau perut dapat terjadi. Komplikasi
akut dapat mencakup infeksi sekunder dan risiko aspirasi pneumonitis. Efek
jangka panjang dapat juga menyebabkan kelumpuhan pita suara, stenosis
pilorus, dan peningkatan kasus kanker kerongkongan.
C. Pencegahan
1. Ventilasi
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang
memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup.
2. Perlindungan Mata
Kenakan kacamata pengaman/pelindung mata yang direkomendasikan NIOSH
atau EN 166(EU) untuk mencegah kontak mata. Sediakan kran pencuci mata
darurat serta semprotan air deras dekat dengan tempat kerja
3. Pakaian
Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh
disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya
sepatu boot, jas lab atau pakaian yang tahan bahan kimia
4. Sarung Tangan
Kenakan sarung tangan yang tahan bahan kimia. Sarung tangan pelindung yang
dipilih harus memenuhi spesifikasi standar EU Directive 89/686/EEC dan 374 EN.
5. Respirator
Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan
respirator partikel / uap organik yang direkomendasikan NIOSH atau yang setara.
6. APD
Kenakan APD yang lengkap dari kepala hingga kaki. Dimulai dari masker, jas
lab, sarung tangan, dan sepatu lab.
A. Simpulan
Amonium hidroksida, dikenal pula sebagai larutan amonia. Larutan ini terbentuk
karena amonia yang bereaksi dengan molekul air dalam larutan air. Amonium
hidroksida memiliki rumus kimia NH4OH.
1. Kegunaan
a. Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik kualitatif
maupun kuantitatif.
b. Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih
sendok garpu perak dan barang logam lainnya.
c. Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat
sengatan serangga untuk menetralkan asam racunnya.
d. Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam nitrat,
Na-karbonat, pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon),
pengawet lateks, dan lain-lain.
2. Bahaya
a. Terhirup
Sensasi terbakar, sesak napas, sakit tenggorokan, iritasi saluran
pernapasan (batuk, tenggorokan, dan iritasi hidung), tracheitis dengan
peningkatan sekresi trakea, penyempitan bronkus termasuk bronkospasme,
dengan mengi dan dyspnea.
b. Kontak dengan Kulit
Paparan dari konsentrasi yang pekat dapat menyebabkan eritema,
edema, nyeri, liquefaction necrosis, atau penetrasi luka bakar yang
mendalam. Kontak dengan kulit dapat juga menyebabkan korosif, iritasi,
permeator. Peradangan kulit dapat ditandai dengan gatal, bersisik, kemerahan
dan melepuh. Paparan berulang dengan kabut dari bahan ini dapat
menyebabkan iritasi kulit yang parah.
c. Kontak dengan Mata
Sensasi terbakar pada mata yang dapat berkembang menjadi lakrimasi,
fotofobia, konjungtivitis, edema kelopak mata dan blepharospasm (kedutan
abnormal yang tidak disengaja pada kelopak mata), kemerahan pada mata,
penglihatan kabur, dan sakit mata yang parah. Setelah terpapar konsentrasi
yang tinggi dapat menyebabkan ulserasi kornea, kekeruhan (dengan
neovaskularisasi), iritis, kerusakan lensa (termasuk katarak), glaukoma dan
atrofi retina juga dapat terjadi.
d. Tertelan
Menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan,
luka bakar pada saluran pencernaan, penyempitan tenggorokan, muntah,
kejang, syok, kram perut, nyeri perut. Luka bakar oral, eritema orofaringeal
atau ulserasi, dan berlubangnya esophagus dan atau perut dapat terjadi.
Komplikasi akut dapat mencakup infeksi sekunder dan risiko aspirasi
pneumonitis. Efek jangka panjang dapat juga menyebabkan kelumpuhan pita
suara, stenosis pilorus, dan peningkatan kasus kanker kerongkongan.
3. Pengobatan atau Penanganan
a. Pertolongan pertama pada korban keracunan
b. Penatalaksanaan pada korban keracunan
c. Dekontaminasi
d. Perawatan simtomatik dan suportif
B. Saran
Demi keselamatan individu maupun bersama maka sebelum bekerja di dalam
laboratorium, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan K3L dan B3 serta hal-hal apa
saja yang perlu dilakukan, kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena
apa-apa saja yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan
dilaksanakan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan-
kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi, karena mencegah lebih baik
dari pada mengobati. Dengan kehati-hatian serta pengetahuan akan teknik kerja yang
benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.
C. Daftar Pustaka
Docplayer. https://docplayer.info/71563562-Bahan-bahan-kimia-berbahaya-dan-cara-
penanganannya.html. 02 September 2019 (19.00).
Mariyam, Siti. 2017. Makalah Kimia Dasar Senyawa Amonium Hidroksida NH₄OH.
https://www.academia.edu/35462339/MAKALAH_KIMIA_DASAR_SENYAWA_AMONI
UM_HIDROKSIDA_NH₄OH. 02 September 2019 (19.13).
Sihotang, JH. 2017. Makalah Keselamatan Laboratorium MSDS NH3 NH₄OH dan Cara
Penanganan Bahaya Kontak dengan Bahan.
https://www.scribd.com/document/329537110/MAKALAH-KESELAMATAN-
LABORATORIUM-MSDS-NH3-NH4OH-DAN-CARA-PENANGANAN-BAHAYA-
KONTAK-DENGAN-BAHAN. 02 September 2019 (20.00).