Disusun Oleh :
Kelompok 4 TK 1B
KESEHATAN BANDUNG
2020
Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrohim…
Tak lupa kami ucapkan rasa Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen Mata
Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) , Ibu Ayu Nala Elmuna, H,S,Si,M.Biotek
yang telah memberikan ilmunya kepada kami.
Dalam Tugas ini kami membahas tentang bangunan dan sarana laboratorium.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kami pribadi
dan orang lain.
Kami sadar betul bahwa penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, guna perbaikan
penulisan atau penyusunan makalah kami selanjutnya.
Terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang mampu memfasilitasi peserta didik
secara maksimal sehingga mampu berkontribusi positif untuk perkembangan serta
pembangunan nasional. Salah satu komponen pendidikan yang wajib ada dalam
pendidikan yaitu sarana dan prasarana. Menurut Barnawi dan M. Arifin (2012) sarana
pendidikan mencakup peralatan semua dan perlengkapan yang secara langsung
menunjang proses pendidikan sedangkan prasarana pendidikan mencakup semua
peralatan dan perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan.
Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang wajib ada karena
sangat penting dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu bangunan dan sarana laboratorium
2. Untuk mengetahui apa itu laboratorium Pendidikan
3. Untuk mengetahui syarat-syarat laboratorium
4. Untuk mengetahui tata ruang laboratorium
5. Untuk mengetahui resiko di laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN
1. Laboratorium tidak terletak diatas tanah pertanian dan tidak terletak diarah
mata angin.
Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata angin atau
kemana arah mata angin bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang
laboratorium.angin dapat membawa debu,membawa asap dari luar ruangan
laboratorium,atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan bahaya dari zat-
zat yang beracun,yang dimaksudkan juga untuk menghindari terjadinya
pencemaran udara.
2. Dinding laboratorium harus berwarna terang.
Untuk menciptakan pencahayaan yang baik. Selain dari sinar matahari
(sumber alami) dan cahaya lampu (sumber buatan),dinding lab juga sangat
berperan dalam memaksimalkan tingkat pencahayaan di dalam laboratorium.
Juga perlu disediakan pencahayaan untuk keadaan darurat. Lalu dinding juga
harus tahan air agar mudah dibersihkan, maka dinding dapat dilapisi dengan
cat epoxy.
3. Bentuk/desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan atau
keamanan.
Struktur bangunan dan bahan dari bangunan yang dibuat harus
dipastikan tidak memberikan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan dari
personal yang ada di laboratorium.diupayakan sudut antara dengan langit-
langit melengkung ( tidak tersudut tajam).
4. Lokasi bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya
pencemaran dari lingkungan sekelilingnya,
Lokasi yang suplai listriknya memiliki frukluasi voltase yang cukup
baik agar kebutuhan penelitian dapat tercapai dengan baik.
Jauh dari sumber getaran seperti rel kereta api atau jalan yang dilewati
kendaraan berat. Agar terciptanya suasana aman dan tenang dalam
penelitian dan terhindar dari gangguan.
Terletak di tempat yang tidak tercemar agar penelitian berjalan dengan
lancar .
Letak laboratorium mempunyai jarak yang jauh terhadap sumber air.
Hal ini untuk menghindari pencemaran air.
Laboratorium harus mempunyai saluran pembuangan air pencuci agar
tidak mencemari sumber air penduduk sekitar.
Jarak laboratorium harus cukup jauh dari bangunan lain. Agar ventilasi
dan penerangan alami yang optimum dapat diperoleh ( jarak minimal 3
m ).
5. Lubang pemasukan dan pengeluaran udara serta pipa-pipa dan salurannya
hendaklah dipasang sedemikian rupa.
6. Lantai tidak boleh licin dan harus rata agar tidak mengganggu aktivitas di
dalam laboratorium.
Pemilihan permukaan lantai tidak boleh licin untuk menghindari tumpahan
yang mungkin terpapar, terkontaminasi lainnya yang mungkin terpapar
termasuk debu yang akan timbul. Jika licin kemungkinan dapat terjadi slip,
tanpa sambungan (nat, hospital plinth, kedap air. Dan harus tahan terhadap
bahan kimia apabila tumpah muda di bersihkan dan didesinfeksi.
b. Berupa perlengkapan
Kursi Kuliah (bangku)
Meja demonstrasi
Meja siswa
Meja dinding
AC / Kipas Angin
LCD Projector
Papan tulis / white board
Komputer (Laboratorium)
Lemari alat dan bahan
Bak cuci
Shower pembasuh mata
2.2.3 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sarana laboratorium
a. Ketinggian penyimpanan alat dan bahan perlu diperhatikan agar tidak
menyebabkan pesrta praktikum di laboratorium membungkuk atau melebihi
kepala
b. Bangku harus dirancang sedemikian rupa agar tersedia ruang untuk kaki dan lutut
c. Ketinggian bangku harus disesuaikan atau fleksibel
d. Meja praktikum tidak boleh tembus air, harus tahan terhadap asam basa kemudian
harus terbuat dari porselin, meja praktikum harus memiliki perlawanan terhadap
asam dan tidak mudah untuk menghasilkan reaksi kimia
e. Lemari alat dan praktikum
1. Alarm kebakaran
Alarm kebakaran banyak digunakan untuk memberikan peringatan otomatis
mengenai kebakaran yang terjadi. Alarm kebakaran tidak hanya digunakan di
gedung-gedung tinggi, tetapi juga di gedung-gedung kecil yang memperhatikan
aspek keselamatan. Cara kerja alarm kebakaran sangat sederhana , alat ini akan
megeluarkan signal berupa suara alarm dan indikasi lampu menyala apabila
detektor menemukan salah satu atau beberapa tanda kebakaran, misalnya api,
asap, gas, maupun panas pada area yang dipasang alarm kebakaran.
2. Unit pencucian mata
Unit pencuci mata digunakan untuk mencuci mata atau muka jika terkena
percikan cairan bahan kimia. Air dari pencuci mata dialirkan selama mungkin
untuk menghilangkan sisa-sisa cairan bahan kimia yang menempel. Unit
pencucisn mata biasanya di tempat kan di dekat pancuran keselamatan.
3. Kotak P3K
Kotak berisi obat-obatan dan perlengkapan peralatan pertolongan pertama
yang biasanya digunakan untuk mengobati cedera atau luka ringan, seperti
teriris, tergores, tersengat serangga, terkilir, dan luka bakar ringa. Isi dari kotak
P3K biasanya yaitu kain kasa steril, cairan antiseptic, sarung tangan,
termometer, pinset, gunting, pelester luka, obat-obatan dll.
4. Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Oleh sebab
itu ventilasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan
kontaminasi udara yang terjadi di laboratorium yang disebabkan zat kimia dapat
keluar dan digantikan oleh udara segar.
5. Alat dan bahan pemadam kebakaran
Digunakan unutuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Cara kerjanya yaitu
pertama tarik pin pengaman yang ada pada alat pemadam api, pada saat menarik
pin jangan tekan hendle agar tekanan tidak keluar. Kedua angkat dan arahkan
nozzle sumber api dengan memegang ujung selang alat pemadam api agar
penyemprotan dapat terkendali. Ketiga tekan terus hendle sampai api bias
dipadamkan atau isinya abis. Keempat arahkan alat pemadam kebakaran dari
kiri ke kanan atau sebaliknya.
6. Pancuran keselamatan
Pancuran keselamatan merupakan salah satu alat K3 yang berfungsi untuk
mengaliri air. Sediakan pancuran keselamatan di daerah penanganan bahan
kimia. Alat ini di gunakan pada saat P3K awal jika percikan bahan kimia
terkena anggota tubuh dan untuk memadamkan pakaian yang terbakar.
7. Pintu darurat
Pintu darurat berfugsi untuk evakuasi cepat dan aman jika terjadi kebekaran atau
kecelakaan pada suatu area.
8. Selimut kebakaran/fire blanet
Merupakan salah satu alat pemadam kebakaran untuk memadamkan api secara
efektif di gunakan untuk memadamkan kebakaran pada tahap awal dan
kebakaran sulit di padamkan oleh air misalnya api akibat minyak atau lemak
dan korsleting listrik. Selimut kebakaran ini terbuat dari kain berkualitas yang
mempunyai tahan terhadap panas. Selimut kebakaran biasanya berukuran 1,2 m
X 1,2 m atau 1,8 m X 1,8 m.
Adapun potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia adalah
a) Korosif
b) Iritasi
c) Reaksi Alergi
d) Asfiksiasi
e) Kanker
Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah
terbukti pada manusia.
f) Efek Reproduksi
Contoh :
g) Racun Sistemik
Contoh :
a) Bakteri
b) Virus
c) Jamur
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih
komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari
jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.
a. Subtitusi
Yang dimaksud subtitusi adalah penggantian bahan-bahan berbahaya/beracun
dengan bahan yang tidak beracun.
b. Isolasi
Isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan
yang mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja atau
tidak kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup dilakukan
dengan mengontrol dari luar atau tempat lain.
c. Ventilasi
Ventilasi yang dimaksudkan disini adalah mengatur sirkulasi udara yang baik
masuk kedalam ruang kerja. Ada berapa macam ventilasi, tetapi disini yang
dibicarakan adalah ventilasi ekshauster. Ada dua macam ekshauster yaitu,
Lokal Ekshauster (ekshauster yang dipakai hanya pada tempat dimana orang
bekerja) dan General ekshauster (ventilasi untuk seluruh ruangan).
d. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pemakaian alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem tersebut
diatas tidak dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya bahan kimia yang
ada pada suatu lingkungan kerja ataupun kurang efisien penggunaannya. Ada
berapa macam alat pelindung diri antara lain: Masker, sarung tangan, jas lab,
respirator, dll.
e. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi
f. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja
g. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak datu
kali setiap bulan
h. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya
mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.
i. Mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah
penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.
BAB III
HASIL DISKUSI
1. Dita :Mengapa bangunan laboratorium harus tidak terletak searah dengan mata
angin?
Jawaban : karena arah mata angin atau kemana arah mata angin bertiup akan
mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium.angin dapat membawa debu,membawa
asap dari luar ruangan laboratorium,atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan
bahaya dari zat-zat yang beracun,yang dimaksudkan juga untuk menghindari
terjadinya pencemaran udara.
2. Khirsa : Apakah perbedaan dari Iritasi dan alergi
Jawaban :
Alergi pada dasarnya adalah reaksi abnormal seseorang terhadap suatu zat yang
biasanya tidak menyebabkan reaksi pada kebanyakan orang lain. Jika sudah
terpapar suatu zat maka sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dan melepaskan
antibody yang disebut immunoglobulin E. lalu bermigrasi ke sel-sel tubuh dan
menyebabkan pelepasan bahan kimia inflamasi yang disebut histamine.
Selanjutnya respon histamine yang membuat seseorang mengalami alergi dengan
gelaja kulit memerah dan bengkak, mata berair, batuk serta gatal pada bagian tubuh
tertentu
Iritasi yang disebabkan bahan kimia aktif yang terpapar pada kulit akan
melemahkan daya tahan lapisan terluar permukaan kulit dan mengembangkan
peradangan dan kerusakan pada permukaan kulit. Bentuk iritasi yang biasanya
muncul pada kulit ditandai oleh kemerahan, gatal, rasa terbakar, dan bahkan
melepuh. Iritasi ini biasanya terjadi pada kulit sensitive yang terjadi karena adanya
kontak dengan zat pengiritasi
3. April :Apa yang dimaksud ventilasi mekanik itu? Tata letak yang baik seperti apa
untuk ventilasi mekanik?
Jawaban : Ventilasi mekanika adalah alat yang membantu untuk memaximaksimalkan
ventilasi udara agar sesuai dengan kebutuhan laboratorium, biasanya ventilasi
mekanika berupa kipas angin, exhaust, dan ac.
Tata letak yang baik biasanya terdapat di dinding atas ruang laboratorium dan sesuai
kebutuhan masing-masing ruang laboratorium
4. Ira :Mengapa laboratorium tidak boleh berdekatan dengan kantin?
Jawaban : Karena sangat mempengaruhi kepada pencahayaan dan ventilisai yang
dibutuhkan laboratorium tidak dapat terpenuhi secara maximal jarak minimal antara
bangunan laboratorium dengan bangunan yang lain minimal 3 m, dan agar terhindar
dari zat-zat yang ditimbulkan dari laboratorium yang dapat mencemari lingkungan
terutama polusi
5. Sarah :Jelaskan ruang laboratorium tetap dan tidak tetap?
Jawaban : laboratorum tidak tetap merupakan Tatanan dalam ruang yang terdiri dari
perabotan dan peralata yang mudah dipindah-pindahkan. Sedangkan ruang yang tetap
merupakan tatanan ruangan yang terdiri dari ruang persiapan,ruang praktik,ruang
penimbangan dan lain-lain
6. Citra : Apakah ada resiko apanyang terjadi jika ruangan laboratorium tidak berbentuk
bujur sangkar?
Jawaban: tidak ada resiko apapun, karena hanya untuk memungkinkan jarak antara
doen dan peserta didik dapat lebih dekat sehingga memudahkan kntak antara
dosen/instrktur laboratorium dengan peserta didik
7. Raychan : bagaimana jika suatu laboratorium tidak memiiki fasilitas yang telah
ditetapkan karena biaya yang tidak memadai ?
Jawaban : jika ingin membuat suatu laboratorium harus memenuhi persyaratan dan
ketentuan tersebut, jika persyaratan dan ketentuan belum dapat terpenuhi karena
terkendala dana maka belum diperbolehkan membangun suatu laboratorium, selain itu
ada opsi kedua yaitu jika dana tidak memadai untuk melengkapi fasilitas laboratorium
maka membangun Laboratorium yang lebih sederhana seperti laboratorium untuk
tingkat SMA yang tidak memerlukan fasilitas yang sangat lengkap.
8. Tanti : dalam laboratorium harus menggunakan APD khususnya masker. Maskr apa
yang digunakan untuk di ruangan laboratorium?
Jawaban :Masker yang biasa digunakan terdapat beberapa jenis, yaitu Masker
penyaring debu, yaitu masker yang digunakan untuk melindungi pernapasan dari
serbuk-serbuk logam dan serbuk kasar lainnya, Masker berhidung, yaitu masker yang
digunakan untuk menyaring debu atau benda lain sampai berukuran 0,5 mikron,
Masker bertabung, yaitu masker yang digunakan untuk melindungi pernapasan dari
gas-gas berbahaya. Masker bertabung memiliki filter yang baik dari masker
berhidung.
9. Dalfa : apa yang akan terjadi jika laboratorium tidak kondusif?
Jawaban : Penelitian akan terganggu dan tidak menghasilkan hasil yang maximal.
Karena setiap penelitian memiliki ketentuan masing-masing, contohya dalam hal
pencahayaan, jika dalam suatu praktikum pencahayaannya tidak terpenuhi sesuai
ketentuan maka hasil penelitian tidak maksimal bahkan gagal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tentunya masih menyadari jika makalah
diatas masih banyak kekurangan, kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan pedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
Daftar Pustaka
https://www.perkuliahan.com/makalah-manajemen-laboratorium/
Jurnal bppsdmk.kemkes.go.id.kesehatandankeselamatan kerja.
http://www.poltekkesdenpasar.ac.id/kesehatanlingkungan/laboratorium-kimia-2/
(diakses pada tanggal 7 september 2020 )
Hartati, Jati Lestariani D, Ettioppia.2014. K3LH Bidang Keahlian Kesehatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Jurnal Kesehatan Gigi Vol.4 No.2 (2016) http://www.poltekkes-
denpasar.ac.id/keperawatangigi/wp-content/uploads/2017/02/2.-Laboratorium.pdf
LAMPIRAN