Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN K3 DI

LABORATORIUM SUMBER DAYA


LAHAN
Presentation by :

• Choirotun Nisa’iyah (1625010020)


• Mega Wati Pangando (1625010026)
• Elviana Wahyuning Tyas (1625010029)
• Dika Hidayati Kurnia (1625010031)
• Veronica Maria Angelina (1625010032)
• Jihan Fadhillah (1625010033)
• Khafidhotur Rizal (1625010034)
• Velda Tania (1625010035)
• Ardianti Pramesti I. (1625010037)
Latar Belakang

Laboratoriun SDL memiliki bahan beresiko tinggi karena terdapat cairan kimia
berbahaya. Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan
peralatan laboratorium, meka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa
penting agar setiap praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan
sebagaimana mestinya tanpa terjadi hal – hal yang tidak di inginkan.
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi
dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna
Deskripsi
NAMA LABORATORIUM
• LABORATORIUM SUMBER DAYA LAHAN PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI – FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PENANGGUNG JAWAB (Kepala Laboratorium)
• DR.IR. BAKTI WISNU WIDJAJANI, MP.

JENIS LABORATORIUM
• LABORATORIUM PENDIDIKAN  (Teaching Laboratory)
• LABORATORIUM PENELITIAN (Research Laboratory)
• LABORATORIUM JASA (UJI DAN KONSULTASI) (Test Laboratory)
Deskripsi

• VISI        :     Mampu menempatkan diri sebagai laboratorium  Sumber Daya


Lahan  yang mandiri dan memiliki keunggulan dibidang pendidikan, penelitian
dan pelayanan.
• MISI       :     Laboratorium Sumber Daya Lahan  merupakan sarana yang
memberikan layanan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktikum,
penelitian dan layanan masyarakat.
• TUJUAN :
1. Mengembangkan ilmu Tanah dan terapannya
2. Melaksanakan praktikum yang menunjang pembelajaran dan penelitian
3. Sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian bagi sivitas akademika dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Komponen Keselamatan Kerja

1. Komunikasi
• Ada kebijakan tertulis mengenai keselamatan kerja
• Ada daftar dari laboratorium mengenai ketentuan problem K3

2. Mempraktekkan bekerja dengan aman


• Mempraktekkan tiap-tiap individu dalam melakukan pekerjaan yang penuh resiko
• Bahan kimia dan daftar pemeliharaannya digunakan
• Memakai alat pelindung diri seperti jas laboratorium

3. Pengawasan keselamatan kerja


• Melakukan pengawasan pada individu yang ada di laboratorium
• Ikuti atas semuanya saran keselamatan kerja
• Ketentuan keselamatan mesti diperkuat
Pakaian pelindung

Ketika bekerja di dalam laboratorium,


diharapkan menggunakan pelindung
tubuh. Hal ini dimaksud untuk
melindungi tubuh dari tumpahan bahan
kimia atau api sebelum mengenai kulit
pemakainya. Selain itu, pelindung
tubuh ini juga melindungi tubuh dari
temperatur yang ekstrim, cuaca buruk,
bahan kimia atau serpihan metal,
semprotan dari tekanan yang bocor,
tabrakan atau tertusuk, kontaminasi
debu, dan lain-lain. Secara umum
Peralatan Kerja

Beberapa peralatan kerja


pada Laboratorium SDL:
• Cawan Petri
• Oven
• Desikator
• Beaker Glass
• Timbangan Analitik
• Alat pengocok
• Dan lain-lain
Resiko pekerjaan

Beragam Jenis Resiko Pekerjaan di Laboratorium


SDL yaitu :
• Kondisi Dalam taraf besar
• Pelanggaran Keamanan
• bahan kimia beracun
• Bahan kimia mudah terbakar, eksplosif dan reaktif
• Bahaya Hayati
• Limbah Berbahaya
• Bahaya Fisik
Rekomendasi penerapan K3

1. Membuat peraturan Keselamatan Kerja


Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :

1. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di


laboratorium.

2. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat


kegiatan di laboratorium

3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar


dan beracun

4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara,


sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.
2. Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium.
3. Bekerja dg Bahan Kimia
1. Hindari kontak langsung dg bahan kimia

2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia

Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada


3. perintah khusus ( cukup dg mengkibaskan kearah hidung )

Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit


4. menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)
4. Memindahkan Bahan Kimia
Hal yang harus diperhatikan adalah: 5. Memindahkan Bahan Kimia Cair
• Baca label bahan sekurang kurangnya dua
kali untuk menghindari kesalahan dalam Hal yang harus diperhatikan adalah :
pengambilan bahan misalnya antara asam
sitrat dan asam nitrat. • Tutup botol dibuka dg cara dipegang dg
jari tangan dan sekaligus telapak tangan
• Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan .
memegang botol tersebut.
• Jangan menggunakan bahan kimia secara
• Tutup botol jangan ditaruh diatas meja
berlebihan.
karena isi botol bisa terkotori oleh
• Jangan mengembalikan bahan kimia ke kotoran yang ada diatas meja.
tempat botol semula untuk menghindari
• Pindahkan cairan menggunakan batang
kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang
pengaduk untuk menghindari percikan.
terasa boros
• Pindahkan dengan alat lain seperti pipet
volume shg lebih mudah
6. Memindahkan Bahan Kimia Padat
• Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
• Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
• Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi

7. Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi


• Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
• Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
• Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
• Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak
mengenai orang lain.
8. Cara memanaskan dg gelas Kimia
• Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
• Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak.
• Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya saja
supaya tidak terjadi tumpahan.
9. Peralatan dan Cara Kerja
• Botol reagen harus dipegang dg cara pada bagian label ada pada telapak
tangan .
• Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila
memasukkan gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai
pelindung.
10. Pembuangan Limbah
• Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
• Buang pada tempat yang disediakan .
• Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
• Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
• Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dg
pengenceran air yang cukup banyak.
• Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
• Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol
dan diberi label yg jelas.
Terkena Bahan Kimia
1. Jangan panik . Kombinasi bahan dibawah ini
berpotensi terjadi kecelakaan
Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh kerja, oleh karenanya harus
2. dihindari:
karenanya dilarang bekerja sendirian di laboratorium.
• Natrium atau Kalium dg air
Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan • Amonium nitrat, serbuk
3.
tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih. seng dan air .
• Kalium nitrat dg natrium
4. asetat.
Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
• Nitrat dengan ester.
• Peroksida dg magnesium,
5. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup seng atau aluminium.
oksigen. • Benzena atau alkohol dg
api
6. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik
secepatnya.
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya
berikut ini ada beberapa simbul bahaya yang harus dikenalai :
Salah satu contoh penerapan K3 di Laboratorium SDL
berupa peraturan dan langkah membersihkan peralatan
Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa


tujuan utama dari program keselamatan dan kesehatan
kerja adalah memberikan perlindungan kepada pekerja
dari bahaya kesehatan dan keselamatan yang
berhubungan dengan lingkungan kerja.. Upaya tersebut
bisa dilakukan dengan mengelola risiko yang
teridentifikasi di lingkungan kerja.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai