Disusun Oleh:
Aqmalia (174101484010024)
Hadisshya Fitri Ramadhani (174101484010028)
Hendri Firdaus (174101484010038)
Noor Haliza Irhamni (174101484010030)
I Wayan Sudeyase (174101484010036)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunianya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium” dengan lancar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai kalangan guna menyempurnakan pembuatan makalah di
waktu yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan,semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. P3K di Laboratorium...................................................................................................3
C. Peraturan Keselamatan Kerja di Laboratorium...........................................................2
D. Tanda-Tanda Keselamatan Kerja.................................................................................3
E. Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium....................................................................4
F. Teknik Penanganan Keselamatan Kerja.......................................................................5
M. Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja....................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi di
dunia, jumlah yang tinggi ini pula diimbangi dengan tingginya jumlah pekerja
dimana mencapai 114,63 juta orang, sebanyak 42,38 juta orang (36,97%) bekerja
pada sektor formal dan 72,25 juta orang (63,03%) bekerja pada sektor informal
(Badan Pusat Statistik, 2014). Berdasarkan ILO tahun 2016 setiap 15 detik,
seorang pekerja meninggal dari kecelakaan kerja atau penyakit. Setiap 15 detik,
153 pekerja mengalami kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Setiap
hari, 6300 orang meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan lebih dari 2,3 juta kematian pertahun.
Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi
naluri dari setiap makhluk hidup. Kondisi perburuhan yang buruk dan angka
kecelakaan yang tinggi mendorong berbagai kalangan untuk berupaya
meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja (Fitriana dan Anik, 2017). Menurut
Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 ayat 1 menunjukan bahwa dengan
perumusan ini ruang lingkup bagi berlakunya undang-undang ini jelas ditentukan
oleh 3 unsur yaitu tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha, adanya
tenaga kerja yang bekerja disana, adanya bahaya di tempat kerja itu.
Laboratorium merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian,
pelayanan, dan uji mutu. Institusi-institusi pendidikan, industri, dan lembaga-
lembaga penelitian dan pengembangan memiliki laboratorium kimia dalam jenis
yang berbeda-beda dalam desain, fasilitas, teknik dan penggunaan dan bahan
kimianya. Dalam sudut pandang keselamatan kerja di dalam laboratorium, semua
laboratorium tersebut memiliki bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan
bahan kimia dan teknik selama bekerja.
Kecelakaan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tak diduga semula yang
mengacaukan suatu prosesyang telah direncanakan oleh pihak-pihak yang
berangkutan. Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang
dapat terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Bagaimana cara agar suatu laboratorium dapat memunculkan kondisi yang
nyaman bagi penggunanya?
2. Bagaimana agar tidak terjadi kecelakaan ketika bekerja di suatu laboratorium?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui cara agar dapat memunculkan suasana dan kondisi laboratorium
yang nyaman.
2. Mengetahui cara pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan ketika bekerja di
suatu laboratorium.
BAB II PEMBAHASAN
A. P3K di Laboratorium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi ataupun
ilmu lain dilakukan. Laboratorium biasanya digunakan untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatankegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium dapat
diartikan dari kata “labortory”. Menurut menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia No.134/0/1983, yang dimaksud dengan laboratorium adalah sarana
penunjang jurusan dalam studi yang bersangkutan, dan sumber unit daya dasar
untuk mengembangkan ilmu dan pendidikan. Dalam pendidikan laboratorium
adalah tempat proses belajar mengajar melalui meode praktikum yang
menghasilkan praktikum hasil pengalaman belajar.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
605/MENKES/SKNI1 tahun 2008 tentang Standar Balai Laboratorium Kesehatan
dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan yang bertujuan supaya setiap
laboratorium memiliki standar yang baik.Standar tersebut meliputi standar
ketenagaan, standar sarana, prasarana dan alat, standar media dan reagen,
keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium serta pencatatan dan pelaporan
(Kemenkes, 2008).
Potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia diantaranya saat
pengambilan reagen dari lemari asam potensi bahaya yang terjadi seperti
keracunan, sesak nafas, iritasi mata, iritasi kulit, dan luka bakar.Kemudian pada
saat pengisian buret potensi bahaya yang terjadi sepeti luka, iritasi mata, dan
tertelan bahan kimia. Penggunaan oven dan kompor potensi bahaya yang ada
seperti terpapar panas, kebakaran, penggunaan gelas ukur yang sudah menggumpal
mengakibatkan luka gores. Pengambilan reakgen dari lemari/gudang penyimpanan
bahan kimia potensi bahaya yang terjadi ada pusing, mual, sakit tenggorokan,
iritasi mata, dan sesak nafas (Amanah, 2011).
Upaya penganggulangan potensi bahaya antara lain dengan cara administrasi
pembuatan prosedur K3 manual,engeneering/rekayasa seperti pemasangan alarm
pada lemari asam, subtitusi dengan penggantian alat yang sudah pecah dengan alat
yang baru, mengganti bahan kimia yang berbahaya/berisiko dengan bahan kimia
yang tidak terlalu berbahaya namun dengan fungsi yang sama dan penggunaan alat
pelindung diri (Amanah, 2011).
Keselamatan bidang kimia berarti menjaga agar tidak terjadi kecelakaan yang
menyangkut bahan kimia berbahaya. Hal ini memiliki dua aspek pokok, yaitu :
1. Menjaga agar tidak terjadi akibat yang tidak diinginkan dalam pengolahan,
pengangkutan, penanganan, atau penyimpanan bahan kimia berbahaya.
2. Menjaga agar tidak ada bahan kimia berbahaya yang tidak sengaja terlepas
( bocor ) dari pengolahan, pengangkutan, atau penyimpanan.
Hal ini dilakukan agar racun tidak masuk dalam tubuh kita.
4. Tidak boleh mencampur bahan kimia tanpa seijin petugas yang bersangkutan.
2. Tanda pengenal untuk tabung gas bertekanan dan katup penyusut tekanan.
Gas Warna
Oksigen Biru
Nitrogen Hijau
Hidrogen Merah
Asetilena Kuning
Gas-gas lain yang tidak dapat terbakar Abu-abu
Sarung Tangan
Pelindung kontak langsung antara tangan dan zat zat bahan kimia
Perlindungan Kaki
Hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan pada kaki salah satunya adalah akibat
bahan kimia. Cairan seperti asam, basa, dan logan cair dapat menetes ke kaki dan
sepatu.
Perlindungan Telinga
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk praktikan yang
bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras
ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin.
Perlindungan Badan
1) Jas Laboratorium
Selanjutnya, sebelum memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita
gunakan, lakukan terlebih dahulu hazard identification (identifikasi bahaya) dan
risk assessment atau penilaian resiko dari suatu pekerjaan, proses atau aktifitas.
Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita identifikasi.
Jangan memutuskan hanya berdasarkan perkiraan.
F. Teknik Penanganan Keselamatan Kerja
Tindakan penting dalam penanganan keselamatan kerja yaitu :
a. Tidak boleh panik.
b. Memperhatikan nafas korban, bila pernafasan berhenti segera dilakukan
pernafasan buatan ( dari mulut ke mulu).
c. Menghentikan pendarahan dilakukan dengan menekan tempat pendarahan kuat-
kuat dengan tangan, dengan sapu tangan atau kain.
d. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Contoh : Asam sulfat ( H2SO4), Asam nitrta (HNO3), Asam klorida (HCl),
Asam formiat (HCOOH), Asam asetat (CH3COOH), Karbon disulfat
(CS2)
- Bahan korosif gas :
Contoh : Amonia (NH3), Asam fluoride (HF), Gas klor (Cl2), Nitrogen
oksida (NO)
Apabila kulit terkena bahan kima yang bersifat korosif, cucilah lebih dahulu
dengan air yang mengalir kemudian lakukan hal seperti yang dibawah ini :
Jika terkena basa kuat , cucilah dengan asam cuka encer 0,25 N (Normalitas )
lalu balut dengan salep bor/salep yang berlemak
Jika terkena asam kuat, cucilah dengan soda kue NaHCO3 1% kemudian
dibalut setelah dilapisi dengan campuran gliserol dan MgO (2:1)
Jika terkena asam yang encer ,secepat mungkin disiram dengan ammonia encer
dan air
Jika mejakerja terkena basa, disiram dengan cuka encer lalu baru disiram
dengan air.
A. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium bertujuan agar petugas,
pengguna, dan lingkungan laboratorium saat bekerja selalu dalam keadaan sehat,
nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pengguna maupun pelaksana
merupakan langkah yang penting untuk mewujudkan tujuan tersebut. Demikian
pula dengan pihak-pihak yang bekerja harus berpartisipasi secara aktif, bukan
hanya sebagai obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. Hal
utama yang perlu dilakukan adalah dengan mematuhi peraturan bekerja di
laboratorium dan bekerja dengan aman serta didukung oleh infrastruktur yang
memadai sesuai dengan prosedur yang ada. Melalui kegiatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, diharapkan pengguna laboratorium yang bekerja di
laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas dapat
dijalankan secara maksimal, baik itu untuk pendidikan maupun dalam hal
pelayanan publik.
B. Saran
Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan yang dapat membahayakan tubuh
baik luar maupun dalam. Oleh sebab itu, bekerja di dalam laboratorium harus
berhati-hati. Dari hal tersebut, keselamatan dan keamanan kerja harus selalu
diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA